47
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI PARTISIPAN
Tabel 6 Gambaran Umum Partisipan Penelitian
Dimensi R
Ra F
S
Kelas 4
1 6
3
Masa kerja 10 tahun
3 tahun 10 tahun
3 tahun
Usia 36 tahun
28 tahun 38 tahun
30 tahun Pendidikan
Terakhir
S1 Pertanian
S1 Pertanian
S1 Tarbiyah
SMK
Agama Islam
Islam Islam
Islam
Suku Batak
Mandailing Batak
Batak Mandailing
Jawa Status
Perkawinan
Belum Kawin
Belum Kawin
Kawin Kawin
Partisipan penelitian terdiri dari 4 orang guru kelas, yaitu ibu R berusia 36 tahun, guru kelas 4, Ibu Ra berusia 28 tahun, guru kelas 1, ibu F berusia 38 tahun,
guru kelas 6, dan ibu S berusia 30 tahun, guru kelas 3. Dua orang partisipan memiliki masa kerja di SDIT 10 tahun ibu R dan ibu F sedangkan 2 partisipan
lainnya ibu Ra dan ibu S baru 3 tahun bekerja di SDIT X. Tiga partisipan memiliki latar pendidikan Non Kependidikan ibu R, ibu Ra dan ibu S, hanya ibu
F yang memiliki latar pendidikan dari jalur Kependidikan IAIN Tarbiyah. Tiga partisipan berasal dari suku Batak yang memiliki kekhasan seperti volume suara
yang keras dan gaya bicara tegas. Sedangkan ibu S berasal dari suku Jawa. Ia memiliki suara yang lembut, dengan volume yang kecil dan pelan. Dari ke empat
partisipan, ibu F dan ibu S sudah menikah. Saat ini ibu F sudah memiliki 3 anak yang kini merupakan siswa di SDIT X, sedangkan ibu S sedang mengandung
buah hatinya yang pertama.
Universitas Sumatera Utara
48
B. DESKRIPSI DATA 1. Data observasi sekolah
SDIT X terletak di kecamatan Medan Tuntungan sekitar 2 km dari pusat kecamatan. Lokasi sekolah berada diantara perumahan penduduk jauh
dari kebisingan kota. Suasana menuju sekolah tergolong sepi dari lalu lintas kendaraan. Hanya ada beberapa sepeda motor atau mobil pribadi yang lalu
lalang menuju jalan utama atau kembali ke rumah warga. .Jalan menuju sekolah merupakan bagian dari jalan beraspal menuju beberapa kompleks
perumahan yang terletak tidak jauh dari sekolah. Sepanjang jalan terdapat pepohonan berkayu yang tinggi dan rimbun, sehingga membuat suasana
menuju sekolah terasa sejuk dan asri. Gambar 5
Denah Lokasi Sekolah
Universitas Sumatera Utara
49
Gedung sekolah ini didirikan sejak tahun 2006 diatas sebidang tanah berbentuk leter L. Lantai 1 dan lantai 2 digunakan sebagai ruang kantor,
ruang kelas dan beberapa ruangan penunjang lainnya, sedangkan lantai 3 masih dalam proses pembangunan. Pada bagian depan gedung terdapat
lapangan kosong yang biasanya digunakan untuk memarkirkan mobil milik tamu atau orang tua siswa yang datang ke sekolah. Sedangkan bagian
belakang gedung sekolah terdapat lapangan futsal dan lapangan kosong yang sering digunakan untuk kegiatan pramuka, seperti latihan baris berbaris.
Gambar 6 Gedung Sekolah Tampak Dari Depan
Gambar 7 Lapangan Belakang Sekolah
Universitas Sumatera Utara
50
Selain lapangan depan dan belakang sekolah, terdapat pula halaman di dalam gedung sekolah yang biasanya digunakan untuk kegiatan upacara
bendera, apel pagi, atau kegiatan belajar dan olah raga. Tiang bendera terpancang dibagian tengah halaman. Di dekat pintu gerbang sekolah yang
dicat berwarna warni, terdapat tempat parkir sepeda motor yang dilengkapi dengan tiang kayu berwarna hijau muda dan beratap seng. Pada dinding
keramik merah jambu di sisi kiri dan kanan tempat parkir, masing-masing terdapat 5 keran air yang digunakan oleh siswa untuk mencuci tangan atau
berwudhuk. Berbagai tanaman hias berdaun tampak subur di dalam pot yang diletakkan berjejer di depan disetiap ruangan sehingga memberikan kesan asri
bagi siapa pun yang berada di sana. Gambar 8
Halaman Dalam Sekolah
Universitas Sumatera Utara
51
Ruang kantor sekolah terdapat di lantai 1. Ruang ini berukuran 5 X 6 m dan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu ruang TU di dekat pintu masuk,
ruang Kepala Yayasan, ruang Kepala sekolah dan ruang wakil Kepala sekolah. Setiap ruangan dibatasi oleh lemari kaca yang berisi berbagai
piagam dan piala atau lemari tempat penyimpanan arsip. Di dinding dekat pintu masuk terdapat mesin checkclock dan tempat kartu absensi guru. Setiap
pagi, guru melakukan absensi melalui kartu yang dimasukkan ke dalam mesin checkclock yang akan mencatat waktu kedatangan guru secara
otomatis, demikian juga ketika guru akan pulang. Di dinding tersebut juga dilekatkan jadwal kegiatan siswa dan beberapa kertas berisi pengumuman. Di
tengah ruangan terdapat 6 meja belajar siswa ukuran singel dengan beraneka macam warna yang disusun berdekatan dikelilingi 10 buah kursi. Area itu
biasanya digunakan guru untuk mempersiapkan media belajar atau melakukan rapat guru yang dalam waktu yang singkat.
Di gedung sekolah ini terdapat pula 6 ruang kelas berukuran 6 X 7 m. Ruangan kelas 1 terdapat di lantai 1, sedangkan 5 kelas lainnya terdapat di
lantai 2. Ruangan tersebut tergolong luas sehingga membuat siswa leluasa bergerak. Terdapat jendela lebar dan 2 pintu di sisi depan dan belakang kelas
memberikan pencahayaan yang cukup dan sirkulasi udara yang dapat berganti dengan cepat sehingga kegiatan belajar mengajar di dalam kelas
terasa nyaman.
Universitas Sumatera Utara
52
Pada setiap sisi dinding kelas ditempelkan berbagai hiasan gambar hasil karya siswa dan guru yang terbuat dari karton dengan berbagai warna
dan bentuk seperti buah, bunga dan balon atau angka dan huruf. Seperti halnya ruangan lain di sekolah ini, masing-masing ruang kelas dilengkapi
dengan toilet. Setiap kelas juga dilengkapi dengan 23 sampai 30 meja dan kursi siswa, papan tulis, meja guru didepan kelas. Di bagian belakang kelas
terdapat 1 buah lemari, 1 buah loker dan 2 buah meja guru. Meja guru di belakang kelas merupakan meja kerja guru yang digunakan untuk
menyimpan barang-barang pribadinya atau kumpulan hasil kerja siswa yang akan diberi nilai. Sekolah ini memang tidak menyediakan ruang khusus untuk
guru dengan tujuan agar setiap saat siswa selalu berada di bawah pengawasan guru. Kondisi ini juga diharapkan dapat menimbulkan kedekatan hubungan
antara guru dan siswa sehingga proses belajar mengajar serta pembentukan karakter siswa yang berakhlak mulia dapat berjalan dengan efektif.
Gambar 9 Suasana di Dalam Kelas
Universitas Sumatera Utara
53
Selain ruang kantor dan ruang kelas, sekolah ini juga dilengkapi dengan beberapa ruangan seperti ruang makan yang terdiri dari dua ruangan
untuk siswa putra dan putri, ruang perpustakaan, dan ruang UKS. Ruang perpustakaan dilengkapi beberapa meja dan kursi, serta 2 lemari yang
memenuhi dinding berisi berbagai macam buku-buku, sedangkan ruang UKS dilengkapi 2 tempat tidur dan 1 meja dan 1 lemari kecil untuk tempat obat-
obatan serta kotak P3K. Selain itu ada pula 4 ruangan lain yang digunakan untuk ibadah 2 ruangan di lantai 1, dan 2 ruangan di lantai 2, seperti shalat
dhuha dan shalat dhuhur. Gambar 10
Ruang Makan, Perpustakaan dan Ruang UKS
Universitas Sumatera Utara
54
2. Gambaran Kegiatan Sekolah
Tabel 7 Kegiatan sekolah dari hari Senin sd Jumat
Jam Kegiatan
Keterangan 7.30-8.00
Upacara Bendera Apel Pagi - 8.00-9.00
Pelajaran 1 -
9.00-10.00 Pelajaran 2
- 10.00-10.20
Istirahat Makan snack, shalat dhuha
10.20-11.20 Pelajaran 3
- 11.20-12.20
Pelajaran 4 -
12.20-13.20 Istirahat
Makan siang, shalat zhuhur 13.20-14.20
Pelajaran 5 Hari Senin sd Kamis
14.20-15.20 Pelajaran 6
Khusus hari jumat
Guru kelas dan asisten kelas mendampingi siswa dalam setiap kegiatan sekolah. Ketika jam pelajaran, guru kelas atau asisten bergantian
mengajar di dalam kelas. Guru yang sedang tidak mengajar mendampingi siswa yang sedang belajar mata pelajaran yang sedang dijelaskan. Guru dan
asisten kelas juga ikut mendampingi siswa pada saat jam pelajaran bidang studi khusus yang diasuh oleh guru bidang studi pelajaran Olah Raga,
Pendidikan Agama Islam, Bahasa Inggris dan Bahasa Arab dan kegiatan pada jam istirahat, yaitu makan snack, shalat dhuha, makan siang dan shalat
zuhur. Kegiatan belajar mengajar hanya dilaksanakan setiap hari Senin
hingga Jumat. Sedangkan hari Sabtu siswa diliburkan, namun guru diwajibkan untuk tetap datang pukul 08.00-12.00 Wib untuk mengikuti
kegiatan PKG dan membuat Lesson Plan. Kegiatan PKG biasanya diisi dengan presentasi mengenai metode belajar terbaru oleh salah seorang guru
yang ditugaskan, seperti cara menghitung cepat dengan jari, membuat media belajar menggunakan bahan tertentu dan sebagainya. Setelah presentasi,
Universitas Sumatera Utara
55
guru-guru diminta untuk mempraktekkan ilmu yang baru diterima tersebut. Setelah selesai acara PKG, guru-guru membuat Lesson Plan untuk pelajaran
yang akan diajarkan minggu depan. Karena keterbatasan waktu, tidak semua Lesson Plan selesai dikerjakan pada hari itu. Biasanya guru-guru melanjutkan
kembali di rumah, atau sesaat sebelum pelajaran dimulai.
3. Data observasi partisipan
Data observasi partisipan merupakan data hasil observasi yang meliputi kegiatan partisipan selama berada di sekolah, terutama mengenai
hubungan partisipan dengan Kepala Sekolah, guru, orang tua siswa dan siswa.
Ibu R
Ibu R terlihat ramah kepada siapa saja. Ia tersenyum bila berpapasan dengan siapa saja termasuk kepada siswa-siswanya. Ketika
bertugas sebagai piket sekolah, ibu S tak hanya menyapa siswa-siswa yang baru datang, tapi juga orang tua siswa yang mengantarkan anaknya.
Hubungan ibu R dan siswa tampak akrab. Ia sering merangkul siswa yang berjalan beriringan dengannya ketika memasuki kelas, sambil
bercanda dengan mereka. Ketika sedang mengajar, ia tampak serius menerangkan pelajaran dan berusaha fokus pada kalimat yang
disampaikan agar siswa mengerti apa yang sedang ia jelaskan. Ia juga mengucapkan kata-kata dengan volume keras dan sangat jelas saat
berinteraksi dengan siswa yang kurang konsentrasi atau siswa yang
Universitas Sumatera Utara
56
memiliki kebutuhan khusus. Selain dekat dengan siswa, ia juga sering tampak bersama asisten kelasnya, baik di koridor sekolah maupun didalam
kelas. Menurut ibu R, mereka sering bertukar pikiran mengenai permasalahan siswa, saling membantu membuat Lesson Plan atau bahkan
membicarakan hal-hal yang lebih bersifat pribadi. Ketika sedang melakukan kegiatan bersama seperti dalam kegiatan
Upacara Bendera atau makan siang di ruang makan, ibu R selalu menjaga koordinasi dengan guru-guru lainnya. Ia dan guru lain pernah juga terlihat
tertawa bersama bila ada beberapa siswa yang memperlihatkan tingkah laku yang unik atau menyempaikan sesuatu yang menggelikan.
Hubungannya dengan Kepala Sekolah juga sering terlihat di Ruang Kepala Sekolah. Pada waktu-waktu tertentu ibu R mendatangi Kepala
Sekolah untuk menanyakan tentang suatu hal berkaitan dengan kegiatan sekolah atau hanya sekedar mengumpulkan lesson plan sesuai dengan
waktu yang telah ditetapkan. Menurut Kepala Sekolah, ibu R memang sering mengumpulkan lesson plan tepat waktu, bahkan sering mendahului
guru lain dalam mengumpulkan lesson plan. Dari hasil observasi, peneliti menyimpulkan ibu R dapat
membangun hubungan yang baik dengan Kepala Sekolah, guru, orang tua siswa, maupun siswa. Ia juga berusaha fokus melaksanakan semua
kewajibannya, seperti hadir tepat waktu sebagai piket sekolah, mengajar siswa di dalam kelas, mengawasi siswa pada saat kegiatan di luar kelas,
dan mengumpulkan lesson plan tepat waktu.
Universitas Sumatera Utara
57
Ibu Ra
Ibu Ra adalah seorang guru yang ramah. Ia senantiasa tersenyum bila berpapasan dengan siapa saja, termasuk dengan orang tua siswa. Bila
orang tua siswa datang untuk menjemput anaknya, ibu Ra akan meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri orang tua siswa. Mereka
kemudian tampak saling terlibat pembicaraan ringan sebelum akhirnya orang tua siswa minta izin untuk pulang.
