49
Tabel 3.2 Prosedur Penentuan Kriteria dalam Pemilihan Sampel
Prosedur Penentuan Sampel Jumlah
Jumlah Perusahaan Properti yang terdaftar di BEI 54
1. Perusahaan properti yang menerbitkan laporan keuangan tahunan dengan memuat seluruh data dan informasi yang
dibutuhkan dalam pengukuran variabel dan analisis data pada periode penelitian yaitu dari tahun 2010 sampai dengan tahun
2012. 47
2. Data laporan keuangan perusahaan properti yang tidak diaudit. 10
3. Perusahaan properti yang mengalami kerugian atau tidak mendapatkan laba selama menjalankan usaha pada tahun
2010-2012. 12
4. Perusahaan properti yang tidak memiliki data yang lengkap atas kepemilikan manajerial.
15 5. Perusahaan properti yang tidak memiliki data yang lengkap
atas kepemilikan institusional. Jumlah Sampel Perusahaan yang digunakan dalam penelitian
10
Tabel 3.3 Daftar Sampel Penelitian Perusahaan Properti
No Kode Emiten
Nama Perusahaan
1. APLN
PT Agung Podomoroland Tbk. 2.
CTRA PT Ciputra Development Tbk.
3. DILD
PT Intiland Development Tbk.
4. JRPT
PT Jaya Real Property Tbk.
5. LAMI
PT Lamicitra Nusantara Tbk.
6. MTSM
PT Metro Realty Tbk. 7.
PWON PT Pakuwon Jati Tbk.
8. PTPP
PT Pembangunan Perumahan Tbk. 9.
SMRA PT Summarecon Agung Tbk.
10. WIKA PT Wijaya Karya Tbk.
3.7 Jenis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini merupakan data sekunder, untuk semua variabel penelitian, baik variabel independen, variabel dependen maupun variabel
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
50 kontrol yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan
Indonesia Capital Market Directory pusat data BEI. Sampel penelitian yaitu perusahaan poperti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010
sampai dengan tahun 2012. Penggunaan data antara tahun 2010 sampai 2012 agar data yang diolah merupakan data yang terbaru. Hal ini berpengaruh
terhadap perusahaan properti karena perkembangan properti dan real estate mengalami perkembangan yang cepat, mengalami kenaikan harga yang
berbasis waktu, sehingga data yang semakin ter-update merupakan pertimbangan yang paling baik untuk penelitian pada perusahaan properti.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dengan metode dokumentasi dalam kurun waktu 2010-2012. Data yang akan diteliti
diperoleh dari laporan tahunan perusahaan yang sudah dipublikasikan dari perusahaan yang tercantum dalam Indonesia Capital Market Directory ICMD
atau Pusat Data BEI dan dari Jakarta Stock ExchangeJSX dalam jangka waktu 3 tahun yaitu dari tahun 2010-2012.
3.9 Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk menganalisis uji hipotesis penelitian. Analisis regresi linier berganda pada
persamaan diperlukan untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan, yaitu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
51 kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional serta variabel kontrol
yaitu ukuran perusahaan, rasio pembayaran dividen, volatilitas pendapatan, dan volatilitas saham terhadap kebijakan hutang. Dalam proses pengolahan data
statistik dilakukan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
3.9.1 Persamaan Regresi
Model penelitian ini menggunakan persamaan regresi linier berganda pada persamaan hutang. Variabel independennya adalah kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional. Serta variabel kontrolnya ukuran perusahaan, rasio pembayaran dividen, volatilitas pendapatan, dan volatilitas
saham. Persamaan kebijakan hutang digunakan untuk menguji hipotesis- hipotesis yang telah dijanarkan. Adapun model yang digunakan adalah sebagai
berikut:
DEBT = β0 + β1MOWN + β2IOWN + β3SIZE + β4DPR + β5GPM
+ β6OPM + β7NPM + β8ROA + β9ROE
Keterangan : DEBT = hasil pembagian jumlah hutang jangka panjang dengan hasil
penjumlahan hutang jangka panjang dengan equity. MOWN = rasio kepemilikan saham direktur serta komisaris terhadap
jumlah saham biasa yang beredar. IOWN = rasio kepemilikan saham institusi terhadap jumlah saham biasa
yang beredar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
52 SIZE
= merupakan ukuran perusahaan yang dapat dihitung dengan memakai natural log of sales sebagai proxy dari ukuran
perusahaan.
