berkembang bila dibandingkan dengan kondisi pada tingkat salinitas yang lebih
tinggi. Jumlah jenis ini berkurang pada tingkat salinitas 20-30 ppt yaitu berkurang
sebanyak 6 jenis sedangkan pada tingkat salinitas 30 ppt, terjadi kenaikan kembali jumlah jenis fungi yaitu sebanyak 4 jenis. Hal ini mungkin disebabkan
karena adanya pengaruh aliran sungai yang terdapat di sekitar lokasi penelitian dimana propagul fungi berupa spora, hifa ataupun konidia tercuci dan terbawa
oleh aliran sungai menuju ke laut sehingga sewaktu terjadinya pasang air laut, banyak propagul fungi yang terbawa ke lokasi penelitian dan menempel pada
serasah daun R. apiculata serta terlibat dalam proses dekomposisi serasah pada tingkat salinitas 30 ppt.
Jenis-jenis fungi yang tumbuh sewaktu isolasi dari serasah daun R. apiculata pada tingkat salinitas 0-10 ppt di laboratorium mungkin berasal dari
propagul dorman yang menempel pada daun serasah R. apiculata tadi. Menurut Dunn and Baker 1983 bahwa viabilitas propagul dari 30 jenis fungi masih
terpelihara pada pasir yang terbenam air laut selama 5 minggu. Populasi fungi pada serasah daun R. apiculata lebih besar pada tingkat salinitas 30 ppt mungkin
disebabkan karena pengaruh pasang air laut yang membawa propagul fungi dari dari daratan. Pada saat terbawa oleh pasang air laut, propagul fungi ini berada
dalam keadaan dorman sehingga sewaktu dilakukan isolasi dari daun serasah ini di laboratorium, propagul yang semulanya dorman aktif kembali untuk tumbuh
dan berkembang karena kondisi yang menguntungkan seperti adanya nutrisi dalam media tempat isolasi.
4.4. Perbandingan Jumlah Jenis Fungi pada Berbagai Tingkat Salinitas
Jumlah jenis fungi yang terdapat pada daun serasah R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 0-10 ppt, 10-20 ppt, 20-30
ppt, 30 ppt dan pada kontrol dapat dilihat pada Gambar 6. Jumlah jenis fungi terbesar didapatkan pada tingkat salinitas 0-10 ppt yaitu sebesar 25 jenis. Jumlah
jenis fungi yang kedua terbesar didapatkan pada tingkat salinitas 10-20 ppt sebesar 24 jenis. Pada tingkat salinitas 20-30 ppt didapatkan jumlah jenis fungi
yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan salinitas 0-10 ppt , 10-20 ppt dan 30 ppt Gambar 8.
Tingkat Salinitas ppt
Gambar 8. Perbandingan Jumlah Jenis Fungi pada Kontrol dan pada Berbagai Tingkat Salinitas
Jumlah jenis fungi terbesar didapatkan pada tingkat salinitas 0-10 ppt dan 10-20 ppt yaitu masing-masing sebesar 25 jenis dan 24 jenis. Tingginya jumlah
jenis fungi pada tingkat salinitas ini mungkin disebabkan karena salinitas 0-10 ppt dan 10-20 ppt pada kawasan pesisir mangrove mirip dengan kondisi air tawar
perairan payau. Tingginya jumlah jenis fungi pada salinitas 0-10 ppt dan 10-20 ppt menunjukkan bahwa setiap mikroorganisme memiliki toleransi terhadap
salinitas. Pada tingkat salinitas 20-30 ppt didapatkan jumlah jenis fungi yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan salinitas 0-10 ppt, 10-20 ppt dan 30 ppt. Hal ini
mungkin disebabkan karena bertambahnya tingkat salinitas menciptakan kondisi yang ektrem bagi fungi sehingga hanya jenis-jenis fungi tertentu saja yang dapat
bertahan hidup pada kondisi tersebut. Jumlah jenis fungi terbesar didapatkan pada serasah daun A. marina yang
mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 10 ppt dan 10 –20 ppt. Hal ini terjadi karena kondisi ini hampir sama dengan kondisi tawar payau yang cu-
kup baik untuk pertumbuhan dan perkembangan berbagai jenis fungi dibanding dengan kondisi pada tingkat salinitas yang lebih tinggi Yunasfi dan Suryanto,
2008. Menurut Austin and Vitousek 2000 bahwa keberadaan salinitas yang
tinggi merupakan salah satu karakteristik dari hutan mangrove. Hidup pada lingkungan dengan salinitas yang tinggi mengharuskan mikroorganisme harus
mampu beradaptasi dengan dengan lingkungan sekitarnya. Hanya jenis-jenis fungi tertentu saja yang mampu mengembangkan mekanisme fisiologis dan adaptasi
morfologi dalam menghadapi kondisi salinitas yang tinggi untuk dapat bertahan hidup. Jenis-jenis fungi yang mampu bertahan hidup pada kadar salinitas tinggi
tersebut umumnya tergolong kedalam fungi halofilik.
4.5. Perbandingan Populasi Fungi pada Berbagai Tingkat Salinitas