35
Sardjono 2004, menjelaskan bahwa interaksi sosial yang terjadi di masyarakat desa sekitar hutan dengan pengusaha hutan seringkali menjurus pada situasi disosiatif
merugikan yang berjalan secara bertahap melalui proses kompetisi dan konflik. Perkembangan interaksi sosial ini selanjutnya berujung pada rasa “ketidakadilan”
serta “ketidakamanan”. Kondisi ini akan bergeser kearah kerjasama cooperation bilamana masyarakat melihat adanya keuntungan yang didapat dari pengusaha hutan.
Program HTI Pola PIR akan meningkatkan pendapatan plasma melalui produksi yang akan dijual dengan harga yang sudah disepakati sebelumnya. Menurut Bungi
2003, bahwa produksi Hutan Tanaman Industri dapat dinyatakan dalam satuan berat berupa ton atau kilogram, atau dalam bentuk nilai uang tergantung data yang tersedia.
Produksi Hutan Tanaman Industri sangat tergantung dari beberapa aspek yang saling berkaitan satu dengan yang lain, secara umum struktur tanah tidaklah jauh berbeda.
Namun, kegiatan perawatanpemeliharaan akan memegang peranan penting dalam menentukan jumlah produksi dari Hutan Tanaman Industri tersebut.
d. Upah Pelaksanaan
Pada dasarnya untuk lahan plasma, seluruh kegiatan pembuatan tanaman penyediaan bibit, penyiapan lapangan, penanaman, pupuk, bimbingan teknis, upah
kerja dan pemeliharaan serta pemanenan, dibiayai oleh perusahaan inti Darwo, dkk, 2004. Hal ini dirasakan menjadi sangat penting mengingat umumnya masyarakat
sekitar hutan adalah kaum termajinalkan, tidak memiliki modal untuk mengelola lahan mereka.
Universitas Sumatera Utara
36
Selain itu pihak perusahaan memberikan peluang sebesar-besarnya kepada plasma untuk terlibat dalam pelaksanaan dilapangan dengan mendapat upahbiaya
sesuai ketentuan. Dengan demikian Program PIR PT TPL, Tbk selain dapat meningkatkan pendapatan plasma juga mendorong terciptanya lapangan kerja pro-
job terutama tenaga kerja yang tidak terampil labor intensive.
2.4. Pengembangan Wilayah
Wibowo R dan Soetriono 2004, mengemukakan bahwa wilayah region adalah suatu unit geografi yang membentuk suatu kesatuan. Suatu bagiandaerah
dapat disebutkan sebagai wilayah harus memiliki unsur-unsur ruang, sumberdaya dan pelaksana administratifpemerintah.
Mulyanto 2008 menyatakan bahwa pengembangan wilayah adalah seluruh tindakan yang dilakukan dalam rangka memanfaatkan potensi-potensi wilayah yang
ada, untuk mendapatkan kondisi-kondisi dan tatanan kehidupan yang lebih baik bagi kepentingan masyarakat sekitarnya khususnya, dan dalam skala nasional
umumnya. Sedangkan menurut Sirojuzilam 2006, pengembangan wilayah pada dasarnya mempunyai arti peningkatan manfaat wilayah bagi masyarakat suatu
wilayah tertentu, mampu menampung lebih banyak penghuni, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik, disamping menunjukkan lebih banyak
saranaprasarana, barang atau jasa yang tersedia dan kegiatan usaha-usaha masyarakat yang meningkat, baik dalam arti jenis, intensitas, pelayanan maupun
kualitasnya.
Universitas Sumatera Utara
37
Proses terjadinya pertumbuhan wilayah dipengaruhi berbagai faktor baik bersifat internal dari dalam wilayah yang bersangkutan, bersifat eksternal dari luar
wilayah maupun kombinasinya. Dalam model ekonomi makro disebutkan bahwa faktor internal antara lain modal, tenaga kerja, tanah sumberdaya alam dan sistem
sosial politik. Sedangkan industri ekspor dan kenaikan permintaan adalah faktor penentu pertumbuhan wilayah yang bersifat ekstern Glasson, 1977. Sementara
Bauchet dalam Adisasmita 2008 menjelaskan bahwa pertumbuhan wilayah-wilayah yang kurang maju tergantung pada kegiatan dari unit-unit ekonomi yang besar.
Industri-industri besar akan mampu meletakkan dasar pertumbuhan bagi wilayah- wilayahnya.
Pada akhirnya, keberhasilan pengembangan suatu wilayah bergantung pula pada kemampuan mengkoordinasikan, mengakomodasikan dan memfasilitasi semua
kepentingan, serta kreativitas yang inovatif untuk terlaksananya pembangunan yang aspiratif dan berkelanjutan.
Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara atau masyarakat untuk mengembangkan kegiatan ekonomi
dan peningkatan taraf hidup masyarakatnya. Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita
penduduk suatu negara meningkat dalam jangka panjang. Pembangunan ekonomi mempunyai 3 tiga sifat penting, yaitu : 1 Suatu proses yang berarti perubahan
yang terjadi terus-menerus. 2 Usaha untuk menaikkan pendapatan per kapita. 3 Kenaikan pendapatan per kapita itu harus berlangsung dalam jangka panjang.
Universitas Sumatera Utara
38
Selanjutnya, pembangunan ekonomi dipandang sebagai kenaikan dalam pendapatan per kapita, karena kenaikan itu merupakan penerimaan masyarakat dan timbulnya
perbaikan dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat Arsyad,1992. Salah satu teori yang mengemukakan pentingnya faktor pendorong
pertumbuhan wilayah adalah teori basis ekspor export base. Teori ini menyebutkan bahwa pertumbuhan wilayah bergantung pada permintaan yang datang dari luar
wilayah tersebut. Lebih lanjut Perloff dan Wingo dalam Sirojuzilam 2006, mengemukakan teori resource base yang mengatakan bahwa investasi dan
perkembangan ekspor di suatu wilayah memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi karena selain menghasilkan pendapatan, juga menciptakan
efek penggandaan multiplier effect pada keseluruhan perekonomian di wilayah tersebut
Tujuan utama pengembangan wilayah menurut Riyadi 2002 adalah meningkatkan keserasian berbagai kegiatansektor pembangunan dan wilayah
sehingga pemanfaatan ruang dan sumberdaya yang ada di dalamnya dapat mendukung aktifitas kehidupan masyarakat sesuai dengan tujuan dan sasaran
pembangunan wilayah yang diharapkan. Lebih lanjut Tarigan 2004 menjelaskan bahwa pembangunan wilayah dapat diukur dari beberapa parameter antara lain
meningkatnya pendapatan masyarakat, peningkatan lapangan kerja dan pemerataan pendapatan.
Universitas Sumatera Utara
39
2.5. Kondisi Sosial dan Ekonomi Masyarakat sekitar Hutan