Agresi Militer Belanda I

K. Agresi Militer Belanda I

Perselisihan pendapat akibat perbedaan pe- nafsiran ketentuan-ketentuan dalam persetujuan Linggarjati makin memuncak. Belanda berusaha untuk menyelesaikan “masalah Indonesia” dengan cepat.

Pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengirim-

Sumber:

30 Tahun Indonesia Merdeka 1

kan nota kepada pemerintah Republik Indonesia. Gambar 2.1.5 Pesawat Dakota yang membawa obat- Nota itu berupa ultimatum yang harus dijawab

obatan dari Singapura jatuh ditembak pesawat Belanda

dalam waktu 14 hari. Isi nota itu antara lain sebagai

pada tanggal 29 Juli 1947 di Yogyakarta. Para penerbang

berikut. Indonesia yang gugur antara lain: A. Adisutjipto, Dr.

Abdurrachman Saleh, dan Adisumarno Wirjokusumo.

Black 48 Cyan 48

Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan

Sasaran utama Agresi Militer Belanda I adalah

L. Agresi Militer Belanda II

Jawa dan Sumatera. Jawa dan Sumatera menjadi Pertikaian yang terjadi di kalangan Republik

sasaran utama dengan alasan untuk mempersem- akibat dari perjanjian Renville, kegoncangan di pit wilayah RI dan ingin menduduki kota-kota yang

kalangan TNI, serta penumpasan pemberontakan strategis dan penting.

PKI di Madiun menyita kekuatan Republik Indo- Dalam Agresi Militer I ini, Belanda berhasil me-

nesia. Situasi itu memberi kesempatan bagi Belanda nguasai Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah sebelah

untuk menekan Republik Indonesia. utara, sebagian Jawa Timur, Madura, dan sebagian

Perundingan-perundingan yang dilakukan di Sumatera Timur. Di daerah-daerah tersebut Belan-

bawah pengawasan KTN selalu menemui jalan

da mendirikan negara-negara bagian. buntu. Pada tanggal 13 Desember 1948, Mohammad Belanda melancarkan agresi militer dengan tu-

Hatta meminta kembali KTN untuk menyelengga- juan sebagai berikut.

rakan perundingan dengan Belanda.  Mengepung ibu kota RI dan menghapuskan ke-

Pada tanggal 18 Desember 1948, Dr. Beel me- daulatan RI (tujuan politik) .

nyatakan bahwa pihak Belanda tidak mengakui  Merebut pusat-pusat penghasil makanan dan dan tidak terikat lagi dengan perjanjian Renville Oleh karena itu Belanda merasa bebas melaksana-

bahan ekspor (tujuan ekonomi) . kan agresi terhadap Republik Indonesia.

 Menghancurkan TNI (tujuan militer) . Belanda dengan seluruh kekuatan melakukan

Agresi Militer I ini mendapat reaksi dari dunia Agresi Militer II pada tanggal 19 Desember 1948 internasional. Inggris dan Amerika Serikat tidak

dengan menyerbu Yogyakarta. Lapangan terbang menyetujui tindakan agresi ini. India dan Austra-

Maguwo dapat dikuasai Belanda. Serangan Belanda lia mengajukan usul agar soal Indonesia dibahas

ke Yogyakarta dilakukan sangat mendadak. Dalam dalam Dewan Keamanan.

waktu yang relatif singkat, Yogyakarta dapat diku- Pada tanggal 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan

asai Belanda. Para pimpinan RI ditangkap Belanda. PBB mendesak Indonesia dan Belanda untuk meng-

Para pemimpin RI yang ditangkap Belanda adakan gencatan senjata. Pada tanggal 4 Agustus

antara lain Soekarno, Hatta, Syahrir, Agus Salim, 1947, Republik Indonesia dan Belanda mengu-

Mohammad Roem, dan A.G. Pringgodigdo. Mereka mumkan gencatan senjata. Dengan demikian,

diterbangkan ke Prapat, Sumatera. Presiden Soe- berakhirlah Agresi Militer Belanda yang pertama.

karno sebelum ditawan memberi kuasa kepada Meskipun secara resmi telah ada gencatan

Safruddin Prawiranegara yang berada di Sumatera senjata, Belanda masih berusaha memperluas wi-

untuk membentuk pemerintahan darurat (Peme- layahnya. Batas terakhir perluasan wilayah yang

rintah Darurat Republik Indonesia/PDRI) di Bukit dikuasai Belanda itulah yang dituntut sebagai garis

Tinggi (Sumatera Barat).

demarkasi. Garis demarkasi ialah garis khayal Dengan Agresi Militer II dapat dikatakan bahwa yang kemudian dikenal sebagai “Garis van Mook”.

