Pemberontakan PRRI

4. Pemberontakan PRRI

Pemberontakan PRRI dan Permesta berhu- bungan satu sama lain. Pemberontakan PRRI dan Permesta terjadi di tengah-tengah situasi politik yang sedang bergolak, pemerintahan yang tidak stabil, masalah korupsi, perdebatan-perdebatan dalam konstituante. Penyebab langsung terjadinya

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 2

pemberontakan adalah pertentangan antara peme-

Gambar 2.2.6

rintah pusat dan beberapa daerah mengenai otono-

Andi Aziz diadili di pengadilan militer di Yogyakarta.

mi serta perimbangan keuangan antara pusat dan daerah. Semakin lama pertentangan itu semakin

Atas kejadian tersebut, pemerintah kemudian meruncing. Sikap tidak puas tersebut didukung memanggil Andi Azis ke Jakarta untuk menyelesai- oleh sejumlah panglima angkatan bersenjata. kan persoalan yang tengah dihadapi. Akan tetapi,

panggilan tersebut tidak diindahkan Andi Azis. Pada tanggal 9 Januari 1958, diadakan suatu Tindakan Andi Azis yang tidak segera datang ke

pertemuan di Sungai Dareh, Sumatera Barat. Per- Jakarta sampai batas waktu yang ditentukan di-

temuan itu dihadiri tokoh-tokoh militer dan sipil. anggap sebagai pembangkangan terhadap peme-

Tokoh-tokoh militer yang hadir, antara lain: Letkol rintah. Oleh karena itu, pemerintah pusat mengirim

Achmad Husein, Letkol Sumual, Kolonel Simbolon, pasukan untuk menangkap Andi Azis. Pasukan itu

Kolonel Dachlan Djambek, dan Kolonel Zulkifli Lu-

dipimpin Kolonel A.E. Kawilarang .

bis. Tokoh-tokoh sipil yang hadir antara lain: M. Natsir, Sjarif Usman, Burhanuddin Harahap, dan

Akhirnya, pada bulan April 1950 Andi Azis Sjafruddin Prawiranegara. Dalam pertemuan ter- menyerahkan diri kepada pemerintah RIS. Ia dia- sebut dibicarakan masalah pembentukan pemerin- dili di Yogyakarta. Dalam waktu singkat pemberon- tah baru dan hal-hal yang berhubungan dengan Cyan 64 takan ini dapat ditumpas oleh tentara Indonesia. Black 64

pemerintah baru itu.

Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan

Pada tanggal 10 Februari 1958 diadakan rapat

5. Pemberontakan Permesta

raksasa di Padang. Letkol Achmad Husein mem- Para tokoh militer di Sulawesi mendukung PRRI beri ultimatum kepada pemerintah pusat yang

di Sumatera. Pada tanggal 17 Februari 1958, Letkol

isinya sebagai berikut. D.J. Somba (Komandan Daerah Militer Sulawesi  Dalam waktu 5 x 24 jam Kabinet Djuanda me-

Utara dan Tengah) memutuskan hubungan dengan nyerahkan mandat kepada Presiden atau Presi-

pemerintah pusat dan mendukung PRRI. Para to- den mencabut mandat Kabinet Djuanda.

koh militer di Sulawesi memproklamasikan Pia-  Meminta Presiden menugaskan Drs. Moh. Hatta

gam Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta). dan Sultan Hamengkubuwono IX untuk mem-

Pelopor Permesta adalah Letkol Vence Sumual . bentuk kabinet baru.

