25
b. Penentuan sorben ekstraksi fase padat
Pemilihan sorben atau penyerap yang digunakan berdasarkan kemampuannya berikatan dengan analit, dimana ikatan antara analit dengan sorben harus lebih
kuat dibandingkan antara ikatan analit dengan matriks sampel. Kondisi ini bertujuan agar analit dapat tertahan dalam sorben dan dapat dilepaskan ikatannya
dengan sorben mengguakan pelarut yang selektif pada tahap elusi.
IV.4 Uji kesesuaian sistem
Uji kesesuaian sistem dilakukan dengan menyuntikkan larutan baku induk yang telah diencerkan dengan dapar fosfat sehingga didapatkan konsentrasi 0,05
mgmL sebanyak 6 kali, kemudian dilihat resolusi Rs 1,5
,
faktor ikutan Tf
2, jumlah lempeng teoritis N 2000, dan RSD luas puncak RSD 2.
IV.5 Validasi Metode
Validasi prosedur analisis tablet glipizid ER meliputi spesifisitasselektivitas, linearitas, batas deteksi LOD dan batas kuantisasi LOQ, kecermatanakurasi
dan keseksamaanpresisi.
IV.5.1 Kekhasan Spesifisitas
Parameter spesifisitasselektivitas ditentukan dengan melakukan analisis terhadap pelarut, larutan plasebo, larutan baku, larutan sampel
placebo-spiked
. Pengujian ini untuk memastikan bahwa prosedur analisis ini spesifik untuk glipizid tanpa
ada gangguan dari matriks ataupun pelarut. Kriteria keberterimaan ditentukan dengan melihat tidak adanya gangguan pada waktu retensi senyawa uji dan
resolusi senyawa uji Rs 1,5.
IV.5.2 Linearitas
Uji linearitas metode analisis dilakukan dengan menggunakan satu seri larutan baku kerja glipizid dengan konsentrasi 0,01, 0,02, 0,03, 0,04, 0,05, 0,06 dan 0,07
mgmL, masing-masing tingkat konsentrasi disuntikkan sebanyak 6 kali. Persamaan regresi linear dari kurva kalibrasi diperoleh dengan memplot hubungan
antara konsentrasi dengan area yang terukur. Sebagai parameter adanya hubungan
26 yang linear digunakan koefisien korelasi r
≥ 0,999, koefisien variansi fungsi regresi
Vxo ≤ 2,0 pada analisis regresi linier y = bx + a dan homogenitas variansi uji F.
Disamping parameter linearitas di atas, dilakukan juga perhitungan dan uji kaji statistik meliputi homogenitas variansi, batas deteksi, dan batas kuantisasi
menggunakan metode yang digunakan oleh Gottwald Gottwald, 2000.
IV.5.3 Batas deteksi dan batas kuantisasi
Pada penelitian ini, penentuan batas deteksi dan batas kuantisasi diperoleh dari perhitungan statistik data hasil pengujian linearitas Ibrahim, 2004.
IV.5.4 Kecermatan Akurasi
Akurasi ditentukan dengan menghitung persen perolehan kembali melalui metode simulasi
spiked-placebo recovery
. Penetapan dilakukan dengan membuat tiga tingkat kadar glipizid 70, 100 dan 130 sesuai dengan persyaratan rentang
dosis minimum untuk penetapan keseragaman kandungan obat antara 70-130 Ermer and Miller, 2005.
Masing-masing konsentrasi dianalisis 3 kali pengulangan dan dihitung persen perolehan kembali.
IV.5.5 Keseksamaan Presisi
Presisi diukur dengan mengulang pengukuran suatu konsentrasi sampel simulasi glipizid sebanyak 6 kali konsentrasi 100, 0,05 mgmL. Pengukuran
keseksamaan ini dilakukan untuk satu hari analisis yang sama dan untuk beberapa hari analisis yang berbeda. Hasil pengukuran keseksamaan dinyatakan sebagai
simpangan baku relatif SBR, dimana kriteria keberterimaannya SBR 2 Harmita, 2004.
IV.5 Uji Keseragaman Kandungan Glipizid dari Sampel di Perdagangan
Tujuan akhir dari pengembangan prosedur analisis ini adalah menentukan keseragaman kandungan glipizid ER dari sampel di perdagangan dengan
parameter
acceptance value
AV atau nilai penerimaan dengan prosedur yang