dapat menghasilkan protein yang tinggi pada serasah daun tersebut. Menurut Dix and Webster 1995 bahwa hifa fungi dapat meningkatkan kandungan protein dan
selulosa pada serasah daun. Menurut Hamilton dan Snedaker 1984 bahwa selama proses dekomposisi
serasah terjadi peningkatan protein pada serasah. Protein ini akan digunakan sebagai sumber nutrisi bagi organisme pemakan partikulat butiran dan
organisme pemakan deposit seperti moluska, kepiting dan cacing. Peningkatan kadar protein mulai terjadi pada serasah yang mengalami dekomposisi selama 15
hari sampai 60 hari kemudian mengalami penurunan kadar protein pada masa dekomposisi 90 hari dan naik lagi pada dekomposisi 120 hari. Dalam penelitian
Kurniawan 2010 Kandungan protein rata-rata tertinggi pada tingkat salinitas 0-10 ppt, dan terendah pada tingkat salinitas 20-30 ppt. Pada tingkat 0-10 ppt
kadar tinggi terus menurun sampai tingkat salinitas 20-30 ppt dan naik kembali pada tingkat salinitas 30 ppt. Kadar protein didapatkanya meningkat dari 15 hari
sampai 75 hari dan menurun pada masa dekomposisi 105 hari. Secara umum semakin lama masa dekomposi seiring dengan meningkatnya kadar unsur N,
kadar protein juga semakin bertambah.
4.8. Penentuan Laju Dekomposisi Serasah Daun R. apiculata pada
Berbagai Tingkat Salinitas
Bobot kering sisa serasah daun R. apiculata yang mengalami dekomposisi mulai pada hari ke-15 sampai hari ke-120 pada berbagai tingkat salinitas dapat
dilihat pada Gambar 12. Bobot kering sisa serasah daun R. apiculata terbanyak dijumpai pada masa dekomposisi 15 hari dengan tingkat salinitas 30 ppt yaitu
sebesar 24,8 g. Besarnya bobot kering sisa serasah R. apiculata pada masa dekomposisi 15 hari dengan tingkat salinitas 30 ppt mungkin disebabkan karena
waktu dekomposisi serasah yang terlalu singkat sehingga serasah daun R. apiculata yang ditempatkan di lapangan belum terdekomposisi sempurna
Gambar 14.
Gambar 14. Perbandingan Bobot Kering Serasah Daun R. apiculata pada Berbagai Tingkat Salinitas
Bobot kering sisa serasah daun R. apiculata terendah dijumpai pada masa dekomposisi 120 hari dengan tingkat salinitas 0-10 ppt yaitu sebesar 8,1 g. Hal ini
mungkin disebabkan karena waktu dekomposisi serasah yang lama sehingga serasah daun R. apiculata terurai sepenuhnya oleh makrofauna maupun
mikrofauna akibatnya terjadi penyusutan bobot kering sisa serasah yang begitu besar.
Rata-rata laju dekomposisi serasah daun R. apiculata terdapat di lingkungan dengan berbagai tingkat salinitas dapat dilihat pada Gambar 15. Laju
dekomposisi tertinggi terjadi pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 0-10 ppt dengan nilai k sebesar
0,6tahun dan sedangkan laju dekomposisi terendah terjadi pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 20-30 ppt
dengan nilai k sebesar 0,4tahun.
Tingkat Salinitas ppt
Gambar 15. Rata-Rata Laju Dekomposisi Serasah Terdapat di Lingkungan pada Berbagai Tingkat Salinitas
Perubahan bentuk serasah daun R. apiculata dari yang belum mengalami proses dekomposisi di lapangan dan perubahan bentuk serasah daun R. apiculata
yang mengalami proses dekomposisi selama 15 hari sampai 120 hari pada tingkat salinitas 10-20 ppt dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16. Bentuk Serasah Daun R. apiculata yang Mengalami Dekomposisi Selama 15-120 Hari pada Tingkat Salinitas 10-20
ppt dengan: A. Kontrol; B. 15 hari; C. 30 hari; D. 45 hari; E. 60 hari; F. 75 hari; G. 90 hari; H. 105 hari; I. 120 hari
Besarnya bobot kering sisa serasah R. apiculata pada masa dekomposisi 15 hari dengan tingkat salinitas 30 ppt mungkin disebabkan karena waktu
dekomposisi serasah yang terlalu singkat sehingga serasah daun R. apiculata yang ditempatkan di lapangan belum terurai sepenuhnya. Menurut Mason 1977
bahwa semakin lama waktu dekomposisi serasah di lapangan maka semakin cepat penyusutan bobot kering serasah. Kecepatan penyusutan bobot kering serasah
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik lingkungan sekitar, jenis serasah itu sendiri, kehadiran makrofauna seperti invertebrata pemakan serasah dan frekuensi
kolonisasi mikrofauna seperti bakteri dan fungi di daerah tersebut.
A B
C
D E
F
G H
I
Penyusutan bobot kering sisa serasah yang begitu besar pada masa dekomposisi 105 hari dengan tingkat salinitas 30 ppt. disebabkan karena adanya
kehadiran cacing Nereis, Metanoides sp. dan kepah. Kehadiran makrozobentos ini membantu mempercepat proses dekomposisi serasah. Pada tingkat salinitas
0-10 ppt, 10-20 ppt dan 20-30 ppt juga ditemukan berbagai jenis makrobentos namun umumnya didominasi oleh Metanoides sp. dan kepah.
Menurut Macnae 1978 bahwa makrobentos termasuk salah satu dekomposer awal sebelum mikroorganisme tanah yang lebih kecil, misalnya
bakteri dan fungi. Makrobentos ini akan mencacah substansi serasah daun menjadi bagian yang lebih kecil kemudian proses dekomposisi akan dilanjutkan
oleh mikroorganisme seperti bakteri dan fungi. Cacing, kepiting maupun sebangsanya pada umumnya memanfaatkan sisa-sisa tumbuhan yang sudah tidak
berfungsi lagi seperti daun, ranting, bunga, akar dan batang. Sisa-sisa tumbuhan ini akan dimakan dan mengalami pembusukan sebagai hasil ekskresi.
Menurut Dix and Webster 1995 bahwa kecepatan dekomposisi serasah dipengaruhi oleh kecepatan serasah tersebut terpecah-pecah fragmented.
Pemecahan ini sebagian besar dilakukan oleh banyak hewan tanah seperti siput, cacing, larva serangga dan lain-lain.
Semakin lama masa dekomposisi di lapangan maka ukuran serasah daun R. apiculata semakin kecil karena terurai sempurna oleh makrofauna. Hasil
penelitian Sediadi and Pramudji 1986 di Teluk Ambon menunjukkan bahwa serasah jenis A. marina dalam 65 hari telah mengalami dekomposisi sebesar
35,63 dan untuk terurai sempurna 100 membutuhkan waktu 182 hari. Menurut Brotonegoro and Abdulkadir 1978 berdasarkan hasil penelitiannya
menyatakan bahwa selama 75 hari, daun A. marina telah mengalami dekomposisi sebesar 77,64. Serasah daun Rhizophora apiculata dalam 54 hari telah
terdekomposisi sebesar 47,68 dan terdekomposisi sempurna selama 132 hari. Hasil penelitian yang dilakukan Boonruang 1984 di pulau Phuket, Thailand
menunjukkan bahwa serasah daun A. marina lebih cepat terdekomposisi bila dibandingkan dengan serasah R. apiculata. Serasah daun A. marina kehilangan
setengah bobot kering dalam waktu 20 hari sedangkan serasah daun R. apiculata kehilangan setengah bobot kering dalam waktu 40 hari.
4.9. Indeks Keanekaragaman jenis Fungi