Remaja .A Definisi LANDASAN TEORI

II.3 Remaja II.3.A Definisi Pengertian remaja menurut Papalia, Olds, dan Feldman 2007 adalah transisi perkembangan yang dimulai dari usia 10 atau 11 tahun hingga awal usia dua puluhan yang berhubungan dengan perubahan fisik, kognitif, dan psikososial. Masa remaja diawali dengan dimulainya pubertas, sebuah proses yang mengarah kepada kematangan seksual atau kesuburan – kemampuan untuk bereproduksi. Remaja menurut Dariyo 2004 adalah masa transisi satau peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial yang berkisar di antara usia 12-13 tahun sampai 21 tahun. Thornburg dalam Dariyo 2004 membagi remaja ke dalam tiga tahap, yaitu remaja awal usia 13-14 tahun, remaja tengah usia 15-17 tahun, dan remaja akhir usia 18-21 tahun. Berdasarkan definisi di atas, masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang diawali oleh masa pubertas di usia 10 hingga 21 tahun dengan perubahan pada aspek fisik, psikis, dan psikososial. Masa remaja juga terbagi ke dalam 3 tahap, yaitu remaja awal, remaja tengah, dan remaja akhir. II.3.B Tugas Perkembangan Remaja Pada tahap remaja, Havighurst dalam Agustiani, 2006 menggambarkan delapan tugas perkembangan remaja yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Mencapai relasi baru dan lebih matang bergaul dengan teman seusia dari kedua jenis kelamin. 2. Mencapai maskulinitas dan femininitas dari peran sosial. 3. Menerima perubahan fisik dan menggunakannya secara efektif. 4. Mencapai ketidaktergantungan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. 5. Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga. 6. Menyiapkan diri untuk karir ekonomi. 7. Menemukan set dari nilai-nilai dan sistem etika sebagai petunjuk dalam berperilaku mengembangkan ideologi. 8. Mencapai dan diharapkan untuk memiliki tingkah laku sosial secara bertanggung jawab. II.3.C Remaja Penyandang Tunadaksa Kondisi tunadaksa dapat terjadi pada siapa saja tidak terkecuali remaja. Remaja penyandang tunadaksa akan memiliki permasalahan, salah satunya adalah permasalahan pada gambaran tubuh body image, yang merupakan salah satu tugas perkembangan pada masa remaja. Somantri 2006 menjelaskan bahwa kondisi tunadaksa yang dialami pada remaja akan membawa pengaruh pada persepsi gambaran tubuh mereka, hal ini merupakan bentuk permasalahan dalam perkembangan kepribadian pada tunadaksa. Kekurangan pada bagian tubuh remaja Universitas Sumatera Utara penyandang tunadaksa dapat membuat mereka menunjukkan sikap rendah diri, cemas, dan agresif. Hill dan Mönks dalam Mönks dan Knoers, 1999 : hal.268, menyatakan bahwa penyimpangan-penyimpangan pada masa remaja akan menimbulkan masalah-masalah yang berhubungan dengan penilaian diri dan sikap sosialnya, oleh karena itu kondisi tunadaksa pada masa remaja akan mempengaruhi penilaian diri remaja sedemikian rupa sehingga menghambat perkembangan kepribadian yang sehat. Conger dalam Crider dkk., 1983, menyatakan bahwa cacat tubuh tunadaksa yang berat akan mempengaruhi penilaian diri remaja.

II.4 Penerimaan Diri pada Remaja Penyandang Tunadaksa karena Kecelakaan Lalu Lintas