dalam proses dekomposisi tidak mendukung pertumbuhan jenis fungi ini. Dalam
hal ini, nutrisi, O
2
serta salinitas menjadi faktor pembatas untuk pertumbuhan jenis fungi ini. Sedangkan untuk Aspergillus sp. 20, Mucor sp. 1, Mucor sp. 2,
Curvularia sp. 1, Aspergillus sp. 1, Saccharomyces sp. 1 merupakan enam jenis fungi yang masih ditemukan dapat bertahan hidup pada serasah daun
R. apiculata yang mengalami dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas. Keenam jenis fungi ini diduga sebagai fungi halofilik. Menurut Mahasneh 2001
bahwa kelompok mikroorganisme yang sanggup bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang ekstrem dengan kadar garam tinggi merupakan mikroorganisme
halofilik.
4.2. Jenis-Jenis Fungi yang Terdapat pada Serasah Daun R. apiculata
yang Belum Mengalami Proses Dekomposisi Kontrol
Hasil isolasi fungi yang terdapat pada serasah daun R. apiculata yang belum mengalami proses dekomposisi di lapangan kontrol diperoleh 2 jenis
fungi yaitu fungi dari kelompok Aspergillus, dan Curvularia. Pada kontrol, fungi dari kelompok Aspergillus mendominasi baik dari jenis maupun dari jumlah
dengan jenis fungi Aspergillus sp. 20 menempati urutan tertinggi pertama dari segi jumlah yaitu memiliki rata-rata jumlah koloni sebesar 1,67 x 10
2
CFUml yang diikuti oleh Aspergillus sp.3 dengan rata-rata jumlah koloni sebesar
0,67 x 10
2
CFUml sedangkan fungi dari jenis Aspergillus sp.1 dan Aspergillus sp.12, Curvularia sp.1 memiliki rata rata jumlah koloni terendah,
yaitu sebesar 0,33 x 10
2
CFUml Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Rata-rata Jumlah Koloni x 10
2
No.
CFUml dari Tiap Jenis Fungi pada Serasah Daun R. apiculata yang Belum Mengalami Proses
Dekomposisi
Jenis Fungi Rata-rata Jumlah Koloni x 10
2
CFUml
1. 2.
3. 4.
5. Aspergillus sp. 1
Aspergillus sp. 3 Aspergillus sp. 12
Aspergillus sp. 20 Curvularia sp. 1
0,33 0,67
0,33 1,67
0,33
Total Rata-rata Jumlah Koloni 3,33
Lima jenis fungi yang berhasil diisolasi pada kontrol Lampiran 1, diduga sebagai dekomposer awal yang telah terdapat pada serasah R. apiculata
sebelum ditempatkan pada lokasi dari berbagai tingkat salinitas. Menurut Atlas Bartha 1981 organisme awal yang membentuk koloni pada suatu substrat
merupakan organisme pioner. Adapun kadar unsur-unsur hara yang terkandung dalam berbagai jenis daun mangrove yang telah diteliti yakni daun Rhizophora sp
mengandung 50,83 C; 0,35 N; 0,83 F; 0,025 K; 0,35 Ca; o,75 dan 0,86 Mg. Unsur-unsur hara ini kemudian dimanfaatkan oleh mikroorganisme
pioner yang melekat pada serasah daun R. apiculata sebagai sumber nutrisi.
4.3. Jenis-Jenis Fungi yang Terdapat pada Serasah Daun R. apiculata
yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas
Hasil isolasi fungi yang terdapat pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada berbagai tingkat salinitas diperoleh jenis-
jenis fungi yang bervariasi yaitu sebanyak 38 jenis. Dari 38 jenis fungi tersebut terdapat 7 kelompok fungi yaitu kelompok Aspergillus sebanyak 18 jenis,
Penicillium sebanyak 8 jenis, Trichoderma sebanyak 4 jenis, Saccharomyces sebanyak 2 jenis, Fusarium sebanyak 2 jenis, Mucor sebanyak 2 jenis, fungi
yang tidak teridentifikasi 1 jenis sedangkan Curvularia merupakan jenis fungi yang telah muncul sebelumnya pada kontrol.
Kelompok fungi Aspergillus, Penicillium, Trichoderma, Mucor, Curvularia, Saccaromyces, Fusarium muncul pada berbagai tingkat salinitas baik
0-10 ppt, 10-20 ppt, 20-30 ppt dan 30 ppt sedangkan Aspergillus sp. 3 hanya didapat pada kontrol Tabel 4.2.
