Uraian Materi M03 PSP PROGRAM PENGAWASAN 07092016
Program Pengawasan Supervisi Manajerial
7 pengawas sekolah dalam rangka pencapaian tujuan yang dicapai dengan
keterlaksanaan visi untuk mewujudnyatakan visi yang berdampak pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
EDS merupakan mekanisme evaluasi internal yang dilakukan oleh tim yang terdiri atas kepala sekolah bersama guru, komite sekolah, dan orang tua peserta didik. Tim sekolah
menganalisis data EDS untuk mengidentifikasi permasalahan sekolah dan menentukan penyebab masalah, serta mencarikan alternatif pemecahannya. Hasil EDS dimanfaatkan
sebagai bahan untuk menyusun program pengembangan sekolah dan laporan kepada dinas pendidikan tentang pencapaian sekolah untuk pengembangan lebih lanjut.
Pemilihan program pengawasan juga perlu mempertimbangkan hasil EDS, sehingga pelaksanaan pengawasan di sekolah tersebut sesuai dengan kebutuhan sekolah dalam
mengembangkan sekolahnya. Program pengawasan yang dipilih berdasarkan hasil EDS juga menyokong penyelesaian masalah yang teridentifikasi pada EDS.
Kegiatan pengawasan sekolah diawali dengan penyusunan program kerja yang dilandasi oleh hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Tujuan penyusunan program
pengawasan sebagai berikut: 1 Pelaksanaan Pengawasan lebih terencana dan terarah, 2 Pelaksanaan pengawasan memiliki sasaran dan target yang jelas, 3 Pengawas
sekolah memiliki pedoman dan pertanggungjawaban dalam bekerja.
Ruang lingkup kegiatan dalam program pengawasan manajerial adalah sebagai berikut: 1. Penilaian kinerja yang akan dilakukan terhadap:
a. Kepala sekolah. b. Tenaga kependidikan lain tenaga administrasi, laboran, pustakawan.
2. Pembinaan yang akan dilakukan terhadap: a. Organisasi sekolah dalam persiapan menghadapi akreditasi sekolah.
b. Kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah. c. Tenaga kependidikan lain tenaga administrasi, laboran, pustakawan dalam
pelaksanaan tugas pokoknya masing-masing. d. Penerapan berbagai inovasi pendidikanpengelolaan sekolah.
e. Pengawas sekolah pada jenjang di bawahnya dalam bentuk bimbingan untuk melaksanakan tugas pokok pengawasan.
3. Pemantauan yang akan dilakukan terhadap: a. Pengelolaan dan administrasi sekolah .
b. Pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan. c. Lingkungan sekolah.
d. Pelaksanaan ujian sekolah dan ujian nasional. e. Pelaksanaan penerimaan siswa baru.
f. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler. g. Sarana belajar alat peraga, laboratorium, perpustakaan.
4. Pembimbingan dan pelatihan yang akan dilakukan terhadap: a. Kepala sekolah.
b. Tenaga kependidikan lainnya tenaga administrasi, laboran, pustakawan. Sekolah sebagai suatu sistem terdiri atas komponen-kompenen yang saling terkait dan
saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan. Berbagai input mulai dari siswa, guru, biaya, serta instrumental dan environmental input lainnya harus dapat didayagunakan
seefektif mungkin dalam proses transformasi, untuk menghasilkan output berupa peserta didik yang memiliki seperangkat nilai, sikap, pengetahuan serta keterampilan baru. Untuk
Program Pengawasan Supervisi Manajerial
8 mendayagunakan semua sumber daya tersebut, diperlukan administrasi dan
pengelolaan sekolah yang baik. Kata ‘administrasi’ berasal dari bahasa Latin, “ad” dan ”ministrare”. Ad berarti intensif,
ministrare berarti melayani, membantu, dan memenuhi. Administrasi berarti melayani secara intensif Husaini Usman, 2006. Selanjutnya, Simon 1987 menafsirkan bahwa
administrasi sebagai seni untuk menyelesaikan sesuatu. Kegiatan administrasi ditekankan pada proses dan metode untuk menjamin suatu tindakan yang tepat.
