Proses Dekomposisi Serasah TINJAUAN PUSTAKA

Ekosistem mangrove berfungsi sebagai sumber nutrisi untuk kelanjutan proses ekologis dan biologis, dan merupakan penangkap sedimen yang diperlukan untuk kelanjutan proses eksekusi, pengendali erosi pantai, tempat pemijahan dan pembesaran berbagai jenis ikan dan udang. Ekosistem mangrove juga merupakan sumber produksi pangan, obat-obatan dan bahan baku industri Abdullah, 1984. Nontiji 1993 melaporkan bahwa kurang lebih 80 spesies dari Crustaceae, dan 65 spesies Mollusca terdapat di ekosistem mangrove di Indonesia. Tanaman mangrove termasuk bagian batang, akar dan daun yang berjatuhan memberikan habitat bagi spesies akuatik yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove. Ekosis- tem ini berfungsi sebagai tempat untuk memelihara larva, tempat bertelur tampat pakan bagi berbagai spesies akuatik, khususnya udang Penaeidae dan ikan ban- deng Chanos chanos.

2.2 Proses Dekomposisi Serasah

Dekomposisi dapat didefinisikan sebagai penghancur bahan organik mati secara gradual yang dilakukan oleh agen biologi maupun fisika yang dipandang sebagai reduksi komponen-komponen organik dengan berat molekul yang lebih rendah melalui reaksi enzimatik. Dekomposer mengeluarkan enzim protease, selu- lase, ligninase yang menguraikan molekul-molekul organik kompleks seperti pro- tein dan karbohidrat dari tumbuhan yang telah mati Sunarto, 2003. Serasah tumbuhan dapat terdekomposisi menjadi enam kategori, yaitu 1 selulosa, 2 hemiselulosa, 3 lignin, 4 gula terlarut, asam amino dan asam ali- fatik, 5 larutan eter, alcohol, lemak, minyak, lilin, resin dan pigmen, 6 protein. Dekomposisi serasah dipengaruhi oleh urutan reaksi spesifik dan dengan bantuan sistem enzim-enzim tertentu yang dimiliki oleh jenis-jenis organisme tertentu Dix and Webster, 1995. Selulosa merupakan suatu polimer glukosa yang terdapat di alam yang menyusun komponen dinding sel tumbuhan seperti hemiselulosa dan lignin. Selu- losa merupakan homopolisakarida yang terdiri atas unit-unit β-D- glukopiranosa 500-10000 residu gula yang terikat satu sama lain melalui ikatan β-1,4 glikosidik. Hemiselulosa merupakan polimer glukosa yang dibangun oleh ikatan β-1,4 glikosidik dengan rantai lurus atau bercabang yang relatif pendek 100-300 residu gula dibandingkan dengan selulosa. Lignin merupakan suatu polimer kompleks dengan bobot molekul yang tinggi dan tersusun oleh unit-unit fenilfrofanoid yaitu alkohol kumaril, alkohol koniveril dan alkohol sinapil Robin- son, 1991. Dalam proses dekomposisi serasah, komponen penyusun dinding sel inilah yang diuraikan oleh mikroorganisme sehingga dihasilkan bahan-bahan organik dan unsur hara yang diperlukan pada suatu ekosistem. Enzim yang terlibat pada dekomposisi selulosa adalah selulase. Selulase terdapat sebagai senyawa kom- pleks dan kombinsi enzim selulase berbeda anatara satu organisme dengan organ- isme lainnya. Selulosa diubah menjadi rantai-rantai linear dan unit-unit disakarida selubiosa oleh enzim selulase. Menurut Moore-Landecker 1990, reaksi de- komposisi selulosa dapat dijelaskan sebagai berikut: Selulase Selulase Selobiosa Selulosa Rantai panjang Selobiosa Glukosa Anhidroglukosa β-1,4 Serasah dalam ekologi digunakan untuk dua pengertian yaitu sebagai lapisan bahan tumbuhan mati yang terdapat pada permukaan tanah dan bahan ba- han tumbuhan mati yang tidak terikat lagi pada tumbuhan. Serasah merupakan bahan organik yang mengalami beberapa tahap proses dekomposisi dapat menghasilkan zat yang penting bagi kehidupan dan produktivitas perairan teru- tama dalam peristiwa rantai makanan Arief 2007. Menurut Nybakken 1993 terdapat tiga tahap proses dekomposisi serasah yaitu 1 proses leaching merupakan mekanisme hilangnya bahan-bahan yang ter- dapat pada serasah atau detritus akibat curan hujan atau aliran air, 2 penghawaan wathering merupakan mekanisme pelapukan oleh faktor-faktor fisik seperti pen- gikisan oleh angin atau penggerakan molekul air dan 3 aktivitas biologi yang menghasilkan pecahan-pecahan organik oleh makhluk hidup yang melakukan proses dekomposisi. Hasil analisis laboratorium menunjukkan daun mempunyai unsur hara karbon, nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan mangnesium. Ketika gugur keper- mukaan substrat, daun-daun yang banyak mengandung unsur hara tersebut tidak langsung mengalami pelapukan atau pembusukan oleh mikroorganisme, tetapi memerlukan bantuan hewan-hewan yang disebut makrobentos. Makrobentos ini memiliki peran yang besar dalam penyediaan hara bagi pertumbuhan dan perkem- bangan pohon-pohon dan mangrove maupun bagi mangrove itu sendiri. Makro- bentos berperan sebagai dekomposer awal yang bekerja mencacah daun-daun menjadi bagian-bagian kecil, yang kemudian akan dilanjutkan oleh mikrorgan- isme. Pada umumnya keberadaan makrobentos dapat mempercepat proses de- komposisi serasah daun tersebut Hogart, 1999. Kecepatan dekomposisi serasah daun hingga dapat menyatu ke dalam tanah mineral juga tergantung pada faktor fisik dan jenis tumbuhan itu sendiri. Pada komunitas tumbuhan tertentu, produksi serasah akan tinggi sedangkan kece- patan pelapukan serasah akan berlangsung lambat. Dalam hal ini, serasah dapat terakumulasi pada permukaan tanah sampai kedalaman beberapa sentimeter Dix and Webster, 1995. Kecepatan dekomposisi serasah dapat diketahui dengan menempatkan serasah daun mangrove yang massanya diketahui di dalam kantong serasah yang tidak dapat dimasuki oleh makrofauna pemakan serasah daun seperti gastropoda dan kepiting. Kantong-kantong berisi serasah daun ini selanjutnya ditempatkan diarea mangrove dan pengamatan dilakukan dengan selang waktu tertentu. Setiap pengamatan, sisa serasah yang terdapat dalam kantong tersebut ditimbang Hogarth,1999. Lama proses dekomposisi daun jenis-jenis pohon mangrove telah banyak diteliti, dengan hasil yang menunjukkan adanya perbedaan waktu. Dekomposisi serasah mangrove jenis api-api memerlukan waktu sekitar 20 hari, sedangkan de- komposisi mangrove jenis bakau memerlukan waktu selama 40 hari Boonru- ang,1994. Lama dekomposisi serasah daun juga berhubungan dengan kantungan fenol yang besar dan nisbah C : N yang besar sehingga membuat serasah tidak disukai dan tidak dapat dimanfaatkan sebagai nutrisi bagi hewan tanah. Pada per- cobaan bahan makanan, cacing tanah earthworm ternyata lebih menyukai daun- daun dengan tingkat polifenol yang kecil dan nisbah C : N kecil. Daun-daun den- gan tingkat polifenol kecil dan nisbah C : N kecil umumnya memilik tekstur yang lebih halus dan lebih kuat Dix and Webster, 1995.