Tabel 4.3. Rata rata Jumlah Koloni x 10
2
No
CFUml Tiap Jenis Fungi dengan Lama Masa Dekomposisi dari 15 hari sampai 120 hari di Lingkungan dengan Salinitas 0-10 ppt
Jenis Fungi Lama masa dekomposisi hari
Jumlah Total
Koloni Rata-
rata Jumlah
Koloni Jumlah
Kemunculan Koloni
Kali Jumlah
Pengamatan Kali
Frekuensi Kolonisasi
15 30
45 60
75 90
105 120
1. Aspergillus sp. 1
0,33 0,33
0.04 1
8 12,50
2. Aspergillus sp. 4
0,33 0,33
0.04 1
8 12,50
3. Aspergillus sp. 6
0,33 0,33
0.04 1
8 12,50
4. Aspergillus sp. 8
0,33 0,33
0.04 1
8 12,50
5. Aspergillus sp. 12
1,33 1,33
0.04 1
8 12,50
6. Aspergillus sp. 13
0,33 0,33
0.04 1
8 12,50
7. Aspergillus sp. 17
1 1,00
0,13 1
8 25,00
8. Aspergillus sp. 19
0,33 0,67
1,00 0,13
2 8
25,00 9.
Aspergillus sp. 20 0,33
1,33 2
2,66 0,46
3 8
37,50 10.
Penicillium sp. 1 0,33
0,33 0,66
0,08 2
8 25,00
11. Penicillium sp. 2
0,33 2
2 1
5,33 0.67
4 8
50,00 12.
Penicillium sp. 3 0,33
0,33 0.04
1 8
12,50 13.
Penicillium sp. 4 0,33
0,67 1,00
0,13 2
8 25,00
14. Penecillium sp. 7
1 1,00
0,13 1
8 25,00
15. Penicillium sp. 8
1,33 1,33
0.17 1
8 12,50
16. Trichoderma sp. 2
0,33 0,33
0.04 1
8 12,50
17. Trichoderma sp. 3
0,33 0,33
0,67 0,33
1,66 0,21
4 8
50,00 18.
Trichoderma sp. 4 1
1,00 0,13
1 8
25,00 19.
Trichoderma sp. 5 1
1,00 0,13
1 8
25,00 20.
Curvularia sp. 1 O,33
0,33 0,66
0,08 2
8 25,00
21. Mucor sp. 1
0,33 0,66
1 1,99
0,25 3
8 37,50
22. Mucor sp. 2
0,33 -
0,33 0.04
1 8
12,50 23.
Saccharomyces sp. 1 2,33
0,33 2,66
0,33 2
8 25,00
24. Fusarium sp. 1
1 0,33
1,67 3,00
0,33 3
8 37,50
25. C. Tidak Teridentifikasi
0,33 1
0,67 1,00
0,13 2
8 25,00
Total 30.54
3,78 43
Tabel 4.4. Rata rata Jumlah Koloni x 10
2
No
CFUml Tiap Jenis Fungi dengan Lama Masa Dekomposisi dari 15 hari sampai 120 hari di Lingkungan dengan Salinitas 10-20 ppt
Jenis Fungi Lama masa dekomposisi hari
Jumlah Total
Koloni Rata-
rata Jumlah
Koloni Jumlah
Kemunculan Koloni
Kali Jumlah
Pengamatan Kali
Frekuensi Kolonisasi
15 30
45 60
75 90
105 120
1. Aspergillus sp. 1
0,33 1,33
1,66 0,21
2 8
12,50 2.
Aspergillus sp. 4 0,33
0,33 0,04
1 8
12,50 3.
Aspergillus sp. 5 O
0,33 0,33
0,04 1
8 12,50
4. Aspergillus sp. 6
0,33 0,33
0,04 1
8 12,50
5. Aspergillus sp. 11
0,33 0,33
0,04 1
8 12,50
6. Aspergillus sp. 12
0,33 0,33
0,04 1
8 12,50
7. Aspergillus sp. 15
0,33 0,67
0,67 1,67
0,21 3
8 37,50
8. Aspergillus sp. 17
0,33 0,33
0,04 1
8 12,50
9. Aspergillus sp. 18
0,33 0,33
0,04 1
8 12,50
10. Aspergillus sp. 20
3,33 1,33
2.33 2,33
9.33 1.17
4 8
50,00 11.
