68
2. Keinginan berbuat untuk organisasi
Sebagai guru SDIT X, ibu R memiliki beberapa tanggung jawab sebagai guru kelas, seperti mengajar, membuat lesson plan, memberi nilai
siswa. Selain itu ia dan guru asisten juga bertanggung jawab terhadap kelas yang diasuhnya. Seperti mengawasi siswa, menata kelas, dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan siswa di kelas. Mereka melakukan tugasnya sesuai dengan pembagian pekerjaan yang sudah disepakati
. R3 Reference 8
“sebagai guru ya, sebagai wali kelas juga ya.. jadi mengajar, membuat lesson plan, membuat nilai, remedial gitu. Kalau sebagai
wali kelas, seperti itu lah administrasi kelas gitu. Kemudian mempersiapkan kelas gitu. Seperti galon air gitu kan. Anak-anak
butuh minum juga kan. Jadi tugas kita juga. Menata kelas, merefresh kelas. Mengatur tempat duduk,
R3 Reference 9
“selama ini ga ada masalah ya.. kita juga ada guru asisten juga. Jadi kita punya tugas masing-masing. Guru kelas tugasnya ini, asisten ini.
Selama ini kita menyadari peran masing-masing jadi ga berat yaa. Selama tugas
– tugas jelas, ga masalah sih.
Sebagai guru, ibu R menyadari pentingnya pembentukan akhlak bagi siswa. Untuk itu ia berusaha membentuk karakter siswa-siswanya
agar memiliki prilaku yang berakhlak. Ia akan memuji siswa yang menunjukkan perilaku yang baik. Sedangkan bila siswanya menunjukkan
prilaku yang menyimpang, ia akan berusaha dengan berbagai cara untuk merubahnya, seperti memberikan nasehat, memberikan sanksi, hingga
pemanggilan orang tua siswa. Hal itu ia lakukan karena merasa memiliki tanggung jawab untuk membentuk prilaku siswa. Namun, bila berbagai
usaha yang ia lakukan tidak juga menunjukkan perubahan, ia akan menerima kondisi itu apa adanya.
Universitas Sumatera Utara
69
R3 Reference1 “kalau misalnya anak itu sudah bagus akhlaknya ya...kita lebih
banyak memuji dia, memelihara sikap dia gitu kan. Tapi disini anaknya yaa.. setengah-setengah kalau saya rasa ya. Tapi yang
paling penting pembentukan akhlaknya kan. Mungkin disitu yang ini
R3 Reference 2 “sebenarnya ga terlalu apa kali sih, Cuma berusaha aja dengan
berbagai cara. Dari aturan misalnya supaya dia tidak melakukan itu kembali, pemanggilan sudah, dengan nasehat juga sudah, dari sanksi
juga sudah, kadang-kadang kita ke orang tuanya juga. Nanti misalnya usaha kita dan orang tua berbeda, ya sudah. Ga terlalu kita genjot
kali kan. Tergantung orang tuanya juga sih.
R3 Reference 3 “rasa apa yaa.. misalnya kalau anak mencuri gitu kan.. ga suka aja.
Kok gitu sih anak SDIT. Ga senang aja lihat anak yang seperti itu. Pingin merubah aja. Karena tanggung jawab kali ya, tapi kalau
memang semua usaha itu sudah, dan hasilnya tidak terlalu maksimal, kita pun tidak terlalu keras lagi. Gitu aja sih. Heheee...
Sebagai bagian dari sekolah, ibu R mengaku jarang melibatkan diri dalam urusan organisasi sekolah. Ia cenderung menerima keputusan rapat
atau keputusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Ia hanya berusaha melakukan pekerjaannya sesuai aturan dan menyelesaikannya tepat waktu.
R3 Reference 6 “misalnya kalo dalam satu rapat, gitukan. Kan banyak pendapat-
pendapat. Tapi pendapat itu masih bisa diikutin, ya udah kita ikutin aja. Kalau memang ga bisa, memang saya jarang mengungkapkan ya.
Ketidaksukaan itu jarang diungkapkan. Jadi lebih banyak nerima aja. Ya, termasuk yang.. ya sudah lah, gitu.
R3 Reference 7 “memang tipenya suka diarahkan kali ya. Saya mikirnya gini, kalau
dia ga mau paham dengan keinginan kita, ya urusan dialah sama Allah, gitu.
R3 Reference 8 “ya, selagi itu memang tugas kita, memang tanggung jawab kita, ya
kita kerjain aja.
R2 Reference 1 “paling saya usahakan melakukan pekerjaan sebaik-baiknya yaa..
tugas-tugas yang dibebankan sebagai guru bisa diselesaikan. Itu aja ”
Universitas Sumatera Utara
70
Sesekali ia menyampaikan keberatan kepada Kepala Sekolah bila mereka merasa tidak nyaman dengan peraturan yang akan diterapkan
misalnya perubahan peraturan mengenai waktu tiba disekolah dari jam 7.30 Wib menjadi jam 7.20 Wib. Namun akhirnya mereka harus tetap
menerima keputusan tersebut karena menurut Kepala Sekolah hal tersebut sudah menjadi ketetapan sekolah, sehingga tidak bisa lagi dirubah.
R1 Reference 1 “kadang ada keinginan kita yang kita komunikasikan, tapi seringnya
komunikasi kita itu , akhirnya lebih kepada keputusan kepala sekolah langsung. Padahal kita punya masukan gitu kan. Tapi kalo udah
keputusan itu, udah haknya kepala sekolah. Gimanapun kita memintanya, kadang-kadang seperti itu
” R3 Reference 9
“kedatangan itu kemarin kan dipercepat dari 7.30 jadi 7.20. terus yang jadi masalah ketika 7.31 itu tidak dapat ongkos gitu. Itu kita
agak keberatan juga. Cuma ya memang sudah begitu aturannya, memang dari yayasan seperti itu. Ya udah
” R3 Reference 10
“kemaren itu sempat menyampaikan lah. Cuma karena dia udah jadi ketetapan, kepala sekolah dari awal sudah bilang, ini sudah
merupakan ketetapan, ga bisa diubah. Jadi kita pun mau ini ga bisa dirubah. Kalau sudah ketetapan ya ga bisa lagi diganggu. Paling
kemaren itu kalau masalahnya terlambat karena ini, karena ini gimana ? kita sampaikan kalau misalnya karena kereta bocor itu
gimana ? tapi kalau memang ga bisa ya udah. Yang penting kita udah usaha. Ya udah
”.
3. Keinginan kuat untuk tetap bersama dengan organisasi