Diplomasi Ekonomi Nicholson dalam S.L Roy 1994: 199 mengunkapakan salah satu tipe

bicara diharapkan berkurang. Ini adalah salah satu bentuk diplomasi Jepang dalam bidang bahasa. Jepang juga mengadakan lomba pidato bahasa Jepang di berbagai negara disamping mengirimkan tenag-tenaga khusus untuk mengajarkan bahasa Jepang. Lomba pidato ini mendapatkan respon yang baik, setiap tahunnya, USU bekerjasama dengan Kantor konsul Jepang melakukan kedaan serupa. Selain itu, Jepang juga memberikan beasiswa berupa pelatihan kepada guru-guru Indonesia yan gmengajar bahasa Jepang. Mereka diberi pelatihan langsung di Jepang dan saemua biayannya ditanggun pemerintah Jepang. Jepang juga mengadakan ujian bahasa Jepang seperti TOEFL yang versi Jepangnya noryokosiken untuk mengetes seberapa jauh pemahaman bahasa Jepang peserta ujian tersebut. Sertifikat yang didapat bila lulus nantinya dapat diguankan untruk mendaptar beasiswa ke Jepang. Diplomasi bahasa yang dilakukan menunjukkan upaya Jepang untuk dan Indonesia dalam membentuk saling pengertian. Saling pengertian yang ditimbulkan oleh kesamaan dalam mengartikan. Dapat dikatakan diplomasi bahasa ini menunjukkan kultur Awase dan kultur masyarakat vertikal-horizontal.

3.1.3 Diplomasi Ekonomi Nicholson dalam S.L Roy 1994: 199 mengunkapakan salah satu tipe

diplomasi yaitut diploamsi komersial, perdagangan atau shopekeeper. S.L Roy 1994:168 mengungkapkan tipe diploamsi lain yaitu diploamsi sumber daya. Kedua tipe diplomasi ini, penulis gabunagka m dalam satu tipe yaitu tipe diplomasi ekonomi. Nicholson mengatakan bahwa diplomasi komersial merupakam diploamsi borjui atau diploamsi sipil yang didasarkan pada anggapan bahwa penyelesaian kompromis antara mereaka yang berselilsih negoisasi adalah “pada umumnya lebih Universitas Sumatera Utara menguintungkan daripada penghancuran total musuh-musuh” Roy, 1994: 199. Melalui negoisasi dan persetujuan untuk salaing memberi konsensi, maka beberapa pengertian kokoh akan bisa dicapai. Pada masa ini, uang merupakan salah satu elemen kekuatan nasional yang paling terpenting. Kekuatan negara sebagian besar tergantung kepada sumber daya ekonominya. Setiap negara berusaha untuk memperbesar sumber daya ekonomi melalui diplomasi denagn cara-cara damai. Dari instrumen ekonomi ini, perdagangang adalah hal yang paling penting. Bersamaan dengan perdagangan dan perniagaan, pemberian sanksi bantuan ekonomi juga telah mnejadi alat diplomasi yang penting pada masa kini. Ini dapat disebut dipomasi komersial atau diplomasi melalui ekonomi, yaitu diplomasi yang dikaikan dengan faktor-faktor ekonomi Roy, 1994:120. Diplomasi modern juga mengalami tantangan dalam bidang ekonomi. Pemimpin wilayah dalam suatu negara semakin menyadari semakin sulitnya menangi perusahan-perusahaan Internasional yang dalam aktivitas-aktivitas bisnisnya lebih sering menerapkan cara pandang global dalam melihat suatu masalah daripada hanyameninjau kepentingan suatu kawasan atau negara saja. Mak adiplomasi ekonomi menjadi fkator yang saling terkait satu sama linnyua dimana masing-masing sekor saling mempengaruhi Djelantik, 2008:25. Sukawarsini Djelantik juga memiliki pendapat sejenis yang diungkapkan oleh Niocholson dan S.L Roy. Djelantik 2008:227 mengungkapakn bahwa pada masa ini kegiatan membangun kerjasama ekonomi dan perdagangan menjadi fokus bagi sebagian besar kegiatan diplomasi. Djelantik 2008: 280 mengungkapkan adanya 4 pilar kegitan ekonomi, yaitu: 1. promosi perdagangan, dengan fokus utama tetapi tidak eklusif pada penanganan kegiatan untuk meningkatkan kegitan ekspor. Universitas Sumatera Utara 2. promosi dan peluang investasi, terutama memfokuskan pada investasi kedalam negri tetapi tidak dikhususkan pada investasi-investasi negara lain. 3. menarik masuknyua teknologi yang memadai termasuk teknoloi panen. 