Program Pengawasan Supervisi Manajerial
31
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 PERANCANGAN DAN PENERAPAN METODE
PENGAWASAN SUPERVISI MANAJERIAL
WAKTU 6 JP
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari Kegiatan Pembelajaran 2 ini Saudara mampu: 1. merancang metode kerja pengawasan yang efektif;
2. menerapkan metode kerja dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
pengawasan.
B. Indikator Pencapaian Tujuan
Penguasaan Saudara terhadap tujuan pembelajaran ini terlihat melalui indikator pencapaian tujuan berikut:
1. merancang metode kerja pengawasan manajerial. 2. menerapkan metode kerja dalam mensupervisi manajerial.
C. Uraian Materi
Supervisi manajerial merupakan kegiatan supervisi berkenaan dengan aspek pengelolaan sekolah terkait langsung dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas
sekolah. Ruang lingkup pengelolaan sekolah mencakup perencanaan, koordinasi, pelaksanaan, penilaian, pengembangan kompetensi sumber daya pendidik dan tenaga
kependidikan, serta sumber daya lainnya.
Seluruh kegiatan supervisi manajerial yang dilakukan oleh seorang pengawas sekolah diharapkan menuju pada peningkatan mutu sekolah dan pendidikan secara umum, dan
secara spesifik supervisi yang ditujukan bagi peningkatan mutu sekolah. Kinerja pengelolaan sekolah yang baik, akan tercipta iklim kerja yang memungkinkan guru dan
seluruh unsur sekolah bekerja dengan baik. Supervisi manajerial menitikberatkan pada pengamatan pada aspek-aspek pengelolaan dan administrasi sekolah yang berfungsi
sebagai pendukung supporting terlaksananya pembelajaran.
Dalam melaksanakan fungsi supervisi manajerial, pengawas sekolah berperan sebagai: kolaborator dan negosiator dalam proses perencanaan, koordinasi, pengembangan
manajemen sekolah, asesor dalam mengidentifikasi kelemahan dan menganalisis potensi sekolah, pusat informasi pengembangan mutu sekolah, dan evaluator terhadap
pemaknaan hasil pengawasan.
1. Prinsip-Prinsip Supervisi Manajerial
a. Supervisi harus menjauhkan diri dari sifat otoriter, seperti ia bertindak sebagai atasan dan kepala sekolah sebagai bawahan.
b. Supervisi harus mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis. Hubungan kemanusiaan yang diciptakan harus bersifat terbuka, kesetiakawanan,
dan informal.
Program Pengawasan Supervisi Manajerial
32 c. Supervisi harus dilakukan secara berkesinambungan. Supervisi bukan tugas
bersifat sambilan yang hanya dilakukan sewaktu-waktu jika ada kesempatan. d. Supervisi harus demokratis. Supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan
supervisi. Titik tekan supervisi yang demokratis adalah aktif dan kooperatif. e. Program supervisi harus integral. Di dalam setiap organisasi pendidikan terdapat
bermacam-macam sistem perilaku dengan tujuan sama, yaitu tujuan pendidikan. f. Supervisi harus komprehensif. Program supervisi harus mencakup keseluruhan
aspek, karena hakikatnya suatu aspek pasti terkait dengan aspek lainnya. g. Supervisi harus konstruktif. Supervisi bukanlah sekali-kali untuk mencari
kesalahan-kesalahan kepala sekolah. h. Supervisi harus objektif. Dalam menyusun, melaksanakan, dan mengevaluasi,
keberhasilan program supervisi harus objektif. Objektivitas dalam penyusunan program berarti bahwa program supervisi itu harus disusun berdasarkan
persoalan dan kebutuhan nyata yang dihadapi sekolah
2. Metode Supervisi Manajerial
Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang ditempuh oleh pengawas sekolah sebagai supervisor pendidikan dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan dan tujuan sekolah yang telah ditetapkan, sedangkan teknik adalah suatu cara melakukan hal-hal tertentu. Dengan kata lain metode adalah sarana untuk
mencapai tujuan. Teknik adalah langkah-langkah kongkrit yang dilaksanakan oleh seorang supervisor pendidikan dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
Setiap metode memiliki teknik tertentu sesuai dengan tujuan yang harus dicapainya. teknik supervisi merupakan cara-cara yang ditempuh dalam mencapi tujuan
pendidikan di sekolah baik yang berhubungan dengan penyelesaian masalah guru dalam melaksanakan pembelajaran, masalah kepala sekolah dalam administrasi dan
pengelolaan sekolah serta masalah-masalah lain yang berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan di sekolah.