2.3 Peranan Mikroorganisme Fungi Dalam Proses Dekomposisi Serasah

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Bakteri Serasah Daun Rhizophora apiculata Yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas Di Kota Pari Pantai Cermin Sumatera Utara

1 38 117

Keanekaragaman Jenis Fungi Pada Serasah Daun Avicennia marina Yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas

0 30 134

Jenis-Jenis Fungi Yang Terdapat Pada Serasah Daun Rhizophora Mucronata Yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas

0 27 70

Laju Dekomposisi Serasah Daun Rhizophora mucronata Pada Berbagai Tingkat Salinitas

4 83 58

Keanekaragaman Fungi pada Serasah Daun Bruguiera cylindrica yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kampung Nypa, Desa Sei Nagalawan, Sumatera Utara

1 3 52

Keanekaragaman Fungi pada Serasah Daun Bruguiera cylindrica yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kampung Nypa, Desa Sei Nagalawan, Sumatera Utara

0 0 12

Keanekaragaman Fungi pada Serasah Daun Bruguiera cylindrica yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kampung Nypa, Desa Sei Nagalawan, Sumatera Utara

0 0 2

Keanekaragaman Fungi pada Serasah Daun Bruguiera cylindrica yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kampung Nypa, Desa Sei Nagalawan, Sumatera Utara

0 0 3

Keanekaragaman Fungi pada Serasah Daun Bruguiera cylindrica yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kampung Nypa, Desa Sei Nagalawan, Sumatera Utara

0 0 2

Keanekaragaman Fungi pada Serasah Daun Bruguiera cylindrica yang Mengalami Proses Dekomposisi pada Berbagai Tingkat Salinitas di Kampung Nypa, Desa Sei Nagalawan, Sumatera Utara

0 0 11