4. pengelolaan bantuan ekonomi yang perlu untuk negara-negara berkembang pada umumnya sebagai penerima dan sebagai donor dalam kasus negara maju. Selain itu tugas perdagangna yang lebih luas adalah mempromosikan negara yang dapat mendukung kegiatan-kegiatan diatas. Promosi ini bergabung menjadi sebuah usaha untuk membangun citra negara, seperti yang sering ditampilkan dalam promosi pariwisata. Peningkastan citra dari negara pengirim merupakan tugas yang sangat penting dan mendasar dari suatu diplomasi yang terkait dan menjadi satu dengan kegiatan-kegiatan eksternal yang luas jangkauannya. Maka kegiatan “diplomasi ekonomi” menjadi lebih luas jangkauannya dipomasi komersial dimasa lalu Djelantik, 2008: 231. Diplomasi sumberdaya juga termasuk kedalam diploamsi ekonomi. Sumberdaya bahan-bahan mentah penting seperti atu bara, besi, menyak, uranium, dan sebagainya memainkan peranan penting dalam perkembangan industri. Bahan- bahan itu juga sangat banyak mendukung pertambahan kekuatan suatu negara. Hanya negara-negara yang banyak mempunyai bahan-bahan ini berpeluang menjadi negara besar Roy, 1994: 168-169. Diplomasi sumberdaya bisa diterapkan oleh negara-negara yang memiliki bahan tersebut. Apabila negara-negara ini kuat dan amju dalam bidang industri, mereka bisa memperkuat kemampuan industri dan militernya dengan memanfaatkan sebaik-baiknya sumberdaya ini. Akan tetapi, apabila negara-negara ini belum maju, mereka berusaha untuk memperoleh keuntuingan-keuntungan dari negara-negara industri yang membutuhkan bahan-bahan ini Roy., 1994: 169. Universitas Sumatera Utara Indonesia dan Jepang juga malakukan hubungan diplomasi di bidang ekonomi. Indonesia yang merupakan salh satu negara ASEAN memiliki peranan penting bagi Jepang. Perdana Mentri Jepang yang bernama Nakasone yang pernah mengunjungi Indonesia pada tahun 1983 mengatkan sebuah kalimat mengenai peranan ASEAN bagi Jepang. Ia menagtakan, “Tidak ada kemakmuran Jepang tanpa kemakmuran bagi negara-negara ASEAN. Secara tidak langsung, kemakmuran Indonesia sebagai negara ASEAN mempengaruhi perkembangan eknomi Jepang Yamazaki, 1984: 14. Jepang dan Indonesia adalah dua negara dengan kondisi yang sangat bersebrangna, sebagai negara dengan sumber energinya hamppir nol terutama energi fosil. Jepang sangat bergantung pada fosil energi, berdasarkan data dari Badan Energi Internasional International Energy Agency IEA, tahun 2007 Jepang menempati posisi kedua importir gas alam cair terbesar dunia denga volume mencapai 95.627 juta meter kubik pertahun atau sekitar 45 juta ton, posisi pertama untuk impor batu bara dengan jumlah impor mencapai 182 juta ton per tahun, dan posisi ketiga terbesar untuk impor minyak dengan jumlah impor mencapai 1.900 juta ton per tahun. Akan tetapi, Jepang juga memiliki sumber daya manusia dan penguasaan teknologi yang lebih baik. Dengan berbagai bahan bakar dan bahan baku yang mereka impor, Jepang bisa membangun industri manufaktur yang diakui dunia Damayati, 2008:37. Sebaliknya, Indonesia kaya sumber energi, tetapi tidak memiliki kemampuan untuk memanfaatkannya. Maka, kebijakan yang muncul adalah menjual energi untuk memperoleh devisa. Indonesia tercatat ada di posisi kesembilan dari sepuluh besar top produsen gas di tahun 2007 denagn produksi mencapai 69.691 juta meter kubik, posisi ketujuh untuk produksi batu bara dengan produksi 231 juta ton, dan menjadi eksportir Universitas Sumatera Utara batu bara nomor dua terbesar di dunia dengan 202 juta ton