78
4.3.2.3. Prosedur menjadi plasma HTI pola PIR PT TPL Tbk Dalam rangka penyeragaman mekanisme pengembangan HTI Pola PIR,
pihak PT TPL Tbk menetapkan Standart Operating Prosedure SOP menyangkut indentifikasi lahan, sosialisasi dan penyuluhan, permohonan, orientasi dan feasibility
study lahan, pengukuran dan pemetaan, pembuatan dan pengesahan surat perjanjian kerjasama PIR dan pembuatan Surat Kontrak Kerja SKK, lebih rinci dijelaskan
sebagai berikut.
a. Identifikasi Areal
Identifikasi areal milik masyarakat yang potensial untuk pengembangan HTI Pola PIR meliputi:
a. Identifikasi areal milik masyarakat yang potensial untuk pengembangan PIR
harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1.
Lahan kosong atau tidak produktif yang berada pada jarak radius paling jauh 60 Km dari pabrik Pulp PT. TPL Tbk; Atau pada sekitar operasional
estate HPHTI PT. TPL Tbk; Atau pada sepanjang lintasan menuju HPHTI PT. TPL ; Atau sesuai ketetapan perusahaan
2. Tidak merupakan kawasan hutan Negara atau diduga merupakan
kawasan reboisasi atau inliving. b.
Guna keperluan identifikasi areal potensial tersebut dapat memanfaatkan data dan informasi dari BPS, monografi desa dari kantor kecamatan, serta sumber
informasi lainnya,dan berdasarkan informasi tersebut selanjutnya di verifikasi
Universitas Sumatera Utara
79
ke lapangan sehingga diperoleh data lahan kosong yang benar-benar potensial untuk dikembangkan menjadi lahan PIR. Data yang diperoleh diplot ke peta
ring 20, 40, dan 60 km yang diterbitkan bagian planning. c.
Setelah data potensial diperoleh maka dilaksanakan identifikasi pemilik lahan. Data pemilik dapat menggunakan informasi dari kepala desa, tokoh masyarakat
setempat, maupun dari masyarakat yang bermukim dekat areal tesebut, d.
Data yang hendak diperoleh dalam rangka indentifikasi pemilik lahan tersebut meliputi nama, alamat, umur, pekerjaan. Dan lebih baik bila diperoleh data
spesifik seperti hobbi, tempat biasa berkumpul, kebiasaan dan nomor ponsel pemilik lahan dimaksud. Bila pemilik lahan ternyata di luar wilayah yang sulit
dijangkau maka dapat mencari keluarga atau penghubung atau minimal mempunyai hubungan dekat dengan pemilik lahan tersebut.
b. Sosialisasi dan
Penyuluhan
a Sosialisasi dan penyuluhan PIR dilakukan dengan berpedoman kepada data
hasil identifikasi rencana lokasi dan pemilik lahan potensial. b
Sasaran atau target penyuluhan adalah masyarakat pemilik lahan yang potensial baik secara perseorangan maupun kelompok.
c Bentuk penyuluhan dapat dilakukan baik secara formal maupun informal
berupa interpersonal. Penyuluhan yang secara formal yaitu penyuluhan melibatkan pemerintah dan pihak – pihak terkait, baik atas permintaan
Universitas Sumatera Utara
80
pemerintah sendiri maupun atas inisiatif PT TPL Tbk, yang pelaksanaannya tetap memperhitungkan luas pengembangan serta tingkat efektifitasnya.
d Pendekatan interpersonal kepada pemilik lahan secara umum dengan
beberapa pendekatan : 1
Pendekatan kekeluargaan melalui marga tarombo adat istiadat yang berlaku di wilayah tersebut.
2 Pendekatan hobbi dan kebiasaan pemilik lahan yaitu
mempertimbangkan hobbi atau kebiasaan pemilik lahan untuk memudahkan interaksi dan komunikasi.
3 Pendekatan tingkat pendidikan dan pengalaman pemilik lahan. Untuk ini
perlu dipertimbangkan karena biasanya kritis dan membutuhkan informasi yang faktual dan rasional.
4 Setiap orang biasanya membutuhkan informasi melalui cara yang
berbeda-beda sehingga perlu dipertimbangkan mengenai penggunaan pendekatan yang lebih tepat.
c. Permohonan