TAFSIR AYAT-AYAT EKONOMI AL-QUR’AN Pada ayat di atas (QS Ali Imran3:130) kata riba dihadapkan

76 TAFSIR AYAT-AYAT EKONOMI AL-QUR’AN Pada ayat di atas (QS Ali Imran3:130) kata riba dihadapkan

  dengan falah. Larangan memakan riba tidak saja yang berlipat- sesungguhnya adalah syarat bagi seseorang untuk memperoleh falah. Sebagaimana yang telah dijelaskan para mufassir, riba diharamkan karena kezaliman yang ditimbulkannya. Kerusakan yang ditimbulkan riba bukan saja menimpa debitur, tetapi juga krediturnya.

  Wahbah Al-Zuhaily di dalam Tafsirnya menyatakan, larangan untuk memakan riba sebagaimana yang terlihat pada ayat di atas dihubungkan dengan perintah untuk bertakwa kepada Allah SWT (QS Ali Imran:131) dan perintah untuk mentaati Allah dan Rasulnya (QS Ali Imran:132). Larangan dan perintah ini di buat Allah SWT agar manusia mematuhinya. Mudah-mudahan manusia memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Ada kesan kuat, sesungguhnya ketika Allah melarang riba, secara implisit Allah menyuruh kita untuk menumbuhkan sikap saling menolong dan berkasih-sayang. Bukan sebaliknya saling menghisap seperti yang ditunjukkan di dalam peraktik riba. Dengan perintah tersebut, Allah ingin mewujudkan di dalam diri kita kemenangan dan kebahagiaan di dunia dengan saling tolong menolong, saling berkasih sayang yang pada gilirannya akan tumbuh al-mahabbat di dalam diri kita. Dan mahabbah itu adalah asas terbangunnya kebahagiaan (as-sa’adat) dan di akhirat nanti kita akan memperoleh kemenangan surga atas ridha Allah. SWT. 6

  Demikian juga halnya pada Surah Al-Ma’idah90 Allah Swt berfirman:

  È≅yϑtã ô⎯ÏiΒ Ó§ô_Í‘ ãΝ≈s9ø—F{uρ Ü>|ÁΡF{uρ çÅ£øŠyϑø9uρ ãôϑsƒø: yϑ¯ΡÎ) (þθãΨtΒu™ t⎦⎪Ï©! pκš‰r'¯≈tƒ ∩®⊃∪ tβθßsÎ=øè? öΝä3ª=yès9 çνθç7Ï⊥tGô_sù Ç⎯≈sÜø‹¤±9

  90. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan- perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

  Ayat ini berisi beberapa perbuatan yang terlarang, seperti meminum

  6 Wahbah Al-Zuhaily, Tafsir Al-Munir, Vol 3, h. 410

  TAFSIR AYAT-AYAT EKONOMI AL-QUR’AN

  khamar, judi, berkorban untuk berhala dan mengundi nasib. Judi atau maisir dalam kajian ekonomi Islam kerap diposisikan sebagai mal bisnis atau larangan pokok dalam bisnis Islam. Akronim yang dipakai adalah Maghrib yang merupakan singkatan dari Maisir, gharar, riba dan batil. Maisir atau judi oleh Abdullah Yusuf Ali dijelaskan sebagai berikut:

  Judi (maysir) secara harfiah berarti memperoleh sesuatu dengan cara yang mudah, memperoleh suatu keuntungan tanpa bekerja; dari siniarti judi. Itulah yang menjadi dasar maka perjudian di larang. Bentuk judi yang paling terkenal di kalangan masyarakat Arab itu dengan jalan mengadu nasib lewat anak panah, menurut dasar dasar yang ada dalam undian. Anak panah itu diberi tanda, dan dikerjakan dengan tujuan yang sama seperti lembar undian sekarang. Cara mengerjakannya, misalnya binatang sembelihan di bagi ke dalam beberapa bagian yang sama. Anak panah yang sama diberi tanda di tarik dari sebuah pundi. Di antaranya ada yang kosong tanpa tanda, dan jika yangditarik itu kosong ia tidak mendapat apa-apa. Bagian yang lain ditandai dengan hadiah-hadiah, ada yang besar dan ada pula yang kecil. Orang akan memperoleh bagian yang besar atau yang kecil, atau tidak sama sekali, tergantung pada nasib semata-mata. Kecuali itu ada juga orang tertentu yang melakukan kecurangan. Dasar yang menjadi keberatan adalah bahwa meskipun tak ada kecurangan, orang yang memperoleh keuntungan demikian bukan karena usahanya, atau kalau ia menderita kerugian hanya karena kebetulan. Permainan dadu dan taruhan termasuk dalam pengertian judi ini. Tetapi asuransi tidaklah termasuk judi asal dijalankan atas dasar-dasar bisnis. Perhitungannya di sini atas dasar statistik dalam skala jumlah, sehingga dengan demikian orang dapat terhindar dari sifat untung-untungan atau adu nasib semata- mata. Yang menjamin asuransi itu membayar premi menurut nisbah tanggungannya, yang dihitung tepat menurut dasar statistik. 7

  Masih menurut Abdullah Yusuf Ali, judi dan mabuk-mabukan merupakan perbuatan dosa dalam arti sosial atau orang seorang. Semua itu dapat menghancurkan kita dalam kehidupan sehari-hari

  7 Abdullah Yusuf Ali, Al-Qur’an, Terjemahan dan Tafsirnya...h. 86