per tahun setelah Australia Damayati, 2008:37. Kerjasamasa ini tidak dapat begitu saja langsung dikerjakan. Harus ada hubunagan diplomastik yang jelas antara keduanya. Hal ini juga tidak dapat lepas dari masa lalu keduanya. Satu al yang tidak dapat dipungkiri adalah dimasa lalu, Jepang adalah salah satu negara yang pernah menjajah Indonesia. Masa-masa dibawah penjajahan Jepang dikenang sebagai masa-masa penjajahan yang paling menyiksa tubuh dan jiwa bangsa Indonesia. Jepang telah menorehkan luka yang dalam di hati bangsa Indonesia. Berbagai kejahatan kemanusiaan dilakukan oleh Jepang di Indonesia seperti romusha kerja paksa dan pelecehan terhadap perempuan Sukarjaputra, 2008:33. Jepang sebagai negara yang menganut shame culture budaya malu sudah sewajarnya memahami keadaan Indonesia. Luka-luka itu adalah hutang yang harus mereka bayar. Semua kejahatan dimasa penjajahan itu harus dipertanggung jawabkan. Jepang saat ini atau tepatnya sejak kalah pada perang dunia kedua telah mengambil keputusan untuk tidak berperang lagi dan mengkalim dirinya sebagai negara cinta damai. Oleh karena itu, melihat budaya mereka, mereka harus menunjukkan rasa bersalah di depan Indonesia sebagi bentuk pertanggung jawaban kepada Indonesia dan untuk menjaga nama baik mereka sendiri. Sebagai bentuk pertangggung jawaban itu Jepang membayar pampasan perang sebanyak kurang lebih 400 juta dolar dengan perincian 223,08 juta dolar dalam bnetuk barang, modal dan jasa. Sisanya dalam bentuk pinjaman lunak anonim,2008:34. Ada beberapa kategori program dan proyek yang telah disepakati dalam perjanjian pampasan perang. Kategori-kategori tersebut adalah trnsportasi dan Universitas Sumatera Utara komunikasi, pengembangan tenaga kerja, pengenbangan pertanian dan perikanan, pertwambangan dan jasa atau pelayanan anonim, 2008:34. Jepang bagi Indonesia adalah penyumbang terbesar bantuan erkonomi. Bagi Jepang sendiri, Indonesia adalah penerima bantuan terbesar di Asia Tenggara. Bantuan ekonomi ini disalurkan Jepang melalui 3 cara; yaitu dalam bentuk pinjaman Yen Loan, hibah Grant Aid dan kerjasama teknik Technical Cooperation. Bantuan Yen adalah pinjaman dana yang menguntungkan menurut Jepang karena pinjaman ini memiliki bungan yang sangat rendah, dan masa pengembaliannya relatif panjang. Bantuan jenis ini biasaanya disalurkan terutama untuk dana pembangunan proyek-proyek infrastruktur yang diperluikan dalam kehidupan masyarakat serta kegiatan ekonomi, seperti jalan umum, rel keretea, pelabuhan dan bandar udara. Bantuan Grand Aid adalah bantuqan dana yang tidak perlu dikembalikan. Bantuan ini disalurkan terutama untuk meningkatakan pendidikan, kesehatan serta pengembangan desa bagi masyarakat tidak mampu. Sedangkan bantuan jenis Technical Cooperation adalah jenis bantuan yang difokuskan pada pendidikan sumber daya manusia yang mutlak diperlukan bagi pembanguna negara. Pelaksanannya dilakukan dengan mendatangkan para ahli dan teknisii dari Jepang maupun mengirimkan para trainee Indonesia ke Jepang, ysng seluruh biayanya ditanggung oleh Jepang Anonim,2005: 4. Ada beberapa fokus bantuan Jepang yaitu bantuan untuk pengentasan kemiskinan, bantuan untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi, bantuan untuk pembentukan masyarakat yang adil, bantuan pelestarian lingkunagan dan bantuan untukl perdamaian. Bukti nyata bantuan ekonomi ini antara lain; bantuan bagi sekolah dasar di Sukabumi, penguatan LSM lokal dan pemberdayaan perempuan di daerah yang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi seperti Nusa Tenggara Timur, proyek Universitas Sumatera Utara hibah untuk politeknik Indonesia, proywk pembangunan