DPR = rasio pembayaran hutang yang diperoleh dari hasil pembagian
dari total dividen dengan net income dimana total dividen didapat dari number of shares yang dikalikan dengan dividend per share.
GPM = gross profit margin yang diperoleh dari persentase antara
penghasilan bersih dari total penghasilan operasi OPM
= operating profit margin yaitu dihitung dengan menghitung persentase antara laba operasi dengan total penjualan.
NPM = net profit margin yang diperoleh dengan persentase laba bersih
sesudah pajak dengan total penjualan. ROA
= return on equity yang diperoleh dengan persentase laba bersih sesudah pajak dengan total aset rata-rata.
ROE = return on equity dihitung dengan persentase laba bersih sesudah
pajak dengan ekuitas rata-rata.
3.9.2 Pengujian Data
Pengujian data dilakukan dengan menggunakan Uji Asumsi Klasik dan Uji Hipotesis.
3.9.2.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah pengujian asumsi-asumsi statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least
square OLS. Bagi pembuat model, asumsi merupakan anggapan pengarang dalam membentuk model statistik yang dapat digunakan dalam kondisi-kondisi
data tertentu. Sedangkan bagi pengguna model, asumsi merupakan batasan yang berguna untuk mengetahui apakah model statistik yang digunakan
layak untuk kondisi data pengamatan. Ketika asumsi tidak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
53 terpenuhi, biasanya peneliti menggunakan berbagai solusi agar asumsinya dapat
terpenuhi, atau beralih ke metode yang lebih advance agar asumsinya dapat terselesaikan.
Uji asumsi klasik adalah pengujian asumsi-asumsi statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis ordinary least
square OLS. Bagi pembuat model, asumsi merupakan anggapan pengarang dalam membentuk model statistik yang dapat digunakan dalam kondisi-kondisi
data tertentu. Sedangkan bagi pengguna model, asumsi merupakan batasan yang berguna untuk mengetahui apakah model statistik yang digunakan
layak untuk kondisi data pengamatan. Ketika asumsi tidak terpenuhi, biasanya peneliti menggunakan berbagai solusi agar asumsinya dapat
terpenuhi, atau beralih ke metode yang lebih advance agar asumsinya dapat terselesaikan.
Tidak semua uji asumsi klasik harus dilakukan pada analisis regresi linear,misalnya uji multikolinearitas tidak harus digunakan pada analisis regresi
linear sederhana. Untuk regresi linear sederhana, biasanya digunakan asumsi linieritasyang pengujiannya dapat menggunakan Linearity Test. Namun, asumsi
linieritas ini jarang digunakan pada regresi linier berganda karena pengujian lineritassecara partial untuk variabel penelitian X1 - Y dan X2 - Y belum
tentu dapat diperoleh hasil model regresi yang baik. Contohnya, terdapat linieritas antara X
1
dan Y, serta lineritas antara X
2
dan Y; yang mana peneliti
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
54 belum tentu menghasilkan model regresi berganda dengan
parameter yang signifikan semua. Regresi linear sederhana memiliki empat uji asumsi klasik, yaitu: asumsi
linieritas, asumsi normalitas, asumsi heteroskdatisitas, dan asumsi autokorelasi.Sedangkan untuk regresi linear berganda, ada empat uji asumsi
klasik yang sering digunakan, yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian asumsi residual yang berdistribusi normal. Asumsi ini harus terpenuhi untuk model regresi linier yang baik. Uji
normalitas dilakukan pada nilai residual model. Asumsi normalitas dapat diperiksa dengan pemeriksaan output normal P-P plot atau normal Q-Q plot.
