TAFSIR AYAT-AYAT EKONOMI AL-QUR’AN dalam mengendalikan perasaan suka dan cintanya itu, tidak berlebih-

64 TAFSIR AYAT-AYAT EKONOMI AL-QUR’AN dalam mengendalikan perasaan suka dan cintanya itu, tidak berlebih-

  lebihan melainkan wajar dan tetap mengikuti ketentuan agama dan aturan-aturan syari’at yang benar.

  Selanjutnya kata syahwat mengandung arti kecenderungan hati yang sulit terbendung kepada sesuatu yang bersifat inderawi dan material. Setiap manusia memiliki syahwat dalam arti yang disebut di muka. Eksistensi syahwat itu pulalah yang membuat manusia berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkannya. Tentu saja, syahwat kepada hal-hal yang bersifat material tersebut bagian dari fitrah kemanusiaan.

  Ayat tersebut mengisyaratkan berbagai jenis harta, baik hasil pertambangan, pertanian, peternakan dan perdagangan yang disenangi dan karenanya di cari-cari oleh manusia. Terkadang, untuk memenuhi hasratnya agar dapat memiliki harta-harta tersebut, manusia kerap melakukan apa saja. Terkadang ia tidak lagi memerdulikan hukum- hukum syara’, halal-haram, juga etika dalam bisnis tersebut. Semua dilanggar demi memperoleh harta yang diidam-idamkan.

  Jenis-jenis harta yang disebut pada ayat di atas mengisyaratkan macam-macam kebutuhan hidup manusia. Adapun hal-hal yang sangat disukai manusia adalah: (1) Perempuan (istri) yang merupakan tumpuan cinta dan kasih sayang suami. (2) Anak laki-laki, juga anak perempuan merupakan lokus cinta manusia. Cinta kepada anak sesungguhnya adalah bagian dari fitrah manusia itu sendiri. Adalah menarik ketika Allah SWT pada ayat di atas menempatkan cinta kepada wanita lebih awal ketimbang mencintai anak-anak. Setidaknya ada beberapa analisis yang dapat dikembangkan. Laki-laki berpotensi untuk mencintai perempuan secara berlebih-lebihan. Tidak demikian halnya cinta kepada anak. Selanjutnya, cinta kepada istri sangat dimungkinkan luntur. Sedangkan cinta kepada anak-anak umumnya lebih abadi. Namun menurut penulis, disebutnya al-nisa’ lebih awal dari al-banun, karena memang secara kodrati, lahirnya anak disebabkan oleh adanya perkawinan antara laki-laki dan perempuan.

  Selanjutnya, (3) harta kekayaan yang berlimpah, semisal emas dan perak. Penyebutan al-zahab wa al-fiddah pada ayat di atas, di samping menunjukkan pentingnya emas sebagai bekal dan perhiasan

  TAFSIR AYAT-AYAT EKONOMI AL-QUR’AN

  kehidupan, namun lebih dari itu, khususnya emas adalah “mata uang yang berlaku di mana-mana”. Jika anda membawa rupiah, maka ketika anda masuk ke negara lain, maka anda terlebih dahulu harus menukarkan uang rupiah tersebut ke mata uang di negeri di mana anda berada. Berbeda dengan emas. Anda dapat langsung menjualnya di mana saja anda berada. Semua orang pasti membutuhkannya. Sama ada untuk perhiasan ataupun untuk bekal kehidupannya di masa mendatang. (4) Kuda yang dipelihara di padang rumput, terutama kuda yang berwarna putih di bagian dahi dan kakinya. Dikalangan bangsa Arab, kuda yang demikian merupakan kuda yang terbaik. (5) binatang ternak lainnya, seperti sapi, unta, kambing dan kerbau. Adapun jenis harta yang terakhir di sebut adalah (6) sawah ladang yang dikelola guna mendapatkan hasil pertanian yang berlimpah.

  Dalam bentuk penafsiran yang berbeda, ada yang menyatakan bahwa, apa yang disebut pada ayat di atas adalah simbol dari sesuatu yang sangat dicintai manusia. Sebagai contoh, hasil pertambangan (emas, perak dan lain-lain) mengisyaratkan kebutuhan manusia pada peralatan dan perhiasan. Kemudian, kuda pilihan mengisyaratkan kebutuhan manusia pada kendaraan. Adapun binatang ternak dan sawah ladang mengisyaratkan kebutuhan terhadap sandang, pangan dan papan.

  Kontekstualisasi simbol ini tentu dapat saja dilakukan mengingat kondisi yang dialami bangsa Arab pada masa lalu berbeda dengan apa yang mereka butuhkan hari ini. Demikian juga dengan kita. Jika dahulu, kuda merupakan kenderaan yang tidak saja cepat tetapi juga melambangkan kemewahan, saat ini kondisinya berbeda. Kontekstualisasi kuda sekarang ini lebih tepat ditafsirkan dengan mobil mewah. Emas kendatipun sangat berharga, namun jika ia disimpan, pertumbuhannya sangat lambat. Mungkin harta yang berharga saat sekarang adalah properti atau investasi berharga lainnya. Sedangkan dalam konteks wanita dan anak, kondisinya masih tetap sama. Artinya, kecenderungan terhadap wanita begitu pula sebaliknya, merupakan syahwat universal yang dimiliki manusia. Tanpa membedakan suku, agama dan ras.