Waste Treatment GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

e. Waste Treatment

Bentuk-bentuk limbah terdiri dari: 1. Limbah padat 2. Limbah cair Limbah padat berupa : sisa-sisa proses dari pengolahan sheet berupa lateks yang menggumpal pada rubber trap perangkap getah khusus untuk sheet yang terdiri dari 6 bak dan 12 bak khusus untuk crumb rubber. Seluruh aliran keluar dari rubber trap dialirkan menjadi 1 aliran yang diteruskan menuju kolam-kolam pengolahan limbah, di dalam saluran yang berbentuk parit, parit tersebut di beri saringan untuk menangkap potongan kecil dari pengolahan karet. Selanjutnya dapat di proses untuk pabrik yang lain dengan standar mutu di bawah pabrik karet PTPN 3 Gunung Para. Kolam limbah terdiri dari 3 kolam dengan 3 tahap penetralan yaitu: 1. Kolam Innet Kolam ini berukuran 100 x 30 x 5 m, berfungsi sebagai pengolahan limbah tahap awal dengan penggunaan tanaman seperti enceng gondok untuk mengendalikan kadar. Pada saluran dipasang pipa dengan diameter 30 Cm. 2. Kolam Aerobic Kolam ini berukuran 60 x 35 x 5 m, berfungsi sebagai pengolahan limbah tahap selanjutnya dengan penggunaan air rotor terdiri dari 2 unit dengan Universitas Sumatera Utara prinsip kerja penggunaan baling-baling untuk menghasilkan gelembung udara yang sangat dibutuhkan mikroorganisme bakteri berkembang dan bakteri. 3. Kolam Outlet Kolam ini berukuran 100 x 30 x 5 m, berfungsi sebagai pengolahan limbah tahap akhir dengan penggunaan tanaman seperti enceng gondok untuk menngendalikan kadar. Pada saluran dipasang pipa dengan diameter 30 Cm. Setelah melalui 3 kolam, limbah yang telah dinetralkan dan telah memenuhi syarat dari KEP MENLH 5X1995 dapat dibuang ke lingkungan masyarakat dalam hal ini digunakan sungai sebagai pembuangan akhir. Universitas Sumatera Utara

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Sejarah Kaizen

Meskipun istilah “Kaizen” untuk pertama kalinya menjadi nyata di Barat pada pertengahan 1990-an, akarnya mulai tumbuh sesudah Perang Dunia II. Setelah kekalahan Jepang, bangsa Amerika bekerja keras mendorong agar bangsa Jepang membangun kembali. Mulai tahun 1970-an, banyak organisasi Jepang telah menerapkan 14 butir kunci Dr. Deming seorang ahli statistika di Amerika tentang manajemen. Semua butir kunci ini memiliki pelajaran yang berharga untuk saat ini, tetapi yang akan dipaparkan hanya 8 butir seperti sebagai berikut : 1. Mengejar tujuan secara konstan dengan mengadakan peningkatan produk dan pelayanan secara terus-menerus. 2. Filsafat baru untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan dan menghadapi perubahan. 3. Meningkatkan setiap proses dalam perencanaan, produksi, dan pelayanan. 4. Melembagakan latihan yang berkelanjutan di tempat kerja bagi semua staff dengan menggunakan beraneka ragam metodologi. 5. Melembagakan kepemimpinan yang bertujuan membantu orang-orang menyelesaikan pekerjaan dengan lebih baik. 6. Menghilangkan hambatan yang ada di dalam departemen dan orang-orangnya. 7. Mendorong diadakannya pendidikan guna peningkatan pribadi bagi setiap anggota organisasi. Universitas Sumatera Utara