Administrasi dapat dipandang sebagai proses dan dapat pula dipandang sebagai tugas kewajiban. Administrasi sebagai proses merupakan kegiatan yang meliputi:
perencanaan,
pengorganisasian, pengarahankepemimpinan
dan pengawasan
pengendalian. Keempat komponen tersebut merupakan suatu sistem yang terpadu, yakni antara satu dengan lainnya saling berkaitan secara utuh. Artinya, perencanaan harus
diorganisasikan, diarahkan, dan diawasi. Pengorganisasian juga harus direncanakan, diarahkan, dan kemudian dikendalikan. Begitu pula pengendalianpun harus
direncanakan, diorganisasikan, dan diarahkan. Oleh karena itu administrasi sekolah merupakan kegiatan penyediaan, pengaturan dan pendayagunaan segenap sumber
daya untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah secara efektif dan efisien. Paling tidak ada tiga prinsip atau azas yang harus selalu diperhatikan dalam pengelolaan
sekolah, yaitu partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. Ketiga hal ini diharapkan dapat mendorong peningkatan mutu pendidikan yang selama ini belum menggembirakan.
Partisipasi, menuntut setiap penyelenggara dan pengelola sekolah melibatkan stakeholder dalam perumusan erbagai kebijakan. Transparansi mengharuskan sekolah
terbuka, terutama dalam pemerolehan dan penggunaan dana, sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat. Transparansi tidak akan terjadi tanpa didukung oleh
akuntabilitas, yaitu pertanggungjawaban pihak sekolah terhadap orang tua dan masyarakat, tidak hanya dalam aspek pengelolaan sumber daya, namun juga dalam
proses pembelajaran dan pelayanan yang mereka berikan. Adapun bidang tugas yang harus dikelola di dalam administrasi sekolah antara lain
mencakup: 1 administrasi kurikulum dan pembelajaran 2 administrasi kesiswaan, 3 administrasi pendidik dan tenaga kependidikan, 4 administrasi sarana dan
prasarana pendidikan, 5 administrasi keuanganpembiayaan, 6 administrasi program hubungan sekolah dengan masyarakat, 7 administrasi program bimbingan dan
konseling, dan 8 administrasi persuratan. Pembinaan merupakan kegiatan pembimbingan melalui bantuan profesional terhadap
kepala sekolah menuju tercapainya kompetensi yang ingin dicapai mengacu kepada kompetensi kepala sekolah yang dimuat pada Permendiknas nomor 13 tahun 2007.
Tujuan peningkatkan kompetensi kepala sekolah yang ditandai dengan meningkatnya kinerja dalam pelaksanaan tugas. Berikut ini merupakan bagan yang menggambarkan
langkah yang ditempuh pengawas sekolah dalam pembinaan program pengelolaan dan administrasi sekolah oleh kepala sekolah.
Program Pengawasan Supervisi Manajerial
9
Gambar 3. Bagan Pembinaan Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Administrasi Sekolah
Secara detail setiap tahapnya diuraikan sebagai berikut: 1. Perencanaan Pembinaan:
a. identifikasi hasil pengawasan aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang telah dicapai.
b. identifikasi permasalahan pengelolaan dan administrasi sekolah yang belum tuntas.
c. perumusan tujuan pembinaan dan indikator keberhasilan. d. penentuan metodeteknik pembinaan.
e. penentuan skenario kegiatan, disesuaikan dengan jadwal dan waktu. f. penentuan sumber daya yang diperlukan, dapat berupa bahan, fasilitas, manusia.
g. penentuan instrumen yang akan digunakan.
2. Pelaksanaan Pembinaan a. pelaksanaan pembinaan sesuai dengan skenario langkah atau tahapan
pembinaan yang sistematis dan logis yang disesuaikan dengan jadwal dan waktu.
b. pengumpulan data hasil pembinaan menggunakan instrumen yang telah ditetapkan selama atau setelah pembinaan.
3. Analisis Data a. Analisis kelebihan dan kelemahan dari hasil pembinaan.
b. Penentuan prioritas masalah dari hasil analisis data pada poin 1 satu. c. Masukanumpan balik dan membuat rencana tindak lanjut bagi kepala sekolah.
4. Umpan Balik Feedback a. penyampaian kekuatan dan kelemahan kepala sekolah dalam mengelola
administrasi sekolah. b. penentukan rencana tindak lanjut.
