Kultur Indonesia Kultur Masyarakat Horizontaldan Masyarakat Vertikal

mempertanggung jawabkan tindakan atau perbuatannya itu, kelompoknya akan tetap melindungi dengan kekuasaan yang mereka miliki dan mereka tidak segan-segan mencari alasan untuk membenarkannya, betapapun tidak masuk akal emosinalnya. Mereka pada tiap waktu memihak kepadanya secara gigih belum tentu karena dia benar, tetapi semata-mata atas dasar bahwa ia termasuk kelompok mereka Nakane, 1981: 174.

2.2.3 Kultur Indonesia

Negara Indonesia adalah negara yang memiliki banyak keunikan. Sebagai negara yang berada diantara dua samudra dan dua benua, Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis baik secara geografis dan ekonomi. Hal ini lebih ditunjang lagi dengan iklim tropis yang dimiliki Indonesia. Iklim ini menyebabkan negara Indonesia memiliki kesuburan yang menunjang pertanian dan kehutanan. Sejak dahulu kala, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki hasil alam dengan harga yang sangat tinggi dan dincar oleh negara-negara Asing dimulai dari kedatangan bangsa Portugis ke Indonesia. Hal ini juga yang mendorong negara-negara tersebut datang dan menjajah negara ini. Indonesia sama seperti Jepang adalah negara kepulauan yang terdiri atas banyak pulau dan dipisah oleh lautan. Kesatuan politis Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri atas 6000 buah pulau yang terhuni dari jumlah keseluruhan sekitar 13.667 buah pulau. Tetapi berbeda dengan Jepang yang homogen satu ras atau suku, Indonesia adalah negara yang terdiri atas berbagai macam suku dan bahasa. Secara spesifik keadaan sosial budaya Indonesia sangat kompleks, mengingat penduduk Indonesia kurang lebih sudah di atas 200 juta dalam 30 kesatuan suku bangsa. Universitas Sumatera Utara Hal ini terjadi mungkin dikarenakan keadaan iklim dan geografis Indonesia. Indonesia adalah negara tropis yang memiliki banyak areal hutan yang lebat. Hal ini menyebabkan sekelompok orang disuatu wilayah bisa saja tidak pernah bertemu atau berhubungan dengan sekelompok orang di wilayah lain dalam areal hutan yang sama. Setiap kelompok akhirnya membentuk bahasa dan kebiasaannya sendiri walaupun mungkin memilki kesamaan tetapi tidak ada yang memiliki kesamaan sampai seratus persen. Hal ini dapat dilihat di pulau Irian dan Kalimantan. Dua pulau ini terkenal dengan areal hutannya yang luas dan juga jumlah suku yang banyak. Suku dayak di Kalimantan saja misalnya, memiliki banyak variasi walaupun mereka mengatakan diri mereka sebagi suku dayak. Contoh lainnya adalah suku Batak yang berada di Sumatera, terdiri atas 5 suku batak seperti Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, dan Batak Mandailing. Demikianlah, Indonesia sebagai sebuah “nation state” yang menurut Benedict Anderson merupakan sebuah imajinasi. Kenyataan di dalam “nation state” terdapat komunitas dalam kemajemukan heterogeneity, perbedaan diversity. Dengan demikian bahasa Indonesia merupakan suatu pengertian tanda budaya yang didalamnya penuh dengan perbedaan hibriditas. Hampir sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di daerah “rural” sehingga budaya heterogen pedesaan sangat mewarnai pola tutur bahasa Indonesia. Kenyataan menunjukkan tidak semua masyarakat Indonesia hidup di daerah industri dan berperan sebagai masyarakat industrial, masyarakat informatif, dan bagian dari masyarakat global Wurianto, 2008:2. Dapat dibayangkan bahwa Indonesia yang dijadikan sebagi bahasa nasional belum tentu sudah tersosialisasikan pada 6000 pulau tersebut, mengingat sebagian besar bermukim di pedesaan. Hanya 10-15 penduduk indonesia yang bermukim di Universitas Sumatera Utara daerah urban. Indonesai sudah tentu bukan hanya Jawa dan Bali saja, karena kenyatan Jawa mncakup 8 penduduk urban. Satu contoh sak mengenai sebuah kalimat yaitu “ Gemah Ripah Loh Jinawi” yang sering digunakan dalam kosa kata bahasa Indonesia yang menggambarkan kesuburan Indonesia, antara penutur Jawa dan Sunda memiliki konsep yang berbeda. Dalam konsep Jawa “Gemah Ripah Loh Jinawi, Subur kang Sarwa Tinandur, Murah kang Sarwa Tinuku, Tata Tentrem Kerta Raharja”, sementara saudara-saudara dari Sunda mengekspresikan dalam “ Tata Tentrem Kerta Raharja, Gemah Ripah Loh Jinawi , Rea Ketan Rea Keton Buncir Leuit Loba Duit” yang artinya saudara dari suku Sunda yang lebih memahami. Sementara itu di Sumatera Barat dengan adat Minangkabau yang didalamnya terdapat suatu sistem yang sempurna dan bulat, dalam berbahasa sangat memperhatikan raso, pareso, malu dan sopan, sehingga bahasa Indonesia yang dituturkannya pun sangat terkait dengan psikologi budaya Minangkabau Wurianto, 2008: 2. Semua contoh diatas dapat menunjukkan keberagaman Indonesia. Hal diatas masih menyangkut bahasa yang dimiliki tiga suku yang berada di Indonesia. Dalam penerjemahan itu pun harus mempertimbangkan aspek budaya setiap suku. Bagaimana dengan budaya diplomasi Indonesia? Bagaimana menyampaikan kebulatan pendapat seluruh Indonesia di kancah internasional? Jika diplomat yang dikirim berasal