62
waktu. Demikian juga ibu S, ia pernah mendapat peringatan dari Kepala Sekolah mengenai keterlambatannya hadir disekolah dan penyelesaian
lesson plan diluar waktu yang telah ditentukan.
4. Data Wawancara
Data wawancara merupakan data hasil wawancara dengan partisipan yang mengungkap ciri-ciri komitmen organisasi menurut
Mowday, Porter dan Steers dalam Allen Meyer, 1997, yaitu penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi, keinginan berbuat
dalam organisasi, dan keinginan yang kuat untuk tetap bersama dengan organisasi.
a. Ibu R Ciri-ciri komitmen organisasi pada guru SDIT X
1. Menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi
Sebelum bekerja di SDIT X, ibu R tidak pernah membayangkan akan bekerja sebagai guru. Profesi guru yang ia tekuni saat ini berawal dari
kebutuhan akan pekerjaan setelah menyelesaikan kuliah di jurusan Pertanian. Ia telah beberapa kali mencoba melamar pekerjaan yang sesuai
dengan latar pendidikannya, namun belum juga mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya. Dari salah satu teman, ibu R mendapat
informasi bahwa SDIT X membutuhkan guru. Ia mendatangi sekolah dan menjalani wawancara mengenai motivasi bekerja dan kesiapan mengajar.
Hari itu juga ia diterima di SDIT X dan mulai mengajar beberapa hari
Universitas Sumatera Utara
63
kemudian. Menurut ibu R, setelah menjalani profesi guru selama bertahun- tahun, ia merasa cocok dengan pekerjaan ini, terutama karena tingkah laku
anak-anak yang menyenangkan, lingkungan sekolah yang nyaman dan hubungan yang harmonis dengan guru-guru dan kepala sekolah.
R1 Reference 1 “kita kepinginnya coba yang sesuai dengan jurusan kita. Jadi coba-
coba ke instansi pertanian, terus bank. Abis itu baru beralih lah. Karna ga dapet-dapet, kebetulan ada teman. Bilang, di SDIT ini ada
penerimaan. Ya udah, begitu datang langsung diterima. Karna waktu itu kan butuh guru. Jadi wawancara dulu, dilihat lah motivasinya,
kesiapan mengajarnya. Udah, besoknya ga langsung ngajar sih. Observasi. 1 harian. Ga sampe seminggu udah ngajar
”. R2 Reference 1
“Saya kan dari Pertanian ya. Malah ga pernah kebayang bisa bekerja seperti ini. Tapi itulah setelah dijalani dan itu berlangsung bertahun-
tahun berarti ya cocok la yaa.. intinya saya menikmati pekerjaan ini dengan tingkah laku anak-anak yang menyenangkan . pokoknya
dinikmati lah. Lingkungan disini juga nyaman, dengan guru-guru dan kepala sekolah, enaklah
”
Sejak awal memasuki SDIT X, ibu R memahami SDIT X yang berada dibawah Yayasan X tidak mencari keuntungan materi, tapi
memiliki tujuan pengembangan umat dengan menegakkan nilai-nilai Islam. Tujuan tersebut juga dirumuskan dalam tujuan SDIT X yaitu
membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia. Menurut ibu R, untuk mencapai tujuan sekolah yaitu membentuk siswa yang memiliki akhlak
mulia, guru-guru SDIT X dituntut untuk dapat memberikan contoh prilaku akhlak mulia, seperti adab makan dan minum, berkata jujur dan lain-lain.
R1 Reference 2 “Yayasan ini tidak mencari keuntungan ya. Dari segi materi gitu,
mereka itu lebih kepada pengembangan umat gitu kan. Lebih kepada menegakkan nilai-nilai islam
”.
