Analisis Persepsi Penumpang Terhadap Tingkat Pelayanan Bus Way
45 Pada skala Likert digunakan pembobotan skala 1 sampai dengan 5, angka 1 berarti
nilai pelayanan sangat buruk, sangat tidak setuju, kinerja sangat rendah, sampai dengan angka 5 yang berarti nilai pelayanan sangat baik, sangat setuju, kinerja sangat tinggi.
3.6. Teknik Pengolahan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Untuk memahami perilaku pengguna jasa yaitu penumpang bus terhadap mutu pelayanan yang diberikan oleh pengelola bus way digunakan metode analisis faktor.
Analisis faktor dilakukan atas masing – masing fasilitas yang dirasakan oleh penumpang bus.
2. Analisis faktor digunakan untuk mereduksi variabel – variabel penelitian menjadi
faktor dominan yang mempengaruhi kualitas pelayanan kepada penumpang bus.
3.7. Analisis dan Interpretasi
Dalam bab analisis dan interpretasi ini membahas hasil pengolahan data sesuai dari data yang didapat dari responden dan menginterpretasikan atas hasil analisis yang ada.
Pada pengolahan data analisis faktor dilakukan dengan program statistik SPSS 12.0 for Windows.
3.8. Kesimpulan dan Saran
Tahap ini merupakan tahap akhir dimana hasil pengolahan data dapat dilakukan analisis akhir sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan dan saran yang dipergunakan untuk
rekomendasi perbaikan kepada pengelola bus way.
Analisis Persepsi Penumpang Terhadap Tingkat Pelayanan Bus Way
46
BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI
4.1. Kondisi Sistem Angkutan di Jakarta
4.1.1. Gambaran Sistem Angkutan Umum
Infrastruktur jaringan transportasi di wilayah Jabotabek pada dasarnya didominasi oleh sistem jalan raya yang mencakup 90 dari total pasokan yang melayani kebutuhan
perjalanan, sedangkan sisanya merupakan sistem jalan rel. Sebagai konsekuensi logis dari situasi ini, pelayanan kebutuhan angkutan umum didominasi oleh sistem angkutan umum
jalan raya. Kondisi ini sejalan dengan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan investasi dibidang transportasi yang menitikberatkan investasi pada
pengembangan sistem jaringan jalan. Sebagai perbandingan, panjang jalan di wilayah DKI adalah 5885 km 1994 sedangkan panjang rel adalah 471.3 km 1996. Gambaran umum
jaringan lalu lintas di Jabotabek dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini.
Sumber : Dirjen Hubdat 2000
Gambar 4.1. Jaringan Jalan dan Jalan Rel Eksisting