Ibu Ra juga sangat dekat dengan siswa-siswanya. Sering kali ia terlihat sedang duduk di bangku luar kelas sambil memangku siswa sambil
bercerita. Diwaktu lain ia tampak membenarkan jilbab siswa, mengusap kepala siswa dan membungkukkan badan bila siswa bertanya sesuatu.
Selama melakukan 2 kali wawancara, ibu Ra menyempatkan diri melayani siswa yang datang kepadanya untuk mengadukan keusilan teman atau
bertanya beberapa hal. Ia menghentikan menjawab pertanyaan peneliti dan mengalihkan perhatian kepada siswanya. Sambil menatap mata siswa, ia
memberikan arahan atau menjawab pertanyaan mereka. Setelah siswa pergi, baru ia kembali memfokuskan perhatian pada pertanyaan peneliti.
Hubungan ibu Ra dengan Kepala Sekolah dan guru lainnya juga tampak hangat. Ia tak segan menyapa Kepala Sekolah atau guru yang
berpapasan dengannya. Ia juga akan langsung mendatangi kepala sekolah untuk menanyakan hal-hal yang kurang ia pahami mengenai peraturan
sekolah agar ia tidak salah dalam bertindak. Di dalam kelas ia juga tampak aktif mengawasi siswa bersama asisten kelas.
Universitas Sumatera Utara
58
Dari hasil observasi peneliti menyimpulkan bahwa ibu Ra menikmati pekerjaanya sebagai guru di SDIT X. Meskipun memiliki latar
pendidikan non Kependidikan, namun ia mampu berperan sebagai guru yang baik dan disenangi oleh siswanya. Ia juga berusaha mematuhi
peraturan-peraturan yang berlaku di SDIT X dan menjaga hubungan baik dengan guru, kepala sekolah maupun orang tua siswa.
Ibu F
Seperti halnya ibu Ra dan ibu R, ibu F juga merupakan seorang guru yang ramah dan mudah tersenyum. Wajahnya yang teduh
menyiratkan sifat keibuan yang sangat dalam. Ia sering tampak dikelilingi oleh siswa-siswa perempuan. Bila berada di dekat siswa, ibu F tidak
canggung untuk mengusap kepala siswa, merangkul siswa atau memperbaiki jilbab siswa perempuan yang tampak kurang rapi. Ia akan
tertawa bila siswa-siswa saling berusaha merebut perhatiannya. Dengan tenang ia meminta seluruh siswa untuk memberikan kesempatan kepada
salah seorang temannya yang akan berbicara dan bersabar menunggu gilirannya masing-masing.
Selain tampak akrab dengan siswa, ia juga menjaga hubungannya dengan asisten kelas. Ia sering tampak sedang berdiskusi dengan asisten
kelasnya. Menurut ibu F, ia dan asisten kelasnya sering melakukan diskusi mengenai perkembangan siswa atau saling membantu membuat Lesson
Plan disela-sela jam mengajar atau ketika ada waktu senggang. Ia juga membantu asistennya yang merupakan guru baru di SDIT X untuk
Universitas Sumatera Utara
59
beradaptasi dengan sekolah dan siswa. Menurutnya kerjasama antara guru kelas dan asisten sangat penting agar proses belajar mengajar di kelas
menjadi lancar. Selain dengan asisten kelasnya, ia juga kadang tampak berbincang
dengan guru dari kelas lainnya. Kadang-kadang tangan ibu F tampak menyentuh bahu atau tangan lawan bicaranya. Menurut ibu F, sebagai guru
yang memiliki pengalaman kerja yang paling lama di sekolah ini, ia sering dimintai pendapat oleh guru-guru kelas yang memiliki masa kerja lebih
sedikit, terutama mengenai cara menghadapi siswa. Selain itu beberapa kali terlihat ibu F meminta pendapat Kepala Sekolah mengenai
permasalahan yang terjadi di kelasnya atau meminta penangguhan waktu mengumpulkan tugas.
Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa ibu F memiliki hubungan yang baik dengan seluruh warga sekolah, terutama dengan
siswa. Karena masa kerja yang sudah tergolong lama di SDIT X, ia sering dijadikan acuan oleh beberapa guru baru, terutama mengenai
permasalahan guru dalam menghadapi siswa. Mengenai kewajiban mengumpulkan tugas-tuganya sebagai guru, ibu F terlihat tidak dapat
menyelesaikannya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
60
Ibu S
Selama melakukan kunjungan ke sekolah, peneliti pernah berjumpa dengan ibu S di depan gerbang sekolah karena ia terlambat tiba disekolah,
sehingga harus menunggu kegiatan sekolah yang sedang berlangsung, seperti upacara bendera atau apel pagi selesai. Ia juga pernah tampak
menghadap kepala sekolah bersama guru lainnya untuk mendapatkan peringatan baik mengenai keterlambatan maupun tentang kewajiban untuk
segera mengumpulkan Lesson Plan. Hubungan ibu S dengan siswa cukup akrab. Beberapa siswa
terlihat menghampiri ibu S dan mereka bercakap-cakap menuju kelas di lantai 2. Ibu S tampak merangkul bahu atau menggandeng tangan siswa. Ia
juga menghadapkan wajahnya kepada siswa bila akan menyampaikan sesuatu.
Meskipun ia memiliki sifat pendiam, ibu S berusaha membina hubungan dengan guru-guru disekolah maupun dengan orang tua siswa. Ia
pernah terihat terlibat pembicaraan dengan guru lain atau asisten kelas. Menurutnya, masa kerjanya yang masih 3 tahun mendorong ia untuk
mencari informasi mengenai cara menghadapi siswa dan kondisi sekolah yang masih banyak belum ia ketahui. Selain itu, ia juga membina
hubungan baik dengan orang tua siswa. Ia tak sungkan menyalami dan tersenyum bila berjumpa dengan orang tua siswa. Ia juga akan melayani
orang tua siswa yang datang kepadanya untuk bertanya atau memberitahukan kondisi anaknya pada hari tersebut.
Universitas Sumatera Utara
61
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ibu S sering tidak mematuhi peraturan sekolah terutama mengenai waktu tiba disekolah dan
dan tidak dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Hubungannya dengan guru dan orang tua siswa cukup baik, demikian pula kedekatannya
dengan siswa yang tampak hangat dan akrab.
RANGKUMAN HASIL OBSERVASI
Ibu R dan ibu Ra adalah guru yang ramah dan mampu membangun hubungan yang baik dengan Kepala Sekolah, guru, orang tua siswa
maupun dengan siswa. Selain itu mereka juga sangat memperhatikan kewajiban-kewajiban sebagai guru. Ibu R terlihat fokus mengajari siswa-
siswanya di depan kelas atau membimbing siswa berkebutuhan khusus, mematuhi peraturan sekolah dengan hadir ke sekolah tepat waktu dan
menyelesaikan tanggungjawabnya membuat lesson plan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Ibu Ra selalu didekati oleh siswa-siswanya
dan senantiasa memperhatikan siswa-siswanya. Ia melakukan tugasnya dengan baik seperti aktif mengawasi siswa didalam kelas bersama asisten
kelas dan berusaha memahami peraturan sekolah dengan meminta penjelasan langsung dari Kepala Sekolah.
Ibu F dan ibu S juga termasuk guru yang ramah dan mampu membangun hubungan baik dengan siapa saja, termasuk dengan guru atau
asisten kelas maupun dengan orang tua siswa. Mereka juga merupakan guru yang sabar menghadapi siswa-siswanya. Dalam melaksanakan
kewajibannya, ibu F pernah tidak dapat menyelesaikan tugasnya tepat
Universitas Sumatera Utara
62
waktu. Demikian juga ibu S, ia pernah mendapat peringatan dari Kepala Sekolah mengenai keterlambatannya hadir disekolah dan penyelesaian
lesson plan diluar waktu yang telah ditentukan.
4. Data Wawancara
Data wawancara merupakan data hasil wawancara dengan partisipan yang mengungkap ciri-ciri komitmen organisasi menurut
Mowday, Porter dan Steers dalam Allen Meyer, 1997, yaitu penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi, keinginan berbuat
dalam organisasi, dan keinginan yang kuat untuk tetap bersama dengan organisasi.
a. Ibu R Ciri-ciri komitmen organisasi pada guru SDIT X
1. Menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi
Sebelum bekerja di SDIT X, ibu R tidak pernah membayangkan akan bekerja sebagai guru. Profesi guru yang ia tekuni saat ini berawal dari
kebutuhan akan pekerjaan setelah menyelesaikan kuliah di jurusan Pertanian. Ia telah beberapa kali mencoba melamar pekerjaan yang sesuai
dengan latar pendidikannya, namun belum juga mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya. Dari salah satu teman, ibu R mendapat
informasi bahwa SDIT X membutuhkan guru. Ia mendatangi sekolah dan menjalani wawancara mengenai motivasi bekerja dan kesiapan mengajar.
Hari itu juga ia diterima di SDIT X dan mulai mengajar beberapa hari
Universitas Sumatera Utara
63
kemudian. Menurut ibu R, setelah menjalani profesi guru selama bertahun- tahun, ia merasa cocok dengan pekerjaan ini, terutama karena tingkah laku
anak-anak yang menyenangkan, lingkungan sekolah yang nyaman dan hubungan yang harmonis dengan guru-guru dan kepala sekolah.
R1 Reference 1 “kita kepinginnya coba yang sesuai dengan jurusan kita. Jadi coba-
coba ke instansi pertanian, terus bank. Abis itu baru beralih lah. Karna ga dapet-dapet, kebetulan ada teman. Bilang, di SDIT ini ada
penerimaan. Ya udah, begitu datang langsung diterima. Karna waktu itu kan butuh guru. Jadi wawancara dulu, dilihat lah motivasinya,
kesiapan mengajarnya. Udah, besoknya ga langsung ngajar sih. Observasi. 1 harian. Ga sampe seminggu udah ngajar
”. R2 Reference 1
“Saya kan dari Pertanian ya. Malah ga pernah kebayang bisa bekerja seperti ini. Tapi itulah setelah dijalani dan itu berlangsung bertahun-
tahun berarti ya cocok la yaa.. intinya saya menikmati pekerjaan ini dengan tingkah laku anak-anak yang menyenangkan . pokoknya
dinikmati lah. Lingkungan disini juga nyaman, dengan guru-guru dan kepala sekolah, enaklah
”
Sejak awal memasuki SDIT X, ibu R memahami SDIT X yang berada dibawah Yayasan X tidak mencari keuntungan materi, tapi
memiliki tujuan pengembangan umat dengan menegakkan nilai-nilai Islam. Tujuan tersebut juga dirumuskan dalam tujuan SDIT X yaitu
membentuk karakter siswa yang berakhlak mulia. Menurut ibu R, untuk mencapai tujuan sekolah yaitu membentuk siswa yang memiliki akhlak
mulia, guru-guru SDIT X dituntut untuk dapat memberikan contoh prilaku akhlak mulia, seperti adab makan dan minum, berkata jujur dan lain-lain.
R1 Reference 2 “Yayasan ini tidak mencari keuntungan ya. Dari segi materi gitu,
mereka itu lebih kepada pengembangan umat gitu kan. Lebih kepada menegakkan nilai-nilai islam
”.
Universitas Sumatera Utara
64
Reference 6 “Memang kepala sekolah sering bilang gitu kan. Kalau mau
mendapatkan materi bukan disini. Saya memahami yayasan ini kan yayasan amal ya, bukan untuk tujuan komersil, jadi yaa.. beda dengan
yayasan lain
” R2 Reference 2
“tujuannya ya yang berkaitan dengan karakter siswa yang berakhlak seperti akhlaknya Rasulullah. Mungkin dari hal-hal yang kecil seperti
jujur, kemudian makan sambil duduk, yang seperti-seperti itulah ”
R2 Reference 3 “anak-anak kan mencontoh kita, guru-gurunya. Jadi otomatis guru-
guru yang dituntut harus punya akhlak yang baik. Dan panduannya ya Rasulullah
” Tujuan SDIT X tersebut sejalan dengan tujuan pribadi ibu R yaitu
ingin terlibat dalam pengembangan umat. Kesamaan tujuan pribadi dan tujuan organisasi membuat ia merasa senang bekerja di SDIT X. Ia juga
merasa keinginannya untuk dapat menjalankan ibadah sesuai dengan sunnah Rasulullah sangat cocok dengan tuntutan sekolah. Sejak awal ia
sudah menjalankan kebiasaan-kebiasaan tersebut sehingga ada hubungan timbal balik antara kebiasaannya sebelum bekerja di SDIT X dan kegiatan
ibadah rutin di sekolah tersebut. R1 Reference 5
Bagi saya, kerja ini bukan untuk yayasan, bukan untuk apa-apa, yaa untuk umat
R2 Reference 4 “sebelum kita masuk kesini kan kita punya keinginan ya, lingkungan
yang seperti apa, Alhamdulillah disini nyaman sekali, seperti pembiasaan-pembiasan ibadah shalat dhuha, kemudian itu tadi ya,
kebiasaan-kebiasaan yang tadi itu. rasanya yaa.. cocoklah dengan keinginan saya
” R2 Reference 5
“mungkin lebih tepatnya timbal balik yaa.. karna awalnya kita juga sudah punya bekal. Jadi kitapun memberikan untuk sekolah dan disinipun ada
pembiasaan-pembiasaan itu ”.
Universitas Sumatera Utara
65
Selain memiliki kesamaan tujuan pribadi dengan tujuan sekolah, ibu R juga dapat menerima nilai-nilai sekolah seperti mematuhi aturan sekolah.
