Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat sekitar Hutan

39

2.5. Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat sekitar Hutan

Peraturan Menteri No.P.01Menhut-II2004 mengamanatkan bahwa harus dilaksanakan social forestry untuk mewujudkan kelestarian sumberdaya hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat setempat di dalam dan atau sekitar hutan. Lebih lanjut Ariyanto 2003, menjelaskan bahwa perhutanan sosial secara mendasar ditujukan untuk peningkatan produktivitas, pemerataan dan kelestarian dalam pembangunan sumberdaya hutan dan sumberdaya alam melalui partisipasi aktif masyarakat. Perhutanan sosial ini kemudian berkembang lebih lanjut dan menjadi prioritas atau target sukses Departemen Kehutanan 2004 -2009 yang salah satu diantaranya adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan. Untuk mendukung kebijakan tersebut akan dilakukan kegiatan pokok seperti a Mendorong pengembangan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar hutan; b Peningkatan iklim usaha kecil dan menengah serta akses masyarakat kepada hutan; c Memberikan jaminan akan ketersediaan bahan baku untuk UKM kehutanan; d Melanjutkan upaya pengembangan pemberdayaan ekonomi masyarakat Dephut, 2005. Menurut Pattiwel 2006, bahwa dari 220 juta jiwa penduduk Indonesia kurang lebih 48,8 juta diantaranya tinggal disekitar kawasan hutan dan sekitar 10,2 juta jiwa diantaranya tergolong dalam kategori miskin. Penduduk tersebut sebagian besar bermata pencaharian langsung dari hutan yang ada disekitarnya. Lebih lanjut Hubeis 2004, menggambarkan kemiskinan yang dialami masyarakat sekitar hutan seperti Universitas Sumatera Utara 40 ketiadaan rumah, tidak ada akses untuk berobat, tidak dapat bersekolah, tidak tahu baca-tulis, tidak punya pekerjaan , kuatir tentang masa depan dan hidupnya hanya untuk hari ini. Muchtar 2006, dalam laporannya menyatakan bahwa masyarakat miskin yang tinggal disekitar kawasan hutan relatif tidak mendapat perhatian dari pemerintah, dibanding masyarakat miskin yang berdomisili di kota dan desa, serta masyarakat miskin nelayan.

2.6. Penelitian Terdahulu