Aspergillus sp. 21 0,33
0,33 0,66
0,08 2
8 25,00
12. Penicillium sp. 2
1,33 1,33
0,17 1
8 12,50
13. Penicillium sp. 3
0,33 0,33
0,04 1
8 12,50
14. Penicillium sp. 4
0,33 0,33
0,04 1
8 12,50
15. Penicillium sp. 7
0,33 0,33
0,66 0,08
2 8
25,00 16
Trichoderma sp. 2 0,33
0,33 0,66
0,08 2
8 25,00
17. Trichoderma sp. 3
0,33 0,33
0,66 0,08
2 8
25,00 18.
Trichoderma sp. 5 0,33
0,33 0,04
1 8
12,50 19.
Mucor sp. 1 0,33
1 0,67
1 3,00
0,33 4
8 50,00
20. Saccharomyces sp. 1
0,33 1,33
1,66 0,21
2 8
25,00 21.
Saccharomyces sp. 2 1,33
1,33 0,17
1 8
12,50 22.
Fusarium sp. 1 0,33
0,33 0,04
1 8
12,50 23.
Fusarium sp. 2 0,33
0,33 0,04
1 8
12,50 24.
C. Tidak teridentifikasi 0,33
0,33 0,04
1 8
12,50 Total
24,24 3,37
37
Tabel 4.5. Rata rata Jumlah Koloni x 10
2
No
CFUml Tiap Jenis Fungi dengan Lama Masa Dekomposisi dari 15 hari sampai 120 hari di Lingkungan dengan Salinitas 20-30 ppt
Jenis Fungi Lama masa dekomposisi hari
Jumlah Total
Koloni Rata-
rata Jumlah
Koloni Jumlah
Kemunculan Koloni
Kali Jumlah
Pengamatan Kali
Frekuensi Kolonisasi
15 30
45 60
75 90
105 120
1. Aspergillus sp. 4
1 1,00
0,13 1
8 25,00
2. Aspergillus sp. 9
0,67 0,33
1,00 0,13
2 8
25,00 3.
Aspergillus sp. 14 1,67
2 1
4,67 0,58
3 8
25,00 4.
Aspergillus sp. 15 1,67
1,67 0,21
1 8
12,50 5.
Aspergillus sp. 16 0,33
0,67 1,00
0,13 2
8 25,00
6. Aspergillus sp. 17
0,67 0,67
0,08 1
8 12,50
7. Aspergillus sp. 18
0,33 0,33
0,04 1
8 12,50
8. Aspergillus sp. 19
0,33 0,67
1,00 0,13
2 8
25,00 9.
Aspergillus sp. 20 1,33
0,67 1
5,67 9,67
1,21 4
8 50,00
10. Aspergillus sp. 21
0,33 0,33
0,04 1
8 12,50
11. Penicillium sp. 1
1,33 067
1 2
4,00 0,50
4 8
50.00 12.
Penicillium sp. 3 0,33
0,33 0,04
1 8
12,50 13.
Penicillium sp. 5 0,33
0,33 0,04
1 8
12,50 14.
Curvularia sp. 1 0,33
0,33 0,04
1 8
12,50 15.
Mucor sp. 1 0,33
0,33 0,33
0,99 0,13
3 8
37,50 16.
Mucor sp. 2 0,33
0,33 0,04
1 8
12,50 17.
Saccharomyces sp. 1 0,67
0,67 1,34
0,17 2
8 25,00
18. Saccharomyces sp. 2
1,33 1,33
0,17 1
8 12,50
Total 34,32
3,81 32
Tabel 4.6. Rata rata Jumlah Koloni x 10
2
No
CFUml Tiap Jenis Fungi dengan Lama Masa Dekomposisi dari 15 hari sampai 120 hari di Lingkungan dengan Salinitas 30 ppt
Jenis Fungi Lama masa dekomposisi hari
Jumlah Total
Koloni Rata-
rata Jumlah
Koloni Jumlah
Kemunculan Koloni
Kali Jumlah
Pengamatan Kali
Frekuensi Kolonisasi
15 30
45 60
75 90
105 120
1. Aspergillus sp. 1
0,33 0,33
0,04 1
8 12,50
2. Aspergillus sp . 5
1 1,00
0,13 1
8 12,50
3. Aspergillus sp. 6
0,33 0,33
0,66 0,08
2 8
25,00 4.
Aspergillus sp. 8 0,33
0,33 0,04
1 8
12,50 5.
