Pengertian Diplomasi Hubungan Diplomasi Jepang Indonesia Setelah Tahun 1945

BAB II DIPLOMASI JEPANG INDONESIA Hubungan diplomasi yang terjalin antara Jepang dan Indonesia sudah berlangsung lama dan pada tahun 2008 yang lalu hubungan ini memasuki tahun emasnya. Umur hubungan kedua negara ini bahkan melebihi umur organisasi Internasional yang mengayomi negara-negara di Asia Tenggara yang kita kenal dengan sebutan ASEAN. Hubungan yang demikian lama terjalin menyebabkan hubungan keduanya sangat kompleks. Hal ini menimbulkan kesulitan untuk melihatnya dari satu sudut pandang saja. Kita tidak bisa melihat sudut pandang dari satu negara saja tetapi juga kedua negara tersebut. Setidaknya kita harus dapat melihat sudut itu dari sudut yang mungkin terlihat sangat sederhana. Untuk itulah pada bab II ini, akan dijelaskan mengenai hubungan diplomasi Jepang Indonesia dimulai dari pengertian diplomasi, kultur budaya yang dimiliki kedua negara yang pastinya memberikan pengaruh terhadap cara berdiplomasi kedua negara, dan sejarah yang megiringi hubungan kedua negara dalam hubungan diplomasi.