Universitas Sumatera Utara
64
Reference 6 “Memang kepala sekolah sering bilang gitu kan. Kalau mau
mendapatkan materi bukan disini. Saya memahami yayasan ini kan yayasan amal ya, bukan untuk tujuan komersil, jadi yaa.. beda dengan
yayasan lain
” R2 Reference 2
“tujuannya ya yang berkaitan dengan karakter siswa yang berakhlak seperti akhlaknya Rasulullah. Mungkin dari hal-hal yang kecil seperti
jujur, kemudian makan sambil duduk, yang seperti-seperti itulah ”
R2 Reference 3 “anak-anak kan mencontoh kita, guru-gurunya. Jadi otomatis guru-
guru yang dituntut harus punya akhlak yang baik. Dan panduannya ya Rasulullah
” Tujuan SDIT X tersebut sejalan dengan tujuan pribadi ibu R yaitu
ingin terlibat dalam pengembangan umat. Kesamaan tujuan pribadi dan tujuan organisasi membuat ia merasa senang bekerja di SDIT X. Ia juga
merasa keinginannya untuk dapat menjalankan ibadah sesuai dengan sunnah Rasulullah sangat cocok dengan tuntutan sekolah. Sejak awal ia
sudah menjalankan kebiasaan-kebiasaan tersebut sehingga ada hubungan timbal balik antara kebiasaannya sebelum bekerja di SDIT X dan kegiatan
ibadah rutin di sekolah tersebut. R1 Reference 5
Bagi saya, kerja ini bukan untuk yayasan, bukan untuk apa-apa, yaa untuk umat
R2 Reference 4 “sebelum kita masuk kesini kan kita punya keinginan ya, lingkungan
yang seperti apa, Alhamdulillah disini nyaman sekali, seperti pembiasaan-pembiasan ibadah shalat dhuha, kemudian itu tadi ya,
kebiasaan-kebiasaan yang tadi itu. rasanya yaa.. cocoklah dengan keinginan saya
” R2 Reference 5
“mungkin lebih tepatnya timbal balik yaa.. karna awalnya kita juga sudah punya bekal. Jadi kitapun memberikan untuk sekolah dan disinipun ada
pembiasaan-pembiasaan itu ”.
Universitas Sumatera Utara
65
Selain memiliki kesamaan tujuan pribadi dengan tujuan sekolah, ibu R juga dapat menerima nilai-nilai sekolah seperti mematuhi aturan sekolah.
Setiap hari ia berusaha tiba disekolah tepat waktu dan menjaga kehadirannya disekolah. Bahkan meskipun ia sedang dalam kondisi sakit
yang tidak terlalu parah, ia tetap berusaha datang kesekolah. Selain itu, ia juga masih leluasa membagi waktunya untuk sekolah karena saat ini ia tidak
memiliki beban lain, seperti mengurusi keluarga atau orang tua. Sehari-hari ia hanya mengurusi dirinya sendiri.
R3 Reference 1 Keterlambatan jarang lah. Kehadiran juga saya ini ya, selagi ga ada
halangan, saya akan datang. R3 Reference 3
karena saya itu tadi ya, tipe yang kalau masih bisa mengikuti aturan, yang selalu datang kesekolah, jarang terlambat, kadang-kadang kalau
sakit, kalau sakit demam biasa, selagi masih bisa bawa badan, ya udah saya akan datang. Kecuali kalo penyakit kayak cacar ya, yang
ga bisa dihindari, ya udah saya ga datang. Tapi kalau Cuma demam gitu, saya memang ini, ga tau ya.. mungkin karena belum punya
beban yang lain ya. Orang tua juga ga disini, ga tau kalau orang tua disini nanti, mungkin akan kepepet juga ya, tapi ini kan karna
kepentingan sendiri aja. Jadi ya bisa diatasi sendiri. Ga tau kedepannya itu gimana.
Meskipun selalu berusaha untuk mematuhi peraturan sekolah, ibu R mengaku merasa tidak nyaman dengan perubahan-perubahan aturan yang
sering terjadi di SDIT X, terutama bila keputusan tentang peraturan baru tersebut diberlakukan mendadak. Awalnya tetap saja ia merasa jengkel
atau tidak suka terhadap penerapan peraturan baru tersebut.