jalan tol Jakarta, proyek pengembangan wilayah sungai Brantas, pembangunan Aceh, pengiriman tenaga ahli muda dan pengiriman tenaga ahli silver anonim, 2005:6-10. Program-program bantuan ekonomi ini lebih dikenal dengan sebutan ODA Official Development Assistamce atau Bantuan Resmi Pembangunan Yamazaki, 1984:16. Selain bantuan ekonomi tersebut, Indonesia dan Jepang juga menjalin hubungan perdagangan dan investasi. Dalam bidang perdagangan di priode tahun 1978 sampai tahun 1982, perdagangan antara kedua negara meningkat 20 per tahun. Denagn perincian ekspor sebanyak US 9,7 milyar, impor sebanyak US 3,8 milyar sehingga Indonesia mengalami surplus sebanyak US5,9 milyar Yamzaki, 1984:22. Neraca perdaganagn dalam kurun waktu dari tahun 2003 sampai tahun 2008 juga mengalami peningkatan. Denagn perincian ekspor sebanyak US23,633 milyar, impor sebanyak US6,53 milyar sehingga Indonesia mengalami surplus sebanyak US 17,1 milyar Anonim, 2008:34. Dalam bidang investasi juga terjadi peningkatan. Di Indonesia eroperasi sekitar 200 perusahaan patungan Jepang. Investasi yang terhimpun di Indonesia dari tahun tahun 1967 sampai tahun 1982 adalah sekitar US 5 milyar, yakni 30 dari seluruh investasi di Indonesia. Adapun presentasi investasi langsung modal Jepang di Indonesia terhadap investasi langsung Jepang keseluruhannya adalah sekitare 14 yakni nomor dua setelah AS sebagai penerima investasi luar negri Jepang Yamazaki, 1984: 22. Nilai investasi Jepang di Indonesia dalam kurun waktu dari tahun 2003 sampai tahun 2007 mencapai US 2.495, 4 juta. Jumlah izin investasi dalam kurun waktu yang sama sebanyak 355 izin invetasi. Penyerapan tenag akerja sebanyak 58.664orang Anonim, 2008:34. Universitas Sumatera Utara Suplai energi dari Indonesia ke Jepang tertmasuk tinggi. Minyak dan LNG adalah komiditi penting bagi perekonomian Indonesia, merupakan 80 dari ekspor Indonesiadan dari pendapatan nasional. Sekitare 47 dari minyak Indonesia di kirim ke Jepang dan keseluruhan produk LNG ditunjukkan ke Jepang dari Indonesia penting bagi perekonomian Jepang, khususnya apabila kita memikirkan keperluan divertisivikasi supai energi dan keterandalan Indonesia sebagi sumber suplai yang stabil, baik secara politik maupun secara ekonomi. Dalam dunia dewasa ini, keterandalan suplai memang sangat penting Yamazaki, 1984: 66. Persetujuan Kemitraan Ekonomi Economic Partnership Agreement EPA Indonesia-Jepang merupakan perjanjian ekonomi bilateral bersifat komprenhensif yang pertama kali bagi Indonesia. Perjanjian yang dinegoisasikan selama 2,5 tahun ini disusun dengan tiga pilar, yakni liberalisasi perdagangan, fasilitasi perdagangan dan investasi, serta peningkatan daya saing produk Indonesia. Pasca penandatanganan EPA Indonesia-Jepang oleh pemimpin kedua negara pada Agustus 2007 dan pemberlakuannya Juli 2008, tidak serta merta hubungan ekonomi kedua negara langsung melejiit. Jepang tetap menjadi negara tujuan ekspor terbesar bagi Indonesia, tetapi nilai ekspor nonmigas Indonesia ke negri itu turun dari 9,19 miliar dollar AS pada Jnuari-Agusuts 2007 menjadi 9,19 miliar dollar AS pada Januari-Agustus 2008 Hidayati, 2008:38. Secara total, nilai ekspor nonmigas Indonesia pada kurun waktu itu pun tumbuh 22,38 persen dari 60,09 miliar dollar AS pada Januari-agustus 2007 menjadi 73,54 miliar dollar AS. Peningkatan nilai dan volume ekspor ke negara-negara ASEAN, Amerika Serikat, dan Eropa. Penurunan nilai ekspor ke Jepang itu pun sudah tertahan oleh tingginya harga komoditas di pasar Internasional. Data BPS menunjukkan penurunan volume ekspor yang tajam ke Jepang pada januari-Agustus Universitas Sumatera Utara 2008. Indonesia