Belanda memperoleh kemenangan besar, karena dapat menangkap semua pucuk pimpinan RI. Akan

Untuk mengawasi pelaksanaan gencatan sen- jata dibentuk Komisi Konsuler. Anggota komisi ber- asal dari beberapa Konsul Jenderal di Indonesia. Komisi ini diketuai oleh Dr. Walter Foote (Konsul Jenderal Amerika Serikat). Anggotanya terdiri dari Konsul Jenderal Cina, Belgia, Perancis, Inggris, dan Australia. Dalam laporannya kepada Dewan Kea- manan PBB, Komisi Konsuler menyatakan bahwa:

 sejak tanggal 30 Juli - 4 Agustus 1947, pasukan Belanda masih mengadakan gerakan-gerakan militer;

 pemerintah Indonesia menolak garis demarkasi (Garis van Mook) yang dituntut Belanda; dan

 perintah penghentian tembak-menembak dira-

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1

sakan tidak memuaskan. Gambar 2.1.6 Tentara Belanda bergerak memasuki kota

Cyan 49 Black 49

Yogyakarta dalam agresi militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948.

Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

tetapi, dengan aksi penawanan oleh Belanda ter-  sektor utara, dipimpin oleh Mayor Kusno, sebut ternyata RI tidak lenyap. Belanda harus

 sektor kota, dipimpin oleh Letnan Amir Murto- berhadapan dengan pasukan gerilya yang kerap

no dan Letnan Marsudi, dan

menyulitkan pihak Belanda. Kontak senjata dan di-  sektor barat, di bawah pimpinan Letkol Soe- plomasi terus dilakukan. harto (sampai perbatasan Malioboro).

Serbuan Belanda atau Agresi Militer II menda- pat reaksi masyarakat internasional. Pada tanggal

Yang dijadikan patokan sebagai tanda mulai-

7 Februari 1949, suara simpati kepada Indonesia nya serangan adalah bunyi sirene pukul 06.00 pagi atas terjadinya serbuan Belanda datang dari Ame-

yang biasa dibunyikan di kota Yogyakarta waktu rika Serikat. Rasa simpati Amerika Serikat terhadap

itu. Pasukan Belanda tidak menduga akan ada se- Indonesia diwujudkan dengan pernyataan-per-

rangan, sehingga dalam waktu yang relatif singkat nyataan sebagai berikut.

pasukan TNI berhasil memukul mundur semua po-  Amerika Serikat menghentikan semua bantuan sisi pasukan Belanda dan memaksa mereka berta- han dalam markasnya di dalam kota Yogyakarta.

kepada Belanda sampai negeri ini menghenti- Pasukan TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta kan permusuhannya dengan Indonesia. selama enam jam, sesuai dengan rencana semula,  Mendesak pihak Belanda supaya menarik pasu-

sekitar pukul 12.00. TNI mulai mundur keluar kota kannya ke belakang garis status quo Renville .

sebelum pasukan bantuan Belanda tiba.  Membebaskan pemimpin-pemimpin Indonesia

Berita serangan ini disiarkan keluar melalui pe- yang ditawan sejak 18 Desember 1948.

mancar radio di Wonosari. Waktu Belanda melan-  Mendesak Belanda untuk membuka kembali

carkan serangan balasan, pemancar radio tersebut perundingan yang jujur dengan Indonesia atas

menjadi sasaran utama. Peristiwa serangan umum dasar persetujuan Renville.

1 Maret 1949 ini juga dilaporkan oleh R. Sumardi Rasa simpati dunia internasional tidak hanya

ke pemerintah PDRI di Bukittinggi melalui radio- datang dari Amerika Serikat, tetapi juga dari Ru-

gram. Berita ini kemudian disampaikan kepada Ma- sia, Cina, Kolumbia, dan negara-negara anggota PBB

ramis (diplomat RI di New York).

lainnya. Serangan umum 1 Maret mempunyai arti pen- Karena tekanan politik dan militer itulah akhir-

ting, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. nya Belanda mau menerima perintah Dewan Kea-

Serangan umum 1 Maret mencapai tujuannya, yai- manan PBB untuk menghentikan agresinya.

tu sebagai berikut.

 Ke dalam:

M. Serangan Umum 1 Maret 1949

5 mendukung perjuangan diplomasi; Serangan Umum 1 Maret dilancarkan oleh

5 meninggikan semangat rakyat dan TNI pasukan RI untuk merebut kembali Yogyakarta

yang sedang bergerilya; dan

(Ibu kota Republik Indonesia) yang dikuasai oleh

5 secara tidak langsung telah mempengaruhi Belanda sejak agresi militer kedua.

sikap para pemimpin negara federal ben- Beberapa waktu sebelum serangan umum di-

tukan Belanda (seperti negara Pasundan, lancarkan, Letkol Soeharto sebagai komandan Bri-

negara Sumatra Timur dan negara Indone- gade 10 melakukan komunikasi dan koordinasi

sia Timur) yang tergabung dalam Bijeen-

dengan penggagasnya, yaitu Sri Sultan Hameng-

komst Federal Voor Overleg (BFO). kubuwono IX (Kepala Daerah Istimewa Yogyakar-

 Ke luar:

5 menunjukkan kepada dunia internasional tegi serangan umum 1 Maret 1949. Selain itu, bebe-

ta). Koordinasi itu penting untuk menyusun stra-

bahwa TNI masih ada dan mampu menga- rapa kesatuan diperintahkan untuk menyusup ke

dakan serangan; dan

dalam kota Yogyakarta, di antaranya adalah kesa-

5 mematahkan moral pasukan Belanda. tuan khusus di bawah pimpinan Kap-ten Widodo .

Beliau bertugas untuk memutuskan hubungan

2 .1 .3 Per ju ang an Diplom asi

antara pos-pos penjagaan Belanda di dalam kota, antara lain dengan memasang ranjau darat.

Perjuangan bangsa Indonesia untuk memper- tahankan kemerdekaan juga dilakukan di meja pe-

Untuk mempermudah koordinasi penyerang- rundingan atau perjuangan diplomasi. Perjuangan

an, wilayah penyerangan dibagi atas 5 sektor, yaitu: diplomasi dilakukan, misalnya dengan mencari  sektor barat, dipimpin oleh Letkol Vence Sumual,

dukungan dunia internasional dan berunding lang- sung dengan Belanda.

Cyan 50  sektor selatan, dipimpin oleh Mayor Sarjono, Black 50

Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan

A. Mencari dukungan internasional

B. Berunding dengan Belanda

Perjuangan mencari dukungan internasional Indonesia juga mengadakan perundingan lang- lewat PBB dilakukan baik secara langsung maupun

sung dengan Belanda. Berbagai perundingan yang tidak langsung. Tindakan langsung dilakukan de-

pernah dilakukan untuk menyelesaikan konflik In- ngan mengemukakan masalah Indonesia di hadap-

donesia-Belanda misalnya: Perundingan Linggar- an sidang Dewan Keamanan PBB. Tindakan tidak

jati, Perjanjian Renville, Persetujuan Roem-Royen, langsung dilakukan melalui pendekatan dan hu-

Konferensi Inter-Indonesia, dan Konferensi Meja bungan baik dengan negara-negara yang akan

Bundar.

mendukung Indonesia dalam sidang-sidang PBB.

a. a. a. a. a. Permulaan perundingan-perundingan Permulaan perundingan-perundingan Permulaan perundingan-perundingan Permulaan perundingan-perundingan Permulaan perundingan-perundingan Negara-negara yang mendukung Indonesia antara dengan Belanda (10 Februari 1946) dengan Belanda (10 Februari 1946) dengan Belanda (10 Februari 1946) dengan Belanda (10 Februari 1946) dengan Belanda (10 Februari 1946) lain sebagai berikut.

 Australia Panglima AFNEI (Letnan Jenderal Christison) memprakarsai pertemuan Pemerintah RI dengan

Australia bersedia menjadi anggota Komisi Belanda untuk menyelesaikan pertikaian Belanda Tiga Negara. Australia juga mendesak Belanda

dan RI. Serangkaian perundingan pendahuluan di agar menghentikan operasi militernya di Indo-

lakukan. Archibald Clark Kerr dan Lord Killearn

nesia. Australia berperan dalam membentuk dari Inggris bertindak sebagai penengah. Perun- opini dunia internasional untuk mendukung dingan dimulai pada tanggal 10 Februari 1946. Pada Indonesia dalam sidang Dewan Keamanan PBB. awal perundingan, H.J. van Mook menyampaikan

 India pernyataan politik pemerintah Belanda. Kemudian India merupakan salah satu negara yang me-

pada tanggal 12 Maret 1946, pemerintah Republik ngakui kedaulatan Indonesia dalam forum in-

Indonesia menyampaikan pernyataan balasan. ternasional. India juga mempelopori Konferensi

Inter-Asia untuk mengumpulkan dukungan

b. b. b. b. b. Perundingan di Hooge Veluwe Perundingan di Hooge Veluwe Perundingan di Hooge Veluwe Perundingan di Hooge Veluwe Perundingan di Hooge Veluwe bagi Indonesia. Konferensi Inter-Asia dilaksa-

(14 (14 (14 (14 (14– – –25 April 1946) –– 25 April 1946) 25 April 1946) 25 April 1946) 25 April 1946)

nakan pada tahun 1949. Setelah beberapa kali diadakan pertemuan pen-  Negara-negara Liga Arab

dahuluan, diselenggarakanlah perundingan resmi antara pemerintah Belanda dengan Pemerintah RI

Negara Mesir, Lebanon, Suriah, dan Saudi untuk menyelesaikan konflik. Perundingan dilaku- Arabia mengakui kedaulatan Indonesia. Penga- kan di Hooge Veluwe negeri Belanda pada tanggal kuan ini mempengaruhi pandangan internasi-

14 - 25 April 1946. Perundingan mengalami kega- onal terhadap Indonesia.

galan.

 Negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB Para tokoh politik Indonesia mengadakan pen-

c. c. c. c. c. Perundingan gencatan senjata Perundingan gencatan senjata Perundingan gencatan senjata Perundingan gencatan senjata Perundingan gencatan senjata dekatan dengan negara-negara anggota Dewan

(20 (20–30 September 1946) (20 (20 (20 30 September 1946) 30 September 1946) 30 September 1946) 30 September 1946) Keamanan PBB. Pendekatan yang dilakukan

Banyaknya insiden pertempuran antara peju- Sutan Syahrir dan Haji Agus Salim dalam

ang Indonesia dengan pasukan Sekutu dan Belanda sidang Dewan Keamanan PBB pada bulan

mendorong diadakannya perundingan gencatan Agustus 1947 berhasil mempengaruhi negara-

senjata. Perundingan diikuti wakil dari Indonesia, negara anggota Dewan Keamanan PBB untuk

Sekutu, dan Belanda. Perundingan dilaksanakan mendukung Indonesia.

dari tanggal 20 - 30 September 1946. Perundingan tidak mencapai hasil yang diinginkan.

d. d. d. d. d. Perundingan RI dan Belanda (7 Oktober 1946) Perundingan RI dan Belanda (7 Oktober 1946) Perundingan RI dan Belanda (7 Oktober 1946) Perundingan RI dan Belanda (7 Oktober 1946) Perundingan RI dan Belanda (7 Oktober 1946) Lord Killearn berhasil membawa wakil-wakil

Pemerintah Indonesia dan Belanda ke meja perun- dingan. Perundingan berlangsung di rumah Konsul Jenderal Inggris di Jakarta pada tanggal 7 Oktober 1946.

Delegasi Indonesia diketuai Perdana Menteri Sutan Syahrir. Delegasi Belanda diketuai oleh Prof. Schermerhorn. Dalam perundingan tersebut, ma-

Sumber:

30 Tahun Indonesia Merdeka 1

salah gencatan senjata yang gagal perundingan

Gambar 2.1.7

tanggal 30 September 1946 disetujui untuk dibica-

Sutan Syahrir, H. Agus Salim, Sudjatmoko, dan Soemitro Djojohadikusumo menghadiri sidang Dewan Keamanan

rakan lagi dalam tingkat panitia yang diketuai Lord

Cyan 51 Black 51

PBB pada bulan Agustus 1947.

Killearn.

Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

Perundingan tingkat panitia menghasilkan per-  RIS dan Belanda akan membentuk Uni Indone- setujuan gencatan senjata sebagai berikut.

sia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ke-  Gencatan senjata diadakan atas dasar kedu-

tua.

dukan militer pada waktu itu dan atas dasar Perjanjian Linggarjati ditandatangani oleh Be- kekuatan militer Sekutu serta Indonesia.

landa dan Indonesia pada tanggal 25 Maret 1947  Dibentuk sebuah Komisi Bersama Gencatan

dalam suatu upacara kenegaraan di Istana Negara Senjata untuk masalah-masalah teknis pelak-

Jakarta.

sanaan gencatan senjata. Perjanjian Linggarjati bagi Indonesia ada segi Di bidang politik, delegasi Pemerintah Indo-

positif dan negatifnya.

nesia dan komisi umum Belanda sepakat untuk  Segi positifnya ialah adanya pengakuan de facto menyelenggarakan perundingan politik “secepat

atas RI yang meliputi Jawa, Madura, dan Suma- mungkin”.

tera.

e. e. e. e. e. Perundingan Linggarjati (10 November 1946) Perundingan Linggarjati (10 November 1946) Perundingan Linggarjati (10 November 1946) Perundingan Linggarjati (10 November 1946) Perundingan Linggarjati (10 November 1946)  Segi negatifnya ialah bahwa wilayah RI dari Sabang sampai Merauke, yang seluas Hindia

Sebagai kelanjutan perundingan-perundingan

Belanda dulu tidak tercapai.

