Peranan Mikroorganisme Fungi Dalam Proses Dekomposisi Serasah

gan tingkat polifenol kecil dan nisbah C : N kecil umumnya memilik tekstur yang lebih halus dan lebih kuat Dix and Webster, 1995.

2.3 Peranan Mikroorganisme Fungi Dalam Proses Dekomposisi Serasah

Fungi memiliki peranan yang luas di dalam bidang ilmu pengetahuan se- hingga memerlukan keahlian tersendiri. Salah satunya seperti pemanfaatan fungi dalam bidang ekologi seperti dalam membantu proses dekomposisi serasah. Fungi tidak mempunyai klorofil sehingga hidupnya bersifat heterotrof, farasit atau saproit. Dalam kehidupan sehari-hari, fungi sering disebut cendawan, kapang, ku- lat, atau ragi. Fungi saprofit hidup pada sampah-sampah, sisa tumbuhan maupun hewan yang sudah mati, dapat berperan sebagai pengurai decomposer dalam suatu ekosistem sehingga dapat merombak sisa-sisa makhluk hidup lain menjadi substansi kimia yang lebih sederhana. Fungi dapat hidup dimana saja, sehingga penyebarannya di alam menjadi sangat luas, misalnya dalam tanah, dalam air, pada bahan-bahan organik, bahan makanan dan dapat hidup sebagai parasit pada tanaman, hewan atau pada tubuh manusia dan ada juga yang bersimbiosis dengan jasad hidup lain Dwijoseputro, 2005 Fungi lebih tahan terhadap pengaruh kondisi lingkungan yang ekstrim bila dibanding dengan kebanyakan mikroorganisme lainnya. Fungi dapat tumbuh dalam suatu substrat atau medium yang mengandung konsentrasi gula yang dapat menghambat perrtumbuhan bakteri. Fungi juga lebih tahan terhadap suasana asam jika disbanding dengan organisme lainnya. Substrat yang dibutuhkan mikroorgan- isme untuk kelangsungan hidupnya berhubungan erat dengan kandungan kimia yang berupa protein, karbohidrat, asam nukleat, mineral-mineral seperti N, S, C, P, Ca, Fe, Mg, dan Mn. Fungi umumnya dapat menggunakan banyak sumber makanan dari senyawa kimia yang sederhana sampai yang kompleks. Sebagian fungi mempunyai enzim pektinase, amilase, protease dan lipase untuk mengolah makanannya Jeneng, 1998. Fungi merupakan satu di antara mikroorganisme yang berperan dalam proses dekomposisi berbagai komponen serasah, yang terdiri atas daun, bunga, cabang, ranting dan bagian-bagian tumbuahan lain. Fungi bukanlah dekomposer awal yang berperan di dalam pembusukan serasah mangrove. Arief 2007 men- yatakan makrobentos seperti fauna kelas Gastropoda, Crustacea, Bivalvia, Hirudi- nae, Polichaeta dan amphibia sangat menunjang keberadaan unsur hara selain mengkonsumsi zat hara yang berupa detritus, diantara berbagai fauna ini ada yang berperan sebagai decomposer awal yang berkerja dengan cara mencacah-cacah daun menjadi bagian-bagian kecil kemudian akan dilanjutkan oleh organisme yang lebih kecil ke mikroorganisme. Dekomposer awal ini akan meremas-remas atau mencacah substansi sisa bagian pohon yang kemudian dikeluarkan kembali sebagai kotoran. Cacing mau- pun kepiting dan sebangsanya pada umumnya memanfaatkan sisa tumbuhan yang tidak berfungsi, misalnya daun, ranting, bunga, kulit batang, dan akar. Mereka memakan daun-daun yang gugur sehingga sebagian besar daun itu tidak men- galami proses pembusukan seperti biasanya melainkan mengalami proses pem- busukan hasil dari ekskresi Macnae, 1968. Dalam subsistem dekomposisi, organisme middle atau mesopauna atau mesobentos juga berperan dalam perombak awal bahan tanaman, serasah, dan ba- han organik lainnya misalnya kayu dan akar. Mesobentos mengkonsumsi bahan- bahan tersebut dengan cara melumat dan mengunyah ingested serta mencam- purnya dengan sisa-sisa bahan organik sehingga menjadi bagian yang lebih kecil siap di dekomposisi oleh mikroba tanah Handayanto, 1996. Makroobentos pada umumnya mempercepat proses dekomposisi. Setelah itu, fungi akan berperan be- sar dalam prosses degradasi daun karena fungi mampu mendegradasi senyawa organik seperti selulosa dan lignin yang merupakan komponen penyusun dinding sel daun Bell, 1974. Proses dekomposisi dimulai dengan kolonisasi bahan organik mati oleh fungi yang mampu mengautolisis jaringan mati melalui mekanisme enzimatik. Fungi akan mengeluarkan enzim yang menghancurkan molekul-molekul organik kompleks seperti protein dan karbohidrat dari tumbuhan yang telah mati. Proses dekomposisi fungi sangat di pengaruhi oleh kondisi lingkungan misalnya air, keasaman, suhu, oksigen, substrat dan inhibitor. Beberapa jenis daun sangat sulit mengalami pelapukan karena adanya kandungan unsur-unsur kimia di dalam lem- baran daun sehingga beberapa dekomposer seperti fungi tidak dapat segera mem- busukkannya Dix and Webster, 1995.

2.4 Kadar karbohidrat dan Total Protein Serasah Daun R. apiculata yang

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Bakteri Serasah Daun Rhizophora apiculata Yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas Di Kota Pari Pantai Cermin Sumatera Utara

1 38 117

Keanekaragaman Jenis Fungi Pada Serasah Daun Avicennia marina Yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas

0 30 134

Jenis-Jenis Fungi Yang Terdapat Pada Serasah Daun Rhizophora Mucronata Yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas

0 27 70

Laju Dekomposisi Serasah Daun Rhizophora mucronata Pada Berbagai Tingkat Salinitas

4 83 58

Keanekaragaman Fungi pada Serasah Daun Bruguiera cylindrica yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kampung Nypa, Desa Sei Nagalawan, Sumatera Utara

1 3 52

Keanekaragaman Fungi pada Serasah Daun Bruguiera cylindrica yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kampung Nypa, Desa Sei Nagalawan, Sumatera Utara

0 0 12

Keanekaragaman Fungi pada Serasah Daun Bruguiera cylindrica yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kampung Nypa, Desa Sei Nagalawan, Sumatera Utara

0 0 2

Keanekaragaman Fungi pada Serasah Daun Bruguiera cylindrica yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kampung Nypa, Desa Sei Nagalawan, Sumatera Utara

0 0 3

Keanekaragaman Fungi pada Serasah Daun Bruguiera cylindrica yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kampung Nypa, Desa Sei Nagalawan, Sumatera Utara

0 0 2

Keanekaragaman Fungi pada Serasah Daun Bruguiera cylindrica yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kampung Nypa, Desa Sei Nagalawan, Sumatera Utara

0 0 11