Asumsi normalitas terpenuhi ketika penyebaran titik-titik output plot mengikuti garis diagonal plot.
Penelitian ini menggunakan uji normalitas untuk menguji apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak Priyatno, 2008. Namun, ketika
peneliti mendapati keraguan dengan pemeriksaan normalitas tersebut, maka dapat digunakan pengujian normalitas, seperti Uji Kolmogorov-
Smirnov, Uji Anderson-Darling, Uji Shapiro-Wilk, atau Uji Jarque-Bera Uji Skewness-Kurtosis. Asumsi Normalitas terpenuhi ketika pengujian normalitas
menghasilkan P-value Sign. α den g an nilai α ditentukan sebesar 5, atau
sebesar 0,05. Bila p-value 0,05 maka data yang digunakan dalam penelitian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
55 merupakan data yang terdistribusi normal dan sebaliknya bila nilai pvalue
0,05 maka data tidak terdistribusi normal Priyatno, 2008.
2. Uji Heteroskedatisitas
Uji heteroskedatisitas adalah pengujian asumsi residual dengan varians tidak konstan. Harapannya, asumsi ini tidak terpenuhi karena model regresi
linier berganda memiliki asumsi residual dengan varians konstan homoskedasitas. Deteksi heteroskedatisitas dapat dilakukan dengan
menampilkan scatter plot dari nilai ZPRED nilai prediksi, sumbu X dengan SRESID nilai residualnya, sumbu Y. Model yang baik didapatkan
jika tidak terdapat pola tertentu pada grafik. Pola tertentu yang dimaksud seperti mengumpul di tengah, menyempit kemudian melebar atau sebaliknya
melebar kemudian menyempit. Namun, ketika peneliti mendapati
keraguan dengan pemeriksaan heteroskdatisitas tersebut, maka dapat digunakan pengujian heteroskdatisitas, seperti: uji heteroskdatisitas untuk regresi linier
sederhana Uji Park, Uji Glejser, Uji Spearman’s Rank Correlation, atau Uji Goldfeld-Quandt dan uji heteroskdatisitas untuk regresi linier bergandaUji
Breusch-Pagan-Godfrey BPG, Uji White, atau Uji Koenker–Bassett KB. Pada penelitian ini digunakan uji Glejser untuk mendeteksi ada atau
tidaknya heteroskedastisitas dalam model. Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah kesalahan pengganggu variabel mempunyai varian yang sama
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56 atau tidak untuk semua nilai variabel bebas. Apabila koefisien parameter beta
0,05 maka tidak ada masalah heteroskedastisitas Ghozali, 2005.
3. Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi adalah pengujian asumsi residual yang memiliki korelasi pada periode ke-t dengan periode sebelumnya t-1. Harapannya,
model regresi linier berganda memiliki residual yang sifat white noise tidak ada autokorelasi. Pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah di
dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya t-1.
Autokorelasi terjadi ketika adanya kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya.
