17 dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan diabaikan oleh perusahaan.
Untuk mengatasi hal ini dapat dengan agensi dan institusi pihak ketiga.
2.1.3 Kepemilikan Institusional
Institusi merupakan lembaga yang memiliki kepentingan besar terhadap investasi yang dilakukan, daladm hal ini termasuk investasi saham. Pada
umumnya, institusi menyerahkan tanggung jawab kepada divisi tertentu untuk mengelola investasi perusahaan. Keberadaan institusi yang memantau secara
profesional perkembangan investasinya menyebabkan tingkat pengendalian terhadap tindakan manajemen sangat tinggi sehingga potensi kecurangan dapat
ditekan Lastanti, 2005. Kepemilikan Institusional adalah kepemilikan saham oleh pemerintah,
institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian dan institusi lainnya pada akhir tahun Shien, et. al dalam Winanda
2009. Dengan adanya kepemilikan institusional di suatu perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan terhadap kinerja manajemen agar lebih
optimal. Hal ini disebabkan kepemilikan saham institusional memiliki kekuatan atau wewenang yang memungkinkan untuk mendukung atau menolak kinerja
manajerial perusahaan. Menurut Shleifer and Vishny dalam Barnae dan Rubin, 2005 bahwa
instansi-instansi dengan kepemilikan saham yang besar, memiliki insentif untuk memantau pengambilan keputusan perusahaan. Begitu pula penelitian yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18 dilakukan oleh Winanda 2009 menyimpulkan bahwa semakin besar
kepemilikan oleh institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan.
Semakin besar kekuatan suara dan dorongan dari institusi keuangan tersebut untuk mengawasi manajemen akibatnya akan memberikan dorongan
yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan meningkat. Pengaruh investor institusional terhadap
manajemen perusahaan dapat menjadi sangat penting serta dapat digunakan untuk menyelaraskan kepentingan manajemen dengan pemegang saham
Solomon dalam Yuniningsih, 2010. Hal ini disebabkan apabila tingkat kepemilikan manajerial tinggi, dapat menimbulkan masalah pertahanan yang
berdampak buruk pada perusahaan, dapat diartikan juga bahwa apabila kepemilikan manajerial tinggi, maka para manajer memiliki posisi yang kuat
untuk melakukan suatu kontrol terhadap perusahaan dan pihak pemegang saham eksternal akan mengalami kesulitan untuk mengendalikan tindakan para
manajer tersebut. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan
pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi tindakan manajer dalam melakukan manajemen laba. Hal
tersebut dikarenakan investor institusional merupakan investor yang bepengalaman dan memiliki informasi yang memadai tentang perusahaan
sehingga manipulasi laba yang disebabkan oleh adanya asimetri informasi dapat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19 dikurangi. Selain itu biasanya investor institusional lebih mementingkan kinerja
perusahaan jangka panjang sehingga manajer tidak akan mempunyai insentif untuk mengatur laba sekarang.
Menurut Midiastuty 2003, kepemilikan saham oleh investor institusional dapat menjadi kendala bagi perilaku oportunistik manajemen yang
memanfaatkan manajemen laba untuk kepentingan pribadinya, yang mungkin mengabaikan kepentingan pihak lain atau bahkan merugikan pihak lainnya.
Dengan adanya kepemilikan saham oleh pihak investor institusional, pengawasan akan tindakan manipulasi laba yang dilakukan oleh manajer dinilai
akan lebih efektif sehingga dapat meminimalisir kerugian akibat manipulasi laba yang dilakukan tersebut. Oleh sebab itu, kepemilikan institusional dapat
dikatakan sebagai mekanisme good corporate governance GCG, mengingat bahwa fungsi monitoring yang ada pada pihak investor institusional dapat
menjamin bahwa tindakan manjerial yang dilakukan juga akan mementingkan kepentingan pemegang saham.
Begitu pula menurut Jensen dan Meckling 1976, kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting dalam meminimalisasi
konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham. Keberadaan
investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme pengawasan yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh
manajer. Hal ini disebabkan investor institusional terlibat dalam pengambilan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20 yang strategis sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi
laba manajer.
2.1.4 Kebijakan Hutang