Agen atau calo mungkin adalah orang asing yang dating ke suatu desa, atau tetangga, teman atau bahkan kepala desa. Agen dapat bekerja secara bersamaan
untuk PJTKI yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar, memperoleh bayaran untuk setiap buruh yang direkrutnya. Mereka sering terlibat dalam praktek ilegal
seperti pemalsuan dokumen. Seorang mungkin dengan sadar terlibat dalam perdagangan manusia ketika membohongi orang yang direkrutnya mengenai
kebenaran dari pekerjaan yang yang akan dilakukan atau gaji yang akan diterimanya. Sebagian agen secara sadar merekrut perempuan untuk industry
seks. Di sisi lain, banyak yang mungkin membantu perdagangan perempuan untuk industri seks tanpa menyadarinya. Agen mungkin tidak mengetahui yang
sebenarnya dari suatu pekerjaan ketika mereka melakukan perekrutan untuk pekerjaan itu.
c. Pemerintah
Pejabat pemerintah juga memainkan peranan dalam eksploitasi dan perdagangan migran. Keterlibatan mereka antara lain adalah memalsukan dokumen,
mengabaikan pelanggaran dalam perekrutan dan ketenagakerjaan, atau memfasilitasi penyeberangan perbatasan secara ilegal. Mereka mungkin
menyadari atau tidak menyadari bahwa perempuan atau anak yang perekrutan dan pengirimannya mereka fasilitasi adalah korban perdagangan manusia.
d. Majikan
Untuk dapat membuktikan keterlibatan dari seorang majikan dalam perdagangan ini ialah apabila mereka memaksa buruh yang direkrut untuk bekerja dalam
kondisi eksploitatif. Majikan juga terlibat dalam perdagangan apabila tidak membayarkan gaji buruh, menyekap secara ilegal buruh di tempat kerja,
melakukan kekerasan seksual dan fisik terhadap buruh, memaksa buruh untuk
terus bekerja di luar keinginan mereka, atau bahkan menahan buruh dalam penjeratan utang.
e. Pemilik dan Pengelola Rumah Bordil
Sama halnya dengan majikan, pemilik dan pengelola rumah bordil terlibat dalm perdagangan manusia bila mereka memaksa seorang perempuan untuk bekerja
diluar kemauannya, menahannya dalam penjeratan utang, menyekapnya secara ilegal, membatasi ruang geraknya, tidak membayar gajinya atau merekrut dan
memperkerjakan anak dibawah 18 tahun.
f. Calo Pernikahan
Seorang calo pernikahan yang terlibat dalam system pengantin pesanan terlibat dalam perdagangan manusia, ketika ia mengatur pernikahan yang
mengakibatkan pihak istri terjerumus dalam kondisi serupa perbudakan dan eksploitatif. Calo pernikahan mungkin menyadari atau tidak menyadari sifat
eksploitatif pernikahan yang akan dilangsungkan.
g. Orang tua dan Kerabat
Orang tua dan kerabat atau keluarga dapat pula menjadi pelaku perdagangan manusia, hal ini terjadi apabila mereka secara sadar menjual anak atau saudara
mereka ini kepada seorang majikan, apakah ke dalam industry seks ataupun sektor lain. Orang tua juga memperdagangkan anak mereka, ketika mereka
menerima pembayaran di muka untuk penghasilan yang akan diterima anak mereka di masa depan, atau menawarkan layanan dari anak mereka guna
melunasi utang yang telah mereka buat, sehingga memaksa anak mereka masuk kedalam situasi penjeratan utang.
h. Suami
Suami yang menikahi dan kemudian mengirim istrinya ke sebuah tempat baru dengan tujuan untuk mengeksploitasinya demi keuntungan ekonomi,
menempatkannya dalam status budak, atau memaksanya melakukan prostitusi, terlibat dalam perdagangan manusia.
Jumlah total orang yang bekerja di bidang-bidang yang perempuan korban perdagngan manusia paling sering direkrut seperti buruh migrant, pembantu rumah tangga, dan
pekerja seks kira-kira sebanyak 2,4 – 3,7 juta jiwa, dengan seperempat sampai setengah dari angka ini juga adalah anak-anak.
Berbagai media dan sumber informasi masyarakat mengindikasikan bahwa Indonesia merupakan Negara dengan perdagangan manusia domestic yang ekstensif serta
menjadi Negara pengirim bagi perdagangan manusia internasional. Secara internal, didalam negeri ada daerah-daerah yang terutama merupakan
daerah pengirim, atau daerah penerima atau berfungsi sebagai daerah transit.
