TAFSIR AYAT-AYAT EKONOMI AL-QUR’AN omongan yang tidak berguna ? apakah engkau mampu menghindari

82 TAFSIR AYAT-AYAT EKONOMI AL-QUR’AN omongan yang tidak berguna ? apakah engkau mampu menghindari

  dan menjauhi obrolan yang mengungkit kejelekan orang ?

  Ayat 5:”Orang yang menjaga kemaluannya.” Apakah engkau mampu menjaga pandangan, menjaga kesuciaan dan menghindari dari segala hal yang membawa kepada perzinahan?

  Ayat 8: “Orang yang memelihara amanat dan janjinya. Mampukan engkau menjaga amanah, mulai dari amanat yang sederhana (kaset dan buku yang kau pinjam dari teman) hingga amanat menjalankan dan mendakwahkan ajaran agama.

  Ayat 9 : “Apakah engkau mendirikan shalat di awal waktu dan konsisten berjama’ah ? berapa poin yang kau berikan kepada dirimu dalam menjalankan dan menjaga shalat?

  Islam sejak awal menegaskan bahwa al-falah, dalam maknanya yang beragam tersebut adalah sebuah kondisi yang harus diwujudkan dalam kehidupan. Bahkan setiap kali azan berkumandang, selalu serukan untuk memperoleh kebahagiaan dan keberuntungan tersebut. Hayya ‘ala al-falah (mari menuju kemenangan) yang diletakkan setelah ajakan shalat (hayya ‘ala al-shalat) adalah simbolisasi bahwa shalat adalah syarat untuk memperoleh kebahagiaan dunia.

  Jika dicermati, sepertinya ada gerak bolak-balik di dalam Islam yang bermuara pada al-falah. Kita disuruh menegakkan shalat dan setelah itu kita diperintah untuk mencari karunia Allah di muka bumi ini. Selanjutnya, setelah selesai beraktivitas di muka bumi ini, pada saat dipanggil Allah untuk shalat, maka kita harus meninggalkan segala aktivitas bisnis.

  Ayat-ayat berikut ini dengan cukup baik menggambarkan gerak bolak-balik yang kita maksud:

  «! Ìø.ÏŒ 4’n<Î) (öθyèó™sù Ïπyèßϑàfø9 ÏΘöθtƒ ⎯ÏΒ Íο4θn=¢Á=Ï9 š”ÏŠθçΡ sŒÎ) (þθãΖtΒu™ t⎦⎪Ï©! pκš‰r'¯≈tƒ äο4θn=¢Á9 ÏMuŠÅÒè sŒÎsù ∩®∪ tβθßϑn=÷ès? óΟçGΨä. βÎ) öΝä3©9 ×öyz öΝä3Ï9≡sŒ 4 yìø‹t7ø9 (ρâ‘sŒuρ ∩⊇⊃∪ tβθßsÎ=øè? öä3¯=yè©9 ZÏWx. ©! (ρãä.øŒuρ «! È≅ôÒsù ⎯ÏΒ (θäótGöuρ ÇÚö‘F{ ’Îû (ρãϱtFΡsù

  TAFSIR AYAT-AYAT EKONOMI AL-QUR’AN

  9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui.

  10. Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak- banyak supaya kamu beruntung.

  Ayat di atas terdapat di dalam Q.S Al-Jumu’ah ayat 9-10. Ayat ini biasanya kerap dibacakan pada hari Jum’at, sebagai peringatan bagi umat Islam, agar mempersiapkan diri menuju masjid.

  Para mufassir menegaskan bahwa kata “nudia” pada pangkal ayat dipahami sebagai al-azan (pemberitahuan) yang menandakan masuknya waktu shalat pada hari jum’at. Siapapun yang mendengar panggilan azan sepanjang tidak ada ‘uzur dan tidak pula dalam keadaan musafir, maka wajib atasnya memenuhi panggilan tersebut. Disebutnya kata al-ba’i (jual beli) menunjukkan bahwa jual beli adalah induk mu’amalat. Artinya, ketika induknya disebut, maka segala aktifitas yang membuat seseorang lalai dari menegakkan shalat, harus ditinggalkan.

  Selanjutnya, pada ayat berikutnya, kita diingatkan, pada saat selesai menegakkan shalat, segeralah bertaburan di muka bumi untuk mencari karunia Allah swt yang tersebar di semesta raya ini. Sepanjang kita melakukan pencarian rezeki, semuanya harus tetap diorientasikan kepada Allah. Kata zikir pada ayat tersebut bermakna al-istihdar yaitu merasakan kehadiran Allah SWT.

  Dengan demikian, kebahagiaan sesungguhnya akan terwujud jika kita mampu menyeimbangkan kebutuhan duniawi dan ukhrawi, individu dan sosial, zahir dan batin. Keseimbangan itu sendiri adalah bagian dari fitrah manusia.