Statistik uji yang sering dipergunakan adalah uji Durbin-Watson. Apabila nilai Durbin-Watson berada di sekitar angka 2, berarti model regresi aman dari
kondisi Autokorelasi. Jika du d 4 – du maka tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif. Dengan cara lain, pengujian ada tidaknya problem
autokorelasi pada residual dapat dilihat dari nilai statistik Durbin-Watson, jika
nilai statistik Durbin-Watson lebih besar dari nilai tabel Durbin-Watson batas
atas d
U
, maka problem autokorelasi pada residual dinyatakan tidak ada Draper, N.R., and Smith, H. 1998. Pengujian yang lain yang biasanya
digunakan adalah Uji Runs Uji Geary, UjiBreusch–Godfrey BG, atau Uji Fungsi Autokorelasi Autocorrelation Function, ACF.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
57
4. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya
korelasi yang signifikan antara variabel -
variabel prediktorindependen dalamsuatu model regresi linear berganda. Penelitian ini
menggunakan uji multikolinearitas untuk mengetahui adanya keterkaitan hubungan antara variabel independen. Model regresi yang baik memiliki
variabel-variabel bebas yang independenbebastidak terkaittidak berkorelasi. Harapannya, asumsi multikolinieritas tidak terpenuhi. Statistik uji yang sering
dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah dengan variance inflation factor VIF, atau korelasi pearson antara variabel-
variabel bebas serta nilai tolerance TOL, yang bernilai timbal balik dengan VIF. Atau dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel
terikat dan diregresikan terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh
variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai nilai VIF tinggi karena VIF = 1Tolerance dan menunjukkan adanya kolinieritas
yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat
kolinieritas yang masih dapat ditolerir.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
58
3.9.2.2 Uji Hipotesis
Analisa regresi linier berganda merupakan salah satu pengujian hipotesis untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis lainnya mencakup Uji Signifikan Parameter Individual Uji T, Uji Signifikansi
Simultan Uji F, serta Uji Koefisiensi Determinasi Uji R².
1. Analisis Regesi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Menurut Suharyadi dan Purwanto 2004 persamaan regresi dasar dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ b
6
X
6
+ b
7
X
7
+ b
8
X
8
+ b
9
X
9
+ e dimana
Y adalah beta β atau variabel dependen; a merupakan konstanta; b
1
, b
2
, b
3
, b
4,
b
5
, b
6
, b
7
, b
8,
b
9
merupakan koefisien determinasi; X
1
, X
2
, X
3
, X
4,
X
5
, X
6
, X
7
, X
8,
X
9
merupakan variabel independen; dan e adalah error atau kesalahan.
2. Uji Signifikan Parameter Individual Uji T
Uji T digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat
signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai signifikan lebih kecil
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
59 dari derajat kepercayaan maka kita menerima hipotesis alternatif, yang
menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen.
3. Uji Signifikansi Simultan Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat
kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar daripada nilai F menurut tabel maka hipotesis alternatif, yang
menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
4. Koefisien determinasi R²
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas. Koefisien
determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variabel yang lain
Santosa dan Ashari, 2005. Dalam bahasa sehari-hari adalah kemampuan variabel bebas untuk
berkontribusi terhadap variabel tetapnya dalam satuan persentase. Nilai koefisien ini antara 0 dan 1, jika hasil lebih mendekati angka 0 berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
60 amat terbatas. Tapi jika hasil mendekati angka 1 berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Apabila nilai koefisien yang dihasilkan adalah 1 berarti variabel berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen. Tetapi jika nilainya 0,
berarti variabel independen tidak berpengaruh sempurna terhadap dependen.
3.10 Jadwal Penelitian
Tabel 3.4 Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian
Juli 2013
Agt 2013
Sept 2013
Okt 2013
Nov 2013
Des 2013
Jan 2014
Feb 2014
Pengajuan Judul Skripsi Pengajuan Proposal Skripsi
Bimbingan Proposal Skripsi Pengumpulan Data Penelitian
Pengolahan Data Penelitian Bimbingan Penyelesaian
Skripsi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
61
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN SERTA PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan Sumber Penelitian
Penelitian ini didasarkan pada data-data akurat yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia atau yang disingkat BEI, merupakan lembaga yang mengelola
pasar modal di Indonesia. BEI menyediakan infrastruktur bagi terselenggaranya transaksi di pasar modal. Pasar modal yang diselenggarakan oleh Bursa Efek
Indonesia meliputi Transaksi Saham dan Transaksi Surat Hutang obligasi swasta maupun obligasi pemerintah. Visi Bursa Efek Indonesia adalah menjadi
bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia. Visi tersebut didukung dengan misi yaitu menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten,
melalui pemberdayaan Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya, serta penerapan good governance.
4.2 Data Penelitian
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 sampai dengan tahun
2012 yang terdiri dari 54 perusahaan. Dan dari 54 perusahaan tersebut, terdapat 10 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel penelitian.
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA