Reaksi terhadap pembubaran DPR hasil Pemilu 1955
3. Reaksi terhadap pembubaran DPR hasil Pemilu 1955
PNI dan PKI sehingga Presiden Soekarno tidak jadi membubarkannya.
Tindakan pembubaran DPR hasil Pemilu terse- but mendapat reaksi keras dari partai-partai. Pada
Partai PNI dan PKI merupakan partai yang de- bulan Maret tahun 1960, beberapa partai mendi-
kat dengan Presiden, maka suaranya didengarkan. rikan Liga Demokrasi. Liga Demokrasi diketuai oleh
Sedangkan Partai Masyumi dan PSI yang terlibat dari NU. Anggota Liga Demokrasi
pemberontakan PRRI/Permesta dibubarkan pada Imron Rosyadi
terdiri dari beberapa tokoh partai politik seperti tanggal 17 Agustus 1960 oleh Presiden Soekarno. Masyumi, Parkindo, Partai Katolik, Liga Muslimin,
4. Kedudukan PKI semakin kuat
PSI, dan IPKI. Mereka menyatakan bahwa kebijak- Di antara partai-partai yang ada, PKI merupa- sanaan Presiden membubarkan DPR hasil Pemilu
kan partai yang menempati kedudukan istimewa
I serta pembentukan DPR-GR merupakan tindakan di dalam sistem Demokrasi Terpimpin. Di bawah yang tidak tepat.
D. N. Aidit , dengan tegas PKI mendukung Liga Demokrasi mengusulkan agar dibentuk
pimpinan
konsepsi Demokrasi Terpimpin Presiden Soekarno Cyan 70 DPR yang demokratis dan konstitusional. Oleh ka- Black 70 yang berporoskan pada Nasakom. PKI berhasil
Bab 2 - Usaha Mempertahankan Kemerdekaan
meyakinkan Presiden Soekarno bahwa tanpa PKI, Daerah-daerah, terutama yang banyak kader Presiden Soekarno akan lemah terhadap PNI. Ikut
PKI-nya melancarkan aksi sepihak. Barisan Tani sertanya PKI dalam kehidupan politik Indonesia
Indonesia (BTI) sebagai ormas PKI diperintahkan berarti menduakan Pancasila dengan suatu ideo-
mengambil begitu saja tanah-tanah orang lain un- logi yang bertentangan. Letak pertentangannya
tuk kemudian dibagi-bagikan kepada anggotanya. adalah sebagai berikut.
Tindakan PKI ini tampaknya merupakan ujian bagi Pancasila berlandaskan Ketuhanan Yang Maha
TNI yang berhadapan dengan massa. Di berbagai Esa, sedangkan PKI cenderung ateis.
tempat terjadi pengeroyokan terhadap anggota TNI oleh massa PKI, misalnya di Boyolali. Tindakan
Pancasila berasaskan Persatuan Indonesia, se- PKI yang menelan banyak korban jiwa dan harta dangkan PKI berdasarkan internasionalisme.
ini sementara masih ‘didiamkan’ oleh pemerintah. Pancasila berasaskan kerakyatan yang di-
Karena merasa menang, PKI lebih meningkat- pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam per- kan aksinya. PKI menyarankan kepada Presiden musyawaratan perwakilan, sedangkan komu- Soekarno untuk membentuk Angkatan ke-5. Seba- nisme berlandaskan pertentangan antarkelas. gian anggota angkatan ke-5 akan diambil dari PKI
Dengan cara mendekati Presiden Soekarno, ke- yang telah menjadi sukarelawan Dwikora. Usaha dudukan PKI semakin kuat. Manipol harus dipe-
pembentukan Angkatan ke-5 ini sampai akhir ma- gang teguh sebagai satu-satunya ajaran Revolusi
sa demokrasi terpimpin dapat digagalkan oleh TNI, Indonesia sehingga kedudukan Pancasila digeser
khususnya Angkatan Darat. Di samping itu, PKI oleh Manipol. Secara tegas, D.N. Aidit menyatakan
juga menuntut dibentuknya Kabinet Nasakom bahwa Pancasila hanya dibutuhkan sebagai alat
yang harus mempunyai menteri-menteri dari PKI. pemersatu. Kalau rakyat Indonesia sudah bersatu,
Tuntutan ini sebagian dikabulkan oleh Presiden Pancasila tidak diperlukan lagi. Keadaan semacam
Soekarno dengan mengangkat pimpinan utama PKI ini menggelisahkan berbagai kalangan yang sepe-
seperti D. N. Aidit, Lukman, dan Nyoto menjadi nuhnya meyakini Pancasila sebagai dasar negara
menteri, walaupun tidak memegang departemen. dan pandangan hidup.
5. Pembentukan Front Nasional dan MPPR
Sekelompok wartawan yang mempunyai keya- Dalam rangka menegakkan demokrasi terpim- kinan kuat terhadap Pancasila membentuk Badan
pin, Presiden Soekarno juga membentuk lembaga- Pendukung Soekarnoisme (BPS) dengan harapan agar
lembaga lain. Selain MPRS, DPR-GR, DPAS, dan Presiden Soekarno berpaling dari PKI dan menem-
Kabinet, Presiden membentuk Front Nasional, Mu- patkan diri di pihak pembela Pancasila. Dukungan
syawarah Pembantu Pimpinan Revolusi (MPPR), ini tidak diterima oleh Presiden Soekarno. Justru
dan Dewan Perancang Nasional (Depernas). BPS dilarang kehadirannya. Di antara partai-par-
Front Nasional dibentuk berdasarkan Penpres tai yang masih berani meneror mental PKI adalah No. 13 Tahun 1959. Front Nasional adalah organi- Partai Murba . Akan tetapi, akhirnya PKI berhasil sasi massa yang memperjuangkan cita-cita Prokla- mempengaruhi Presiden Soekarno untuk membu- masi dan cita-cita yang terkandung dalam UUD barkan Partai Murba. PKI juga berhasil menyusup 1945. Front Nasional diketuai Presiden Soekarno. ke dalam tubuh partai-partai dan beberapa organi-
sasi lain yang ada pada waktu itu. Penyusupan MPPR dibentuk berdasarkan Penpres No. 4 Ta- PKI itu mengakibatkan pecahnya PNI menjadi dua.
hun 1962 yang anggotanya bertugas membantu PNI pimpinan Ali Satroamijoyo disusupi tokoh PKI
Presiden Soekarno sebagai Pemimpin Besar Revolu- Ir. Surachman sehingga haluannya menjadi sejajar
si dalam mengambil kebijaksanaan khusus dan da- dengan PKI. Sedangkan, tokoh-tokoh marhaenis se-
rurat dalam menyelesaikan revolusi. Anggota jati malah dikeluarkan dengan dalih mereka adalah
MPPR adalah para menteri yang mewakili MPRS marhaenis gadungan. Mereka ini kemudian mem-
dan DPR-GR, departemen-departemen, angkatan- bentuk kepengurusan sendiri di bawah pimpinan
angkatan, dan wakil dari organisasi Nasakom. Osa Maliki dan Usep Ranawijaya . Kemudian dike-
6. Penyimpangan dari UUD 1945
nal sebagai PNI Osa-Usep . Pada masa demokrasi terpimpin, tampak bah-
Satu-satunya kekuatan sosial politik terorgani- wa Presiden Soekarno menjadi “pemimpin tung- sasi yang mampu menghalangi PKI dalam usaha-
gal” dan sumber pedoman kehidupan bernegara. nya merobohkan Republik Indonesia berdasarkan
Konstitusi yang ada diabaikan. Oleh karena itu, ter- Pancasila adalah TNI. Oleh karena itu, PKI memu-
dapat kemungkinan terjadinya penyimpangan- satkan perhatiannya kepada TNI dari dalam. PKI
penyimpangan terhadap konstitusi. membina kader-kader dan simpatisan-simpatisan
di kalangan anggota TNI dengan cara menjelek- Dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959, pada awal- jelekkan nama pimpinan TNI yang gigih membela
nya masyarakat Indonesia yakin bahwa dengan
Pancasila. kembali kepada UUD 1945, bangsa dan negara Indo- nesia akan mengalami perubahan struktur politik
Black 71 Cyan 71
Ilmu Pengetahuan Sosial 3 untuk SMP/MTs Kelas IX
yang lebih baik. Masyarakat yang telah lama hidup
UUD 1945
dalam kekacauan politik merindukan suatu masa Amanat Presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang yang diwarnai kehidupan politik berdasarkan
berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita” konstitusi yang berlaku. Ketidakstabilan politik
yang terkenal sebagai “Manifesto Politik Repu- menghambat perkembangan kehidupan sosial, bu-
blik Indonesia”. Manifesto politik ini dijadikan daya, dan ekonomi. Ternyata harapan dan kerindu-
sebagai Garis Besar Haluan Negara (GBHN) an masyarakat akan pelaksanaan UUD 1945 secara
berdasarkan Penetapan Presiden No. 1 tahun murni dan konsekuen tidak terpenuhi. Meskipun
1960, tanggal 29 Januari 1960, dan diperkuat secara tegas dalam dekrit dinyatakan bahwa bang-
dengan Ketetapan MPRS No. I/MPRS/I/1960, sa Indonesia harus kembali kepada UUD 1945, ke-
tanggal 19 November 1960.
nyataanya masih terdapat banyak penyimpangan Amanat Presiden tanggal 17 Agustus 1960 yang dalam pelaksanaannya.
berjudul “Jalannya Revolusi Kita”. Berdasar- Kebijakan Presiden Soekarno dalam penegakan
kan Ketetapan MPRS No. I/MPRS/1960, tanggal demokrasi terpimpin banyak menyimpang dari
9 November 1960 menjadi “Pedoman Pelaksa- UUD 1945. Menurut Presiden Soekarno, terpimpin
naan Manifesto Politik Republik Indonesia”. berarti terpimpin secara “mutlak” oleh pribadinya.
Pidato Presiden tanggal 30 September 1960 di Pada masa itu muncul sebutan Pemimpin Besar Revo-
muka Sidang Umum PBB yang berjudul “Mem- lusi. Hal itu untuk memperlihatkan bahwa Presiden
bangun Dunia Kembali”. Pidato ini ditetapkan Soekarno adalah pemimpin tunggal atau mutlak.
sebagai “Pedoman Pelaksanaan Manifesto Po- Sedangkan, terpimpin menurut UUD 1945 artinya ke-
litik Republik Indonesia” dengan Ketetapan rakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksa-
MPRS No. I/MPRS/1960, tanggal 19 November naan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang
1960. Kemudian berdasarkan Keputusan DPA dalam hal ini dipimpin oleh MPR.
No. 2/Kpts/Sd/61, tanggal 19 Januari 1961, di- Menurut UUD 1945, presiden dipilih MPR seba-
nyatakan sebagai “Garis-garis Besar Politik gai mandataris MPR dan bertanggung jawab kepa-
Luar Negeri Republik Indonesia” dan sebagai
da MPR. Dengan kata lain, kedudukan presiden ada “Pedoman Pelaksanaan Manifesto Politik Luar di bawah MPR. Hal ini sesuai dengan UUD 1945
Negeri Republik Indonesia”.
pasal 6 ayat (2), yang berbunyi: “Presiden dan Wakil