Menjaga kontak dengan dan memahami gemba adalah langkah pertama dalam mengelola tempat produksi secara efektif. Lima aturan emas dari manajemen
gemba adalah sebagai berikut : 1.
Bila masalah ketidakwajaran muncul, langkah pertama pergilah ke gemba.
2. Periksa keadaan objek.
3. Lakukan penanggulangan sesaat langsung di tempat kejadian.
4. Temukan akar penyebab masalah.
5.
Standarisasi guna mencegah terulangnya masalah
2
.
3.6. Alat Pemecah Masalah Kaizen
Menganalisa data untuk memecahkan masalah, maka dapat diperoleh dengan menggunakan teknik dasar pengendalian mutu terpadu yang umum
disebut 7 tools tujuh alat pengendalian mutu terpadu, yaitu: Check Sheet lembar pemeriksaan, Histogram, Pareto Diagram, Cause effect diagram, Stratifikation,
Scatter Diagram diagram pencar, Control Chart peta control. 1.
Check Sheet Lembar Pemeriksaan Check Sheet
merupakan alat praktis yang digunakan untuk mengumpulkan, mengelompokkan, dan menganalisa data sederhana dan mudah.
Ada beberapa jenis check sheet yang dikenal dan umum digunakan untuk keperluan pengumpulan data yaitu :
2
Imai Masaaki., Gemba Kaizen, LPPM, Jakarta, 1997.
Universitas Sumatera Utara
- Production Process Distribution Check Sheet.
Check Sheet ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berasal dari proses produksi atau proses kerja lainnya. Output kerja sesuai dengan klasifikasi
yang telah ditetapkan dimasukkan dalam lembar kerja, sehingga akhirnya secara langsung akan dapat diperoleh pola distribusi yang terjadi.
- Defective check Sheet
Mengurangi jumlah kesalahan atau cacat yang ada dalam suatu proses kerja maka terlebih dahulu kita harus mampu mengidentifikasi jenis kesalahan
yang ada dan persentasenya. Setiap kesalahan biasanya akan diperoleh dari faktor- faktor penyebab yang berbeda sehingga tindakan korektif yang tepat harus
diambil sesuai dengan jenis kesalahan dan penyebabnya tersebut. -
Defect Location Check Sheet Check Sheet ini berupa lembaran pemeriksaan dimana gambar skets dari
benda kerja disertakan sehingga lokasi cacat yang terjadi bisa segera diidentifikasikan check sheet seperti ini akan dapat mempercepat proses analisis
dan pengumpulan tindakan-tindakan korektif yang diperlukan. Contoh dari Check Sheet yang digunakan untuk data produk cacat dapat dilihat
pada Tabel 3.1 sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1. Contoh Check Sheet
No Tanggal
Pengamatan Jumlah
Produksi kg
Jenis Produksi
Jenis Cacat Jumlah
Cacat kg
X
1
X
2
X
3
1 2
3
Total Cacat
Dimana keterangan dari Tabel 3.1. adalah sebagai berikut : a.
Nomor menunjukkan banyak hari pengamatan yang dilakukan. b.
Tanggal pengamatan adalah tanggal pada saat pengambilan data yang cacat.
c. Jumlah produksi adalah total produksi yang dihasilkan pada waktu
pengamatan. d.
Jenis produksi menunjukkan jenis produk apa yang dihasilkan. e.
Jumlah cacat adalah total cacat pada hari pengamatan untuk masing- masing jenis cacat dalam satuan kg.
2. Histogram
Histogram adalah salah satu metode statistik untuk mengatur data sehingga dapat dianalisa dan diketahui distribusinya. Histrogram merupakan tipe
grafik batang yang jumlah datanya dikelompokkan ke dalam beberapa kelas dengan interval tertentu. Setelah data dalam setiap kelas diketahui, maka dapat
Universitas Sumatera Utara
dibuat histrogram dari data tersebut. Histrogram tersebut dapat dilihat gambaran penyebaran data masih sesuai dengan yang diharapkan atau tidak.
Penggambaran histogram dapat dianalisa tentang beberapa hal yaitu : a.
Berapa persen produk atau hasil kerja lainnya yang keluar dari standart spesifikasi yang ditetapkan ?
b. Apakah produk atau output kerja lainnya benar-benar bisa memenuhi
spesifikasi yang direncanakan? c.
Apakah harga rata-rata dari ukuran output kerja yang diperoleh benar-benar sudah sesuai dengan nilai nominal yang di spesifikasikan?
d. Apakah penyimpangan atau penyebaran data disperse masih berada dalam
batas-batas toleransi yang diizinkan? Contoh Histogram dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut :
Gambar 3.1. Contoh Histogram
Universitas Sumatera Utara
3. Diagram Pareto
Diagram Pareto dibuat untuk menemukan atau mengetahui masalah atau penyebab yang merupakan kunci dalam menyelesaikan masalah atau
perbandingan terhadap keseluruhan. Diketahui penyebab-penyebab yang dominan maka kita bisa menetapkan prioritas perbaikan. Perbaikan pada faktor penyebab
yang dominan ini akan membawa pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan menyelesaikan penyebab yang tidak berarti.