5. Kegiatan Tindak LanjutFollow Up untuk Perbaikan Kegiatan tindak lanjut dilakukan berfungsi sebagai penguatan, pengembangan
kemampuan kepala sekolah, serta sebagai bagian dari mekanisme memotivasi kepala sekolah meningkatkan profesionalismenya, yaitu:
a. penguatan dan penghargaan kepada kepala sekolah yang menunjukkan kinerja
yang memenuhi atau melampaui tujuanindikator keberhasilan; dan b. pemberian kesempatan kepada kepala sekolah untuk mengikuti program
pengembangan keprofesionalan berkelanjutan workshop, lokakarya, dll di KKKS sesuai dengan rencana tindak lanjut.
Program Pengawasan Supervisi Manajerial
10 Program pengawasan yang baik mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan
program pendidikan di sekolah binaan, dan terarah serta berkelanjutan dalam peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Adapun langkah-langkah yang
ditempuh agar menghasilkan program tersebut dapat digambarkan seperti bagan berikut:
Gambar 4. Langkah-langkah Penyusunan Program Pengawasan
Bagan adalah penggambaran secara grafik dari narasi langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Bagan berfungsi untuk biasanya mempermudah
penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut. Bagan dibuat dengan tujuan utama untuk membuat rangkaian sistem atau
langkah-langkah suatu programkegiatan menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami. Proses di lingkungan organisasi pada umumnya merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang berulang. Setiap siklus kegiatan tersebut biasanya dapat diuraikan ke dalam beberapa langkah-langkah yang lebih kecil.
Uraian langkah-langkah kegiatan tersebut, memudahkan melaksanakan suatu program secara berurutan, dan pembaganan dapat meringkas urutan langkah-langkah kegiatan.
Berdasarkan urutan langkah-langkah dapat mencari langkah mana saja yang bisa diperbaiki atau dikurangi serta ditambahkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan program. Bagan yang berupa diagram alur memiliki fungsi yang penting. Ada beberapa tahapan cara membuat bagan. Tahapan tersebut harus dilaksanakan
secara bertahap dan berurutan untuk menghasilkan hasil gambaran aliran yang baik dan sesuai standar.
Membuat bagan memiliki prosedur tertentu, harus sesuai dengan berbagai ketentuan yang berlaku.
1. Persiapkan bagian utama bagan yang akan menjadi jantung atas percabangan bagan. Tiga bagian itu adalah bagian input, bagian proses, serta bagian output.
2. Buat gambar simbol pada lembar pembuatan bagan sebagai bagian untuk tempat mengisi penjelasan.
3. Sesuaikan posisi simbol-simbol tersebut dengan tiga bagian utama bagan yang telah ditentukan sebagai input, proses, dan output.
Program Pengawasan Supervisi Manajerial
11 4. Hubungkan simbol-simbol yang telah dibuat dengan konektor garis berpanah.
Lakukan secara cermat, jangan salah menggambarkan arah panah. 5. Berikan keterangan dalam setiap simbol, dan jika diperlukan untuk membuat
percabangan dari diagram arus atas tiga bagian utama yang telah ada, maka lakukan dengan cara yang sama, yaitu dengan membuat gambar simbol pada bagian yang
diperlukan simbol usahakan berbeda dari simbol utama.
6. Koneksikan simbol-simbol yang baru Anda buat dengan bagian utama bagan tersebut dengan konektor berpanah, sesuaikan arah panahnya, dan beri keterangan
dengan singkat dan jelas. 7. Lakukan hingga semua bagian yang diperlukan selesai digambar dalam bentuk
diagram di atas kertas. Beberapa petunjuk yang harus diperhatikan dalam membuat bagan yaitu:
1. Bagan digambarkan dari halaman atas ke bawah dan dari kiri kekanan. 2. Aktivitas yang digambarkan harus didefinisikan secara hati-hati dan harus dapat
dimengerti oleh pembacanya. 3. Kapan aktivitas dimulai dan berakhir harus ditentukan secara jelas.
4. Setiap langkah dari aktivitas harus dideskripsikan dengan kata kerja 5. Setiap langkah dari aktivitas harus berada pada urutan yang benar.
6. Lingkup dan range dari aktifitas yang sedang digambarkan harus ditelusuri dengan
hati-hati. 7. Percabangan-percabangan yang memotong aktivitas yang sedang digambarkan
tidak perlu digambarkan pada bagan yang sama. 8. Simbol konektor harus digunakan dan percabangannya diletakan pada halaman yang
terpisah atau hilangkan seluruhnya bila percabangannya tidak berkaitan dengan programkegiatan.
9. Gunakan simbol-simbol bagan yang standar.