dapat memproses dan memidana para pelakunya dengan memakai KUHP serta berbagai peraturan perundangan terkait trafiking lainnya sebagai dasar penindakannya.
Perdebatan terkait terminologi trafiking ini telah ikut menyulitkan upaya bangsa Indonesia, terutama para aparat penegak hukum untuk melakukan upaya pemberantasan
terhadap kejahatan keji yang biadab ini, melalui penegakan hukum. Dan kini, bangsa Indonesia, terutama para aparat penegak hukum telah merasa lega dengan adanya Undang-
undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang yang dimana secara jelas memuat definisi dan pengertian dan terminologi trafiking terhadap
manusia. Dengan adanya definisi yang jelas dari UUPTPPO ini maka dapat mengatasi kesulitan dalam mengupayakan pemberantasan kejahatn keji ini melalui penegakan hukum.
Sebelum lahirnya UUPTPPO, perdagangan orang sebagai tindak pidana sesungguhnya telah diatur di dalam sistem hukum positif di Indonesia yang antara lain ialah
pasal 297 KUHP tentang perniagaan perempuan dan perniagaan anak laki-laki yang belum dewasa, serta pasal 324 KUHP tentang perniagaan budak belian.
1. Perdagangan Manusia dan Pancasila
Perdagangan terhadap manusia adalah perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur Pancasila baik segala falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia maupun
sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Ia adalah praktik kejahatan keji yang merendahkan dan merusak martabat bangsa dan merusak Dasar Negara Republik
Indonesia, karena bertentangan dengan prinsip-prinsip KeTuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Permusyawaratan yang dilandasi sifat kebijaksanaan, serta Keadilan Sosial
bagi Bangsa Indonesia, dan merusak nilai-nilai yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila tersebut.
97
Jadi, apapun maksud dan tujuannya, trafiking terhadap manusia adalah tindakan biadab yang dapat dikategorikan sebagai pelanggaran terhadap hak asasi
97
http:lppkb.wordpress.compancasila-sakti, Pancasila Sakti, diakses tanggal 5 Juni 2010.
manusia yang harus dihentikan dan dicegah karena para pelakunya telah melakukan praktik .yang merusak falsafah dan pandangan hidup Bangsa Indonesia, dasar Negara
Indonesia beserta seluruh nilai luhur yang terkandung didalamnya.
2. Perdagangan Manusia dan Undang-Undang Dasar 1945
Trafiking terhadap manusia adalah perbuatan jahat yang bertentangan dengan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 UUD 1945 karena
unsur-unsur perbuatan pidana dalam trafiking terhadap manusia telah merampas sebagian, bahkan seluruh hak dan kebebasan paling asasi dari orang-orang yang
diperdagangkan sebagaimana diatur dan dijamin di dalam UUD 1945, baik pada bagian Pembukaan maupun bagian Batang Tubuh.
a. Alinea Pertama Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa:
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.”
98
Pernyataan alinea pertama ini menegaskan dua hal. Pertama, adalah adanya pengakuan terhadap eksistensi hak asasi manusia sebagai landasan bagi bangsa
Indonesia untuk menjalani dan menikmati kehidupan secara bebas dan merdeka; dan kedua adalah adanya intruksi untuk menghapuskan segala bentuk penjajahan di dunia
karena dipandang bertentangan dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai, KeTuhanan, Kemanusiaan. Persatuan, demokrasi dan keadilan. Dengan demikian, trafiking
terhadap manusia harus dihapuskan dari bumu Indonesia, oleh karena ia adalah bentuk kejahatan yang telah menjajah dan merampas kemerdekaan sebagian
masyarakat bangsa Indonesia.
99
98
www.pdfound.compdfpembukaan-uud-1945-alinea-ke--4.html, Pembukaan UUD 194, diakses tanggal 4 Juni 2010
99
chaplien.files.wordpress.com, Slide Pembukaan UUD 1945, diakses tanggal 4 Juni 2010.
b. Alinea Keempat Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa:
“ …., untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mejukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksaakan ketertiban dunia yang berdasarka kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
social, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu,…” Pernyataan alinea keempat ini sesungguhnya hendak memberikan penegasan, bahwa
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu disusun sebagai landasan utama banga Indonesia untuk membangun bangsa Indonesia, dengan cara memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, menciptakan perdamaian abadi dan keadilan social untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Trafiking terhadap manusia dapat menghambat dan berpotensi menggagalkan seluruh usaha
bangsa Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia, dalam membangun bangsa Indonesia.
Pada bagian Batang Tubuh UUD 1945 disebutkan: a.
Pasal 28 A : Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya.
b. Pasal 28 B:
1 Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah.
2 Setiap orang berhak ats kelangsungan hidup, tumbuh, dan kembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
c. Pasal 28 C:
1 Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
2 Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan
negaranya. d.
Pasal 28 D: 1 Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian
hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum. 2 Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja. 4 Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
e. Pasal 28 E :
1 Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya, memiih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah Negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
2 Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
3 Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.
f. Pasal 28 F : Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi
untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhal untuk mencari, memperoleh, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi
dengan dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. g.
Pasal 28 G : 1 Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat dan harta benda yang di bawah kekuasaanya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak
berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi. 2 Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan memperoleh suaka politik dari Negara lain.
h. Pasal 28 H :
1 Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. 2 Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan keadilan.
3Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
4 Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenag-wenang oleh siapa pun.
i. Pasal 28 I :
1 Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai
pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlakusurut adalah Hak Asasi Manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun. 2 Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas
dasar apaun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminasi itu.
j. Pasal 28 J :
1 Setiap orang wajib menghormati Hak Asasi Manusia orang lain dalam tertb kehidupan bermayarakt, berbangsa, dan bernegara.
2 Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-
mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan
pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
k. Pasal 31 : 1 Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan.
3. Perdagangan Manusia dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP