15 2. Motivasi Negatif
Motivasi negatif adalah suatu proses untuk mempengaruhi seseorang agar mau melakukan sesuatu yang diinginkan, tetapi teknik dasar yang digunakan adalah
melalui kekuatan-kekuatan ataupun berbagai ancaman kurnia, hhtp:elqorni.wordpress.com20080503motivasi-kerja.
2.2. Budaya Organisasi 2.2.1. Pengertian Budaya Organisasi
Menurut Scein dalam Tika 2006:3 Budaya organisasi adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh sekelompok
tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh karena itu
diajarkandiwariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat memahami, memikirkan, dan merasakan terkait dengan masalah-masalah tersebut.
Budaya organisasi menurut Davis dalam Sobirin 2007:131 merupakan keyakinan dan nilai bersama yang memberikan makna bagi anggota sebuah
institusi dan menjadikan keyakinan dan nilai tersebut sebagai aturan pedoman berperilaku di dalam organisasi. Menurut Koentjaraningrat budaya organisasi
adalah keseluruhan gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangkaian kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar
http:organisasi.orgarti-defenisi-pengertian-budaya-kerja-dan-tujuan manfaatpenerapannya-pada-lingkungan-sekitar
. Sedangkan menurut Ammuai dalam Tika 2006:4 budaya organisasi adalah asumsi dasar dan keyakinan yang
16 dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan
guna mengatasi masalah-masalah eksternal dan internal dalam organisasi. Dari defenisi yang telah dikemukakan oleh para tokoh mengenai budaya
organisasi terdapat unsur-unsur dalam budaya organisasi, yaitu pertama pedoman yang dianut dimana pedoman mengandung nilai–nilai yang dapat berbentuk
motto, asumsi dasar, dan tujuan umum organisasi. Kedua, budaya organisasi perlu diciptakan dan dikembangkan oleh pemimpin organiasi atau kelompok
dalam tujuan organisasi tersebut. Ketiga, pedoman mengatasi masalah, maksudnya adalah dapat menyelesaikan masalah dari dalam lingkungan eksternal
atau internal perusahaan dengan asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi. Keempat, pewarisan dan adaptasi. Budaya dalam organisasi
diwariskan kepada anggota baru sebagai pedoman mereka untuk bertindak dan berperilaku serta perlu adanya penyesuaian budaya tersebut terhadap terjadinya
perubahan lingkungan.
2.2.2. Fungsi Budaya Organisasi
Menurut Tika 2006:11, fungsi budaya organisasi adalah sebagai berikut: 1. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi ataupun kelompok
lain. Batas pembeda ini karena adanya identitas tertentu yang dimiliki oleh suatu
organisasi yang tidak dimiliki oleh organisasi lain. 2. Sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu organisasi.
Hal ini merupakan bagian dari komitmen kolektif dari karyawan. Rasa bangga sebagai sebagai karyawan dalam suatu organisasi. Para karyawan mempunyai
17 rasa memiliki, partisipasi dan rasa tanggung jawab atas kemajuan
perusahaannya. 3. Mempromosikan stabilitas sistem sosial.
Terlihat dari lingkungan kerja yang positif, yang mendukung dimana konflik serta perubahan diatu secara efektif.
4. Sebagai mekanisme kontrol dalam memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
Mekanisme kontrol yang lebar, struktur yang datar, diperkenalkannya tim-tim dan karyawan diberi kuasa oleh organisasi, makna bernama yang diberikan
oleh suatu budaya yang kuat memastikan bahwa semua orang diarahkan kearah yang sama.
5. Sebagai integrator. Budaya organisasi berfungsi mempersatukan kegiatan para anggota organisasi
yang terdiri dari sekumpulan individu yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda.
6. Membentuk perilaku karyawan. Dimaksudkan agar karyawan dapat memahami bagaimana mencapai tujuan
organisasi. 7. Sebagai sarana bagaimana menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi.
Masalah utama yang sering dihadapi oleh organisasi adalah masalah adaptasi lingkungan eksternal inetgrasi internal. Budaya organisasi diharapkan dapat
berfungsi mengatasi masalah-masalah tersebut.
18 8. Sebagai alat komunikasi.
Budaya organisasi apat berfungsi sebagai alat komunikasi antara atasan atau bawahan begitu juga sebaliknya. Budaya sebagai alat komunikasi tercermin
dari aspek-aspek komunikasi yang mencakup kata-kata dan perilaku.
2.2.3. Tipe Budaya Organisasi
Menurut Harrison dalam Sobirin 2007:198 ada 4 tipe budaya organisasi: 1. Power Culture
Yakni budaya organisasi di mana kekuasaan mempunyai peranan penting dalam mewarnai kehidupan organisasi.
2. Role Culture Tipikal organisasi yang menuntut individu-individu yang ada di dalam
organisasi, sesuai dengan posisi masing-masing, berperan dalam pencapaian tujuan organisasi.
3. Achievement Culture Digunakan untuk mengelompokkan organisasi yang lebih menekankan atau
berorientasi pada hasil yang harus dicapai. Umumnya perusahaan yang termasuk dalam tipe ini menuntut karyawannya memiliki energi dan waktu
yang cukup didedikasikan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan perusahaan.
4. Support Culture Budaya organisasi dimana hubungan antar individu di dalam organisasi dan
partisipasi mereka dalam pengambilan keputusan dianggap penting. Asumsi yang melatar-belakangi tipe budaya ini adalah setiap orang mau terlibat di
19 dalam organisasi jika mereka benar-benar merasa menjadi anggota organisasi
dan mendapat perhatian dari organisasi.
2.2.4. Pembentukan dan Pemeliharaan Budaya Organisasi
Menurut Wahjono 2010:36 bahwa budaya organisasi diciptakan dan ditegakkan oleh pendiri organisasi, namun ada kalanya budaya organisasi itu
lemah pada tahap awal maka kewajiban penerus untuk memperkuat dan merubah budaya organisasi yang kuat dan cocok. Budaya organisasi yang baik adalah
kebiasaan yang memungkinkan setiap anggota mampu menjadi manusia produktif, kreatif, bekerja dengan antusias dan mampu merubah produk usang
menjadi produk yang mempunyai nilai tambah tinggi dengan inovasi yang unik atau mampu memahami setiap keinginan pelanggan, memperlakukan pelanggan
dengan baik, kebiasaan untuk selalu memperhatikan keluhan konsumen dan menindak lanjutinya dengan perubahan yang lebih baik.
Secara umum pembentukan budaya organisasi melibatkan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Seorang pendiri mempunyai ide untuk mendirikan organisasi baru. 2. Pendiri menciptakan kelompok inti yang memiliki kesamaan visi.
3. Kelompok inti bergerak merealisasikan ide dan melengkapi segala sesuatu hingga organisasi bisa berjalan dengan baik.
4. Pendiri kelompok inti secara bersama membangun kebiasaan yang bertujuan untuk membangun dan membesarkan organisasi dengan kebiasaan yang positif
dan produktif.
20 Budaya organisasi yang telah dibentuk, harus dipelihara dengan cara
mempertahankannya. Upaya mempertahankan budaya organisasi tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Seleksi karyawan baru 2. Tindakan manajemen puncak
3. Penempatan kerja 4. Penguasaan kerja
5. Pemberian penghargaan 6. Ketaatan terhadap nilai-nilai penting yang ada dalam organisasi
7. Sejarah organisasi 8. Konsistensi
2.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Budaya Organisasi
Menurut Hardjosoedarmo 2001:70 faktor-faktor yang mempengaruhi budaya organisasi dibagi kedalam empat bagian yaitu:
1. Pelatihan dan Pendidikan, yaitu upaya yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan karyawan.
2. Tempat Kerja, yaitu upaya perusahaan untuk meciptakan suasana kerja yang nyaman dan kondusif.
3. Disiplin Kerja, yaitu upaya yang dilakukan perusahaan untuk meciptakan disiplin ditempat kerja.
4. Supervisor, yaitu upaya yang dilakukan perusahaan untuk menciptakan hubungan yang hangat di antara supervisor dengan karyawannya.
21
2.3 Kinerja Karyawan 2.3.1. Pengertian Kinerja