dari suku Batak, apakah ia hanya akan membawa indetitasnya sebagai suku Batak di dunia Internasional? Sangatlah sulit untuk menjawab pertanyaan tersebut, tetapi Indonesia memiliki Pancasila sebagai permesatu Indonesia. Pancasila memang bukan budaya Indonesia tetapi ideologi Indonesia. Keduanya memiliki kekuatan yang sama. Pancasila, selama NKRI ada tetaplah bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia. Dia adalah indetitas Indonesia dan mencakup cita-cita bangsa Indonesia dan tentu saja memiliki pesan dari Universitas Sumatera Utara setiap suku di Indonesia yang menginginkan kedamaian dan kesejahtraan di Indonesia dan Dunia. Maka pertanyaan diatas dapat dijawab. Setiap diplomat Indonesia pergi ke Dunia Internasional dengan membawa indetitasnya sebagai seorang warga negara Indonesia, bukan sebagai orang Batak ataupun orang Jawa, bukan sebagai orang Papua ataupun orang Dayak, ia murni seorang manusia Indonesia. Dalam undang-undang Republik Indonesia No.37 tahun 1999 ditetapkan dasar dari politik luar negri Republik Indonesia yaitu Pancasila dan Undang-undang 1945. sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat, pelaksanaan hubungan luar negeri didasarkan pada asas kesamaan derajat, saling menghormati, saling tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing, seperti yang tersirat di dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bahwa sesuai dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu tujuan Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan tujuan itu Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia selama ini telah melaksanakan hubungan luar negeri dengan berbagai negara dan organisasi regional maupun internasional. Pelaksanaan kegiatan hubungan luar negeri, baik regional maupun international, melalui forum bilateral atau multilateral, diabadikan pada kepentingan nasional berdasarkan prinsip politik luar negeri yang bebas aktif adminlegalitas.org diakses 2009. Pada pasal satu sampai pasal empat dalam undang-undang tersebut menjelaskan dasar hubungan diplomasi Indonesia. Berikut kutipan dari pasal satu samapi empat undang-undang tersebut: UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 1999 TENTANG Universitas Sumatera Utara HUBUNGAN LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN: Menetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG HUBUNGAN LUAR NEGERI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Hubungan Luar Negeri adalah setiap kegiatan yang menyangkut aspek regional dan internasional yang dilakukan oleh Pemerintah di tingkat pusat dan daerah, atau lembaga-lembaganya, lembaga negara, badan usaha, organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau warga negara Indonesia. 2. Politik Luar Negeri adalah kebijakan, sikap, dan langkah Pemerintah Republik Indonesia yang diambil dalam melakukan hubungan dengan negara lain, organisasi internasional, dan subyek hukum internasional lainnya dalam rangka menghadapi masalah internasional guna mencapai tujuan nasional. 3. Perjanjian Internasional adalah perjanjian dalam bentuk dan sebutan apapun, yang diatur oleh hukum internasional dan dibuat secara tertulis oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan satu atau lebih negara, organisasi internasional atau subyek hukum internasional lainnya, serta menimbulkan hak dan kewajiban pada Pemerintah Republik Indonesia yang bersifat hukum publik. 4. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang hubungan luar negeri dan politik luar negeri. 5. Organisasi Internasional adalah organisasi antar pemerintah. Pasal 2 Universitas Sumatera Utara Hubungan Luar Negeri dan Politik Luar Negeri didasarkan pada Pancasila, Undang- Undang Dasar 1945, dan Garis-garis Besar Haluan Negara. Pasal 3 Politik Luar Negeri menganut prinsip bebas aktif yang diabadikan untuk kepentingan nasional. Pasal 4 Politik Luar Negeri dilaksanakan melalui diplomasi yang kreatif, aktif, dan antisipatif, tidak sekedar rutin dan reaktif, teguh dalam prinsip dan pendirian, serta rasional dan luwes dalam pendekatan. Melihat kutipan tersebut sangatlah jelas kalau Indonesia menjadikan Pancasila dan Undang-undang 1945 sebagai dasar negara dan segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk dalam hubungan luar negri atau dengan kata lain hubungan diplomasinya. Undang-undang dikutip dari sumber terpercaya yaitu Direktur Jendral. Peraturan Perundang-undangan yang diakses dari adminlegalitas.org sebagai situs resminya. Indonesia juga menyatakan kembali Prinsip Politik Indonesia Dalam Partisipasinya Pada ITU International Telecomunication United atau Organisasi Telekomunikasi Internasional di Plenipotentiary Conference ITU 2006 di Antalya , Turki dikutip dari Departemen Direktur Jendral Pos dan Telekomunikasi yang berada dalam situs resminya http:www.postel.go.idupdateidbaca_info.asp?id_info=496 . Maka Sangatlah jelas disini kalau dalam politik luar negrinya Indonesia tidak mengenakan indetitas kesukuan bahkan agama.

2.3 Sejarah Diplomasi Jepang Indonesia