89
89
Pada merupakan daerah pengirim dan beberapa kabupaten lainnya lagi yang menjadi daerah
penerima atau transit. Misalnya, Bali, merupakan daerah penerima yang terkenal bagi pekerja seks dari seluruh Indonesia, meski sebagian besar berasal dari Jawa Timur. Pada
saat yang sama, sejumlah laporan terbaru mengungkapkan kasus-kasus perdagangan perempuan dari daerah-daerah tertentu di Bali yang dikirim ke Jepang untuk sektor
hiburan bagi para pria hidung belang. Demikian pula, ada beberapa kabupaten tertentu
di daerah pedesaan Jawa Timur yang subah di kenal sebagai daerah pengirim pembantu rumah tangga dan pekerja seks dalam jumlah besar ke daerah-daerah lain di Indonesia,
http:www.averroes.or.idopiniontrafficking-cermin-bangsa-indonesia.html, Trafficking Cermin Bangsa Indonesia
, Diakses tanggal 29. Maret, 2010
sementara Surabaya, ibukota propinsi itu sendiri, merupakan daerah penerima bagi perdagangan domestic dan daerah transit bagi sebagian rute internasional. Demikianlah
secara ringkas gambaran umum dari keadaan trafiking yang ada dan terjadi secara universal dan nasional. Berikut secara ringkas adalah merupakan data daerah sumber,
transit dan penerima perdagangan orang di Indonesia. Table 2: Daerah pengirim, penerima dan transit perdagangan manusia di Indonesia.
Daerah Sumber Transit
Daerah Penerima
Prop. Sumatera Utara: Medan, Deli Serdang,
Serdang Bedagai, Simalungun,
Pematang Siantar, Asahan, Langkat, Tebing Tinggi,
Labuhan Batu, Tapanuli Selatan, Dairi, Langkat,
Binjai Belawan, Medan, Padang
Bulan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Asahan,
Tanjung Balai maupun Kabupaten Labuhan Batu
un. Deli Serdang, Medan,
Belawan, Serdang Bedagai, Simalung
__ Prop. Riau:
Tanjungbalai Karimun, Dumai
Tanjung Balai Karimun, Dumai, Pekanbaru.
__ Prop. Kepulauan Riau:
Batam, Tanjung Pangkor Batam
Prop. Lampung Lampung Selatan
Lampung Selatan
__ Prop. DKI Jakarta:
Jakarta Pusat, Barat, Timur, Jakarta Pusat, Barat, Timur,
Utara, Selatan.
Utara, Selatan. Prop. Jawa Barat
: Sukabumi, Tangerang,
Bekasi, Indramayu, Bandung,
Karawang, Bogor, Cianjur, Ciroyom, Bekasi,
Sawangan Depok, Cirebon, Kuningan.
Bandung, Losari-Cirebon
Prop. Jawa Tengah: Banyumas, Magelang,
Purwokerto, Cilacap, Semarang, Tegal,
Pekalongan, Purwodadi, Grobogan, Jepara, Boyolali
Cilacap, Solo Baturaden, Solo.
Prop. Jawa Timur: Banyuwangi, Nganjuk,
Madiun, Kediri, Surabaya, Blitar, Jember, Gresik
Surabaya Surabaya
Prop. Bali: Denpasar, Trunyan,
Karangasem, Kintamani, Bangli
Denpasar. Denpasar, Gianyar, Legian,
Nusa Dua, Sanur, Tuban. Kuta, Ubud, Candi Dasa
dan Denpasar.
Prop. Kalimantan Barat: Pontianak
. Pontianak Entikong,
Pontianak
Prop. Kalimantan Timur: Samarinda
. Balikpapan, Nunukan,
Tarakan Balikpapan, Samarinda
Prop. Sulawesi Selatan: Pare-pare, Makassar,
Sengkang, Watampone. Prop. Sulawesi Utara:
Manado Bitung.
-
Prop. Sulawesi Tenggara Prop. Nusa Tenggara Barat
Mataram. Pantai Senggigi, Sumbawa
Prop. Nusa Tenggara Timur
Prop. Maluku Utara: Ternate
Prop. Papua: Serui
Biak, Fak-fak, Timika
Sumber:http:www.menkokesra.go.idpdfdeputi3human_trafficking_ind.pdf, Tindak Pemberantasan Pidana Perdagangan Orang di Indonesia
, Jakarta 2005.
B. Perkembangan tindak pidana trafiking secara internasional