Setiap hari ia berusaha tiba disekolah tepat waktu dan menjaga kehadirannya disekolah. Bahkan meskipun ia sedang dalam kondisi sakit
yang tidak terlalu parah, ia tetap berusaha datang kesekolah. Selain itu, ia juga masih leluasa membagi waktunya untuk sekolah karena saat ini ia tidak
memiliki beban lain, seperti mengurusi keluarga atau orang tua. Sehari-hari ia hanya mengurusi dirinya sendiri.
R3 Reference 1 Keterlambatan jarang lah. Kehadiran juga saya ini ya, selagi ga ada
halangan, saya akan datang. R3 Reference 3
karena saya itu tadi ya, tipe yang kalau masih bisa mengikuti aturan, yang selalu datang kesekolah, jarang terlambat, kadang-kadang kalau
sakit, kalau sakit demam biasa, selagi masih bisa bawa badan, ya udah saya akan datang. Kecuali kalo penyakit kayak cacar ya, yang
ga bisa dihindari, ya udah saya ga datang. Tapi kalau Cuma demam gitu, saya memang ini, ga tau ya.. mungkin karena belum punya
beban yang lain ya. Orang tua juga ga disini, ga tau kalau orang tua disini nanti, mungkin akan kepepet juga ya, tapi ini kan karna
kepentingan sendiri aja. Jadi ya bisa diatasi sendiri. Ga tau kedepannya itu gimana.
Meskipun selalu berusaha untuk mematuhi peraturan sekolah, ibu R mengaku merasa tidak nyaman dengan perubahan-perubahan aturan yang
sering terjadi di SDIT X, terutama bila keputusan tentang peraturan baru tersebut diberlakukan mendadak. Awalnya tetap saja ia merasa jengkel
atau tidak suka terhadap penerapan peraturan baru tersebut.
Universitas Sumatera Utara
66
R3 Reference 10 “awalnya pasti ga suka ya. Awal-awalnya kan gitu, ya akhirnya kita
kan jadi terlambat semua kan. Ada yang 7.25 ada yang mau dekat 7.30. karena kebiasaannya 7.30. akhirnya bisa juga. Setelah dijalani,
mau ga mau harus dijalani karena itu sudah jadi ketetapan. Tidak bisa dirubah. Jadi kita yang harus menyesuaikan
’. R3 Reference 11
“ya awalnya ya jengkel gitu kan. Ga senang. Tapi karena sudah ketetapan, ya sudah lah. Dan akhirnya mungkin berhasil ya, kepala
sekolahnya. Ternyata lama lama bisa disesuaikan sama guru-guru disini. Jadi mungkin dikira ga masalah ya.. padahal awalnya tidak
seperti itu kan
”. Bila dihadapkan pada situasi demikian, biasanya ibu R akan
menerima keputusan dan berusaha melaksanakan peraturan tersebut. Ia selalu berusaha untuk tidak melanggar peraturan yang sudah ditetapkan
oleh sekolah. R3 Reference 2
“memang saya orangnya memang orang yang ikut peraturan, gitu. Orang yang patuh peraturan dan bukan orang yang ngeleceh-leceh
gitu enggak, ga bisa. Memang tipe apa yaa.. tipe bawahan kali ya. R3 Reference 7
“ada yang bisa kita ikutin, ada juga yang ga bisa gitukan. Kayak apa yaa.. kayak kedatangan ya. Jam kedatangan itu sebenarnya kita
kurang ini ya. Tapi itu tadi ya, selama masih bisa kita ikutin ya udah lah. Walaupun kita sampaikan juga. Cuma tipe saya ga yang
membangkang
kan. Tapi
sudah kita
sampaikan, tapi
menyampaikannya ga terlalu ini lah, ga terlalu banyak sanggah menyanggah lah gitu kan.
Selain mematuhi peraturan sekolah, ibu R juga selalu dapat menyelesaikan tugas-tugasnya tepat waktu. Ada beberapa kewajiban yang
harus ia lakukan sebagai guru, seperti membuat lesson plan, menyelesaikan administrasi kelas seperti rekapitulasi kehadiran siswa,
nilai-nilai siswa dan mengatasi permasalahan-permasalahan siswa. Selama ini, semua kewajiban-kewajiban tersebut dapat ia selesaikan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
67
Bila ada tugas tambahan yang diberikan dalam waktu yang bersamaan, maka ia memilih mengerjakan tugas-tugas yang harus diselesaikan segera,
kemudian baru beralih ke tugas-tugas berikutnya. Ia memastikan semua kewajibannya dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
R3 Reference 4 “membuat lesson plan, terus tugas-tugas lainnya juga seperti
membuat data kesiswaan, administrasi kelas la ya kan, yang terlambat, nilai-nilai siswa, belum lagi masalah masalah siswa,
seperti itu.
” R3 Reference 5
“Kalau selama ini, ga masalah. Paling sesekali aja kalau tugas itu mendadak banyak gitu kan. Rasanya capek juga. Kayak inilah, kita
mau buat market day kan, jadi anak-anak dipersiapkan, kemudian kita harus juga buat lesson plan, harus supervisi, kayak guru lain juga kan
ada kegiatan lain juga kan. Jadi yang tiba-tiba gitu yang apa, yang terasa agak kepepet. Tapi kalau tugas-tugas yang ini, yang biasa, ga
masalah
”. R1 Reference 3
“kadang ada yang sudah sesuai dengan SOP guru gitu ya, tapi kadang-kadang ada penambahan, itu mungkin yang agak ribet.
” R1 Reference 4
“kalo kita mengadakan acara-acara gitu lah. Guru itu kan capek, kadang kadang itu menjelang bagi rapor. Disitu kita ngisi nilai siswa,
disitu juga kita harus mempersiapkan siswa. Jadi, tugas-tugas seperti itulah yang buat kita gitu, kadang-kadang mendadak, kadang-kadang
ada penambahan juga dari kepala sekolah, entah ngisi apa gitu. Misalnya nanti ada masalah siswa, udah kata kepala sekolah, mulai
sekarang guru-guru harus ini yaa.. dah, jadi ada tugas lagi, gitu kan ya gara-
gara siswa juga hehee… misalnya karna siswa begini, guru- guru harus stanby ni digerbang.
R3 Reference 6 “yang butuh paling cepat aja yang dikerjain. Kayak kemarin itu ada
PMB, kan. Kita siap-siap juga, kemudian baru sabtu minggu nya kita buat lesson plan, karna minggu ini mau supervisi. Ya udah gitu aja.
Tugas-tugas tambahan itu memang sesekali aja, seperti PMB, kayak market day ini juga kan. Harus sempatin waktu. Kadang yang dibuat
anak-anak itu kan ga selalu rapi, nanti kita rapikan. Sebenarnya bukan tugas-tugas yang berat gitu kan, kecil-kecil tapi banyak.
Universitas Sumatera Utara
68
2. Keinginan berbuat untuk organisasi
Sebagai guru SDIT X, ibu R memiliki beberapa tanggung jawab sebagai guru kelas, seperti mengajar, membuat lesson plan, memberi nilai
siswa. Selain itu ia dan guru asisten juga bertanggung jawab terhadap kelas yang diasuhnya. Seperti mengawasi siswa, menata kelas, dan memenuhi
kebutuhan-kebutuhan siswa di kelas. Mereka melakukan tugasnya sesuai dengan pembagian pekerjaan yang sudah disepakati
. R3 Reference 8
“sebagai guru ya, sebagai wali kelas juga ya.. jadi mengajar, membuat lesson plan, membuat nilai, remedial gitu. Kalau sebagai
wali kelas, seperti itu lah administrasi kelas gitu. Kemudian mempersiapkan kelas gitu. Seperti galon air gitu kan. Anak-anak
butuh minum juga kan. Jadi tugas kita juga. Menata kelas, merefresh kelas. Mengatur tempat duduk,
R3 Reference 9
“selama ini ga ada masalah ya.. kita juga ada guru asisten juga. Jadi kita punya tugas masing-masing. Guru kelas tugasnya ini, asisten ini.
Selama ini kita menyadari peran masing-masing jadi ga berat yaa. Selama tugas
– tugas jelas, ga masalah sih.
Sebagai guru, ibu R menyadari pentingnya pembentukan akhlak bagi siswa. Untuk itu ia berusaha membentuk karakter siswa-siswanya
agar memiliki prilaku yang berakhlak. Ia akan memuji siswa yang menunjukkan perilaku yang baik. Sedangkan bila siswanya menunjukkan
prilaku yang menyimpang, ia akan berusaha dengan berbagai cara untuk merubahnya, seperti memberikan nasehat, memberikan sanksi, hingga
pemanggilan orang tua siswa. Hal itu ia lakukan karena merasa memiliki tanggung jawab untuk membentuk prilaku siswa. Namun, bila berbagai
usaha yang ia lakukan tidak juga menunjukkan perubahan, ia akan menerima kondisi itu apa adanya.
Universitas Sumatera Utara
69
R3 Reference1 “kalau misalnya anak itu sudah bagus akhlaknya ya...kita lebih
banyak memuji dia, memelihara sikap dia gitu kan. Tapi disini anaknya yaa.. setengah-setengah kalau saya rasa ya. Tapi yang
paling penting pembentukan akhlaknya kan. Mungkin disitu yang ini
R3 Reference 2 “sebenarnya ga terlalu apa kali sih, Cuma berusaha aja dengan
berbagai cara. Dari aturan misalnya supaya dia tidak melakukan itu kembali, pemanggilan sudah, dengan nasehat juga sudah, dari sanksi
juga sudah, kadang-kadang kita ke orang tuanya juga. Nanti misalnya usaha kita dan orang tua berbeda, ya sudah. Ga terlalu kita genjot
kali kan. Tergantung orang tuanya juga sih.
R3 Reference 3 “rasa apa yaa.. misalnya kalau anak mencuri gitu kan.. ga suka aja.
Kok gitu sih anak SDIT. Ga senang aja lihat anak yang seperti itu. Pingin merubah aja. Karena tanggung jawab kali ya, tapi kalau
memang semua usaha itu sudah, dan hasilnya tidak terlalu maksimal, kita pun tidak terlalu keras lagi. Gitu aja sih. Heheee...
Sebagai bagian dari sekolah, ibu R mengaku jarang melibatkan diri dalam urusan organisasi sekolah. Ia cenderung menerima keputusan rapat
atau keputusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Ia hanya berusaha melakukan pekerjaannya sesuai aturan dan menyelesaikannya tepat waktu.
R3 Reference 6 “misalnya kalo dalam satu rapat, gitukan. Kan banyak pendapat-
pendapat. Tapi pendapat itu masih bisa diikutin, ya udah kita ikutin aja. Kalau memang ga bisa, memang saya jarang mengungkapkan ya.
Ketidaksukaan itu jarang diungkapkan. Jadi lebih banyak nerima aja. Ya, termasuk yang.. ya sudah lah, gitu.
R3 Reference 7 “memang tipenya suka diarahkan kali ya. Saya mikirnya gini, kalau
dia ga mau paham dengan keinginan kita, ya urusan dialah sama Allah, gitu.
R3 Reference 8 “ya, selagi itu memang tugas kita, memang tanggung jawab kita, ya
kita kerjain aja.
R2 Reference 1 “paling saya usahakan melakukan pekerjaan sebaik-baiknya yaa..
tugas-tugas yang dibebankan sebagai guru bisa diselesaikan. Itu aja ”
Universitas Sumatera Utara
70
Sesekali ia menyampaikan keberatan kepada Kepala Sekolah bila mereka merasa tidak nyaman dengan peraturan yang akan diterapkan
misalnya perubahan peraturan mengenai waktu tiba disekolah dari jam 7.30 Wib menjadi jam 7.20 Wib. Namun akhirnya mereka harus tetap
menerima keputusan tersebut karena menurut Kepala Sekolah hal tersebut sudah menjadi ketetapan sekolah, sehingga tidak bisa lagi dirubah.
R1 Reference 1 “kadang ada keinginan kita yang kita komunikasikan, tapi seringnya
komunikasi kita itu , akhirnya lebih kepada keputusan kepala sekolah langsung. Padahal kita punya masukan gitu kan. Tapi kalo udah
keputusan itu, udah haknya kepala sekolah. Gimanapun kita memintanya, kadang-kadang seperti itu
” R3 Reference 9
“kedatangan itu kemarin kan dipercepat dari 7.30 jadi 7.20. terus yang jadi masalah ketika 7.31 itu tidak dapat ongkos gitu. Itu kita
agak keberatan juga. Cuma ya memang sudah begitu aturannya, memang dari yayasan seperti itu. Ya udah
” R3 Reference 10
“kemaren itu sempat menyampaikan lah. Cuma karena dia udah jadi ketetapan, kepala sekolah dari awal sudah bilang, ini sudah
merupakan ketetapan, ga bisa diubah. Jadi kita pun mau ini ga bisa dirubah. Kalau sudah ketetapan ya ga bisa lagi diganggu. Paling
kemaren itu kalau masalahnya terlambat karena ini, karena ini gimana ? kita sampaikan kalau misalnya karena kereta bocor itu
gimana ? tapi kalau memang ga bisa ya udah. Yang penting kita udah usaha. Ya udah
”.
3. Keinginan kuat untuk tetap bersama dengan organisasi
Saat ini ibu R tidak memiliki rencana untuk mencari pekerjaan lain. Selain karena merasa sudah menyatu dengan sekolah ini, pekerjaan
sebagai PNS yang menjadi incarannya sudah tidak memungkinkan lagi ia dapatkan karena faktor usia yang sudah melewati batas yang ditentukan.
Bila suatu saat ia keluar dari sekolah ini, hal itu disebabkan karena alasan
Universitas Sumatera Utara
71
khusus, seperti pindah keluar kota, berkeluarga atau pulang ke kampung halaman.
