37 atau rasio pembayaran dividen x
4
, gross profit margin x
5
, operating profit margin x
6
, net profit margin x
7
, return on asset ROA atau laba atas penjualan x
8
, serta return on equity ROE x
9
terhadap variabel dependen yaitu kebijakan hutang y.
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.3.1 Hubungan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Hutang
Menurut Jensen dan Meckling 1976, manajerial perusahaan cenderung meninggikan tingkat hutang sebagai pemenuhan kepentingan operasional
maupun manajerial perusahaan. Dana ini seharusnya digunakan untuk meningkatkan nilai perusahaan, yang ditujukan untuk menguntungkan pihak-
pihak terkait dengan jual beli saham, termasuk para investor. Sehingga tindakan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38 manajerial dalam hal ini dianggap kurang bijaksana oleh investor, sebab nilai
perusahaan tidak akan meningkat sesuai harapan investor. Kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan manajemen dan pemilik, sehingga
manajer akan merasakan langsung manfaat dari keputusan yang diambil dengan benar dan akan merasakan kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan
keputusan yang salah dalam Bagus,2011. Perusahaan dengan presentase kepemilikan manajerial yang tinggi
mempunyai kuasa untuk mengurangi hutang perusahaan. Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi akan lebih rentan dalam mengalami kebangkrutan.
Dengan demikian maka manajer akan berusaha mengurangi penggunaan hutang sehingga tingkat hutang perusahaan tetap rendah. Kepemilikan manajerial yang
tinggi juga akan memberikan kuasa penuh manajerial dalam perusahaan bahkan mampu menekan prilaku kepemilikan institusional perusahaan yang bersifat
eksternal yang memiliki presentase kepemilikan yang rendah.
2.3.2 Hubungan Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Hutang
Menurut Jensen dan Meckling 1976, perusahaan dengan kepemilikan institusional yang semakin tinggi, akan menyebabkan kontrol eksternal
terhadap perusahaan semakin kuat, sehingga dapat mengurangi biaya keagenan. Hal ini juga didukung dari penelitian yang dilakukan oleh Wahidahwati 2001,
yang menyatakan kepemilikan institusional yang besar akan dapat memonitor penggunaan hutang secara optimal. Kepemilikan institusional yang besar akan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39 memberikan kuasa yang besar pula pada pihak eksternal yang mengutamakan
keuntungan dana dari investasi yang ditanamkan pada perusahaan. Sedangkan biaya keagenan yang menjadi minimal sebab jasa agensi yang diperlukan untuk
mewakili suara pemegang saham juga terkurangi yang dikarenakan besarnya suara pemegang saham dalam perusahaan sehingga mampu untuk mngawasi
jalannya aktivitas pada perusahan. Biaya keagenan yang minimal juga akan meminimalisir perusahaan dari resiko kebangkrutan.
Berdasarkan pada teori oportunistik manajemen yang mengungkapkan bahwa manajerial cenderung untuk mengolah perusahaan pada aktivitas-
aktivitas perusahaan yang mengarah kepada keuntungan manajerial, Nuringsih 2006 menyebutkan bahwa dengan adanya kepemilikan institusional akan
mengurangi kegiatan oportunistik yang dilakukan oleh manajerial serta perilaku manajerial juga akan lebih terkontrol dengan baik. Adanya pengaruh eksternal
perusahaan yang mengawasi akan meminimalisir penggunaan tingkat hutang yang tinggi yang kemudian akan mengurangi perusahaan dalam risiko
kebangkrutan.
2.4 Hipotesis