Perdagangan Manusia dan Konvensi Internasional tentang Hak-hak Anak

negaralah yang utama untuk menjalankan Konvensi. Ada sekitar 37 kewajiban negara yang dicantum oleh Konvensi Perempuan agar hak-hak perempuan dapat dinikmati oleh kaum perempuan meliputi kewajiban di dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi dan budaya. Di dalam bagian pertama, kerangka kewajiban negara secara umum dan kerangka penjabaran pasal-pasal di dalam bagian II dan berikutnya. Kerangka kewajiban tersebut terdapat di dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 yaitu melaksanakan prinsip non diskriminasi terhadap perempuan dengan cara : a. Menjamin pelaksanaan anti diskriminasi terhadap perempuan; b. Melindungi perempuan dari segala bentuk diskriminasi; c. Memenuhi segala hak-hak fundamental yang dimiliki sebagai manusia yang berjenis kelamin perempuan. 112

6. Perdagangan Manusia dan Konvensi Internasional tentang Hak-hak Anak

CRC 1989 Jika anak-anak biasanya tercakup dalam norma-norma serta standar diatas, maka Hukum Internasional mengakui sejumlah kerentanan dan kebutuhan anak-anak, sehingga sesuai dengan hak-hak khusus mereka. Persoalan penggunaan tenaga kerja anak-anak, trafiking manusia pada anak, penjualan anak-anak serta pornografi anak, dengan demikian tunduk pada bidang hukum tersendiri. Konvensi mengenai Perbudakan tahun 1956 merupakan salah satu dari perangkat internasional pertama yang mengakui perlindungan khusus bagi anak-anak. Konvensi ini mengidentifikasikan “eksploitasi pada anak-anak” yang didefinisikan mencakup trafiking manusia sebagai sebuah kebiasaan atau praktek yang serupa dengan perbudakan yang secepat mungkin perlu ditinggalkan atau dihapuskan oleh Negara. Beberapa instrument hukum lain yang signifikan meliputi Konvensi tentang Hak 112 http:www.jothi.or.id, Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan, Diakses tanggal 6 Juni 2010 Anak yaitu antara lain seperti Protokol Opsional Konvensi Penjualan Anak, Pelacuran Anak dan Pornografi Anak, Konvensi ILO tentang Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk bagi Anak, dan sejumlah ketentuan peraturan regional. Konvensi tentang hak-hak anak menyediakan kerangka yang komprehensif untuk perlindungan hak dan martabat anak maupun pemberdayaannya. Dengan sendirinya, secara keseluruhan konvensi ini dianggap sebagai suatu piranti untuk memahami dan menanggapi trafiking manusia serta eksploitasi terkait terhadap anak-anak. Untuk sejumlah ketentuan yang dapat diterapkan secara langsung, konvensi tersebut mengkehendaki Negara untuk: a. Melakukan langkah-langkah nasional, bilateral dan multilateral yang tepat untuk mencegah penculikan, penjualan atau perdagangan paksa anak-anak demi tujuan apapun dan dalam bentuk apapun. b. Melindungi anak-anak dari segala bentuk eksploitasi ekonomis, eksploitasi seksual dan pelecehan seksual. c. Melakukan langkah-langkah nasional, bilateral dan multilateral yang tepat untuk mencegah bujukan atau pemaksaan seorang anak untuk terlibat dalam segala kegiatan seksual illegal apaun; pemanfaatan anak secara eksploitatif dalam pelacuran atau praktek-praktek seksual yang tidak sah; pemanfaatan anak secara eksploitatif terhadap anak-anak dalam hasil dan bahan pornografi; dan pemindahan secara gelap dan mengirimkan anak-anak keluar negeri. d. Melakukan langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan pemulihan fisik dan fisiologis serta integrasi social seorang korban anak dari segala bentuk eksploitasi dalam sebuah lingkungan yang mendukung kesehatan, kehormatan diri dan martabat anak. 113 113 www.kontras.org,, Konvensi Tentang Hak-hak Anak, Diakses tanggal 6 Juni 2010. Menurut konvensi ini, mengelompokkan hak-hak anak atas 4 bagian yaitu: 114 a. Hak terhadap kelangsungan hidup survival rights, yaitu hak-hak anak dalam konvensi hak anak yang meliputi hak untuk melestarikan dan mempertahankan hidup the rights if life serta hak untuk memperoleh standar kesehatan yang tertinggi dan perawatan yang sebaik-baiknya. b. Hak terhadap perlindungan protection rights, yaitu hak-hak anak dalam Konvensi Hak Anak KHA yang meliputi hak perlindungan dari diskriminasi, tindak kekerasan, dan keterlantaran bagi anak yang telah mempunyai keluarga dan bagi anak-anak pengungsi. c. Hak untuk tumbuh kembang development rights, yaitu hak-hak anak dalam KHA yang meliputi segala bentuk pendidikan formal dan nonformal dan hak untuk mencapai standar hidup yang layak bagi perkembangan fisik, mental spiritual, moral dan fisik anak. d. Hak untuk berpartisipasi participation rights, yaitu hak-hak anak dalam KHA yang meliputi hak anak untuk menyatakan pendapat dalam segala hak yang mempengaruhi anak.

7. Perdagangan Manusia dan Konvensi PBB untuk Melawan Kejahatan