R1 Reference 1 “Untuk mencari yang lebih bagus dari ngajar enggak. Tapi kalo
karena keluar kota, pindah atau berkeluarga, atau balek ke kampung. Mungkin karena itu nanti kk keluar. Tapi kalo untuk mencari
pekerjaan lain enggak kayaknya. Udah menyatu dengan sekolah ini
” R3 Reference 1
“iya, mau dimana lagi kan, PNS juga udah lewat, heheee... R3 Reference2
“Enak kerja lah kerja disini, karena dia sesuai dengan ini kita ya, sesuai dengan yang kita yakini. Jadi sesuai dengan keinginan kita lah.
jadi, selama kita kerja disini, orang kan mikirnya, enaklah sekolah di sini. Ga ada benturan-benturan yang keras. Misalnya kan kalau di
instansi, nanti kan kadang ada yang berlawanan dengan keinginan kita. Terutama masalah ibadah ya. Jadi enak lah, karena disini ga
ada yang harus disesuaikan. Gitu aja sih.. ga sampe kayak mencurahkan segalanya untuk sekolah ini enggak juga. Kalau saya
sih ga sampai seperti itu, walaupun mungkin orang melihat seperti itu.
Komitmen organisasi pada ibu R
Sejak awal ibu R menyadari bahwa tujuan yayasan yang menaungi SDIT X berkaitan dengan pengembangan umat. Ia juga dapat memahami
bahwa tujuan sekolah berkaitan dengan pembentukan akhlak mulia bagi siswa sehingga ia berusaha menjadi contoh teladan bagi siswa-siswanya.
Penerimaan nilai-nilai organisasi ditunjukkan dengan kepatuhan terhadap peraturan sekolah, bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan
kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi disekolah. Dalam hal ini, Ibu R telah menunjukkan kepatuhannya terhadap
peraturan dengan menjaga kehadirannya disekolah dan tiba disekolah tepat waktu. Meskipun ia mengeluhkan perubahan peraturan dan penambahan
Universitas Sumatera Utara
72
pekerjaan yang membuat tidak nyaman, Ibu R berusaha tetap mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan dan menyelesaikan tugas-tugasnya tepat
waktu. Ia memiliki kesadaran diri untuk senantiasa mematuhi peraturan dan menyelesaikan tugas atau tanggungjawabnya dimanapun ia berada.
Kondisi diatas menunjukkan bahwa ibu R dapat menerima nilai dan tujuan organisasi.
Saat ini ibu R mengaku hanya menjalankan kewajibannya saja sebagai guru seperti menyelesaikan tugas, mendidik siswa-siswa, dan
mematuhi aturan-aturan sekolah. Sesekali ia memberikan masukan kepada kepala sekolah mengenai peraturan yang akan diterapkan. Namun akhirnya
ia akan menerima keputusan yang sudah menjadi ketetapan sekolah. Kondisi ini menunjukkan bahwa tidak memiliki keinginan untuk terlibat
secara aktif dalam organisasi dan berusaha bekerja melebihi harapan normatif yang diinginkan organisasi.
Mengenai rencana pekerjaannya dimasa yang akan datang, Ibu R menyatakan ingin tetap bekerja di SDIT X karena merasakan kenyamanan
dalam bekerja, terutama berkaitan dengan pelaksanaan ibadah. Selain itu peluang untuk menjadi PNS yang ia harapkan sudah tidak memungkinkan
lagi karena faktor usia sudah melewati batas maksimal. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ibu R menunjukkan
kecenderungan komitmen organisasi tingkat menengah karena ia menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi SDIT X, memiliki keinginan
tetap bekerja di SDIT X karena ingin terlibat dalam kegiatan pengembangan umat namun ia jarang melibatkan diri dalam urusan
Universitas Sumatera Utara
73
organisasi sekolah dan cenderung menerima keputusan rapat atau keputusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah.
b. Ibu Ra Ciri-ciri komitmen organisasi pada guru SDIT X
1. Menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi
Menurut pengakuan ibu Ra, sebenarnya ia tidak suka dengan pekerjaan sebagai guru, meskipun banyak teman-temannya menilai bahwa
ia memiliki bakat menjadi guru. Ibu Ra menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan latar pendidikannya, yaitu pekerjaan yang berhubungan
dengan Pertanian. Namun karena belum juga mendapatkan pekerjaan yang ia harapkan, ibu Ra menerima tawaran bekerja di SDIT X sebagai guru
pengganti salah seorang guru SDIT X yang sedang cuti hamil. Beberapa bulan kemudian, salah satu guru SDIT X lainnya berniat akan keluar
karena alasan pindah domisili. Ibu Ra diminta kesediaannya untuk menggantikan guru tersebut.
Ra1 Reference 1 “awalnya dikabarin untuk gantikan guru yang lagi cuti hamil,
rupanya adalagi guru yang mau keluar. ya udah, ditarik lah, gantikan saya aja lah. gantikan saya mau keluar, mau pindah.
Ra1 Reference 2
“ingin kerja aja gitu. coba-coba diluar, ga juga, ga cocok sarna lingkungan satu, terus ga jebol juga ya kan,jadi mau ga mau tetap
juga bertahan disini. hehee Ra1 Reference 3
“pingin juga sih yang sesuai dengan kualifikasi pendidikan kan , pastinya, ya
Universitas Sumatera Utara
74
Selain karena kebutuhan akan pekerjaan, Ra memilih bekerja di SDIT X karena pertimbangan kenyamanan, terutama kenyamanan dalam
pergaulan dengan lawan jenis dan dalam beribadah. Lingkungan kerja yang nyaman seperti yang ada di SDIT X sulit didapatkan di tempat kerja
yang lain. Ra2 Reference 1
“kita sih nyaman disini yaa.. mendukung ibadah kita juga. Shalat dhuha, lingkungannya juga enak. Pernah juga waktu dulu kerja yang
penelitian-penelitian gitu, ke desa-desa. Tapi gabung-gabung juga laki-laki dan perempuan. Nanti kita nginap di hotel gitu, kita ke desa-
desa. Kami perempuannya 3 orang, bapak-bapaknya 5 orang. Ga nyaman aja kerja yang seperti itu. Kalau disini, setidaknya
lingkungannya mensuport ke kebaikan gitu. Yang kemaren, biarpun besar gajinya tapi kita ga nyaman, ga da hijab gitu kan istilahnya.
Hehee...
” Menurut ibu Ra, tujuan SDIT X adalah menghasilkan generasi
yang berkarakter dan berilmu. Untuk mencapai tujuan tersebut, ibu Ra berusaha memberikan contoh perilaku yang islami, seperti dalam menjaga
adab makan dan minum. Perilaku tersebut akan selalu dilatih sehingga menjadi kebiasaan bagi siswa-siswa SDIT X. Hal tersebut menjadi
tantangan bagi ibu Ra karena siswa-siswa memiliki karakter berbeda satu sama lain, sehingga ia harus mencari cara yang paling efektif untuk
masing-masing siswa. Ibu Ra akan merasa sangat senang bila usahanya berhasil diterapkan oleh siswa-siswanya.
Ra1 Reference 6 “yang saya tangkap sih, sekolah ini ingin menghasilkan generasi-
generasi yang berakhlak. yang berilmu, cerdas ”
Ra2 Reference 9 “kita berusaha memberikan contoh prilaku yang islami yaa.. misalnya
masalah keseharian, kita contohkan bagaimana seharusnya. Misalnya tidak makan minum sambil berdiri, pokoknya prilaku yang disunnah
kan lah. Perlahan-lahan. Misalnya hari ini kita sampaikan, besok kita
Universitas Sumatera Utara
75
ingatkan lagi. Biasanya dengan karakter mereka yang beraneka ragam, berasal dari keluarga yang berbeda, kita harus mengarahkan
mereka ke arah yang baik ”.
Ra2 Reference 10 “kita lihat karakter anaknya. Misalnya mereka ada perasaan malu
didepan kawan-kawannya, ya kita sampaikan.. beda-beda anak, beda penangananya. Kan ada anak yang dipermalukan didepan kawannya
dia ga bisa. Kita sampaikan di tempat yang tidak ada kawan-kawanya Ra2 Reference 11
“ya dari keseharian, misalnya kalau dengan cara ini tidak berhasil, besoknya kita ganti cara yang lain. Kita kan setiap hari bersama
mereka ”
Ra1 Reference 4 “kayaknya kalau anak-anak sudah senang, kayaknya ngalir ilmu gitu,
kayaknya bermanfaat. ada kepuasan sendiri, ga bisa diiniin lah kak, disitunya sih. kalau kita ngajar, apa yang kita sampaikan anak -anak
juga bisa nangkap atau mereka bisa hepi, apa lagi kalau bisa diterapkan kan, apa yang kita ajarkan, misalnya pembangunan
karakter apa gitu. ada kepuasan tersendiri. itu aja sih.
Selama bekerja di SDIT X, ibu Ra beberapa kali mengikuti seminar-seminar di luar sekolah yang difasilitasi oleh sekolah mengenai
cara mendidik siswa sesuai dengan bakatnya masing-masing. Selain itu ia juga mengikuti kegiatan PKB setiap hari Sabtu yang membahas tentang
karakter-karakter siswa serta metode mengajar dengan memperhatikan kompetensi setiap siswa, salah satunya dengan membuat Lesson Plan
sebelum mengajar. Kegiatan tersebut dimaksudkan dalam rangka mempersiapkan guru untuk dapat mewujudkan tujuan sekolah SDIT X.
Bagi ibu Ra, hal itu sangat menarik dan sangat berguna bagi dirinya terutama bila kelak ia memiliki anak.
Ra1 Reference 7 “kita dikasi seminar-seminar sekolahnya manusia. kan kita tujuan
akhimya kesitu ni, memanusiakan manusia, gitulah. kita juga guru- gunmya dikasi seminar-seminar dipahamkan dulu, disiapkan dulu
mental kita, gitu. ga langsung doorr.. berproses, gitukan. disiapkan
Universitas Sumatera Utara
76
dulu mental guru-gurunya, dikasi seminar, pemahaman, sekolah manusia itu kekmana sih, gitukan. udah disiapkan menta1nya, dikasi
ilmu-ilmunya, karakter anak gimana, guru gimana, gitu kan. ya udah, disitu. abis itu baru buat Lesson Plan
Ra1 Reference 8
“banyak update ini, sering lah seminar, kan psikologi anak semua- semua inilah .. disitu sih... apalagi belum menikah, ini juga ya kan ..
walaupun ga disini juga nantinya ya kan untuk anak kita juga sukanya disitu. seminar-seminar, ayo seminar ini .. ini.. ini ... update lah
tentang yang namanya ilmu itu kan ini ya kak ..sukanya saya disitu. terus kita setiap sabtu anak-anaknya ga masuk, gurunya masuk kan..
ya udah kita PKG. kayak peningkatan kompetensi guru juga. sesama kita pun ini, membahas apa kek, bedah buku gitu. nambah wawasan
juga. sukanya saya kayak gitu. nambah ilmu aja sih kak.
Meskipun senang dengan banyaknya kesempatan mendapatkan ilmu, terutama berkaitan dengan pendidikan anak, ibu Ra merasa tidak
nyaman dengan beban kerja di sekolah ini, terutama ketika ia mengasuh siswa kelas 6 tahun lalu. Selain harus menyelesaikan lesson plan sebelum
mengajar, mengawasi siswa dalam setiap kegiatan sekolah dan bertanggung jawab terhadap kelas yang ia asuh, ia sering dihadapkan
dengan beberapa pekerjaan yang datang mendadak atau mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya bukan kewajibannya, seperti menyelesaikan
lembar administrasi nilai siswa yang akan diserahkan ke Dinas Pendidikan Daerah. Padahal menurut ibu Ra, tugas itu merupakan tugas yang
dikerjakan oleh bagian Tata Usaha Sekolah. Meskipun demikian, ia tetap menyelesaikan semua tugas-tugasnya karena ia menyadari bahwa tugas
tersebut merupakan amanah baginya, dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.
Ra2 Reference 4 “kita ada lesson plan perbulan, ngajar, terus kewajiban-kewajiban
wali kelas, ngisi raport, administrasi kelas lah..
Universitas Sumatera Utara
77
Ra1 Reference 5 “saya kan dikelas 6 kayak kemaren itu kan. semua administrasi
tentang nilai-nilai kelas 6 yang untuk ke dinas, kadang kita mau mendadak, yang bukan job desk kita kadang kita yang ini. disitunya
kadang yang kita ini... ”
Ra2 Reference 5 “Itu tentang data siswa yang akan dikirim ke Dinas. Kalau disekolah-
sekolah lain, itu kerjaannya tata usaha. Kalau dulu kita yang ngerjain semua. Tapi sekarang ga tau. Mungkin udah beda
Ra2 Reference 6
“sadar akan kewajiban, gitu kan. Amanah. Kan akan dipertanggungjawabkan nanti di akhirat. Setiap orang itu kan
pemimpin bagi dirinya sendiri.
Selain merasa tidak nyaman dengan penambahan pekerjaan yang sering datang mendadak, ibu Ra juga merasa tidak nyaman dengan
perubahan-peraturan yang terjadi di SDIT X. Menurut ibu Ra, perubahan peraturan yang terjadi selama ini disebabkan kurangnya koordinasi antara
guru dan Kepala Sekolah. Sehari-hari guru selalu sibuk dengan kegiatan dikelas bersama siswa, sehingga waktu untuk berkomunikasi dengan
kepala sekolah atau bagian tata usaha menjadi sangat kurang. Meskipun demikian, ibu Ra tetap berusaha menaati peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan. Bagi ibu Ra, peraturan memang dibutuhkan disetiap tempat untuk membangun kedisiplinan bersama. Selain itu peraturan bagi guru di
sekolah juga menjadi sangat penting karena hal itu menjadi bagian dari pendidikan bagi siswa.
Ra2 Reference 2 “wajar aja kaaann heheee.. karna hidup itu perlu aturan kan.
Dimana-manapun memang mesti ada aturan kan. Sama anak-anak juga gitu. Dilingkungan kerja juga ya mesti ada. Kalau bagi saya,
kalau untuk kebaikan yaa... harus ditaati.
Universitas Sumatera Utara
78
Ra2 Reference 3 “Kita kan guru juga, kita buat peraturan untuk anak-anak. nah kalau
kita sendiri ga menaati aturan ya gimana kan .. gitu juga mikirnya.. yaa untuk kedisiplinan bersama ya kenapa tidak.
