Konsep dan Implemetasi Pelaksanaan HTI Pola PIR PT TPL Tbk

75

4.3.2. Konsep dan Implemetasi Pelaksanaan HTI Pola PIR PT TPL Tbk

4.3.2.1. Defenisi program Hutan tanaman dengan Pola PIR adalah suatu usaha pelaksanaan pembangunan Hutan Tanaman Industri dengan menggunakan lahan kawasan hutan sebagai inti dan lahan masyarakat baik lahan miliklahan adat atau marga sebagai plasma. Hubungan antara Inti dengan petani plasma adalah berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan. Pengelolaan Hutan Tanaman Pola PIR PT . TPL Tbk mulai tahun 1990 dengan luasan 4.750 Ha. Pada dasarnya untuk lahan petani plasma, seluruh kegiatan pembuatan tanaman, biayanya berasal dari perusahaan Inti, mulai dari penyediaan bibit, pupuk dan bimbingan teknis di lapangan dan disamping itu, akan memperoleh upah kerja yang wajar, sesuai dengan volume pekerjaan seperti persiapan lahanpembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan tanaman, pemeliharaan tegakan dan pemanenannya. 4.3.2.2. Manfaat program Berdasarkan hasil wawancara dengan Ir Posma Tambunan Manager PIR, dapat diketahui bahwa pertimbangan-pertimbangan yang mendasari pelaksanaan program PIR adalah: a. Bahwa lahan disekitar lokasi PT TPL Tbk sebagian besar kurang produktif, sehingga perlu ditingkatkan produktivitasnya, khususnya di daerah Kabupaten Toba Samosir. Universitas Sumatera Utara 76 b. Bahwa lahan tersebut sebagian miskin unsur hara sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan produktivitasnya melalui penanaman tanaman hutan yang dalam hal ini HTI. c. Sebagian besar masyarakat sekitar lokasiareal konsensi PT TPL Tbk tingkat pendapatannya rendah, maka dalam upaya peningkatannya, masyarakat pemilik lahan kritistidak produktif dapat ikut berperan serta dalam membangun HTI. d. Wilayah kabupaten sekitar industri pulp dan HPHTI PT TPL Tbk relatif cocok untuk pengembangan dan pembangunan tanaman Eucalyptus grandis tanaman pokok yang dikembangkan oleh PT TPL Tbk. e. Adanya jaminan penampungan hasil HTI yaitu pabrik pulp PT TPL Tbk. Dalam pengelolahan Hutan Tanaman Industri, PT. Toba Pulp Lestari Tbk sebagai perusahaan inti mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut : a. Melaksanakan pembangunan Hutan Tanaman Industri di areal plasma yang dimulai dari pengadaan bibit, penanaman, pemeliharaan, sampai dengan pemanenan. b. Membeli hasil panen dari lahan plasma dengan harga menurut harga dasar yang ditetapkan oleh Gubernur Sumatera Utara. Demikian halnya petani plasma HTI Pola PIR juga memiliki beberapa hak dan kewajiban antara lain : a. Menyediakan lahan untuk pelaksanaan Hutan Tanaman Industri pola PIR. b. Melakukan pengamanan terhadap tanaman Universitas Sumatera Utara 77 c. Menjual kayu hasil panen dari lahan plasma kepada perusahaan inti dengan harga sesuai dengan harga dasar yang ditetapkan oleh Gubernur Sumatera Utara. Pelaksanaan program PIR PT TPL Tbk memberikan manfaat bagi perusahaan dan juga bagi peserta plasma. Manfaat bagi perusahaan antara lain: a. Tersedia Tanaman Eucalyptus dan hasil panen mendukung bahan baku indsutri. b. Hasil panen sebesar 60 dari produksi kayu plasma dapat digunakan untuk membangun kembali reforestation PIR sehingga sistem pembangunan hutan tanaman berkesinambungan. c. Menciptakan hubungan yang lebih harmonis antara perusahaan dengan masyarakat, dan pemerintah. d. Memasyarakatkan Tanaman Eucalyptus, spp sebagai komoditihasil alternatif sebagaimana layaknya tanaman pertanian lainnya. Sedangkan keuntungan peserta plasma PIR sebagai berikut: a. Menciptakan lapangan kerja bagi peserta dan keluarga serta masyarakat sekitarnya. b. Sebagai alternatif sumber pendapatan bagi peserta plasma c. Mencegah erosi dan meningkatkan kesuburan lahan plasma d. Status kepemilikan lahan lebih terjamin dari penguasaan orang lain. e. Pengetahuan peserta plasma akan teknologi silvikultur akan meningkat. f. Plasma dapat melakukan tumpang sari semusim pada areal HTI Pola PIR. Universitas Sumatera Utara 78 4.3.2.3. Prosedur menjadi plasma HTI pola PIR PT TPL Tbk Dalam rangka penyeragaman mekanisme pengembangan HTI Pola PIR, pihak PT TPL Tbk menetapkan Standart Operating Prosedure SOP menyangkut indentifikasi lahan, sosialisasi dan penyuluhan, permohonan, orientasi dan feasibility study lahan, pengukuran dan pemetaan, pembuatan dan pengesahan surat perjanjian kerjasama PIR dan pembuatan Surat Kontrak Kerja SKK, lebih rinci dijelaskan sebagai berikut.

a. Identifikasi Areal