sebelumnya, sejak tanggal 10 November 1946 di Linggarjati di Cirebon, dilangsungkan perunding-

f. f. f. f. f. Melibatkan Komisi Tiga Negara Melibatkan Komisi Tiga Negara Melibatkan Komisi Tiga Negara Melibatkan Komisi Tiga Negara Melibatkan Komisi Tiga Negara

an antara Pemerintah RI dan komisi umum Belan- Pada tanggal 18 September 1947, Dewan Kea-

da. manan PBB membentuk sebuah Komisi Jasa Baik. Perundingan di Linggarjati dihadiri oleh bebera-

Komisi ini kemudian terkenal dengan sebutan pa tokoh juru runding, antara lain sebagai berikut:

Komisi Tiga Negara. Anggota KTN terdiri dari Ri-

 Inggris, sebagai pihak penengah diwakili oleh

chard Kirby (wakil Australia), Paul van Zeeland

Lord Killearn. (wakil Belgia), dan Frank Graham (wakil Amerika  Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir Serikat). Dalam pertemuannya pada tanggal 20 Ok-

(Ketua),

tober 1947, KTN memutuskan bahwa tugas KTN Mohammad Roem (anggota), Mr. Susanto Tirto- di Indonesia adalah untuk membantu menyelesai- projo, S.H. (anggota), Dr. A.K Gani (anggota). kan sengketa antara RI dan Belanda dengan cara  Belanda, diwakili Prof. Schermerhorn (Ketua), damai. Pada tanggal 27 Oktober 1947, KTN tiba di

De Boer (anggota), dan Van Pool (anggota). Jakarta untuk memulai pekerjaannya. Perundingan di Linggarjati tersebut mengha- silkan keputusan yang disebut perjanjian Linggar-

g. g. g. g. g. Perjanjian Renville Perjanjian Renville Perjanjian Renville Perjanjian Renville Perjanjian Renville

(8 Desember 1947 - 17 Januari 1948) (8 Desember 1947 - 17 Januari 1948) (8 Desember 1947 - 17 Januari 1948) (8 Desember 1947 - 17 Januari 1948) jati. Berikut ini adalah isi Perjanjian Linggarjati. (8 Desember 1947 - 17 Januari 1948)  Belanda mengakui secara

KTN berusaha mendekatkan RI dan Belanda nesia dengan wilayah kekuasaan meliputi Suma-

de facto Republik Indo-

untuk berunding. Atas usul KTN, perundingan di- tera, Jawa, dan Madura. Belanda sudah harus

lakukan di tempat yang netral, yaitu di atas kapal meninggalkan daerah

de facto paling lambat pa-

pengangkut pasukan Angkatan Laut Amerika Seri-

da tanggal 1 Januari 1949. kat “USS Renville”. Oleh karena itu, perundingan tersebut dinamakan Perjanjian Renville  Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja .

sama dalam membentuk negara Serikat dengan Perjanjian Renville dimulai pada tanggal 8 De- nama RIS. Negara Indonesia Serikat akan terdi-

sember 1947. Hasil perundingan Renville disepakati ri dari RI, Kalimantan dan Timur Besar. Pem-

dan ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948. bentukan RIS akan diadakan sebelum tanggal

Yang hadir pada perundingan di atas kapal

1 Januari 1949.

Renville ialah sebagai berikut.  Frank Graham (ketua), Paul van Zeeland (ang-

gota), dan Richard Kirby (anggota) sebagai me- diator dari PBB.

 Delegasi Indonesia

Republik Indonesia diwakili oleh Amir Syarif- uddin (ketua), Ali Sastroamidjojo (anggota), Ha- ji Agus Salim (anggota), Dr. J. Leimena (anggota), Dr. Coa Tik Ien (anggota), dan Nasrun (anggota).

 Delegasi Belanda

Belanda diwakili oleh R. Abdulkadir Wijoyoat-

mojo (ketua), Mr. H.A.L. van Vredenburgh (ang- Gambar 2.1.8 Gedung tempat perundingan di Linggarjati,

Sumber:

30 Tahun Indonesia Merdeka 1

Black 52 sebelah selatan Cirebon pada bulan November 1946. Cyan 52

gota), Dr. P. J. Koets (anggota), dan Mr. Dr. Chr.

Soumokil (anggota).

Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan

 Belanda harus memberikan kesempatan kepa-

da pemimpin RI untuk kembali ke Yogyakarta dengan segera. Kekuasaan RI di daerah-daerah RI menurut batas-batas Persetujuan Renville dikembalikan kepada RI.

 Perundingan-perundingan akan dilakukan dalam waktu yang secepat-cepatnya dengan

dasar Persetujuan Linggarjati, Persetujuan Renville, dan berdasarkan pembentukan suatu Pemerintah Interim Federal paling lambat tang-

ahun Indonesia Merdeka 1

gal 15 Maret 1949. Pemilihan Dewan Pembuat Gambar 2.1.9 Suasana perundingan di atas kapal Renville

Sumber: 30 T

Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Seri-

yang diselenggarakan atas jasa-jasa baik KTN pada

kat selambat-lambatnya pada tanggal 1 Juli

tanggal 8 Desember 1947.