Ra2 Reference 7 perubahan-perubahan aturan dari kepala sekolah. kadang kalau
mendadak kita sering kewalahan ya, seharusnya kan ada koordinasi, komunikasi. Kalau mau ada perubahan maunya kan disampaikan ke
kita juga, supa ya kita bisa siap-siap. Misalnya kita sedang mengerjakan satu tugas, nah tiba-tiba ada aja yang berubah gitu, kita
kan jadi kewalahan juga. Tapi ya, mesti dikerjain juga sih akhirnya. Kalau udah dibilang tugas kita ya kita kerjakan aja.
Ra2 Reference 8
“mungkin karena kesibukan kita juga, atau mereka orang kantor dengan kesibukan mereka juga yaa.. kadang kita udah sibuk sama
anak-anak jadi lupa nanya kesana. Karna kan kita disini ngajar gantian yaa.. jadi waktu memang lebih banyak untuk anak-anak. Ga
ada istirahat. Makan juga anak-anak kita temani.
2. Keinginan berbuat untuk organisasi
Saat ini, ibu Ra hanya berusaha menaati peraturan dan melaksanakan kewajibannya sebagai guru dengan menerapkan ilmu yang
ia miliki. Selain itu, ibu Ra juga merasa perlu menjaga nama baik sekolah dimanapun ia berada. Sebagai bagian dari sekolah ia menyadari bahwa
Kekurangankejadian yang memperburuk citra sekolah tidak boleh diceritakan kepada orang lain diluar sekolah. Menurutnya, citra sekolah
juga menunjukkan citra pribadinya karena ia juga merupakan bagian dari sekolah ini.
Ra2 Reference 1 “sebagai warga sekolah ?? ya kita menjaga nama baik sekolah lah
kan. Yaa apa-apa yang terjadi disini, yang menjatuhkan nama sekolah ya tidak kita ceritakan keluar. Itu satu.
Ra2 Reference 2
“karena kita sadar kita bagian dari sekolah ini. Kalau kita menjatuhkan sekolah, berarti kita juga menjatuhkan diri kita sendiri.
Dimanapun kita kan harus seperti itu ya kan.
Universitas Sumatera Utara
79
3. Keinginan kuat untuk tetap bersama dengan organisasi
Hingga saat ini ibu Ra masih berusaha mencari pekerjaan yang sesuai dengan latar pendidikannya serta memiliki lingkungan kerja yang
sesuai dengan keinginannya dan dapat menjamin kesejahteraannya di masa yang akan datang. Selama ini ia bertahan di SDIT X karena
membutuhkan pekerjaan setelah menyelesaikan pendidikan dan merasa senang karena berhubungan dengan anak-anak. Ia telah beberapa kali
mencoba melamar pekerjaan yang sesuai dengan latar pendidikannya, namun hingga saat ini ia belum diterima atau ia justru menolak tawaran
kerja karena lingkungan kerja yang ia rasa tidak cocok dengan keinginannya.
Ra1 Reference 1 “coba-coba yang lain, kan pingin juga sih yang sesuai dengan
kualifikasi pendidikan kan , pastinya Ra2 Reference 1
“biarpun besar gajinya tapi kita ga nyaman, ga da hijab gitu kan istilahnya ga mau juga
Ra2 Reference 2
“masak kekgini gini aja hidupnya. Kalau disini kan ga jelas masa depan itu gimana. Kalau gini-gini aja ya bosan laa.. kita kan butuh
juga kepastian untuk masa depan. Kesejahteraan. Misalnya masalah sakit saja kak, kalau kita sakit, kita juga harus bayar guru yang
gantikan kita kan, kita harus mikir juga biaya berobat kita. Karena disini kan ga ada asuransi. Makanya itu lah.. padahal kalau untuk
pekerjaannya dengan anak-anak itu kita betah. Tapi itu lah.. ya mau gimana yaa... jadi nya kita harus mikir lagi untuk kerjaan kita
kedepan ya kan..
Universitas Sumatera Utara
80
Komitmen organisasi ibu Ra
Ibu Ra menerima tawaran bekerja di SDIT X karena ia mengetahui bahwa lingkungan kerja di SDIT X sangat mendukung pelaksanaan ibadah
dan menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis. Ia juga dapat memahami tujuan sekolah ini berkaitan dengan pembentukan akhlak mulia bagi siswa
sehingga ia berusaha menjadi contoh teladan bagi siswa-siswanya. Kondisi diatas menunjukkan bahwa ibu Ra menunjukkan penerimaan terhadap
tujuan organisasi. Penerimaan nilai-nilai organisasi ditunjukkan dengan kepatuhan
ibu Ra terhadap peraturan sekolah, bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang
terjadi disekolah. Ibu Ra selalu menjaga kehadirannya disekolah dan tiba disekolah tepat waktu. Ia merasa tidak nyaman dengan perubahan-
perubahan peraturan yang sering terjadi di sekolah dan beratnya beban kerja sebagai guru di SDIT X, terutama bila ada tugas-tugas tambahan
yang sering datang mendadak. Meskipun demikian, ibu Ra berusaha untuk dapat menyelesaikan tugas-tugasnya tepat waktu.
Selama ini ibu Ra tidak menunjukkan adanya keinginan untuk terlibat secara aktif dalam organisasi. Saat ini ia hanya menjalankan kewajibannya
saja seperti menyelesaikan tugas sebagai guru, mendidik siswa-siswa, mematuhi aturan-aturan sekolah, dan menjaga nama baik sekolah.
mengenai rencana pekerjaannya dimasa yang akan datang, Ibu Ra masih mencoba mencari pekerjaan yang sesuai dengan latar pendidikan serta
Universitas Sumatera Utara
81
memiliki lingkungan yang sesuai dengan keinginannya dan menjamin kesejahteraan yang lebih baik.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Ibu Ra menunjukkan kecenderungan komitmen organisasi tingkat rendah. Meskipun dapat
menerima nilai dan tujuan organisasi, namun ia tidak menunjukkan keinginan untuk terlibat secara aktif dalam organisasi dan memiliki
keinginan untuk keluar dari SDIT X bila sudah mendapatkan pekerjaan lain yang sesuai dengan keinginannya
c. Ibu F Ciri-ciri komitmen organisasi pada guru SDIT X
1. Menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi
Ibu F memiliki latar pendidikan di Fakultas Tarbiyah IAIN jurusan Matematika. Setelah menamatkan kuliah pada tahun 1998, ia mendapat
informasi bahwa akan dibuka Sekolah Dasar Islam Terpadu di Medan. Ia merasa sangat tertarik dengan konsep sekolah yang memadukan
pendidikan umum dan pendidikan agama, apalagi latar pendidikannya sangat sesuai dengan konsep tersebut. Oleh karena itu ia segera melamar
pekerjaan di SDIT X dan mengikuti proses seleksi yang berlaku pada saat itu.
F3 Reference 1 “dulu itu kan baru-baru ya, saya dengar dari teman mau dibangun
sekolah islam terpadu. Saya tertarik itu. Artinya kan sekolah yang memadukan pelajaran umum dengan islam ya. Latar pendidikan saya
kan dulu di IAIN jurusan matematik. Nah, waktu skripsi itu kepinginnya itu juga, bagaimana menjelaskan matematika melalui
ilmu agama, tapi karena butuh waktu akhirnya ga jadi. Cuma saya
Universitas Sumatera Utara
82
tertarik dengan perpaduan ilmu umum dan agama. Jadi ketika tau dibuka SDIT, saya coba melamar disini.
Ia mengikuti seleksi untuk menjadi guru di SDIT X bersama 30 hingga 35 pelamar lainnya. Mereka harus melalui 2 tes, yaitu psikotes dan
Tes membaca Al Quran. Ia berhasil lulus bersama 6 peserta lainnya. Saat ini, dari 7 orang yang diterima tersebut hanya tinggal ibu F saja yang
masih bekerja di SDIT X, sedangkan 6 guru lainnya sudah keluar karena alasan menikah, pindah dan meninggal dunia.
F2 Reference 1 “waktu awal awal disini pake tes. ada tes IQnya, ada tes Quran, kami
waktu itu ada berapa orang ya, sekitar 30 apa 35 orang. yang diterima cuma 7 termasuk untuk TU, guru dan TU
”. F2 Reference 2
“he-eh, tapi yang 7 itu ga ada lagi, udah keluar semua. ada yang suaminya PNS, keluar. rata-rata gitulah. apalagi ya ? karna nikah,
pindah, keluar. o, satu ada yang meninggal ”.
Selama 10 tahun lebih bekerja di SDIT X, ibu F menyadari bahwa tujuan SDIT X berhubungan dengna pembentukan akhlak siswa. Namun
dalam pelaksanaannya ia merasa sulit memahami tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah karena setiap tahun terjadi perubahan-perubahan
tujuan sekolah. Misalnya pernah sekolah ini ingin juga mengasuh anak- anak berkebutuhan khusus, sehingga guru-guru diikutkan pelatihan
mengenai cara mendidik anak dengan kebutuhan khusus. Namun di tahun berikutnya tidak ada kelanjutan mengenai hal tersebut. Tidak ada
sosialisasi mengenai tahapan-tahapan yang harus dilalui sehingga terkesan sekolah tidak memiliki arahan yang jelas. Kondisi ini membuat ibu F
menjadi bingung dan hanya menjalankan tugas sekolah seadanya saja.
Universitas Sumatera Utara
83
F1 Reference 7 “mungkin kepala sekolah juga punya tahapan-tahapan, tapi saya ga
tau lah ya. Tapi memang harus dikomunikasikan. Cenderungnya yang saya rasakan selama 13 tahun ini, kondisi seperti ini, kurikulumnya
ini, kita harus ini.. kayak kemaren, kita jadi sekolah inklusi, menerima anak berkebutuhan khusus, ya udah, beberapa guru diikutkan
pelatihan, ya udah, ikuttt… jadi kesannya kita kan menuju kesitu. Nah, nanti kurikulum 2013 kita kemana lagi, kalo saya melihat yang
jangka panjang nya belum terlihat. Padahal kalo menurut cerita beberapa sekolah dia punya kan rencana jangka panjangnya
kemana
”. F2 Reference 3
“ga tau juga saya yaa...selama saya disini, itu tadi saya bilang dari awal sejak saya disini sering berubah. ga paham saya. kemana
tujuannya juga ga tau saya ”.
F2 Reference 4 “Saya pun ga tau kedepannya mau jadi apa gitu. makanya saya
bilang kemarin, sederhana mungkin dan itu mungkin hal-hal yang kita pikirkan semua. akhlak anak yang baik, tapi kan dia ga punya... ga
punya...jangkauan yang jelas. ga ada tahapan yang jelas
”. F2 Reference 5
“saya kayaknya mulai apatis saya …. ya udah lah.. kalau kita memang masih berguna disini, kitapun masih butuh dengan pekerjaan
ini, ya udah lah.
Selain perubahan mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh sekolah, ibu F juga merasakan sering terjadi perubahan-perubahan aturan sekolah
terhadap guru, seperti peraturan mengenai kehadiran dan waktu tiba di sekolah. Menurut ibu F, guru-guru SDIT X selalu di tuntut untuk menaati
peraturan, namun sangat jarang mendapatkan reward dari sekolah atas kepatuhannya terhadap peraturan sekolah. Meskipun demikian, ibu F tetap
berusaha menaati peraturan sekolah yang sudah ditetapkan. F3 Reference 2
“peraturan tentang itu lah, kehadiran ya, tidak boleh terlambat, Cuma itu ya memang kesan tidak konsisten ya. Dari dulu sampe
sekarang itu masalahnya itu itu aja. Ga selesai-selesai.
Universitas Sumatera Utara
84
F3 Reference 3 “kemudian kadang kita dituntut gitu harus mematuhi aturan ya, kayak
yang baru-baru ini lah, kalau terlambat kita dipotong uang transportasi. Nah, saya usulkan itu, kalau yang terlambat kan kena
sanksi, gimana kalau yang rajin nanti dikasi insentif, reward gitu. Selama ini kan peraturan itu selalu diikuti dengan sanksi, ga ada
reward. Padahal kalau dikasi reward mungkin kita akan lebih semangat ya. Nah, tapi nanti alasannya dari mana sekolah dapat
uang untuk biaya itu semua. Ya udah lah.. F3 Reference
“ya, namanya peraturan kita ikuti lah. selama ini, kalaupun terlambat saya termasuk jarang ya, kehadiran juga. Gitu saja.
Disamping perubahan tujuan sekolah dan aturan-aturan sekolah, ibu F merasa sangat senang bekerja di SDIT X karena kedekatan guru dan
siswa di SDIT X berbeda bila dibandingkan dengan sekolah lain, sehingga menjadikan sekolah ini unik dimatanya. Di SDIT X, setiap guru memiliki
kewajiban untuk mengawasi siswanya pada setiap kegiatan sekolah. Bagi ibu F, kewajiban tersebut membuat hubungan guru dan siswa menjadi
dekat. Kedekatan guru dan siswa merupakan hal penting agar guru mudah mengarahkan siswa, terutama yang berkaitan dengan adab-adab yang akan
membangun karakter mereka. Kedekatan hubungan guru dengan siswa menjadikan ibu F merasa menikmati pekerjaannya meskipun harus
menghadapi beban-beban kerja sebagai efek samping dari hubungan tersebut.
F1 Reference 6 Memang sekolah ini unik. Cobalah bandingkan dengan sekolah lain,
kedekatan siswa dan guru disini beda. mungkin kesannya siswa-siswa disini kelihatan mengkek dengan gurunya. Tapi bagi saya, kita ini
guru, pendidik. Pendidik itu kalo kita cenderung ga dekat sama anak,
kita ga bisa mengarahkan mereka. Gitu kan… jadi itu lah keunikan sekolah ini
Universitas Sumatera Utara
85
F1 Reference 1 Kita kedekatan dengan anak itu beda disini. Ngajar itu enjoy gitu
lho… memang satu sisi kan ada gitu yaa, beban-beban. Tapi begitu berhadapan dengan anak, dengan kondisi… kalo saya bilang kalau
kita saling jujur sama anak-anak, anak-anak itu pasti ngerti kondisi kita.
F3 Reference 8
“Kita sebagai guru kan, tidak cuma pelajaran yang kita berikan. Adab-adab itu ya.. walaupun sebenarnya kita akan capek kan,
kadang-kadang kita sedih karna misalnya nanti dikelas 6 ada cerita- cerita anak-anak ada yang pacaran. Itu sebenarnya gini ya.. itulah
manfaat kita bagi anak-anak. Bagi saya itu sih. Jadi bukan sekedar mereka pintar matematika, enggak
Setiap hari guru SDIT X senantiasa mendampingi siswa, baik pada saat jam belajar di kelas maupun kegiatan saat istirahat, seperti makan,
shalat dsb. Guru juga harus menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan siswa karena sekolah ini belum memiliki
fasilitas dan tenaga BK Bimbingan dan Konseling. Untuk itu diperlukan kerja sama antara guru dan asisten kelas dengan menjaga komunikasi
diantara keduanya. F1 Reference 2
“ada kan pekerjaan lain disekolah ini, misalnya menangani makan anak, shalat anak, itu kan kita semua
” .
F1 Reference 3 “itu nanti kalo ada masalah anak, kan kita sendiri yang
menyelesaikan. Kita kan ga ada BP disini. Harusnya kalo ada masalah anak yang sudah sangat memuncak gitu, biasanya kan ada
BP. Itu pernah juga saya usulkan. Cuma karena kondisi kita yaa… ya udah, selama ini kita berusaha untuk menyelesaikan sendiri
”. F1 Reference 4
“Saya pernah merasa dengan anak kelas rendah itu kan, makan harus kita temanin, dia menulis itu pelan-pelan kita tuntuuunnn terus.
Sampai nanti ada juga yang tertinggal. Nanti jam istirahat pertama harus diawasi juga. Jadi ga ada waktu. Kalau anak kelas tinggi,
inilah, bisa kita tinggalkan sementara waktu. Walaupun sebenarnya lebih baik kita disana, nanti kalo ada yang apa kan, kita tanyain
Universitas Sumatera Utara
86
abang ngapain bang ? yaaa… kita kerja sama dengan guru assisten juga”
F1 Reference 5 kalau saya piker kerja antara guru kelas dan asisten itu sama sih.
Yang beda Cuma tanggung jawab aja. Jadi kalo ada masalah dikelas, guru kelas yang harus tanggung jawab. Tapi tetap, asisten itu kan
harus tau juga. Dengan asisten kita juga tetap jaga komunikasi lah.
Selain tugas-tugas sehari-hari seperti membuat lesson plan, mengajar dan mengawasi siswa dalam setiap kegiatan sekolah, ibu F juga
memiliki tugas tambahan seperti pengisian-pengisian data siswa dan tugas- tugas lain dari Kepala Sekolah atau Yayasan. Kondisi ini sering membuat
ibu F tidak dapat menyelesaikan tugas-tugasnya. Ia mengaku cara kerjanya juga tergolong lambat sehingga beberapa tugas tidak dapat diselesaikan
tepat waktu. Meskipun demikian, ia berusaha menyelesaikan pekerjaan, bahkan kadang harus mengorbankan waktunya untuk keluarga.
F3 Reference 5 “ada ajalah, pengisian-pengisian, padahal kita kan sudah punya
tugas rutin, kemudian mengawasi anak-anak gitu kan. Itu yang buat kadang jadi tidak selesai
F3 Reference 7
“memang kesannya kita ngajar 2 jam., tapi adaaa aja.Kalau di kelas berantakan, beresinnya... Beresin kelas aja ga siap-siap. Kadang-
kadang sih, apakah saya yang ini yaa.. apakah saya yang orangnya ini... tapi memang saya orangnya ga bisa kerja cepat, terus apa yaa...
ada orang yang kerjanya cepat, rapi gitu kan, saya ga bisa. saya kerjanya lambat baru bisa rapi. Jadi nanti kalau kelasnya udah apa,
berantakan lagi, kerjain lagi, berantakan lagi, ulang lagi.. F3 Reference 6
“diusahakan dikerjakan lah, malah kadang-kadang keluarga dikorbankan. Kadang ngerjainnya malam-malam gitu kan. Tapi
karena banyak tugas itu, jadi ada aja yang ga selesai.
Universitas Sumatera Utara
87
2. Keinginan berbuat untuk organisasi
Harapannya tentang kemajuan sekolah mendorong ibu F aktif memberikan masukan demi kebaikan sekolah. Misalnya ia mengusulkan
perputaran kelas bagi guru minimal dilakukan 2 tahun sekali agar Lesson Plan yang dibuat oleh guru dengan susah payah dapat bermanfaat di tahun
berikutnya. Ia juga memberi masukan mengenai fasilitas Bimbingan dan Konseling yang sangat dibutuhkan oleh guru kelas dan fasilitas Tempat
Penitipan Anak TPA bagi guru yang memiliki balita. Beberapa masukan yang pernah ia sampaikan kepada Kepala Sekolah biasanya mendapat
tanggapan yang kurang memuaskan seperti Kepala Sekolah meminta ibu F memahami kondisi sekolah yang masih serba kekurangan.
F1 Reference 1 “dulu sebenarnya sudah pernah saya usulkan. Paling tidak 2 tahun
lah. Jadi Lesson Plan yang dibuat setahun yang lalu, tahun depannya itu kan bisa dilihat lebih dan kurangnya. Atau bisa juga, guru yang
kelas rendah itu dikelas rendah, yang kelas tinggi itu dikelas tinggi. Itu kan berhubungan, guru kelas 1,2,3. Atau kelas 4,5,6 itu kan saling
berhubungan
”. F1 Reference 2
“Kayak masalah anak. Dulu diawal-awal kita dibolehkan bawa anak, Cuma itu lah terbentur dengan kondisi giman-gimana, akhirnya
dilarang. Gurunya jadi keluar. Tapi kalau seperti di SDIT B, mereka sediakan TPAnya, penitipan anak. Ya, idealnya gitulah. Cuma
rencana yayasan saya ga tau lah, gimananya. Saya pernah juga komunikasikan masalah ini, tapi itu lah kondisinya masih begini, ya
udah, saya terima
”. F2 Reference 1
“walaupun ketika kita komunikasikan, kan ada beberapa orang yang cenderung ke kelas rendah, ada yang di kelas tinggi. tapi ya, ketika
dikatakan ini untuk kebaikan semua, ya udah. dijalankan aja. ini kan amanah. cuma yang saya lihat, jadi... yang tau semuanya kriteria
jabatan guru itu ya kepala sekolah. kita ga punya ini... kalau saya berfikirnya kan, guru kelas satu itu punya kriteria ini.. ini.. ini.., guru
kelas 2, kelas 3 sampe kelas 6. gitu kan. ini enggak. semuanya harus berputar
”.
Universitas Sumatera Utara
88
F2 Reference 2 “dukungan, pendapat-pendapat saya sering. kadang pun saya sering
ke yayasan, tapi kalau saya lihat memang masih... apa yaa.., satu sisi memang masih kurang mendapatkan tanggapan yang memuaskanlah.
kondisinya ya... seperti yang saya ceritakan tadi
”.
Usaha ibu F untuk memberikan masukan kepada sekolah melalui Kepala Sekolah disebabkan karena ia menginginkan kenyamanan bersama
dalam bekerja. Meskipun demikian, pada awalnya ia tetap berusaha memahami tujuan diberlakukannya suatu peraturan, namun bila merasa
ada yang tidak sesuai, ia akan berusaha menyampaikannya agar mendapat solusi bagi kenyamanan semua pihak.
F3 Reference 1 “kalau saya memang prinsipnya ya itu tadi, kenyamanan tadi. Kalau
kita nyaman, kita pun disitu nanti... ya kayak semalam lah, nanti ibu tanya aja lah sama guru-guru. Kan sering banyak yang diam kan
kalau ada ini, perubahan-perubahan gitu. Nah, saya ga bisa kayak gitu. Kalau saya pendam, nanti jadi penyakit. Makanya harus
dikeluarkan, walaupun orangnya ga nyaman . tapi Saya bukan tipe orang yang ...apa, ketika tidak suka langsung bilang. Enggak. Saya
cenderung lebih ke memahami orang. Ketika saya ga suka, o mungkin dia gini, mungkin dia kekgini. Tapi kalau kondisinya
berulang atau apa, saya harus diomongin. F3 Reference 2
“lebih ke kenyamanan terhadap aktivitas kita yaa.. bukan kenyamanan saya pribadi. Kalau saya sering berusaha... saya
cenderung secara pribadi lah, o, ini kekgini.. sama orang diawal kekgitu juga kan. Cari yang baiknya gitu.
3. Keinginan kuat untuk tetap bersama dengan organisasi
Ibu F merasa senang mengajar di SDIT X karena kedekatan dengan siswa. Ia pernah menolak tawaran bekerja di percetakan milik adiknya
dengan gaji 3 kali lebih banyak dari gaji sebagai guru di SDIT X. Pernah juga ia berfikir untuk keluar dari pekerjaannya sebagai guru ketika
Universitas Sumatera Utara
89
menghadapi anak ke duanya yang sering sakit. Akhirnya permasalahan tersebut bisa diatasi dengan membeli rumah yang berlokasi di depan
sekolah, sehingga ia bisa mengajar sekaligus memantau perkembangan kesehatan anaknya.
F1 Reference 2 “karena anak yaaa… saya lihat di sekolah lain itu, kita kan ada ya
perkumpulan JSIT. Kita kedekatan dengan anak itu beda disini. Ngajar itu enjoy gitu lho… memang satu sisi kan ada gitu yaa, beban-
beban. Tapi begitu berhadapan deng an anak, dengan kondisi… kalo
saya bilang kalau kita saling jujur sama anak-anak, anak-anak itu pasti ngerti kondisi kita
”. F1 Reference 1
“dulu pernah juga saya cuti, karna saya sering terlambat gara-gara itu, anak saya sering step. Makanya akhirnya kami cari rumah yang
dekat disekolah. Itu rumah saya Alhamdulillah. Udah gitu, Pernah juga adik saya ngajak kerja dengan dia. Dia punya percetakan.
Katanya gajinya 3x lipat. Tapi gimana yaa…rasanya udah enak ngajar yaaa…hehee…”
F2 Reference 1
“anak saya yang nomor 2 itu, sering step. awalnya rumah saya di asam kumbang... ya udah, begitu dengar rumah ini dijual, ya udah,
diusahakan beli”
Menurut ibu F, ia akan tetap menjadi guru karena kecintaannya terhadap siswa. Mendidik siswa-siswa disekolah baginya merupakan salah
satu usaha untuk mencapai syurga. Ia merasa bangga bila siswa-siswanya telah berhasil. Karena kecintaannya terhadap dunia pendidikan kadang ia
harus rela mengorbankan waktu untuk keluarga demi profesi ini. Oleh karena itu, ia sangat mengharapkan memiliki lingkungan kerja yang
nyaman agar bisa mendidik siswa-siswanya dengan nyaman pula.
Universitas Sumatera Utara
90
F3 Reference 1 “kalau ditanya gimana perasaan terhadap sekolah ini, bingunglah
saya.. heheee... mau dibilang nyaman tapi merasa ga nyaman, dibilang ga nyaman, ya ada juga hal-hal yang membuat nyaman.
Sayaa... mungkin pernah ditanya sama suami. Kalau saya dihadapkan pada posisi keluarga dan sekolah, saya sebenarnya cenderung
memilih sekolah. untuk ini ya, maksudnya untuk kenyamanan itu yaa. Karena saya merasa lebih banyak bermanfaat ya.. kalau ke anak lah,
itu kan memang kewajiban kita ya, walaupun sebenarnya itulah yang terbesar, Itulah modal dasar kita ke syurga ya. Tapi ketika sama
anak-anak, mereka merasa nyaman dengan saya, mereka sampai entah kemana-mana, kita kan punya rasa kebanggaan ini ya,
walaupun mereka bukan anak kita, anak orang lain. Tapi pasti berbeda dengan anak kita sendiri. Itu yang saya rasakan. Makanya
kalau suami itu sering ini ya, ini kesannya kok membela ini ya, sekolah.
F3 Reference 2 Tapi saya bukan kesitunya, jenjang karir. Enggak. Kayak gini lah,
cepat kali berubah. Jadi kan kita ga nyaman dengan ini ya.. sebenarnya kalau dengan pekerjaannya nyaman, sama anak anak
juga enak sebenarnya. Lebih berkembang.
Komitmen organisasi ibu F
Ibu F bergabung dengan SDIT X sejak 10 tahun lalu karena tertarik dengan konsep pendidikan SDIT X yang berusaha memadukan ilmu
agama dan pengetahuan umum sehingga nilai-nilai agama akan diterapkan dalam setiap kegiatan sekolah. Ia juga dapat memahami tujuan sekolah
berkaitan dengan pembentukan akhlak mulia bagi siswa sehingga ia berusaha menjadi contoh teladan bagi siswa-siswanya. Kondisi diatas
menunjukkan bahwa ibu F telah menunjukkan penerimaan terhadap tujuan organisasi, bahkan sejak awal ia bergabung di SDIT X.
Penerimaan nilai-nilai organisasi ditunjukkan dengan kepatuhan terhadap peraturan sekolah, bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan
kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi disekolah. Selama ini ibu berusaha mematuhi peraturan sekolah dengan
Universitas Sumatera Utara
91
menjaga kehadirannya disekolah dan tiba disekolah tepat waktu. Namun ia mengaku tidak nyaman dengan perubahan-perubahan yang terjadi di
sekolah. Selama ini ia merasa sekolah menuntut guru untuk mematuhi peraturan dengan memberlakukan sanksi bila melanggar peraturan, tapi
sekolah tidak pernah memberikan reward bila guru telah mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan. Menurut ibu F, hal ini penting
diperhatikan oleh sekolah, agar guru lebih semangat untuk menjalankan peraturan yang telah ditetapkan.