Contoh Diagram Pareto dapat dilihat pada Gambar 3.2 sebagai berikut :
Gambar 3.2. Diagram Pareto
4. Cause and Effect Diagram Digram Sebab Akibat
Diagram ini dikenal dengan istilah diagram tulang ikan Fish BoneDiagram yang diperkenalkan pertama kali oleh Prof. Kaoru Ishkawa Tokyo
University pada tahun 1943. Diagram ini berguna untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan di dalam
menentukan karakteristik kualitas output kerja. Disamping itu juga diagram ini
Universitas Sumatera Utara
berguna untuk mencari penyebab-penyebab yang sesungguhnya dari suatu masalah.
Hal ini berguna untuk mencari penyebab utama yang signifikan yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Manusia man.
b. Metode kerja work method.
c. Mesin atau peralatan kerja lainnya machineequipment.
d. Bahan-bahan baku raw material
e. Lingkungan kerja work environment.
Contoh Diagram Sebab Akibat dapat dilihat pada Gambar 3.3 sebagai berikut :
Manusia
Unskill Kurang teliti
Lalai
Jumlah sedikit
Peralatan tidak memadai
Mata solder tumpul
Peralatan
Ukuran kecil
Karakteristik Susunan
rapat
Bahan Baku Komponen
Metode Kerja
Tidak sistematis Kurang terencana
Lingkungan Kerja
Pencahayaan kurang
Panas
Cacat Produk
Gambar 3.3. Diagram Sebab Akibat Cause and Effect Diagram
5. Stratifikasi
Stratifikasi adalah usaha mengelompokkan data ke dalam kelompok- kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama. Kegunaan stratifikasi adalah
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
a. Mencari faktor-faktor penyebab utama kualitas secara mudah.
b. Membantu pembuatan Scatter Diagram.
c. Mempermudah pengambilan keputusan-keputusan di dalam penggunaan peta
kontrol. d.
Mempelajari secara menyeluruh masalah yang dihadapi. Kriteria stratifikasi yang efektif adalah :
- Jenis kerusakan
- Produk -
Sebab kerusakan - Kelompok kerja
- Lokasi kerusakan
- Supplier bahan -
Material
6. Scatter Diagram Diagram Pencar
Scatter Diagram Diagram Pencar digunakan untuk melihat korelasi hubungan dari suatu faktor penyebab yang berkesinambungan terhadap suatu
karakteristik kualitas hasil kerja. Pada umumnya apabila kita membicarakan tentang hubungan antara dua jenis data, kita sesungguhnya berbicara tentang :
a. Hubungan sebab akibat.
b. Suatu hubungan antara satu dan lain sebab.
c. Hubungan antara satu sebab dengan dua sebab lainnya. Rumus untuk
,menentukan korelasi hubungan dua variable sapat digunakan rumus berikut ini:
] ]
[ ]
[
2 2
2 2
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑ ∑
− −
− =
Y Y
N x
X X
N Y
X XY
N r
xy
Contoh dari Diagram Pencar dapat dilihat pada Gambar 3.4. sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4. Diagram Pencar Scatter Diagram
7. Control Chart Peta KontrolBagian Pengendalian
Control Chart Peta KontrolBagian Pengendalian merupakan suatu grafik yang digunakan untuk menentukan suatu proses berada dalam batas
kontrol, maka proses dikatakan dalam batas kendali stabil. Bagan ini menunjukkan penyebab penyimpangan yang terjadi pada bagan pengendalian
tersebut. Bagan ini merupakan grafik garis dengan mencantumkan batas maksimum dan minimum yang merupakan daerah pengendalian. Untuk
menetukan garis pusat dan batas-batas pengendali pada peta pengendali menggunakan ± 3
σ sebagai pengendalinya. Rumus-rumus yang akan digunakan dalam pembuatan peta np adalah sebagai berikut:
g xi
p n
g i
∑
=
=
1
Dimana: np
= garis pusat peta pengendali banyaknya kesalahan g
= banyaknya observasi yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
n = banyaknya sampel yang diambil setiap kali observasi
xi = banyaknya kesalahan dalam setiap observasi
Standar deviasi σ untuk peta pengendali banyaknya kesalahan np-chart
adalah : σ np =
1 .
p p
n −
, maka batas pengendali atas dan bawah menjadi: BPA = np + 3
1 .
p p
n −
BPB = np – 3 1
. p
p n
−
ng np
p
∑
=
Dimana:
p
= proporsi banyaknya kesalahan terjadi BPA = Batas Pengendali Atas
BPB = Batas Pengendali Bawah Peta Kontrol Control Chart yang paling lazim dikenal adalah :
1. Peta Kontrol Untuk Variabel
2. Peta Kontrol Untuk Atribut
3
1. Peta Kontrol Untuk Variabel
Yaitu peta kontrol untuk pengukuran data variabel. Data yang bersifat variabel diperoleh dari hasil pengukuran dimensi, seperti : berat, panjang, tebal
dan sebagainya. Peta Kontrol untuk variabel ini terdiri dari :
3
Dorothea Wahyu Ariani., Pengendalian Kualitas Statistik, Yogyakarta: Andi 2003
Universitas Sumatera Utara
a. Peta X X Chart