Pengawas sekolah ketika akan merancang metode kerja pengawasan yang efektif harus menggunakan konsep dasar metode pengawasan supervisi manajerial yang
meliputi; monitoringpengawasan dan evaluasi, refleksi dan diskusi kelompok terarah focused group discussion, metode delphi dan workshop.
Setiap metode supervisi manajerial memiliki karakter tertentu, dan seorang pengawas sekolah harus memilih dan menentukan metode yang paling sesuai
dengan permasalahan dan tujuan supervisi manajerial. Metode Monitoring dan Evaluasi sesuai untuk tujuan melihat kemajuan dan capaian kegiatan yang sudah
dan sedang berjalan. Metode workshop sesuai untuk tujuan mengenalkan, mensosialisasikan sesuatu programkegiatan yang akan berjalan. Sedangkan metode
diskusi kelompok terarah dan metode delphi sesuai untuk tujuan mengeksplorasi gagasan-gagasan baru.
3. Metode Monitoring dan Evaluasi MONEV
Monitoring adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah, apakah sudah sesuai dengan rencana,
program, danatau standar yang telah ditetapkan, serta menemukan hambatan- hambatan yang harus diatasi dalam pelaksanaan program. Monitoring lebih berpusat
pada pengontrolan selama program berjalan dan lebih bersifat klinis. Melalui
Program Pengawasan Supervisi Manajerial
33 monitoring, dapat diperoleh umpan balik bagi sekolah atau pihak lain yang terkait
untuk menyukseskan ketercapaian tujuan. Aspek-aspek yang dicermati dalam monitoring adalah hal-hal yang dikembangkan dan dijalankan dalam Rencana
Pengembangan Sekolah RPS. Dalam melakukan monitoring ini tentunya pengawas sekolah harus melengkapi diri dengan perangkat atau daftar isian yang memuat
seluruh indikator sekolah yang harus diamati dan dinilai.
Kegiatan evaluasi untuk mengetahui sejauhmana kesuksesan pelaksanaan penyelenggaraan sekolah atau sejauhmana keberhasilan yang telah dicapai dalam
kurun waktu tertentu. Tujuan evaluasi utamanya adalah untuk a mengetahui tingkat keterlaksanaan program, b mengetahui keberhasilan program, c mendapatkan
bahanmasukan dalam perencanaan tahun berikutnya, dan d memberikan penilaian judgement terhadap sekolah.
a. Prinsip-prinsip Monev. Pada pelaksanaannya, monev haruslah dilakukan dengan prinsip-prinsip seperti
berikut ini. 1 Berorientasi pada tujuan. Monev hendaknya dilaksanakan mengacu pada tujuan
yang ingin dicapai. Hasil monev evaluasi formatif dan membuat jastifikasi dan akuntabilitas pada evaluasi sumatif.
2 Mengacu pada kriteria keberhasilan monev seharusnya dilaksanakan mengacu pada kriteria keberhasilan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Penentuan
kriteria keberhasilan dilakukan bersama antara para evaluator, para sponsor, pelaksana program pimpinan dan staf, para pemakai lulusan konsumen,
lembaga terkait dimana peserta kegiatan bekerja.
3 Mengacu pada asas manfaat monev sudah seharusnya dilaksanakan dengan manfaat yang jelas. Manfaat tersebut adalah berupa saran, masukan atau
rekomendasi untuk perbaikan program program yang dimonev atau program sejenis di masa mendatang.
4 Dilakukan secara objektif monev harus dilaksanakan secara objektif. Petugas monev dari pihak eksternal seharusnya bersifat independen, yaitu bebas dari
pengaruh pihak pelaksana program. Petugas monev internal harus bertindak objektif, yaitu melaporkan temuannya apa adanya.
b. Model Monev Model monev sebagai suatu sistem memiliki cakupan yang sangat luas, dan memiliki
banyak model. Suatu model monev menunjukkan ciri khas baik dari tujuan evaluasi, aspek yang dievaluasi, keluasan cakupan, tahapan evaluasi, tahapan program yang
akan dievaluasi, dan cara pendekatan.
1 Monev Berorientasi Tujuan Sebagai model monev paling awal, memfokuskan pada pencapaian tujuan
sejauh mana tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai. Indikator pencapaian tujuan ditunjukkan oleh sejumlah indikator. Dalam monev program pendidikan,
pengukuran dilakukan terhadap variable indikator pendidikan, hasil pengukuran dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelum program
dilaksanakan
atau dengan
kriteria standar;
hasil pengukuran
dapat menggambarkan berhasil atau tidaknya program pendidikan.