Universitas Sumatera Utara
66
R3 Reference 10 “awalnya pasti ga suka ya. Awal-awalnya kan gitu, ya akhirnya kita
kan jadi terlambat semua kan. Ada yang 7.25 ada yang mau dekat 7.30. karena kebiasaannya 7.30. akhirnya bisa juga. Setelah dijalani,
mau ga mau harus dijalani karena itu sudah jadi ketetapan. Tidak bisa dirubah. Jadi kita yang harus menyesuaikan
’. R3 Reference 11
“ya awalnya ya jengkel gitu kan. Ga senang. Tapi karena sudah ketetapan, ya sudah lah. Dan akhirnya mungkin berhasil ya, kepala
sekolahnya. Ternyata lama lama bisa disesuaikan sama guru-guru disini. Jadi mungkin dikira ga masalah ya.. padahal awalnya tidak
seperti itu kan
”. Bila dihadapkan pada situasi demikian, biasanya ibu R akan
menerima keputusan dan berusaha melaksanakan peraturan tersebut. Ia selalu berusaha untuk tidak melanggar peraturan yang sudah ditetapkan
oleh sekolah. R3 Reference 2
“memang saya orangnya memang orang yang ikut peraturan, gitu. Orang yang patuh peraturan dan bukan orang yang ngeleceh-leceh
gitu enggak, ga bisa. Memang tipe apa yaa.. tipe bawahan kali ya. R3 Reference 7
“ada yang bisa kita ikutin, ada juga yang ga bisa gitukan. Kayak apa yaa.. kayak kedatangan ya. Jam kedatangan itu sebenarnya kita
kurang ini ya. Tapi itu tadi ya, selama masih bisa kita ikutin ya udah lah. Walaupun kita sampaikan juga. Cuma tipe saya ga yang
membangkang
kan. Tapi
sudah kita
sampaikan, tapi
menyampaikannya ga terlalu ini lah, ga terlalu banyak sanggah menyanggah lah gitu kan.
Selain mematuhi peraturan sekolah, ibu R juga selalu dapat menyelesaikan tugas-tugasnya tepat waktu. Ada beberapa kewajiban yang
harus ia lakukan sebagai guru, seperti membuat lesson plan, menyelesaikan administrasi kelas seperti rekapitulasi kehadiran siswa,
nilai-nilai siswa dan mengatasi permasalahan-permasalahan siswa. Selama ini, semua kewajiban-kewajiban tersebut dapat ia selesaikan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
67
Bila ada tugas tambahan yang diberikan dalam waktu yang bersamaan, maka ia memilih mengerjakan tugas-tugas yang harus diselesaikan segera,
kemudian baru beralih ke tugas-tugas berikutnya. Ia memastikan semua kewajibannya dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
R3 Reference 4 “membuat lesson plan, terus tugas-tugas lainnya juga seperti
membuat data kesiswaan, administrasi kelas la ya kan, yang terlambat, nilai-nilai siswa, belum lagi masalah masalah siswa,
seperti itu.
” R3 Reference 5
“Kalau selama ini, ga masalah. Paling sesekali aja kalau tugas itu mendadak banyak gitu kan. Rasanya capek juga. Kayak inilah, kita
mau buat market day kan, jadi anak-anak dipersiapkan, kemudian kita harus juga buat lesson plan, harus supervisi, kayak guru lain juga kan
ada kegiatan lain juga kan. Jadi yang tiba-tiba gitu yang apa, yang terasa agak kepepet. Tapi kalau tugas-tugas yang ini, yang biasa, ga
masalah
”. R1 Reference 3
“kadang ada yang sudah sesuai dengan SOP guru gitu ya, tapi kadang-kadang ada penambahan, itu mungkin yang agak ribet.
” R1 Reference 4
“kalo kita mengadakan acara-acara gitu lah. Guru itu kan capek, kadang kadang itu menjelang bagi rapor. Disitu kita ngisi nilai siswa,
disitu juga kita harus mempersiapkan siswa. Jadi, tugas-tugas seperti itulah yang buat kita gitu, kadang-kadang mendadak, kadang-kadang
ada penambahan juga dari kepala sekolah, entah ngisi apa gitu. Misalnya nanti ada masalah siswa, udah kata kepala sekolah, mulai
sekarang guru-guru harus ini yaa.. dah, jadi ada tugas lagi, gitu kan ya gara-
gara siswa juga hehee… misalnya karna siswa begini, guru- guru harus stanby ni digerbang.
R3 Reference 6 “yang butuh paling cepat aja yang dikerjain. Kayak kemarin itu ada
PMB, kan. Kita siap-siap juga, kemudian baru sabtu minggu nya kita buat lesson plan, karna minggu ini mau supervisi. Ya udah gitu aja.
Tugas-tugas tambahan itu memang sesekali aja, seperti PMB, kayak market day ini juga kan. Harus sempatin waktu. Kadang yang dibuat
anak-anak itu kan ga selalu rapi, nanti kita rapikan. Sebenarnya bukan tugas-tugas yang berat gitu kan, kecil-kecil tapi banyak.
Universitas Sumatera Utara
68
2. Keinginan berbuat untuk organisasi