terutama mengekspor komoditi primer, seperti batu bara, nikel, bijih, kerak dan abu logam, karet dan barang dari karet, serta kayu dan barang dari kayu, ke Jepang. Volume ekspor batu bara, nikel, dan produk kayu Indonesia ke jepang anjlok masing-masing 36 persen, 30 persen,dan 46 persen dibandingkan dengan priode yang sama pada tahun 2007. Volume ekspor iakn dan udang ke Jepang selama delapan bulan itupun merosot 36,5 persen. Memasuki triwulan IV-2008, para eksportir memangkas target ekspor karena tekanan krisis global mulai memperlemah permintaan pasar Hidayati, 2008:38. Di antara ketiga pilar EPA, pilar yang segera efektif begitu perjanjian ini diberlakukan ialah liberalisasi perdagangan. Sekitar 80 persen pos tarif bea masuk yang lain diturunkan bertahap selama 3-10 tahun mendatang. Sebagai konsepsi terhadap pembangunan akses pasar Jepang, Indonesia menurunkan 58 persen dari pos tarif bea masuk menjadi nol persen begitu EPA berlaku, 35 persen lainnya diturunkan 3-10 tahun. Indonesia juga member konsensi pembebasan bea masuk dengan skema khusus untuk lebih dari 100 produk bahan baku dan kompomen tertentu yang dibutuhkan industry Jepang di Indonesia, misalnya baja untuk keperluan industry otomotif. Skema khusu ini dibuat dengan harapan, kebutuhan industry jepang di Indonesia akan bisa disuplai dari dalam negri suatu saat nanti Hidayati, 2008: 38. Setelah EPA diberlakukan pun, penguatan daya saing melalui pusat pengembangan industri manufaktur Manufacturing Industry Development Center MIDEC ini masih harus menempuh jalan panjang untuk diimplementasikan. EPA menyepakati MIDEC akan diimplementasikan 13 sektor, antara lain pengerjaan logam, kompomen, energy, UKM, otomotif dan kompomennya, elektronik, baja, tekstil, makana dan minuman, serta produk kimia dan olahan minyak. Implementasi MIDEC harus dimulai dari perencanaan lima tahunan yang dibahas bersama oleh Universitas Sumatera Utara Pemerintah Indonesia dan pelaku-pelaku tiap sektor, dilanjutkan dengan pembahasan antara kedua negara, termasuk detail rencana pembiayaan, lokasi kegiatan, serta alokasi orang dan waktu untuk setiap proyek. Untuk mendukung pengembangan industri, suplai domestik dari industri penunjang seperti kompomen bahan baku berperan amat penting Hidayati, 2008: 38. Contoh yang sederhana dapata kita temukan dilingkungn kampus yaitu compos center yang terletak didepan Fakultas MIPA. Compos center ini digunakan untuk mengelolah lingkungan tetapi di masa yan g akan datang pasi memiliki nilai ekonomi mengingat harga pupuk yang melambung akhir-akhir ini. Hidayati 2008:38 juga mengutip pernyataan Achdiat yang merupakan Ketua Tim MIDEC di Departemen Perindustrian, beliau menegaskan, program MIDEC dalam EPA difokuskan untuk memperkuat industry hulu hingga ke hilir. MIDEC menjadi pilar krusial karena tanpa peningkatan kualitas dan daya saing produk, akses pasar Jepang yang sudah dibuka dengan tariff bea masuk nol persen tak dapat dimanfaatkan. Pasar negara itu amat terproteksi oleh penerapan standar yang ketat. Contohnya saja pisang dari Indonesia, misalnya, tetap tidak dapat diekspor ke Jepang meskipun tarif bea masuknya nol persen karena produk ini dinilai masih mengandung penyakit lalat buah. Setelah melihat data ini, dengan jelas kita melihat pentingnya diplomasi ekonomi antara kedua negara. Dalam diplomasi ekonomi ini secara tersirat ada budaya atau kultur yang mempengaruhi. Kultur dari Jepang berupa kultur awase dan kultur haji no bunka. Dari Indonesia, ideologi Pancasila yaitu keadilan sosial cukup terlihat. Universitas Sumatera Utara

3.1.4 Hubungan Provinsi atau Kota Kembar Indonesia dan Jepang Sister City