Tahapan Peneltian .1 Penyiapan larutan Pembuatan larutan dapar fosfat 0,1M pH 6,0

24

b. Penyiapan larutan baku induk

Larutan baku induk glipizid dibuat dengan melarutkan senyawa baku glipizid dalam metanol sehingga diperoleh larutan baku induk glipizid dengan konsentrasi 1mgmL. Baku induk disimpan pada suhu 2-8 ⁰C.

c. Penyiapan larutan plasebo

Matriks tablet glipizid ER yang digunakan mengacu pada informasi produk Glucotrol XL ® PT. Pfizer yang terdiri dari polietilen oksida, hidroksi propil metil selulosa HPMC, magnesium stearat, natrium klorida, etil selulosa, polietilen glikol, opadry- white Roerig, 2013. Campuran matriks dilarutkan dalam dapar fosfat kemudian disaring. Selanjutnya disimpan pada suhu 2-8 ⁰C sebagai larutan plasebo.

d. Penyiapan larutan baku kerja

Larutan baku induk glipizid yang telah dibuat dengan konsentrasi 1 mgmL, dipipet sejumlah tertentu sesuai konsentrasi baku kerja sampel simulasi yang diinginkan ke dalam labu tentukur 10 mL yang berisi 4 mL larutan plasebo, diencerkan dengan dapar fosfat sampai tanda, dipipet 1 mL kemudian diekstraksi fase padat dan hasil elusi diencerkan lagi dengan dapar fosfat hingga 5 mL.

IV.3.2 Penyiapan fase gerak

Fase gerak merupakan campuran dapar fosfat pH 6,0 : metanol dengan perbandingan 55:45.

IV.3.3 Optimasi Ekstraksi a. Penentuan pelarut sampel

Salah satu syarat pengujian menggunakan KCKT bahwa analit harus terlarut dalam pelarut yang digunakan. Sampel tablet glipizid ER memiliki matriks yang sangat komplek yang sebagian besar bersifat hidrofil, sementara glipizid sifatnya tidak larut dalam air. Dengan demikian diperlukan optimasi pada tahap ekstraksi yakni jenis pelarut dan jenis sorben yang digunakan sehingga dapat dilanjutkan ke tahap analisis menggunakan KCKT. 25

b. Penentuan sorben ekstraksi fase padat

Pemilihan sorben atau penyerap yang digunakan berdasarkan kemampuannya berikatan dengan analit, dimana ikatan antara analit dengan sorben harus lebih kuat dibandingkan antara ikatan analit dengan matriks sampel. Kondisi ini bertujuan agar analit dapat tertahan dalam sorben dan dapat dilepaskan ikatannya dengan sorben mengguakan pelarut yang selektif pada tahap elusi.

IV.4 Uji kesesuaian sistem

Uji kesesuaian sistem dilakukan dengan menyuntikkan larutan baku induk yang telah diencerkan dengan dapar fosfat sehingga didapatkan konsentrasi 0,05 mgmL sebanyak 6 kali, kemudian dilihat resolusi Rs 1,5 , faktor ikutan Tf 2, jumlah lempeng teoritis N 2000, dan RSD luas puncak RSD 2.

IV.5 Validasi Metode

Validasi prosedur analisis tablet glipizid ER meliputi spesifisitasselektivitas, linearitas, batas deteksi LOD dan batas kuantisasi LOQ, kecermatanakurasi dan keseksamaanpresisi.

IV.5.1 Kekhasan Spesifisitas

Parameter spesifisitasselektivitas ditentukan dengan melakukan analisis terhadap pelarut, larutan plasebo, larutan baku, larutan sampel placebo-spiked . Pengujian ini untuk memastikan bahwa prosedur analisis ini spesifik untuk glipizid tanpa ada gangguan dari matriks ataupun pelarut. Kriteria keberterimaan ditentukan dengan melihat tidak adanya gangguan pada waktu retensi senyawa uji dan resolusi senyawa uji Rs 1,5.

IV.5.2 Linearitas

Uji linearitas metode analisis dilakukan dengan menggunakan satu seri larutan baku kerja glipizid dengan konsentrasi 0,01, 0,02, 0,03, 0,04, 0,05, 0,06 dan 0,07 mgmL, masing-masing tingkat konsentrasi disuntikkan sebanyak 6 kali. Persamaan regresi linear dari kurva kalibrasi diperoleh dengan memplot hubungan antara konsentrasi dengan area yang terukur. Sebagai parameter adanya hubungan