2.1 Pengertian Diplomasi

Seperti yang telah dikemukakan pada bab yang terlebih dahulu, dipomasi memiliki banyak pengertian menurut banyak pakar. Pertma-tama sangatlah baik untuk mengetahui asal muasal dari kata diplomasi. Diplomasi diyakini berasal dari kata Yunani yaitu diploun yang berarti melipat. Menurut Nicholson Roy, 1995:1, pada masa Romawi semua paspor, yang melewati jalan milik negara dan surata-surat jalan dicetak pada piringan logam dobel, yang dilipat dan dijahit menjadi satu dengan cara Universitas Sumatera Utara yang khas. Surat jalan logam ini disebut diplomos. Selanjutnya kata ini berkembang dan mencakup pula dokumen-dokumen resmi yang bukan logam, khususnya memberikan hak istimewa tertentu atau menyangkut perjanjin dengan bangsa asing diluar bangsa Romawi. Perjanjian-perjanjian ini semakin menumpuk, arsip kekaisaran menjadi beban dengan dokumen-dokumen yang tidak terhitung banyaknya. Oleh karena itu, dirasa perlu untuk memperkerrjakan seseorang yang terlatih untuk mengindeks, menguraikan, dan memeliharanya. Isi surat resmi negara yang dikumpulkan disimpan dalam arsip yang berhubungan dengan hubungan Internasional yang dikenal dengan sebutan diplomaticus atau diplomatique pada abad pertengahan. Siapapun yang berhubungan dengan surat-surat tersebut dikatakan sebagai milik res diplomatique atau bisnis diplomatik. Dari peristiwa ini lama kelamaan kata diplomasi dihubungkan dengan manajemen Internasional dan siapapun yang ikut mengaturnya dianggap sebagai diplomat. Penggunaan kata-kata yang memberikan gambaran diatas adalah baru-baru ini saja. Menurut Earnest Satow dalam Roy 1995: 1, Burke memakai kata ‘diplomasi’ untuk menunjukkan keahlian atau keberhasilan dalam melakukan hubungan Internasional dan perundingan di tahun 1796. Kemungkinan besar itu adalah pertmakalinya penggunaan kata dalam bahasa Inggris dengan arti yang kita ketahui saat ini. Ia juga mengatkan ‘lembaga dipomatik’ pada tahun yang sama contoh paling awal adalah pengguaan kata ‘jasa diplomatik’ yang menunjukkan cabang pelayana sebagai negara yang menyediakan personil-personil misi tetap diluar negri yang dijumpai dalam ‘Annual Registar’ tahun 1987. Para pakar memberi definisi yang berbeda terhadap kata diplomasi. The Oxford English Dictionary memberi konotasi sebagai berikut: ‘manajemen hubungan Universitas Sumatera Utara Internasional melalui negoisasi; yang mana hubungan ini diselaraskan dan diatur oleh duta besar dan para wakil buisnis atau diplomat’. Menurut The Chamber’s Twentieth Century Dictionary Roy, 1995:2, diplomasi adalah ‘the art of negotiation, especially of treaties between statespolitical skill’ seni berunding khususnya tentang perjanjian antara negara-negara ; keahlian politik. Sir Earnest Sartow mengatakan diplomasi adalah ‘the application of official relations between the government of independent states’ penerpan dan kepandaian dan taktik pada pelaksanaan hubungan resmi antara pemerintah negara-negara berdaulat Roy, 1995:2. Harlord Nicholson, salah seorang pengkaji dan praktisi yang pandai dalm hal diplomasi di abad kedua puluh menegaskan bahwa dalam bahasa yang lebih mukathir, kata diplomasi diambil secara gegabah untuk menunjukkan palinhg tidak lima hal. Yang pertama menyangkut ; 1politik luar negri, 2 negoisasi, 3 mekanisme pelaksanaan negoisasi tersebut, dan 4 suatu cabang dinas luar negri. Ia selanjutnya mengatkan bahwa interprestasi yang kelima adalah merupakan suatu kualitas yang abstrak pemberian, yang dalam arti baik mencakup keamana dalam pelaksanaan negoisasi Internasional ; dan dalam arti yang buruk mencakup tindakan taktik yang lebih licik. Tetapi akhirnya Nicholson menerima definisi yang diberikan oleh The Oxford English Dictionary yang ia anggap cukup luas untuk mencakup aspek-aspek yang berbeda dari diplomasi Roy, 1995:3. KM Panikar dalm bukunya The Principle of Diplomacy menyatakan “Diplomasi dalam hubungannya dengan politik Internasional adalah seni mengedepankan kepentingan negara dalam hubungannya dengan negara lain”. Svarlien telah mendefinisikan diplomasi sebagai “seni dan ilmu perwakilan negara dan perundingan”. Kata yang sama juga telah dipakai untuk menyatakan secara umum Universitas Sumatera Utara keseluruhan kompleks hubungan luar negrisuatu negara yaitu departemen luar negri termasuk perwakilan luar negrinya” Roy, 1991: 3. Ivo D.Duchacek berpendapat, “diplomasi biasanya didefinisikan sebagai pelaksanaan politik luar negri suatu negara, kadang-kadang juga dihubungkan dengan perang. Oleh karena itulah, Clausewitz, seorang filsuf Jerman , dalam pernyataannya yang terkenal mengatkan bahwa perang merupakan kelanjutan dipomasi melalui sarana lain Roy, 1995:3. Menurut Sukarwarsini Djelantik 2008: 3 diplomasi memiliki kaitan yang erat dengan politik luar negri karena diplomasi merupakan implementasi dari kebijakan luar negri yang dilakukan penjabat-penjabat resmi yang terlatih. S.L Roy 1995:5, mengajak melihat penegrtian diplomasi-diplomasi sebelumnya dan menyimpulkan pandangan mengenai diplomasi sebagai berikut: Diplomasi, yang sangat erat hubunagnnya dengan hubungan antar Negara adalah seni mengedepankan kepentingan suatu Negara melalui negoisasi dengan cara- cara damai apabila mungkin, dalam berhubungan dengan Negara lain. Apabila cara-cara damai gagal untuk memperoleh tujuan yang diinginkan, diplomasi mengizinkan penggunaan ancaman atau kekuatan nyata sebagai cara untuk mencapai tujuan-tujuannya. Seorang diplomat India pada zaman India Kuno yang bernama Kautilya Menekankan empat tujuan diplomasi yaitu acquistion perolehan, preservation pemeliharaan, augmentation penambahan, dan proper distribution pembagian yang adil. Menurutnya, tujuan dari diplomasi adalah untuk mencapai Siddhi yang memiki arti kebahagiaan. Universitas Sumatera Utara 2.2 Jepang dan Indonesia sebagai Dua Buah Negara di Asia 2.2.1 Letak negara Jepang dan Indonesia