Perjanjian Renville menghasilkan beberapa ke-  Komisi Jasa-jasa Baik (KTN) berganti nama putusan sebagai berikut.

menjadi Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa  Penghentian tembak-menembak.

untuk Indonesia ( United Nation for Indonesia atau UNCI). UNCI bertugas untuk:

 Daerah-daerah di belakang garis van Mook ha-

5 membantu melancarkan perundingan- rus dikosongkan dari pasukan RI.

perundingan untuk mengurus pengemba-  Belanda bebas membentuk negara-negara fede-

lian kekuasaan pemerintah RI, ral di daerah-daerah yang didudukinya dengan

5 mengamati pemilihan, melalui plebisit terlebih dahulu.

5 mengajukan usul mengenai berbagai hal  Membentuk Uni Indonesia-Belanda. Negara In-

yang dapat membantu tercapainya penye- donesia Serikat yang ada di dalamnya sederajat

lesaian.

dengan Kerajaan Belanda.

i. i. i. i. i. Perjanjian Roem-Royen (17 April - 7 Mei 1949) Perjanjian Roem-Royen (17 April - 7 Mei 1949) Perjanjian Roem-Royen (17 April - 7 Mei 1949) Perjanjian Roem-Royen (17 April - 7 Mei 1949) Perjanjian Roem-Royen (17 April - 7 Mei 1949) Persetujuan Renville ditandatangani oleh Amir

Sejalan dengan perlawanan gerilya di Jawa dan Syarifuddin (Indonesia) dan Abdulkadir Wijoyoat- Sumatra yang semakin meluas, usaha-usaha di bi- mojo (Belanda). dang diplomasi berjalan terus. UNCI mengadakan

Perjanjian ini semakin mempersulit posisi Indo- perundingan dengan pemimpin-pemimpin RI di nesia karena wilayah RI semakin sempit. Kesulitan

Bangka. Sementara itu, Dewan Keamanan PBB pada itu bertambah setelah Belanda melakukan blokade

tanggal 23 Maret 1949 memerintahkan UNCI untuk ekonomi terhadap Indonesia.

membantu pelaksanaan resolusi DK PBB pada Itulah sebabnya hasil Perjanjian Renville me-

tanggal 28 Januari 1949.

ngundang reaksi keras, baik dari kalangan partai UNCI berhasil membawa Indonesia dan Belan- politik maupun TNI.

da ke meja perundingan. Pada tanggal 17 April 1949  Bagi kalangan partai politik, hasil perunding-

dimulailah perundingan pendahuluan di Jakarta. an itu memperlihatkan kekalahan perjuangan

Delegasi Indonesia dipimpin Mr. Mohammad

diplomasi. Roem . Delegasi Belanda dipimpin Dr. van Royen .  Bagi TNI, hasil perundingan itu mengakibat-

Pertemuan dipimpin Merle Cohran dari UNCI kan harus ditinggalkannya sejumlah wilayah

yang berasal dari Amerika Serikat. pertahanan yang telah susah payah dibangun.

h. h. h. h. h. Resolusi DK PBB (28 Januari 1949) Resolusi DK PBB (28 Januari 1949) Resolusi DK PBB (28 Januari 1949) Resolusi DK PBB (28 Januari 1949) Resolusi DK PBB (28 Januari 1949) Berkaitan dengan agresi militer Belanda II, pa-

da tanggal 28 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan sebuah resolusi. Isi dari resolusi itu ialah sebagai berikut.

 Belanda harus menghentikan semua operasi militer dan pihak Republik Indonesia diminta untuk menghentikan aktivitas gerilya. Kedua pihak harus bekerja sama untuk mengadakan perdamaian kembali.

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1 Black 53 Cyan 53

 Pembebasan dengan segera dan tidak bersyarat

semua tahanan politik dalam daerah RI oleh Gambar 2.1.10 Perundingan Roem - Royen di bawah Belanda sejak 19 Desember 1948.

pengawasan UNCI di Hotel des Indes, Jakarta.

Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX

Akhirnya pada tanggal 7 Mei 1949 tercapai Konferensi diadakan setelah para pemimpin RI persetujuan. Persetujuan itu dikenal dengan nama

kembali ke Yogyakarta. Konferensi Inter-Indone- “Roem-Royen Statement” .

sia I diadakan di Yogyakarta pada tanggal 19 - 22 Dalam perundingan ini, setiap delegasi menge-

Juli 1949. Konferensi Inter-Indonesia I dipimpin luarkan pernyataan sendiri-sendiri.