Pemberontak Permesta menguasai daerah Sulawesi  Meminta kepada Presiden supaya kembali ke- Tengah dan Sulawesi Utara.

pada kedudukannya sebagai Presiden konstitu- Untuk menghancurkan gerakan ini pemerintah sional.

membentuk Komando Operasi Merdeka. Misi ini dipim- pin oleh Letkol Rukminto Hendraningrat . Pada

Ultimatum tersebut ditolak. Letkol Achmad bulan April 1958, Operasi Merdeka segera dilancar- Husein, Kolonel Zulkifli Lubis, Kolonel Dachlan

kan ke Sulawesi Utara. Ternyata dalam petualang- Djambek, dan Kolonel Simbolon dipecat.

annya, Permesta mendapat bantuan dari pihak Pada tanggal 15 Februari 1958, Achmad Husein

asing. Hal ini terbukti saat ditembak jatuhnya se- memproklamirkan berdirinya Pemerintah Revolu-

buah pesawat pada tanggal 18 Mei 1958 di atas sioner Republik Indonesia (PRRI). Proklamasi itu

Ambon. Ternyata pesawat itu dikemudikan

A. L.

diikuti dengan pembentukan kabinet. Kabinet itu Pope seorang warga negara Amerika Serikat. dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara sebagai

Di bulan Agustus 1958 pemberontakan Per- Perdana Menteri. Pusat PRRI berkedudukan di Pa-

mesta dapat dilumpuhkan walaupun sisa-sisanya dang. Dengan proklamasi itu, PRRI memisahkan

masih ada sampai tahun 1961. Pemerintah membe- diri dari pemerintah pusat. Proklamasi PRRI diiku-

ri kesempatan kepada pengikut PRRI/Permesta ti Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah.

untuk kembali ke pangkuan ibu pertiwi.

e. e. e. e. e. Kemacetan konstituante Kemacetan konstituante Kemacetan konstituante Kemacetan konstituante Kemacetan konstituante Pemilu I ini mengantar terbentuknya Dewan

Konstituante. Selama kurun waktu 1956-1959 Dewan Konstituante belum berhasil merumuskan Undang-Undang Dasar yang baru. Situasi politik Indonesia dalam rentang waktu tersebut semakin tidak menentu. Partai-partai pemenang pemilu tahun 1955 tidak mampu menyelesaikan persoalan- persoalan politik dalam negeri yang semakin memanas.

Kehidupan politik semakin memburuk dengan munculnya gejala separatisme. Di daerah-daerah muncul sistem pemerintahan sendiri yang tidak mengakui pemerintah pusat, misalnya PRRI dan

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 2

Permesta.

Gambar 2.2.7 Kolonel Akhmad Yani mengadakan inspeksi setelah kota Bukittinggi diduduki kembali oleh APRI.

Ketidakberhasilan Konstituante menyusun un- dang-undang dasar baru dan kehidupan politik

Untuk mengatasi gerakan ini, TNI melancarkan yang tidak stabil menimbulkan ‘frustrasi’ bagi ma- operasi gabungan AD, AL, dan AU dikenal dengan

syarakat Indonesia. Dalam situasi semacam ini, rak- nama Operasi 17 Agustus. Operasi ini dipimpin oleh

yat berharap pemerintah meninjau kembali cara Kolonel Akhmad Yani . Di Sumatera Utara, Operasi

kerja Dewan Konstituante. Rakyat menginginkan

adanya keputusan yang bijaksana dan tepat, se- gadir Jenderal Jatikusumo . Di Sumatera Selatan,

Sapta Marga dilaksanakan di bawah pimpinan Bri-

hingga kemacetan dalam sidang dapat teratasi.

Operasi Sadar dipimpin Letnan Kolonel Dr. Ibnu

Di tengah-tengah frustrasi nasional yang terus Sutowo . Tujuan operasi militer ini adalah meng-

meningkat itu, pada tanggal 22 April 1959, Presi-

hancurkan kekuatan pemberontak dan mencegah den Soekarno berpidato di depan sidang Konstitu- campur tangan asing.

ante. Presiden Soekarno antara lain menganjurkan Berangsur-angsur wilayah pemberontak dapat

agar dalam rangka demokrasi terpimpin, Konstitu- dikuasai. Pada tanggal 29 Mei 1958, Achmad Husein

ante menetapkan UUD 1945 menjadi UUD Republik dan pasukannya secara resmi menyerah. Penye-

Indonesia. Konstituante kemudian mengadakan si-

Black 65 Cyan 65

rahan diri itu disusul para tokoh PRRI lainnya. dang untuk membahas usulan tersebut.

Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1

Gambar 2.2.8 Suasana setelah pemungutan suara terakhir pada tanggal 2 Juni 1959. Keesokan harinya Konstituante

mengadakan reses, yang ternyata untuk selamanya.

Pada tanggal 29 Mei 1959 diadakan pemungut- Kehidupan politik semakin buruk dan mengan- an suara untuk menyelesaikan masalah tersebut.

cam persatuan dan kesatuan bangsa. Di daerah- Pemungutan suara tidak memenuhi kuorum. Ba-

daerah terjadi pemberontakan merebut kekuasaan. nyak anggota Dewan Konstituante yang tidak ha-

Partai-partai yang mempunyai kekuasaan tidak dir. Kemudian diadakan pemungutan suara yang

mampu menyelesaikan persoalan. Soekarno dan kedua pada tanggal 2 Juni 1959. Pemungutan suara

TNI tampil untuk mengatasi krisis yang sedang kedua juga tidak memenuhi kuorum. Dengan demi-

melanda Indonesia dengan mengeluarkan Dekrit kian, terjadi lagi kemacetan dalam Konstituante.

Presiden untuk kembali ke UUD 1945.

Kegagalan yang kedua ini tidak ditanggapi de- Pertimbangan dikeluarkannya dekrit Presiden ngan pemungutan suara yang ketiga. Akan tetapi,

adalah sebagai berikut.

para anggota dewan mengadakan reses atau istira-  Anjuran untuk kembali kepada UUD 1945 tidak hat bersidang mulai tanggal 3 Juni 1959. Ternyata

memperoleh keputusan dari Konstituante. reses ini tidak hanya sementara waktu tetapi

 Konstituante tidak mungkin lagi menyelesai- untuk selamanya. Artinya, Dewan Konstituante

kan tugasnya karena sebagian besar anggota- membu-barkan diri.

nya telah menolak menghadiri sidang.

f. f. f. f. f. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Dekrit Presiden 5 Juli 1959  Kemelut dalam Konstituante membahayakan

persatuan, mengancam keselamatan negara, Untuk menanggulangi hal-hal yang dapat mem-

dan merintangi pembangunan nasional. bahayakan negara, Letjen A. H Nasution , selaku

Kepala Staf Angkatan Darat, mengeluarkan larang- Oleh karena itu, Presiden Soekarno pada tang- an bagi semua kegiatan politik terhitung sejak

gal 5 Juli 1959 mengeluarkan keputusan (dekrit). tanggal 3 Juni 1959. Partai Nasional Indonesia me-

Keputusan itu dikenal dengan nama “Dekrit Presi- lalui ketuanya, Soewirjo , mengirim surat kepada

den 5 Juli 1959”. Isi dekrit ini adalah sebagai berikut. Presiden Soekarno, yang waktu itu berada di Jepang.

 Pembubaran Konstituante.

Surat itu berisi anjuran agar presiden mendekritkan

 Berlakunya UUD 1945.

kembali berlakunya UUD 1945 dan membubarkan Konstituante. Partai Komunis Indonesia melalui ke-

 Akan dibentuk Majelis Permusyawaratan Rak- tuanya, Aidit , memerintahkan segenap anggotanya

yat Sementara (MPRS) dan Dewan Pertimbang- untuk tidak menghadiri sidang-sidang, kecuali si-

an Agung Sementara (DPAS).

dang Konstituante. Secara lengkap bunyi Dekrit Presiden 5 Juli

Black 66 Cyan 66

1959 sebagai berikut.

Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan

DEKRIT KEMBALI KEPADA UUD 1945

KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/PANGLIMA TERTINGGI ANGKATAN PERANG Dengan ini menyatakan dengan khidmat: Bahwa anjuran Presiden dan Pemerintah untuk kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945, yang disampaikan kepada se-

genap rakyat Indonesia dengan Amanat Presiden pada tanggal 22 April 1959, tidak memperoleh keputusan dari Konstituante sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Dasar Sementara.

Bahwa berhubung dengan pernyataan sebagian terbesar Anggota-Anggota Sidang Pembuat Undang-Undang Dasar untuk tidak menghadiri sidang, Konstituante tidak mungkin lagi menyelesaikan tugas yang dipercayakan oleh rakyat kepadanya.

Bahwa hal yang demikian menimbulkan keadaan ketatanegaraan yang membahayakan persatuan dan keselamatan Negara, Nusa dan Bangsa, serta merintangi pembangunan semesta untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur.

Bahwa dengan dukungan bagian terbesar rakyat Indonesia dan didorong oleh keyakinan kami sendiri, kami terpaksa menempuh satu-satunya jalan untuk menyelamatkan Negara Proklamasi.

Bahwa kami berkeyakinan bahwa Piagam Jakarta tertanggal 22 Juni 1945 menjiwai Undang-Undang Dasar 1945 dan adalah merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi tersebut.

Maka atas dasar-dasar tersebut di atas,

KAMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA/ PANGLIMA TERTINGGI ANGKATAN PERANG: Menetapkan pembubaran Konstituante: Menetapkan Undang-Undang Dasar 1945 berlaku lagi bagi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

terhitung mulai hari tanggal penetapan Dekrit ini, dan tidak berlakunya lagi Undang-Undang Dasar Sementara. Pembentukan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara, yang terdiri atas Anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat

ditambah dengan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, serta pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara, akan diselenggarakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 5 Juli 1959

Atas nama rakyat Indonesia Presiden Republik Indonesia/Panglima Tertinggi Angkatan Perang

SOEKARNO

Sumber: Dikutip dari 30 Tahun Indonesia Merdeka .

B. Keadaan ekonomi

liki modal yang cukup. Dr. Sumitro Djojohadiku-

sumo mencermati hal ini, dan memandang perlu Perkembangan ekonomi pada masa demokrasi

untuk memperkuat kelas pengusaha ini. Beliau ber- liberal tidak menunjukkan arah yang stabil. Ang-

pendapat bahwa perdagangan dan perekonomian garan pemerintah mengalami defisit. Defisit itu di-

Indonesia harus segera ditingkatkan dengan mem- sebabkan antara lain oleh beberapa hal berikut ini.

perkuat kelas pengusaha. Dia mengusulkan kepada  Pengeluaran pemerintah yang semakin me-

pemerintah supaya membantu dan membimbing ningkat karena tidak stabilnya situasi politik.

para pengusaha secara konkret dengan memberi  Pemerintah tidak berhasil meningkatkan pro-

mereka kredit. Dr. Sumitro yakin, pemberian kredit duksi dengan menggunakan sumber-sumber

atau modal akan memacu perkembangan perda- yang masih ada.

gangan dan ekonomi nasional, dan dengan demi-  Politik keuangan dirancang di Belanda sebagai

kian memajukan perekonomian nasional itu sendiri akibat dari politik kolonial Belanda. Kita tidak

(Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho diwarisi ahli-ahli ekonomi yang cukup.

Notosusanto. Sejarah Nasional Indonesia VI , 1992: 240- 241).

