80
pemerintah sendiri maupun atas inisiatif PT TPL Tbk, yang pelaksanaannya tetap memperhitungkan luas pengembangan serta tingkat efektifitasnya.
d Pendekatan interpersonal kepada pemilik lahan secara umum dengan
beberapa pendekatan : 1
Pendekatan kekeluargaan melalui marga tarombo adat istiadat yang berlaku di wilayah tersebut.
2 Pendekatan hobbi dan kebiasaan pemilik lahan yaitu
mempertimbangkan hobbi atau kebiasaan pemilik lahan untuk memudahkan interaksi dan komunikasi.
3 Pendekatan tingkat pendidikan dan pengalaman pemilik lahan. Untuk ini
perlu dipertimbangkan karena biasanya kritis dan membutuhkan informasi yang faktual dan rasional.
4 Setiap orang biasanya membutuhkan informasi melalui cara yang
berbeda-beda sehingga perlu dipertimbangkan mengenai penggunaan pendekatan yang lebih tepat.
c. Permohonan
a Masyarakat pemilik lahan yang berminat menjadi peserta plasma HTI Pola
PIR PT TPL Tbk membuat usulan permohonan sendiri yang diketahui dan disetujui oleh camat dan kepala desa setempat, dengan menggunakan form
permohonan untuk lahan dengan kepemilikan perseorangan dan form
Universitas Sumatera Utara
81
permohonan untuk lahan dengan kepemilikan kelompok, dan dibuat rangkap 1 satu
b Untuk lahan status kepemilikan kelompok, bahwa berdasarkan
musyawarah seluruh pemilik lahan mengangkat dua sampai tiga orang kuasa plasma sebagai kuasa pemilik lahan untuk koordinasibekerjasama
dengan pihak perusahaan dalam pelaksanaan administrasi, operasional penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan HTI Pola PIR.
c Penghunjukan kuasa-kuasa plasma oleh seluruh pemilik lahan dituangkan
langsung dalam permohonan sebagaimana isi format permohonan kelompok.
d Permohonan peserta plasma memuat nama pemilik lahan, alamat lokasi
lahan, luas perkiraan, dengan melampirkan bukti kepemilikan lahan bila ada serta tanda tangan plasma dan kepala desa.
e Surat permohonan yang telah dibuat oleh calon peserta plasma belum
menjadi bukti kepesertaan plasma.
d. Orientasi dan
Feasibility Study Lahan
a Orientasi dan Fesibility study lahan adalah kegiatan untuk memeriksa secara
visual kondisi lahan yang dimohonkan menjadi lahan PIR yang meliputi kebanyakan topografi, vegetási, ketersediaan infrastruktur, jarak dari pabrik,
faktor lingkungan, kesuburan tanah, dan kepemilikan lahan.
Universitas Sumatera Utara
82
b Bersama-sama Land Aquisisi estate, bagian penanaman, dan pihak pemilik
tanah calon plasma melaksanakan orientasi dan feasibility studi studi kelayakan atas lahan yang dimohonkan menjadi areal PIR.
c Kriteria lahan yang menjadi pedoman dalam studi kelayakan dalam
pengembangan PIR adalah sebagai berikut : 1
Jarak lokasi pengembangan PIR dari pabrik Mill PT TPL Tbk paling jauh radius 60 Km dan diutamakan yang sudah tersedia infrastruktur
jalan akses sehingga mudah dalam pengangkutan hasil panen kayu dikemudian hari.
2 Vegetasi areal Grassland sampai Scrabland
3 Kemiringan lahan 30
4 Topografi datar sampai bergelombang.
5 Lahan subur dan solum dalam.
6 Pemiliknya bersedia menjadi peserta PIR paling sedikit 2 dua rotasi
serta bersedia mengikuti prosedur pengembangan PIR. d
Hasil Feasibility study dibuat dalam laporan hasil pemeriksaan lahan, dan hasilnya paling lambat satu hari setelah pemeriksaan harus disampaikan
kepada calon plasma layak atau tidak menjadi lokasi PIR beserta penjelasannya.
e Bila areal dinilai layak dan atas petunjuk petugas perusahaan maka calon
plasma harus melaksanakan pembatasan areal dengan cara membuat jalan rintis yang berfungsi menegaskan boundery batas areal yang akan menjadi
Universitas Sumatera Utara
83
lokasi penanaman PIR dengan areal lain serta berfungsi jalan operator alat ukur dalam melaksanakan pengukuran areal.
e. Pengukuran dan Pemetaan