Aspergillus sp. 12 1,67
1,67 0,21
1 8
12,50 6.
Aspergillus sp. 13 0,67
0,67 0,08
1 8
12,50 7.
Aspergillus sp. 14 0,33
0,33 1,33
1,99 0,25
3 8
37,50 8.
Aspergillus sp. 15 0,33
0,33 0,66
0,08 2
8 25,00
9. Aspergillus sp. 19
0,33 0,33
0,66 0,08
2 8
25,00 10.
Aspergillus sp. 20 1
1,33 0,67
15,33 17,67
2,21 4
8 50,00
11. Aspergillus sp. 21
0,33 0,33
0,04 1
8 12,50
12. Penicillium sp. 1
1 0,67
O,33 2,00
0,25 3
8 37,50
13. Penicillium sp. 2
2 0,33
2 4,33
0,54 3
8 37,50
14 Penicillium sp. 5
0,33 0,33
0,04 1
8 12,50
15. Penicillium sp. 6
0,33 2,67
3,00 0,38
2 8
25,00 16.
Penicillium sp. 7 1
1,00 0,13
1 8
12,50 17.
Trichoderma sp. 3 0,33
0,33 0,04
1 8
12,50 18.
Curvularia sp. 1 0,33
0,33 0,04
1 8
12,50 19.
Mucor sp. 1 0,33
0,33 1,33
1,99 0,25
3 8
50,00 20.
Mucor sp. 2 0,33
0,33 0,04
1 8
12,50 21.
Saccharomyces sp. 1 0,33
0,67 1,00
0,13 2
8 12,50
22. Fusarium sp. 1
0,33 0,33
0,04 1
8 12,50
Total
41,60 5,12
38
Keterangan: Frekuensi kolonisasi = Jumlah kemunculan koloni Jumlah pengamatan x 100
Pada tingkat salinitas 0-10 ppt, terdapat 25 jenis fungi yang berhasil diisolasi dari serasah daun R. apiculata yang mengalami dekomposisi dari 15 hari sampai
120 hari dengan 4 jenis fungi merupakan fungi pioner yang telah muncul sebelumnya pada kontrol yaitu Aspergillus sp.20, Aspergillus sp.1, Aspergillus sp.
12, Curvularia sp. 1 sedangkan 21 jenis fungi lagi merupakan kemunculan jenis fungi baru yaitu diantaranya Aspergillus sp. 4, Trichoderma sp.1,
Aspergillus sp. 5, Aspergillus sp. 6 Lampiran 1. Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah koloni terbanyak ditempati
oleh jenis Penicillium sp. 2 yaitu sebesar 0,67 x 10
2
CFUml sedangkan rata-rata jumlah koloni terendah ditempati oleh jenis Aspergillus sp.1, Aspergillus sp.4,
Aspergillus sp.6, Aspergillus sp.10, Trichoderma sp.2, ,Aspergillus sp.13, Penicillium sp1 yaitu sebesar 0,04 x 10
2
Pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses dekomposisi pada tingkat salinitas 10-20 ppt didapatkan 24 jenis fungi, sama seperti pada perlakuan
dengan tingkat salinitas 0-10 ppt namun bedanya pada tingkat salinitas 10-20 ppt didapatkan jumlah total koloni dan rata rata jumlah koloni yang lebih sedikit yaitu
masing-masing sebesar 24,24 x 10 CFUml. Dari 8 kali pengamatan,
Penicillium sp.2, dan Trichoderma. sp2 muncul sebanyak 4 kali dengan frekuensi kolonisasi fungi tertinggi yaitu sebesar 50 sedangkan frekuensi kolonisasi
terendah ditempati oleh jenis Aspergillus
sp.4, Aspergillus sp.6,
Trichoderma sp.2, Aspergillus sp.13, Penicillium sp.3, Aspergillus sp. 15, Mucor sp. 1, Penicillium sp.4 , Penicillium sp.7 yaitu sebesar 12,50.
2
CFUml dan 3,37 x 10
2
CFUml sedangkan pada tingkat salinitas 0-10 ppt didapatkan jumlah total koloni dan rata-rata jumlah
koloni yang lebih banyak yaitu masing-masing sebesar 30,54 x 10
2
CFUml dan 3,7 x 10
2
Pada tingkat salinitas 10-20 ppt juga ditemukan 7 jenis fungi baru yaitu Aspergillus sp.5, Aspergillus sp. 11, Aspergillus sp. 18, Aspergillus sp.21,
Penicillium sp.3, Penicillium sp. 5, Saccaromyces sp.1 Lampiran 1 sedangkan sisanya 17 jenis fungi merupakan fungi yang telah muncul pada tingkat salinitas
sebelumnya 0-10 ppt. Jenis fungi yang paling banyak ditemukan adalah Aspergillus sp.20 dengan rata-rata jumlah koloni terbanyak, yaitu 0,63 x 10
CFUml.
2
CFUml sedangkan jenis fungi yang paling sedikit ditemukan adalah sebanyak
16 jenis diantaranya adalah, Aspergillus sp. 2, Aspergillus sp. 4, Aspergillus sp. 12, Fusarium sp. 1, Penicillium sp. 2 dengan rataan jumlah koloni terendah yaitu
masing-masing sebesar 0,04 x 10
2
Dari 8 kali pengamatan, kemunculan Aspergillus sp. 20 sebanyak 4 kali yaitu Aspergillus sp. 20 muncul pada 60, 75, 90 dan 105 hari setelah serasah
mengalami proses dekomposisi. Dan Aspergillus sp. 20 memiliki frekuensi kolonisasi tertinggi yaitu sebesar 50 sedangkan sebanyak 16 jenis diantaranya
Aspergillus sp. 2, Aspergillus sp. 4, Aspergillus sp. 12, Fusarium sp. 1, Penicillium sp. 4 memiliki frekuensi kolonisasi terendah yaitu masing-masing
sebesar 12,50. CFUml Tabel 4.4.
Hasil isolasi fungi dari serasah daun R. apiculata pada perlakuan dengan tingkat salinitas 20-30 ppt ditemukan 18 jenis fungi. Pada tingkat salinitas ini
ditemukan 2 jenis fungi baru. Dari 18 jenis fungi yang berhasil diisolasi, semuanya merupakan jenis-jenis fungi yang telah muncul pada kontrol dan tingkat
salinitas sebelumnya hanya 2 jenis yang merupakan fungi baru yaitu Aspergillus sp. 9 dan Aspergillus sp. 16. Jenis fungi pada tingkat salinitas ini
lebih sedikit bila dibandingkan dengan tingkat salinitas 0-10 ppt dan 10-20 ppt namun jumlah total koloni dan rataan jumlah koloni pada tingkat salinitas ini lebih
tinggi bila dibandingkan dengan jumlah total dan rataan koloni pada tingkat salinitas 0-10 ppt, 10-20 ppt dan lebih rendah dari jumlah total dan rataan koloni
pada tingkat salinitas 30 ppt. Pada tingkat salinitas 20-30 ppt, Aspergillus sp. 20 menempati urutan
pertama terbanyak dari segi jumlah total koloni maupun rataan koloni yaitu sebesar 9,67 x 10
2
CFUml dan 1,21 x 10
2
CFUml. Aspergillus sp.14 menempati urutan kedua terbanyak dari segi jumlah total koloni maupun rataan koloni yaitu
4,67 x 10
2
CFUml dan 0,58 x 10
2
CFUml sedangkan posisi terendah ditempati oleh kelompok Curvularia sp.1, Penicillium sp.5, Aspergillus sp.21,
Penicilium sp. 3, Aspergillus sp. 10 dan Aspergillus sp. 19 dengan jumlah total
koloni dan rataan koloni masing-masing sebesar 0,33 x 10
2
CFUml dan 0,04 x 10
2
CFUml Tabel 4.5. Dari delapan kali pengamatan, kemunculan koloni ,Penicillium sp..1 muncul sebanyak 4 kali pada lama masa dekomposisi 60, 75, 90
dan 105 dengan frekunesi kolonisasi sebesar 50. Aspergillus sp. 20 muncul
sebanyak 4 kali pada lama masa dekomposisi 30, 45, 75 dan 120 dengan Frekwensi kolonisasi sebesar 50 . Sebanyak 10 jenis menempati frekwensi
terkecil diantaranya Aspergillus sp.4, Aspergillus sp.15, Penicillium sp.3, Curvularia sp. 1 dengan frekuensi kolonisasi masing-masing jenis sebesar
12,50 , Jenis fungi yang ditemukan sewaktu isolasi dari serasah daun R. apiculata
pada tingkat salinitas 30 ppt didapatkan sebanyak 22 jenis. Meskipun jumlah jenis fungi pada tingkat salinitas ini lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah
jenis pada tingkat salinitas 0-10 ppt dan 10-20 ppt namun rata-rata jumlah koloni fungi pada tingkat salinitas ini lebih besar dari rata rata jumlah koloni fungi pada
tingkat salinitas 0-10 ppt dan 10-20 ppt. Jenis fungi yang mendominasi pada tingkat salinitas 30 ppt adalah
Aspergillus sp.20 dengan jumlah koloni dan rataan jumlah koloni sebesar 17,67 x 10
2
CFUml dan 2,21 CFUml. Penicillium sp. 2 menempati urutan kedua terbanyak dengan rataan jumlah koloni masing-masing sebesar 4,33 x 10
2
CFUml sedangkan rataan jumlah koloni yang terendah ditempati oleh 7 jenis diantaranya Aspergillus sp.10 dan Penicillium sp.5 yaitu dengan rata-rata jumlah
koloni masing-masing sebesar 0,04 x 10
2
Dari delapan kali pengamatan,13 jenis muncul hanya satu kali masa dekomposisi
yaitu diantaranya
Aspergillus sp.1,
Aspergillus sp.8,
Aspergillus sp. 12 dengan frekuensi kolonisasi yaitu sebesar 12,50, sedangkan frekuensi kolonisasi tertinggi ditempati oleh Aspergillus sp.20 muncul sebanyak
4 kali yaitu pada masa dekomposisi 15, 60, 75 dan 120 dan Aspergillus sp. 7 dengan frekwensi kolonisasi sebesar 50. Pada tingkat salinitas ini juga
ditemukan 1 jenis fungi baru yaitu Peniciliium sp.6 Lampiran A dengan rata-rata jumlah koloni sebesar 0,38 x 10
CFUml Tabel 4.6.
2
CFUml dan memiliki frekuensi kolonisasi sebesar 25 sedangkan sisanya 21 jenis fungi merupakan jenis fungi yang telah
muncul sewaktu isolasi pada tingkat salinitas sebelumnya. Jumlah jenis fungi terbesar didapatkan pada serasah daun R. apiculata yang mengalami proses
dekomposisi pada tingkat salinitas 0-10 ppt dan 10-20 ppt. Hal ini mungkin disebabkan karena kondisi hutan mangrove pada tingkat salinitas ini hampir sama
dengan kondisi air tawar payau sehingga banyak fungi yang mampu hidup dan
berkembang bila dibandingkan dengan kondisi pada tingkat salinitas yang lebih
tinggi. Jumlah jenis ini berkurang pada tingkat salinitas 20-30 ppt yaitu berkurang
sebanyak 6 jenis sedangkan pada tingkat salinitas 30 ppt, terjadi kenaikan kembali jumlah jenis fungi yaitu sebanyak 4 jenis. Hal ini mungkin disebabkan
karena adanya pengaruh aliran sungai yang terdapat di sekitar lokasi penelitian dimana propagul fungi berupa spora, hifa ataupun konidia tercuci dan terbawa
oleh aliran sungai menuju ke laut sehingga sewaktu terjadinya pasang air laut, banyak propagul fungi yang terbawa ke lokasi penelitian dan menempel pada
serasah daun R. apiculata serta terlibat dalam proses dekomposisi serasah pada tingkat salinitas 30 ppt.
Jenis-jenis fungi yang tumbuh sewaktu isolasi dari serasah daun R. apiculata pada tingkat salinitas 0-10 ppt di laboratorium mungkin berasal dari
propagul dorman yang menempel pada daun serasah R. apiculata tadi. Menurut Dunn and Baker 1983 bahwa viabilitas propagul dari 30 jenis fungi masih
terpelihara pada pasir yang terbenam air laut selama 5 minggu. Populasi fungi pada serasah daun R. apiculata lebih besar pada tingkat salinitas 30 ppt mungkin
disebabkan karena pengaruh pasang air laut yang membawa propagul fungi dari dari daratan. Pada saat terbawa oleh pasang air laut, propagul fungi ini berada
dalam keadaan dorman sehingga sewaktu dilakukan isolasi dari daun serasah ini di laboratorium, propagul yang semulanya dorman aktif kembali untuk tumbuh
dan berkembang karena kondisi yang menguntungkan seperti adanya nutrisi dalam media tempat isolasi.
4.4. Perbandingan Jumlah Jenis Fungi pada Berbagai Tingkat Salinitas