Mohammad Hatta. Konferensi Inter-Indonesia II diadakan di Jakarta pada tanggal 30 Juli - 2 Agustus

Pernyataan delegasi Indonesia antara lain seba- 1949. Konferensi Inter-Indonesia II dipimpin oleh gai berikut.

Sultan Hamid (Ketua BFO).

 Soekarno dan Hatta dikembalikan ke Yogyakar- ta.

Pembicaraan dalam Konferensi Inter-Indone-  Kesediaan mengadakan penghentian tembak- sia hampir semuanya difokuskan pada masalah

pembentukan RIS, antara lain:

menembak.  Kesediaan mengikuti Konferensi Meja Bundar

 masalah tata susunan dan hak Pemerintah RIS, setelah pengembalian Pemerintah RI ke Yogya-

 kerja sama antara RIS dan Belanda dalam Per- karta.

serikatan Uni.

 Bersedia bekerja sama dalam memulihkan per- Hasil positif Konferensi Inter-Indonesia adalah damaian dan tertib hukum.

disepakatinya beberapa hal berikut ini. Sedangkan pernyataan dari pihak Belanda ada-

 Negara Indonesia Serikat yang nantinya akan lah sebagai berikut.

dibentuk di Indonesia bernama Republik Indo-  Menghentikan gerakan militer dan membebas- nesia Serikat (RIS).

kan tahanan politik.  Bendera kebangsaan adalah Merah Putih.  Menyetujui kembalinya Pemerintahan Repu-

 Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya. blik Indonesia ke Yogyakarta.

 Hari 17 Agustus adalah Hari Nasional.  Menyetujui Republik Indonesia sebagai bagian

Dalam bidang militer, Konferensi Inter-Indone- dari negara Indonesia Serikat.

sia memutuskan hal-hal berikut.

 Berusaha menyelenggarakan Konferensi Meja  Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat Bundar.

(APRIS) adalah Angkatan Perang Nasional. Pada tanggal 6 Juli 1949, Soekarno dan Hatta

 TNI menjadi inti APRIS dan akan menerima dikembalikan ke Yogyakarta. Pengembalian Yogya-

orang-orang Indonesia yang ada dalam KNIL karta ke tangan Republik Indonesia diikuti dengan

dan kesatuan-kesatuan tentara Belanda lain de- penarikan mundur tentara Belanda dari Yogyakar-

ngan syarat-syarat yang akan ditentukan le- ta. Tentara Belanda berhasil menduduki Yogyakar-

bih lanjut.

ta sejak tanggal 19 Desember 1948 - 6 Juli 1949.  Pertahanan negara adalah semata-mata hak Pemerintah RIS, negara-negara bagian tidak

j. j. j. j. j. Konferensi Inter-Indonesia (19 -22 Juli 1949 dan Konferensi Inter-Indonesia (19 -22 Juli 1949 dan Konferensi Inter-Indonesia (19 -22 Juli 1949 dan Konferensi Inter-Indonesia (19 -22 Juli 1949 dan Konferensi Inter-Indonesia (19 -22 Juli 1949 dan

31 Juli - 2 Agustus 1949) 31 Juli - 2 Agustus 1949) 31 Juli - 2 Agustus 1949) 31 Juli - 2 Agustus 1949) 31 Juli - 2 Agustus 1949) mempunyai angkatan perang sendiri. Sebelum Konferensi Meja Bundar berlangsung,

Kesepakatan tersebut mempunyai arti penting dilakukan pendekatan dan koordinasi dengan ne-

sebab perpecahan yang telah dilakukan oleh Be- gara-negara bagian (BFO) terutama berkaitan de-

landa sebelumnya, melalui bentuk-bentuk negara ngan pembentukan Republik Indonesia Serikat.

bagian telah dihapuskan. Kesepakatan ini juga me- Konferensi Inter-Indonesia ini penting untuk men-

rupakan bekal yang sangat berharga dalam meng- ciptakan kesamaan pandangan menghadapi Belan-

hadapi Belanda dalam perundingan-perundingan

da dalam KMB.

yang akan diadakan kemudian.

Pada tanggal 1 Agustus 1949, pihak Republik Indonesia dan Belanda mencapai persetujuan peng- hentian tembak-menembak yang akan mulai berla- ku di Jawa pada tanggal 11 Agustus dan di Sumatera pada tanggal 15 Agustus. Tercapainya kesepakatan tersebut memungkinkan terselenggaranya Konfe- rensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda.

k. k. k. k. k. Konferensi Meja Bundar Konferensi Meja Bundar Konferensi Meja Bundar Konferensi Meja Bundar Konferensi Meja Bundar

(23 Agustus 1949 - 2 November 1949) (23 Agustus 1949 - 2 November 1949) (23 Agustus 1949 - 2 November 1949) (23 Agustus 1949 - 2 November 1949) (23 Agustus 1949 - 2 November 1949) Konferensi Meja Bundar (KMB) diadakan di

Ridderzaal, Den Haag, Belanda. Konferensi dibuka Gambar 2.1.11 Suasana Konferensi Inter-Indonesia I di

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1

pada tanggal 23 Agustus 1949 dan dihadiri oleh:

Black 54 Cyan 54

Yogyakarta pada tanggal 19 - 22 Juli 1949.

Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan

 Masalah Irian Jaya akan diselesaikan dalam waktu setahun sesudah pengakuan kedaulat- an.

 Kerajaan Belanda dan RIS akan membentuk Uni Indonesia-Belanda. Uni ini merupakan ba- dan konstitusi bersama untuk menyelesaikan kepentingan umum.

 Menarik mundur pasukan Belanda dari Indo- nesia dan membubarkan KNIL. Anggota KNIL boleh masuk ke dalam APRIS.

 RIS harus membayar segala utang Belanda yang diperbuatnya semenjak tahun 1942.

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1

Gambar 2.1.12 Suasana sidang Konferensi Meja Bundar yang dimulai pada tanggal 23 Agustus 1949 di Ridderzaal

C. Pengakuan Kedaulatan

(Bangsal Satria), Den Haag.

Upacara penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan dilakukan pada waktu yang bersamaan

 Delegasi Republik Indonesia dipimpin Moham- di Indonesia dan di negeri Belanda, yaitu pada tang-

mad Hatta,

gal 27 Desember 1949.

 Delegasi BFO dipimpin Sultan Hamid, Di negeri Belanda, penandatanganan naskah

 Delegasi Kerajaan Belanda dipimpin J. H. van pengakuan kedaulatan dilaksanakan di ruang Maarseveen, dan

takhta Istana Kerajaan Belanda. Ratu Juliana , P.M.

 UNCI diketuai oleh Chritchley.

Dr. Willem Drees , Menteri Seberang Lautan Mr.

Konferensi Meja Bundar dipimpin oleh Perdana A.M.J.A. Sassen , dan Mohammad Hatta mem- Menteri Belanda, W. Drees . Konferensi berlangsung

bubuhkan tanda tangan pada naskah pengakuan dari tanggal 23 Agustus sampai dengan 2 Novem-

kedaulatan. Sementara itu, di Jakarta, Sultan Ha-

ber 1949. Dalam konferensi dibentuk tiga komisi, mengkubuwono IX dan A.H.J. Lovink (Wakil Ting- yaitu: Komisi Ketatanegaraan, Komisi Keuangan,

gi Mahkota) membubuhkan tanda tangan pada dan Komisi Militer.

naskah pengakuan kedaulatan. Pada tanggal yang sama, di Yogyakarta dilakukan penyerahan kedau-

Kesulitan-kesulitan yang muncul dalam pe- latan dari Republik Indonesia kepada Republik In- rundingan adalah:

donesia Serikat.

 dari Komisi Ketatanegaraan menyangkut pem- bahasan mengenai Irian Jaya,  dari Komisi Keuangan menyangkut pembicara- an mengenai masalah utang. Belanda menuntut agar Indonesia mengakui utang terhadap Be- landa yang dilakukan sampai tahun 1949.

Dalam bidang militer, tanpa ada kesulitan si- dang menyepakati inti angkatan perang dalam bentuk Indonesia Serikat adalah Tentara Nasional Indonesia (TNI). Setelah penyerahan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat, KNIL (tentara Belanda di Indonesia) akan dilebur ke dalam TNI.

KMB dapat menghasilkan beberapa persetuju- an. Berikut ini adalah beberapa hasil dari KMB di Den Haag:

 Belanda menyerahkan kedaulatan atas Indo- nesia sepenuhnya dan tanpa syarat kepada RIS.  Republik Indonesia Serikat (RIS) terdiri atas Re-

Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka 1

publik Indonesia dan 15 negara federal. Corak Gambar 2.1.13 Gambar atas: upacara penandatanganan pemerintahan RIS diatus menurut konstitusi

pengakuan kedaulatan di Den Haag oleh Mohammad

yang dibuat oleh delegasi RI dan BFO selama

Hatta, Ratu Juliana, Willem Drees (Perdana Menteri), dan

Konferensi Meja Bundar berlangsung.

Mr. A.M.J.A. Sassen (Menteri Seberang Lautan). Gambar

 Melaksanakan penyerahan kedaulatan selam-

bawah: upacara penandatanganan pengakuan kedaulatan di

Cyan 55 Black 55

Jakarta oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX (mewakili

bat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.

Indonesia) dan A.H.J Lovink (Wakil Tinggi Mahkota).

Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX