20 yang strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi
laba manajer.
2.1.4 Kebijakan Hutang
Hutang didefinisikan sebagai semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi. Hutang perusahaan juga merupakan
salah satu mekanisme untuk menyatukan kepentingan manajer dengan pemegang saham, hutang memberikan sinyal tentang status kondisi keuangan
perusahaanuntuk memenuhi kewajibannya. Keputusan pendanaan perusahaan menyangkut keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan
dipergunakan oleh perusahaan. Sumber pendanaan dapat diperoleh dari dalam perusahaan dan di luar perusahaan. Modal internal berasal dari laba ditahan,
sedangkan modal eksternal dapat bersumber dari modal sendiri dan atau melalui hutang. Hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan eksternal
yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya Dharmastuti et al., dalam Wahyu, 2011.
Kebijakan hutang adalah kebijakan serta panduan yang harus diikuti oleh pemberi kredit ketika mamberikan hutang dalam buku The Bigg Picture, Edisi:
4, September 2001. Contoh dari kebijakan hutang mencakup jumlah maksimum hutang, jadwal jatuh tempo hutang, jenis-jenis hutang, dan tujuan
hutang. Kebijakan hutang merupakan keputusan yang sangat penting dalam perusahaan, dimana kebijakan hutang merupakan salah satu bagian dari
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21 kebijakan pendanaan perusahaan. Kebijakan hutang adalah kebijakan yang
diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas
operasional perusahaan Riyanto. dalam Aprilliana, 2011. Beliau juga menambahkan bahwa kebijakan hutang perusahan juga berfungsi sebagai
mekanisme monitoring terhadap tindakan manajer yang dilakukan dalam pengelolaan perusahaan.
Keputusan pembiayaan atau pendanaan perusahaan akan dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan. Sumber pendanaan dapat diperoleh
dari modal internal dan modal eksternal. Modal internal berasal dari laba ditahan, sedangkan modal eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur
dan pemilik, peserta atau pengambil bagian didalam perusahaan. Modal yang berasal dari kreditur adalah merupakan hutang perusahaan. Modal ini sering
disebut dengan pembelanjaan asing atau hutang Riyanto dalam Aprilliana, 2011.
Menurut Jensen dan Meckling dalam Wahyu, 2011, bahwa penggunaan hutang diharapkan dapat mengurangi konflik keagenan. Penambahan hutang
dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan saham sehingga mengurangi biaya keagenan ekuitas. Di sisi lain Sebagai konsekuensi dari
kebijakan ini, perusahaan menghadapi biaya keagenan hutang dan risiko kebangkrutan Crutchley dan Hansen, 1999. Hal ini dikarenakan perusahaan
memiliki kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayar beban
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22 bunga secara periodik. Kondisi ini menyebabkan manajer bekerja keras untuk
meningkatkan laba sehingga dapat memenuhi kewajiban dari penggunaan hutang. Di sisi lain, apabila manajer tidak mampu memenuhi kewajiban atas
penggunaan hutang maka perusahaan akan berisiko kebangkrutan sehingga pada gilirannya akan mengancam posisi manajer.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang menurut Mamduh 2004 adalah sebagai berikut:
1. NDT Non-Debt Tax Shield
Manfaat dari penggunaan hutang adalah bunga hutang yang dapat digunakan untuk mengurangi pajak perusahaan. Namun untuk mengurangi
pajak, perusahaan dapat menggunakan cara lain seperti depresiasi dan dana pensiun. Dengan demikian, perusahaan dengan NDT tinggi tidak perlu
menggunakan hutang yang tinggi. 2.
Struktur Aktiva Besarnya aktiva tetap suatu perusahaan dapat menentukan besarnya
penggunaan hutang. Perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah besar karena aktiva tersebut dapat
digunakan sebagai jaminan pinjaman. 3.
Profitabilitas Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasinya
akan menggunakan hutang yang relatif kecil. Laba ditahannya yang tinggi sudah memadai membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23 4.
Risiko Bisnis Perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang tinggi akan menggunakan
hutang yang lebih kecil untuk menghindari risiko kebangkrutan. 5.
Struktur Kepemilikan Institusional Perusahaan yang besar cenderung terdiversifikasi sehingga menurunkan
risiko kebangkrutan. Di samping itu, perusahaan yang besar lebih mudah dalam mendapatkan pendanaan eksternal.
6. Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal perusahaan menentukan kebijakan penggunaan hutang dalam suatu perusahaan. Kondisi ini terutama pada manajerial perusahaan yang
menjalankan aktivitas utama perusahaan.
2.1.5 Teori Keagenan