Tunadaksa .A Definisi LANDASAN TEORI

Berdasarkan beberapa ciri di atas maka dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri orang yang menerima dirinya adalah orang yang merasa dirinya berharga dengan menerima kekurangan dan kelebihan dirinya serta berpikir objektif akan kritikan atau celaan yang diterimanya. Sehingga mempunyai keyakinan untuk menghadapi kehidupannya dengan bertanggung jawab akan setiap perilakunya. II.2 Tunadaksa II.2.A Definisi Tunadaksa berasal dari kata “tuna” yang berarti rugi atau kurang, dan “daksa” yang berarti tubuh. Menurut Direktorat Pendidikan Luar Biasa, istilah yang sering digunakan untuk menyebut anak tunadaksa adalah anak yang memiliki cacat fisik, tubuh atau cacat orthopedi. Dalam bahasa asing sering dikenal dengan istilah crippled, physically handicapped, physically disable, dan sebagainya. Keragaman istilah yang dikemuakakan untuk menyebutkan tunadaksa tergantung dari alasan para ahli yang menentukan. Meskipun istilah yang dikemukakan berbeda, tapi secara material pada dasarnya memiliki makna yang sama Pendidikan, 2006. Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1980 tentang Usaha Kesejahteraan Sosial Bagi Penderita Cacat menyebutkan bahwa penderita cacat adalah seseorang yang menurut ilmu kedokteran dinyatakan memiliki kelainan fisik dan atau mental yang oleh karenanya dapat Universitas Sumatera Utara menjadi rintangan atau hambatan bagi dirinya untuk melakukan kegiatan secara selayaknya. Undang-Undang No.4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat pada bagian penjelasan menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan cacat fisik adalah kecacatan yang mengakibatkan gangguan pada fungsi tubuh, antara lain gerak tubuh, penglihatan, pendengaran, dan kemampuan berbicara Raharjo, dalam Wrastari, 2003. Menurut Mangunson dalam Suranti, 2008 cacat fisik didefinisikan sebagai ketidakmampuan tubuh seperti keadaan normal. Berdasarkan ketiga definisi di atas, cacat fisik adalah kelainan fisik dan atau mental sehingga timbul rintangan dan hambatan yang mengakibatkan tubuh tidak mampu berfungsi secara normal. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tunadaksa yang sering juga disebut cacat fisik adalah seseorang yang memiliki hambatan fisik yang mengakibatkan munculnya beberapa gangguan pada fungsi tubuh, seperti gerak tubuh ataupun mental yang tidak dapat berfungsi secara normal. II.2.B Penyebab Tunadaksa Suhartono dalam Suranti, 2008 menemukan sebab-sebab cacat fisik sebagai berikut: 1. Cacat sejak lahir karena proses kelahiran individu sudah dalam keadaan cacat. Universitas Sumatera Utara 2. Cacat non bawaan adalah cacat yang dialami individu bukan sejak lahir tetapi terjadi pada masa pertumbuhan yang disebabkan oleh penyakit, kecelakaan dan peperangan. Menurut Koening dalam Somantri, 2006, tunadaksa dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Kerusakan yang dibawa sejak lahir atau kerusakan yang merupakan keturunan, meliputi: 1. Club-foot kaki seperti tongkat 2. Club-hand tangan seperti tongkat 3. Polydctylism jari yang lebih dari lima pada masing-masing tangan atau kaki 4. Torticolis gangguan pada leher sehingga kepala terkulai ke muka 5. Syndactylism jari-jari yang berselaput atau menempel satu dengan yang lainnya 6. Cretinism kerdil atau katai 7. Mycrocepalus kepala yang kecil, tidak normal 8. Hydrocepalus kepala yang besar karena adanya cairan 9. Herelip gangguan pada bibir dan mulut 10.Congenital amputation bayi yang dilahirkan tanpa anggota tubuh tertentu Universitas Sumatera Utara b. Kerusakan pada waktu kelahiran : 1. Erb‟s palys kerusakan pada syaraf lengan akibat tertekan atau tertarik waktu kelahiran 2. Fragilitas osium tulang yang rapuh dan mudah patah c. Infeksi : 1. Tuberkolosis tulang menyerang sendi paha sehingga menjadi kaku 2. Osteomyelitis radang di dalam dan di sekeliling sumsum tulang karena bakteri 3. Poliomyelitis infeksi virus yang mungkin menyebabkan kelumpuhan 4. Tuberkolosis pada lutut atau sendi lain d. Kondisi traumatik : 1. Amputasi anggota tubuh dibuang akibat kecelakaan 2. Kecelakaan akibat luka bakar 3. Patah tulang II.2.C Tunadaksa Akibat Kecelakaan Lalu Lintas Koening dalam Somantri, 2006 menyebutkan bahwa salah satu penyebab seorang individu menjadi penyandang tunadaksa adalah dikarenakan kecelakaan, yang mana salah satu bentuk kecelakaan adalah Universitas Sumatera Utara kecelakaan saat berkendara yang sering dikenal dengan kecelakaan lalu lintas Baltus, 1983. Hawari 1996 menyatakan bahwa pada dasarnya cacat fisik karena kecelakaan merupakan sumber stres yang menimbulkan depresi. Orang yang mengalami kecelakaan terkadang dihadapkan pada ketidakpastian mengenai keadaannya, apalagi setelah dia mengetahui keadaan fisiknya yang tidak sesuai dengan harapannya. Keadaan seperti ini bisa menyebabkan depresi sebab dia sendiri belum siap secara mental untuk menerima keadaannya. II.2.D Reaksi Terhadap Kondisi Tunadaksa Berbagai reaksi yang timbul pada tunadaksa dipengaruhi oleh berbagai faktor Hurlock, 1974, yaitu : a. Usia ketika terjadinya cacat tubuh dapat mempengaruhi reaksi individu mengenai kondisi kecacatannya. Jika cacat tubuh terjadi pada awal kehidupan, biasanya penyesuaian yang terjadi akan sangat baik. b. Reaksi masyarakat cenderung lebih menyenangkan pada cacat tubuh daripada cacat mental. c. Berat ringannya kecacatan. d. Pengakuan adanya perbedaan. e. Sikap sosial atau masyarakat yang berakibat pada sikap individu. f. Sikap individu terhadap cacat yang ditentukan oleh sikap sosial. Universitas Sumatera Utara II.3 Remaja II.3.A Definisi