Keadaan ekonomi pada masa liberal ditandai oleh lemah atau rendahnya partisipasi kelas pe-

Pada masa Kabinet Natsir (September 1950 - April ngusaha dalam sektor perdagangan. Para pengu-

1951) gagasan Sumitro tersebut dilaksanakan. Pro-

Cyan 67 Black 67

saha Indonesia tidak bisa mengambil bagian secara gram itu terkenal dengan sebutan Program Benteng. aktif dalam sektor perdagangan karena tidak memi-

Selama tiga tahun (1950 - 1953) , lebih kurang 700

Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

perusahaan bangsa Indonesia mendapat kredit Pada bulan Mei 1956, Biro Perancang Negara bantuan dari Program Benteng. Program ini pada

menghasilkan Rancangan Pembangunan Lima Ta- dasarnya ditujukan untuk melindungi usaha-

hun (1956–1961). Rencana Undang-Undang ten- usaha pribumi. Namun, tujuan dalam program ini

tang Rencana Pembangunan ini disetujui DPR. tidak tercapai. Para pengusaha Indonesia lamban

Karena situasi politik dan ekonomi, Rencana Pem- menjadi dewasa, bahkan ada yang menyalahgu-

bangunan Lima Tahun ini tidak dapat dilaksana- nakan bantuan pemerintah. Selain itu, pemerintah

kan. Faktor-faktor yang memberatkan pelaksanaan juga melaksanakan program industrialisasi. Pro-

Rencana Pembangunan Lima Tahun antara lain: gram ini dikenal sebagai “Rencana Sumitro”. Sa-

 Rendahnya pendapatan negara karena mero- saran rencana Sumitro ditekankan terutama pada

sotnya harga ekspor bahan mentah. pembangunan industri dasar. Misalnya, pendirian

 Perjuangan pembebasan Irian Jaya yang men- pabrik semen, pemintalan, karung, percetakan, dan dorong pemerintah untuk melaksanakan na- lain-lain. Kebijakan ini diikuti dengan usaha pe- sionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda di ningkatan produksi pangan, perbaikan prasarana,

Indonesia.

dan penanaman modal asing.  Ketegangan yang terjadi antara pusat dan dae- Pada masa Kabinet Sukiman (April 1951 - Fe-

rah.

bruari 1952), pemerintah berusaha membatasi kri-  Dewan-dewan yang terbentuk di beberapa da- sis moneter. Krisis moneter yang dihadapi adalah

defisit anggaran belanja tahun 1952 sebanyak 3 mil- erah di luar Jawa mengambil kebijakan sendiri yar rupiah ditambah sisa defisit anggaran tahun

dalam hal ekonomi dengan melakukan perda- gangan barter langsung ke luar negeri.

sebelumnya. Kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi yang dilakukan antara lain:

 Banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk  menasionalisasi De Javasche Bank ,

membiayai operasi penumpasan pemberon-  menurunkan biaya ekspor dan melakukan

takan-pemberontakan di berbagai daerah. penghematan, dan

 melanjutkan program Benteng dengan membe-

2 .2 .4 Masa Dem ok r asi

rikan bantuan pinjaman kepada para pengusa-

Ter p im p in

ha nasional golongan ekonomi lemah. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mendapat dukungan

Pada masa Kabinet Ali Sastroamidjojo I (Juli dari berbagai pihak. Kepala Staf Angkatan Darat 1953–Agustus 1955), ada beberapa kebijakan yang mengeluarkan perintah harian bagi seluruh anggo- diusahakan dalam bidang ekonomi. ta TNI untuk melaksanakan dan mengumumkan

 Mr Iskak Tjokrohadisurjo (menteri perekonomi- dekrit tersebut. Mahkamah Agung membenarkan an) melaksanakan kebijakan Indonesianisasi.

dekrit tersebut. DPR hasil pemilu pertama, pada Pemerintah berusaha mendorong tumbuh dan

tanggal 22 Juli 1959 menyatakan kesediaan untuk berkembangnya pengusaha-pengusaha swasta

bekerja berdasarkan UUD 1945.

nasional pribumi untuk merombak ekonomi Negara Indonesia kembali kepada UUD 1945 kolonial menjadi ekonomi nasional. Langkah- dengan beberapa alasan sebagai berikut. langkah yang diambil antara lain:

 UUD 1945 tidak mengenal bentuk negara se-

5 mewajibkan perusahaan-perusahaan asing rikat dan hanya mengenal bentuk negara ke- memberikan pelatihan dan tanggung jawab satuan sesuai dengan semboyan “Bhinneka kepada tenaga-tenaga bangsa Indonesia un-

Tunggal Ika”.

tuk menduduki jabatan-jabatan staf,  UUD 1945 tidak mengenal dualisme kepemim-

5 mendirikan perusahaan-perusahaan nega- ra,

pinan (dua pimpinan) antara pimpinan peme- rintah (perdana menteri) dan pimpinan negara

5 menyediakan kredit dan lisensi bagi usa-

(presiden).

ha-usaha swasta nasional, dan  UUD 1945 mencegah timbulnya liberalisme,

5 memberikan perlindungan bagi pengusaha baik dalam politik maupun ekonomi dan juga

swasta nasional agar mampu bersaing de- mencegah timbulnya kediktatoran. ngan perusahaan-perusahaan asing yang  UUD 1945 menjamin adanya pemerintahan ada.

yang stabil.

 Membentuk Biro Perancang Negara. Biro ini  UUD 1945 menjadikan Pancasila sebagai falsa- bertugas merancang pembangunan jangka

fah hidup bangsa Indonesia dan dasar negara. panjang. Biro ini dipimpin oleh Ir. Djuanda yang

kemudian diangkat sebagai Menteri Perancang Bagaimana situasi politik dan ekonomi setelah

Cyan 68 Nasional. Black 68

5 Juli 1959?

Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan

b. b. b. b. b. Menegakkan demokrasi terpimpin Menegakkan demokrasi terpimpin Menegakkan demokrasi terpimpin Menegakkan demokrasi terpimpin Menegakkan demokrasi terpimpin Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959, Presiden

A. Situasi politik

1. Penetapan Manipol sebagai GBHN

Soekarno melakukan tindakan politik untuk mem- Pada tanggal 17 Agustus 1959 Presiden Soekar- bentuk alat-alat negara sebagaimana diamanatkan

no berpidato. Pidatonya diberi judul “Penemuan dalam UUD 1945. Selain itu, Presiden Soekarno mu-

Kembali Revolusi Kita”. Pidato tersebut merupa- lai mencetuskan demokrasi terpimpin.

kan penjelasan dan pertanggungjawaban atas De-

a. a. a. a. a. Pembentukan alat-alat negara Pembentukan alat-alat negara Pembentukan alat-alat negara Pembentukan alat-alat negara Pembentukan alat-alat negara krit 5 Juli 1959 dan merupakan kebijakan Presiden Soekarno pada umumnya dalam mencanangkan

1. Pembentukan Kabinet Kerja

sistem demokrasi terpimpin. Pidato ini kemudian Dengan berlakunya kembali Undang-Undang

dikenal dengan sebutan “Manifesto Politik Repu- Dasar 1945, mulai tanggal 10 Juli 1959 Kabinet

blik Indonesia” (Manipol).

Djuanda (Kabinet Karya) dibubarkan. Kemudian DPAS dalam sidangnya pada bulan September dibentuk kabinet baru. Dalam kabinet baru ini, Pre-

1959 mengusulkan kepada pemerintah agar pidato siden Soekarno bertindak sebagai Perdana Menteri. Presiden Soekarno yang berjudul “Penemuan Kem- Sementara itu, Djuanda ditunjuk sebagai Menteri bali Revolusi Kita” dijadikan Garis-garis Besar Ha- Pertama. Kabinet baru ini diberi nama Kabinet

Karya. Program Kabinet Kerja ada tiga, yaitu: kea- luan Negara dan dinamakan “Manifesto Politik manan dalam negeri, pembebasan Irian Jaya, dan

Republik Indonesia (Manipol)”. sandang dan pangan.