Selain merasa tidak nyaman dengan perubahan peraturan sekolah, ia juga mengeluhkan beban kerja sebagai guru di SDIT X, terutama bila
ada tugas-tugas tambahan yang sering datang mendadak. Selama ini ibu F sering tidak dapat menyelesaikan tugasnya seperti waktu yang telah
ditentukan karena pekerjaan yang harus ia selesaikan sangat banyak, cara kerjanya cenderung lambat dan waktu yang tersedia sangat sedikit, bahkan
kadang ia harus mengorbankan waktunya untuk keluarga. Meskipun demikian ia berusaha menyelesaikan seluruh tanggung jawabnya.
Mengenai keterlibatannya di sekolah, selama ini ibu F telah menunjukkan kepedulian terhadap sekolah dengan memberi masukan demi
kenyamanan dalam bekerja. Meskipun demikian, ia tetap menerima keadaan sekolah apa adanya dan tetap berusaha melaksanakan semua
tanggung jawabnya.
Universitas Sumatera Utara
92
Meskipun keadaan sekolah tidak sesuai dengan harapannya, Ibu F tetap bertahan bekerja di SDIT X karena kecintaannya terhadap profesi
mengajar dan kebutuhan akan pendapatan bagi keluarga. Ia pernah menolak pekerjaan yang menjanjikan pendapatan yang lebih banyak dari
SDIT X. Pernah juga ia kesulitan bekerja karena harus menghadapi anaknya yang sering sakit. Namun permasalahan tersebut berusaha ia atasi
dengan membeli rumah yang berlokasi dekat dengan sekolah. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ibu F menunjukkan
kecenderungan komitmen organisasi tingkat rendah karena ia tidak dapat menerima nilai-nilai organisas dengan baik, terutama dalam penyelesaian
tugas tepat waktu dan bertahan di SDIT X karena kecintaan terhadap profesi mengajar dan membutuhkan pendapatan untuk membantu
membiayai kebutuhan keluarga.
b. Ibu S Ciri-ciri komitmen organisasi pada guru SDIT X
1. Menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi
Sebelum bekerja di SDIT X, ibu S sudah pernah di sekolah swasta lainnya.
Pada
akhir semester ganjil di akhir tahun 2011, Ibu S mendapatkan informasi dari salah satu guru SDIT X bahwa ada salah satu
guru SDIT X sedang mencari guru pengganti karena sudah lulus tes CPNS dan akan keluar dari SDIT X. Ia segera memasukkan lamaran ke SDIT X.
Setelah memasukkan lamaran, ibu S diminta untuk melakukan observasi kelas. Ia mulai aktif mengajar pada awal semester genap tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara
93
Menurut ibu S, ia memilih pindah ke SDIT X karena sekolah ini memiliki banyak kelebihan yang tidak ia dapatkan di sekolah sebelumnya, seperti
adanya perpaduan antara pendidikan umum dan agama, pendekatan guru dan siswa serta keterlibatan orang tua dalam proses perkembangan belajar
siswa. Ia juga dapat memahami bahwa tujuan sekolah ini adalah membentuk karakter siswa yang berakhlak dengan memadukan pelajaran
umum dan agama. Dalam setiap kegiatan, siswa selalu didampingi dan diarahkan perilakunya agar sesuai dengan nilai dan tuntunan agama Islam.
S1 Reference 1 “saya dulu, informasinya dari salah satu guru disini juga. Kemudian,
saya masuk, observasi kelas. Waktu masuk awal dulu di kelas 1. Kebetulan ada guru disini yang lulus PNS. Jadi saya masuk dulu
sekitar tahun 2011. Akhir 2012. Saya aktif mengajar itu 5 januari 2012
” S2 Reference 1
“Karna waktu itu disini sedang butuh guru. Waktu itu guru kelas 1 sudah keluar, yang asistennya masih ada. Jadi waktu itu saya
observasi, hari jumat, itu hari terakhir belajar. Karena hari seninnya itu ujian semester. Waktu itu asistennya keluar juga karena
mendapatkan pekerjaan baru. Waktu itu sudah ada guru penggantinya 2 orang juga. Memang sudah disiapkan. Itu semester
ganjil, saya observasi. jadi saya mulai masuk itu semester genap
” S2 Reference 2
“sebelumnya saya sudah 4 tahun di TK sama madrasah” S2 Reference 3
“yang membuat suka dengan sekolah ini banyak ya. Yang pertama tentang pelajarn. Kalau disini kan ingin membentuk karakter siswa
yang berakhlak, jadi pendidikan umum dan agama dipadukan. Kemudian cara pendekatan dengan siswa. Kalau di SDIT itu beda
dengan yang lain. Kita tu lebih pendekatan ke anak juga melalui orang tua. Jadi perkembangan siswa selalu dikomunikasikan dengan
orang tua. Walaupun tuntutannya jadi banyak ya.. kadang jadi beban juga heheee
”
Universitas Sumatera Utara
94
Kedekatan hubungan antara guru dan siswa terasa menyenangkan, sehingga ibu S tidak pernah merasa bosan berhadapan dengan mereka.
Namun disisi lain, tugas-tugas sebagai guru terasa menjadi beban baginya seperti memantau perkembangan siswa dan melakukan komunikasi dengan
orang tua mengenai permasalahan siswa. S1 Reference 2
“Kalo sudah sama anak-anak itu menyenangkan lah. Kadang anak- anak itu, kalo kita lagi marah gitu kan, seperti orang tua gitu, kadang
ada jengkelnya, tapi setelah itu enggak. Biasanya mereka buat hal-hal yang lucu, atau datangi kita untuk minta maaf
” S1 Reference 3
”Yang lain seperti laporan perkembangan anak.. kemudian nilai-nilai anak lah yang harus diserahkan. Kemudian kalo ada acara-acara.
Nah, itu kan harus lebih banyak mengeluarkan tenaga sama fikiran ”
S2 Reference 5 “misalnya tentang pekerjaan anak. Anak-anak yang memang
bermasalah kan setiap kelas itu pasti ada, satu atau dua orang. Misalnya anak yang tidak membawa buku setiap hari. Setelah
dikomunikasikan dengan orang tuanya, diperhatikan dirumah masalahnya jadi selesai. Terus anak yang tidak pernah menyelesaikan
pe-ernya disekolah, itu juga penyebabnya apa. Jadi harus dikomunikasikan dengan orang tua
” Selain memantau perkembangan siswa, guru SDIT X juga
diwajibkan membuat Lesson Plan untuk setiap mata pelajaran yang akan diajarkan. Waktu yang diberikan untuk pembuatan Lesson Plan hanya 2
jam setiap hari Sabtu, setelah kegiatan PKG. Bagi ibu S waktu tersebut tidak cukup untuk membuat beberapa Lesson Plan, sehingga ia
membuatnya disela-sela kegiatannya mengawasi siswa. Perancangan Lesson Plan membutuhkan waktu yang relatif lama karena ia harus fokus
memikirkan rencana belajar yang akan dibuat. Hal ini kadang membuatnya tidak betah mengajar di SDIT X.
Universitas Sumatera Utara
95
S1 Reference 4 “sebelum mengajar kami harus menyiapkan Lesson Plan. Sebenarnya
itu tidak dibuat ketika sedang mengajar. Ada waktu yang disediakan setiap hari sabtu, itu 2 jam. Cuma dengan waktu 2 jam itupun ga
cukup juga
” S2 Reference 6
“kalau kami harus menyelesaikan Lesson Plan atau RPP. Untuk menyelesaikan itu, harus ada waktu lebih lah. Itu memang beban buat
saya ”
S2 Reference 7 “karna kan kalau disini buat RPP itu tidak bisa disambil. Guru juga
harus … ketika temannya mengajar, dia juga harus aktif juga mengontrol siswa. Itulah kondisinya. Jadi yang membuat ga betah itu
ya pembuatan RPP itu. Selalu dikejar-kejar. Apalagi kondisi hamil seperti ini kan, dirumah pun ga bisa dikerjakan
”.
Ia juga merasa mengalami kendala bila ada tambahan pekerjaan dari Yayasan atau Kepala Sekolah. Menurutnya sebagian waktunya telah
habis untuk mengajar dan mengawasi siswa, sehingga tugas-tugas seperti Lesson Plan dan tugas tambahan lain dari kepala sekolah dan yayasan
tidak dapat diselesaikan tepat pada waktunya. S1 Reference 3
“sebagai guru, beban dari kepala sekolah itu kan ada juga yang harus disiapkan. Paling ya itu aja. Waktunya itu kadang tidak ada. Sebagian
besar kan habis untuk mengajar, jadi waktu untuk mengerjakan tugas dari yayasan dan kepala sekolah itu jadi sedikit. Disitu aja yang agak
terkendala
” Mengenai peraturan-peraturan yang berlaku di SDIT X, ibu S
merasa manajemen sekolah tidak terbuka terhadap guru sehingga guru tidak mengerti mengapa suatu peraturan itu diberlakukan. Dalam rapat
yang dilaksanakan setiap minggu, guru-guru diberikan kesempatan untuk bertanya atau memberikan ide-ide, namun ide tesebut sering tidak diserap
sehingga guru enggan memberikan ide dilain kesempatan. Seperti halnya
Universitas Sumatera Utara
96
guru-guru lainnya, sebagai guru yang masih baru, ibu S hanya berusaha menaati aturan-aturan yang telah ditetapkan.
S1 Reference 5 “kalau manajemen dengan guru, kalau guru hanya menerima
keputusan dari manajemen. Nanti kalau ditanya kenapa, mmm… ya udah, nanti tanya aja ke yayasan. Misalnya disini anak kan tidak
boleh jajan. Makan siang, snack dari sekolah. Itu keputusan dari yayasan. Guru hanya menyampaikan kepada orang tua murid. Orang
tua murid kan bertanyanya sama guru. Nah, jawaban dari kantor itu sudah keputusan yayasan. Jadi kesannya manajemen dengan guru itu
belum sepenuhnya terbuka ya. Padahal kan orang tua kadang pingin kejelasan. Kalau masalah makan, disini kana da yang satu keluarga
itu sampai 4 orang. Jadi kalau harus makan disini, orang tua merasa berat gitu. Mestinya guru kan harus tau juga kenapa keputusan itu
jadi seperti itu”. S1 Reference 4
“sebenarnya kita punya rapat setiap minggu. Disitu kita diminta kan untuk memberikan ide, tapi kalau kita sudah mengungkapkan ide kita,
nanti ada yang tidak digunakan. Yaa.. lama-lama kan guru-guru nya
jadi malas juga .. heheee…” S1 Reference 6
“misalnya kalau kepanitiaan. Biasanya kan yang jadi ketua panitia yang bertanggung jawab terhadap semua kegiatan acara itu, tapi
manajemen sekolah tidak sepenuhnya memberikan tanggung jawab itu. jadi kita hanya menjalankan saja lah
”. S1 Reference 8
“sudah juga dikomunikasikan ke kepala sekolah. Tapi tanggapannya yaaa.. hal itu biar saja manajemen sekolah yang memikirkan. Jadi
guru ga usah nambah fikiran lah ”
S1 Reference “Yaa.. disini kan ada juga guru lama, guru baru ada beberapa. Kami
lihat guru lama juga ikut aja. Ya sudahlah kami juga ikut aja.. hehee.. ya memang disini sudah begitu kali
”.
Universitas Sumatera Utara
97
2. Keinginan berbuat untuk organisasi
Selama ini ibu S hanya berusaha menjalani tugasnya sebagai guru, seperti menyelesaikan tugas-tugasnya dan mendidik siswa-siswa sesuai
tuntutan sekolah. S2 Reference 1
“kontribusi gimana yaa.. saya sekarang cuma menjalani saja tugas- tugas disini. Itu saja
” S2 Reference 2
“ belum terpikir yaa.. yang penting saya ingin menjalankan tugas saya
saja sebagai guru ”.
3. Keinginan yang kuat untuk tetap bersama dengan organisasi
Alasan utama ibu S bekerja sebagai guru di SDIT X adalah karena ingin memenuhi kebutuhan keluarga. Saat ini ia harus membiayai kedua
orang tuanya yang sudah tidak mampu bekerja lagi serta satu orang keponakan berusia 3,5 tahun yaitu anak bungsu dari abangnya yang sudah
meninggal. Reference 4
sebenarnya yaa.. faktor ekonomi, saya memiliki orang tua yang tidak bekerja lagi, terus anak abang saya yang sudah meninggal, selama ini
tinggal dengan saya. Yang paling kecil, sekarang usia 3 tahun setengah.
Ibu S ia tidak dapat memastikan sampai kapan ia akan terus bekerja di SDIT X. Tidak lama lagi anak pertamanya akan lahir sehingga ia harus
membagi waktu untuk pekerjaan dan mengurus anak. Selain itu ia masih memiliki keinginan untuk memiliki usaha menjahit. Keinginan tersebut
juga sejalan dengan usaha yang sedang dijalani oleh suaminya sekarang. Menurut ibu S, dengan memiliki usaha sendiri ia dapat membagi
Universitas Sumatera Utara
98
perhatiannya untuk usaha yang akan ia bangun dan untuk
keluargaanaknya. S2 Reference 1
“kalau nanti kondisinya masih bisa untuk mengajar, ya tetap berlanjut. Tapi kalau tidak, dan memang harus keluar, ya harus
dibilang lah sama kepala sekolah. Kita kalau sudah punya anak kan sudah beda ya.. masalah waktu juga kan sudah apa yaa
” S2 Reference 2
“Sebenarnya Saya pingin punya usaha, punya usaha menjahit. Keinginan itu masih ada. Karena kan, kalau jadi guru fokusnya harus
ke sekolah. Kalo nanti punya anak dan kita punya usaha itu nanti kan bisa disambil
” .
S2 S2 Reference 3 “Suami juga punya usaha rumahan gitu. Jadi mau disinkronkan”
Komitmen organisasi ibu S
Ibu S sangat tertarik dengan konsep pendidikan SDIT X yaitu memadukan ilmu agama dan pengetahuan umum, sehingga ia memutuskan
pindah dari tempat kerja sebelumnya. Ia juga dapat memahami tujuan sekolah berkaitan dengan pembentukan akhlak mulia bagi siswa sehingga
ia berusaha menjadi contoh teladan bagi siswa-siswanya. Kondisi diatas menunjukkan bahwa ibu S dapat menerima tujuan organisasi.
Penerimaan nilai-nilai organisasi ditunjukkan dengan kepatuhan terhadap peraturan sekolah, bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan
kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi disekolah. Selama ini ibu S berusaha mematuhi peraturan sekolah, namun
ia merasa pihak sekolah kurang terbuka terhadap guru-guru sehingga ia kadang merasa kurang mengerti alasan suatu peraturan diberlakukan. Ibu
S juga mengakui sering tidak dapat menyelesaikan tugasnya seperti waktu
Universitas Sumatera Utara
99
yang telah ditentukan karena pekerjaan yang harus ia selesaikan sangat banyak sedangkan waktu yang tersedia sangat sedikit.
Ibu S tidak menunjukkan adanya keinginan untuk terlibat secara aktif di sekolah. Saat ini ia mengaku hanya menjalankan kewajibannya
seperti menyelesaikan tugas dan mendidik siswa-siswa seperti yang dilakukan oleh guru-guru lainnya. Sedangkan mengenai rencana
pekerjaannya dimasa yang akan datang, ibu S memiliki keinginan untuk membuka usaha sendiri. Saat ini ia tetap bekerja di SDIT X karena
membutuhkan pendapatan untuk membantu membiayai kebutuhan keluarga.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Ibu S menunjukkan kecenderungan komitmen organisasi tingkat rendah karena tidak dapat
menerima nilai-nilai organisasi, seperti tidak dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu, tidak menunjukkan keinginan untuk terlibat dalam
organisasi dan bekerja di SDIT X karena kebutuhan akan pendapatan untuk membantu membiayai kebutuhan keluarga dan belum mampu
membuka usaha sendiri.
Universitas Sumatera Utara
100
RANGKUMAN HASIL WAWANCARA
Dari uraian diatas dapat disimpulkan ciri komitmen organisasi pada ke 4 partisipan, sebagai berikut : Tabel 8
Rangkuman Ciri Komitmen Organisasi pada Partisipan
Guru Ciri komitmen organisasi
Komitmen Organisasi Penerimaan nilai dan tujuan
organisasi Keinginan untuk terlibat
dalam organisasi Keinginan untuk
tetap dalam organisasi
R Ibu R menerima nilai-nilai dan tujuan
organisasi SDIT X. Penerimaan tujuan organisasi sudah dirasakan bahkan sejak
awal bergabung di SDIT X, yaitu berkaitan dengan pengembangan umat.
Ia juga memahami tujuan sekolah berkaitan dengan pembentukan akhlak
mulia bagi siswa sehingga ia berusaha menjadi contoh teladan bagi mereka.
Sedangkan pada penerimaan nilai-nilai organisasi ditunjukkan dengan
kepatuhannya terhadap peraturan sekolah, menerima perubahan peraturan
yang sering terjadi dan menyelesaikan tugas tepat waktu.
Ibu R cenderung menerima keputusan rapat atau
keputusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah.
Sesekali ia menyampaikan keberatan bila merasa tidak
nyaman dengan keputusan yang akan diterapkan
sekolah, namun akhirnya ia akan menerima keputusan
yang sudah ditetapkan tersebut
Ibu R memiliki keinginan tetap
bekerja di SDIT X karena ingin terlibat
dalam kegiatan pengembangan umat
dan memiliki kebutuhan akan
pekerjaan. Ibu R menunjukkan
kecenderungan komitmen organisasi tingkat menengah
karena ia menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi SDIT X,
memiliki keinginan tetap bekerja di SDIT X, namun
kurang memiliki keinginan untuk terlibat dalam urusan
organisasi sekolah.
Universitas Sumatera Utara
101
Ra Ibu Ra dapat menerima nilai dan tujuan
organisasi. Sejak awal ia memahami tujuan sekolah berkaitan dengan
penerapan nilai-nilai agama, seperti pelaksanaan ibadah dan adab pergaulan
dengan lawan jenis. Ia juga memahami tujuan sekolah berkaitan dengan
pembentukan akhlak siswa sehingga ia berusaha menjadi contoh teladan bagi
mereka. Ia juga dapat menerima nilai- nilai organisasi dengan mematuhi
peraturan sekolah dan menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu.
Ibu Ra tidak menunjukkan keinginan untuk terlibat
secara aktif dalam organisasi. Ia hanya
berusaha melakukan kewajibannya saja seperti
menyelesaikan tugas tepat waktu, mendidik siswa dan
menjaga nama baik sekolah. Ibu Ra memiliki
rencana keluar dari SDIT X bila sudah
mendapatkan pekerjaan lain
Ibu Ra menunjukkan kecenderungan komitmen
organisasi tingkat rendah . Ia
dapat menerima nilai dan tujuan organisasi, namun tidak
menunjukkan keinginan untuk terlibat secara aktif dalam
organisasi dan memiliki keinginan untuk keluar dari SDIT X bila
sudah mendapatkan pekerjaan lain
F Ibu F dapat menerima tujuan SDIT X
sejak awal bekerja yaitu berkaitan dengan konsep pendidikan yang
memadukan ilmu agama dan pengetahuan umum. Ia juga memahami
tujuan SDIT X yang berkaitan dengan pembentukan karakter siswa berakhlak
mulia, dan berusaha menjadi contoh yang baik bagi siswa. Namun ia menunjukkan
kesulitan dalam menerima nilai-nilai organisasi, terutama dalam hal
tanggungjawab menyelesaikan tugas tepat waktu
Ibu F menunjukkan keinginan untuk terlibat
dalam organisasi sekolah dengan memberikan
masukan kepada kepala sekolah demi kenyamanan
dalam bekerja. Namun ia sering merasa tidak puas
atas tanggapan kepala sekolah terhadap masukan
yang ia berikan sehingga akhirnya ia menerima
keputusan sekolah apa adanya.
Ibu F ingin tetap bekerja di SDIT X
karena kepuasan terhadap profesi
mengajar kebutuhan akan
pendapatan untuk membantu
membiayai kebutuhan keluarga.
Ibu F menunjukkan kecenderungan komitmen
organisasi tingkat rendah karena
ia tidak dapat menerima nilai-nilai organisasi dengan baik dan
bertahan bekerja di SDIT X karena memiliki kebutuhan
terhadap SDIT X.
Universitas Sumatera Utara
102
S Ibu S dapat menerima tujuan SDIT X
sejak awal bekerja yaitu berkaitan dengan konsep pendidikan yang memadukan
ilmu agama dan pengetahuan umum. Ia juga memahami tujuan SDIT X yang
berkaitan dengan pembentukan karakter siswa berakhlak mulia, dengan berusaha
menjadi contoh yang baik bagi siswa. Namun ibu S tidak dapat menerima nilai-
nilai organisasi, yaitu menunjukkan ketidakpatuhan terhadap sekolah dan
kurang bertanggungjawab terhadap pekerjaannya karena sering tidak dapat
menyelesaikan pekerajaannya tepat waktu.
Ibu S tidak menunjukkan keinginan untuk terlibat
dalam organisasi. Ia hanya berusaha melaksanakan
kewajibannya, seperti menyelesaikan tugasnya
tepat waktu dan mendidik siswa.
Ibu S bekerja di SDIT X karena
kebutuhan akan pendapatan untuk
membantu membiayai
kebutuhan keluarga dan belum mampu
membuka usaha sendiri.
Ibu S menunjukkan kecenderungan komitmen
organisasi tingkat rendah karena
tidak dapat menerima nilai-nilai organisasi dan bekerja di SDIT X
karena kebutuhan dirinya terhadap SDIT X.
Universitas Sumatera Utara
103
C. ANALISA
Penerimaan tujuan organisasi terkait dengan adanya kesamaan tujuan pribadi partisipan dengan tujuan sekolah yang sudah dimulai sejak
awal mereka memasuki organisasi yaitu yang berkaitan dengan penerapan nilai-nilai agama. Hal tersebut telah dirasakan oleh masing-masing
partisipan. Sejak awal ibu R menyadari bahwa tujuan SDIT X berkaitan dengan pengembangan umat, ibu Ra menerima tawaran bekerja di SDIT X
karena mengetahui bahwa lingkungan kerja di SDIT X sangat mendukung pelaksanaan ibadah dan menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis,
sedangkan ibu F dan ibu S memahami bahwa konsep pendidikan SDIT X adalah berusaha memadukan ilmu agama dan pengetahuan umum dengan
menerapkan nilai-nilai agama dalam setiap kegiatan sekolah. Semua partisipan juga dapat memahami bahwa tujuan sekolah berkaitan dengan
pembentukan akhlak mulia bagi siswa sehingga mereka bersedia menjadi contoh teladan bagi siswa-siswanya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa
semua partisipan telah menunjukkan penerimaan terhadap tujuan organisasi.
Sedangkan penerimaan nilai-nilai organisasi ditunjukkan dengan kepatuhan terhadap peraturan sekolah, bertanggungjawab terhadap
pekerjaan dan kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan- perubahan yang terjadi disekolah. Ibu R dan ibu Ra menunjukkan
kepatuhannya terhadap peraturan dengan menjaga kehadiran di sekolah dan tiba di sekolah tepat waktu. Berbeda halnya dengan ibu S yang sering
datang terlambat dan beberapa kali tidak hadir disekolah karena alasan
Universitas Sumatera Utara
104
kesehatan. Mengenai perubahan aturan yang sering terjadi di SDIT X, semua partisipan merasa tidak nyaman dengan perubahan-perubahan
tersebut namun mereka berusaha mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.
Selain tidak nyaman dengan perubahan peraturan sekolah, semua partisipan juga mengaku beban kerja sebagai guru di SDIT X sangat
banyak, terutama bila ada tugas-tugas tambahan yang sering datang mendadak. Meskipun demikian, Ibu R dan ibu Ra dapat menyelesaikan
tugas-tugasnya tepat waktu, sedangkan ibu F dan ibu S sering tidak dapat menyelesaikan tugasnya seperti waktu yang telah ditentukan. Menurut ibu
F, hal itu disebabkan karena pekerjaan yang harus ia selesaikan sangat banyak, cara kerjanya cenderung lambat dan waktu yang tersedia sangat
sedikit, bahkan kadang ia harus mengorbankan waktunya untuk keluarga. Demikian pula dengan ibu S, ia merasa kesulitan menyelesaikan tugas-
tugas karena waktu yang tersedia untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak memadai.
Bila dilihat dari ciri komitmen organisasi yang kedua, yaitu keinginan berbuat untuk organisasi, ibu R dan ibu F memiliki keinginan
untuk terlibat aktif dalam organisasi, seperti memberikan masukan kepada sekolah, namun mereka sering merasa kurang puas dengan tanggapan dari
sekolah. Hal ini membuat mereka hanya menerima keadaan sekolah apa adanya dan berusaha melaksanakan kewajibannya terhadap siswa dengan
baik. Ibu Ra dan ibu S tidak memiliki keinginan untuk terlibat aktif
Universitas Sumatera Utara
105
sebagai bagian dari organisasi sekolah dan hanya berusaha melaksanakan kewajiban terhadap siswa dengan baik.
Dilihat dari ciri komitmen organisasi yang terakhir yaitu keinginan kuat untuk tetap bersama dengan organisasi, setiap partisipan memiliki
rencana yang berbeda-beda mengenai keberadaannya di SDIT X dimasa yang akan datang. Ibu R menyatakan ingin tetap bekerja di SDIT X
karena merasa nyaman bekerja di sini, terutama berkaitan dalam melaksanakan ibadah. Selain itu peluangnya untuk menjadi PNS yang ia
harapkan sudah tidak memungkinkan lagi karena faktor usia sudah melewati batas maksimal. Ibu F tetap bertahan di SDIT X karena
kecintaannya terhadap profesi mengajar dan kebutuhan akan pendapatan bagi keluarga. Ibu Ra masih mencoba mendapatkan pekerjaan yang sesuai
dengan latar pendidikan serta memiliki lingkungan yang sesuai dengan keinginan dan memiliki jaminan kesejahteraan yang lebih baik. Sedangkan
ibu S tetap bekerja di SDIT X karena membutuhkan pendapatan untuk membantu membiayai keluarga sampai suatu saat nanti ia mampu
membuka usaha bersama suaminya. Dari analisa mengenai ciri-ciri komitmen organisasi pada masing-
masing partisipan, dapat disimpulkan bahwa ibu R menunjukkan kecenderungan komitmen organisasi tingkat menengah. Ia dapat menerima
nilai dan tujuan sekolah, dan tetap ingin bekerja di SDIT X. Ibu Ra menunjukkan kecenderungan komitmen organisasi tingkat rendah karena
tidak menunjukkan keinginan terlibat dalam organisasi dan ingin mendapatkan pekerjaan lain. Ibu F menunjukkan kecenderungan
Universitas Sumatera Utara
106
komitmen organisasi tingkat rendah karena tidak dapat menerima nilai- nilai organisasi terutama dalam hal penyelesaian tugas tepat waktu, dan
ingin tetap bekerja di SDIT X karena kebutuhan akan pendapatan untuk membantu membiaya keluarga. Ibu S juga menunjukkan kecenderungan
komitmen organisasi tingkat rendah karena tidak dapat menerima nilai- nilai organisasi, tidak menunjukkan keinginan terlibat dalam organisasi
dan memiliki keinginan untuk keluar dari SDIT X.
D. PEMBAHASAN