Usulan Perencanaan Perbaikan Penerapan 5 S di Lingkungan Pabrik 1. Seiri Ringkas

6.3. Usulan Perencanaan Perbaikan

Beberapa usulan perbaikan yang diusulkan pada proses pengolahan RSS 1 adalah sebaiknya manusia operator, sebaiknya pilihlah operator yang benar- benar mempunyai keahlian yang baik terampil, berpengalaman dan terlatih untuk melakukan proses pengolahan di lantai produksi. 1. Untuk lingkungan kerja, sebaiknya diperhatikan kenyamanan lingkungan kerja, seperti kebisingan yang di sebabkan oleh suara deru mesin-mesin produksi dengan memberikan peredam suara pada sumber suara bising mesin-mesin produksi seperti serat fiber 600 alat peredam suara dalam ruangan dan dilakukan perbaikan terhadap tempat kerja agar operator dapat bekerja dengan baik yaitu dengan lingkungan kerja yang bersih 2. Metode kerja, sebaiknya dilakukan pembaharuan prosedur kerjaprosedur yang terencana dan sistematis seperti membuang kegiatan yang tidak perlu dalam SOP Standart Operation Procedure sesuai urutan pembuatan RSS 1. 3. Peralatan yang dipergunakan tidak berkarat juga harus lengkap, dan bagus serta dapat dipergunakan sesuai dengan fungsinya. 4. Operator yang bekerja diberikan pelatihan seperti pemahaman sistem kerja mesin, dan pengawasan ketika bekerja, agar ia menjadi lebih serius dan hati- hati dan konsentrasi dalam bekerja. 5. Setiap penerimaan kiriman bahan baku dilakukan pemeriksaan seperti mengambil sampel dari tangki truk pembawa lateks untuk memastikan bahwa kualitas bahan baku standar. Universitas Sumatera Utara

6.4. Siklus PDCA Plan-Do-Check-Action

Pengendalian dalam manajemen total quality control dilaksanakan dengan memutar daur Plan, Do, Check, Action PDCA atau disebut juga siklus Deming. Karena yang pertama kali memperkenalkannya adalah Dr W. Edward Deming, seperti yang tampak pada Gambar 6.3 berikut ini: Gambar 6.3. Siklus PDCA Dari usulan perbaikan diatas maka dapat dibuat siklus PDCA-nya agar dilakukan perbaikan yang berkelanjutan sebagai berikut :

1. Plan

Setelah dilihat setiap kesalahan yang terjadi untuk setiap stasiun kerja maka dilakukan perencanaan ulang terhadap yang telah ada sekarang, yang perlu direncanakan adalah semua faktor-faktor produksi seperti manusia, lingkungan kerja, bahan, peralatan, serta metode kerja. Untuk setiap kesalahan yang terbesar maka perlu dilakukan beberapa perencanaan sesuai dengan faktor-faktor yang berpengaruh seperti yang terlihat pada cause effect diagram. Untuk kerusakan karena adanya gelembung udara dapat dilakukan beberapa perbaikan berupa: pemilihan bahan baku yang memiliki kualitas yang baik, Action Plan Check Do Universitas Sumatera Utara pelatihan operator, penambahan peralatan yang digunakan, penggunaan metode kerja yang sesuai dan perbaikan kondisi ruangan yang mendukung metode kerja yang digunakan.

2. Do

Setelah dibuat perencanaan maka, langkah berikutnya adalah tahap pelaksanaan dari rencana yang telah dibuat dan ditetapkan diatas, yaitu pembuatan produk baru berikutnya maka terlebih dahulu diberikan pelatihan dalam hal pengukuran dan pemolaan sehingga tidak menyebabkan kesalahan penakaran material lainnya. Dalam hal ini faktor bahan yang digunakan sangat berpengaruh, sehingga disediakan bahan baku yang berkualitas baik serta sesuai dengan kebutuhan yang terdapat dalam pengolahan RSS 1 yang baik. Maka, untuk menunjang perbaikan proses pengolahan sebelum proses pengolahan produk RSS 1 hendaknya diberikan pengarahan kepada para operator.

3. Check

Setelah apa yang telah direncanakan dilaksanakan, kemudian dilakukan pengecekan terhadap pelaksanaan dari perencanaan tersebut untuk melihat apakah pada saat pelaksanaannya sudah sesuai dengan apa yang direncanakan dan produk yang dibuat sesuai dengan perancangan produknya. Kemudian dievaluasi kembali kesalahan-kesalahan apa lagi yang terjadi pada pengolahan produk yang baru tersebut. Harus diketahui kesalahan yang terjadi dalam pengolahan bahan, apakah masih kesalahan operator atau yang lainnya. Apakah dengan mengganti operator akan membantu menyelesaikan masalah tersebut. Universitas Sumatera Utara

4. Action

Jika hasil yang diperoleh belum optimal dan masih terjadi kesalahan dan kekurangan yang ditemui pada saat kita melakukan pengecekan, maka perbaikan harus dilakukan kembali dengan membuat rencana yang baru sesuai dengan apa yang dibutuhkan dari hasil pengecekan yang telah dilakukan. Pada rencana baru ini kembali mengadakan perbaikan kesalahan-kesalahan yang terjadi baik untuk kesalahan lama yang terjadi lagi ataupun kesalahan baru yang muncul. Kembali diteliti dan dilakukan evaluasi penyebab-penyebab dari kesalahan tersebut, apakah rencana baru yang disusun tidak sesuai atau apakah perlu diperbaiki kembali, dan apakah perlu dilakukan perubahan di dalam tim untuk proses pengolahan tersebut

6.4.1. Penerapan Delapan Langkah Pemecahan Masalah

Langkah 1. Mencari masalah utama Masalah utama yang dihadapi adalah adanya kesalahan dalam melakukan pencampuran bahan baku di stasiun pencampuran bahan. Langkah 2. Mencari penyebab-penyebab atau problemanya Dari diagram sebab akibat dapat ditentukan penyebab masalah yap;ng berpengaruh yaitu : a. Lingkungan kerja panas, bising dan bau. b. Operator tidak konsentrasi, dan tidak memahami metode yang seharusnya ia gunakan. c. Peralatan yang tersedia tidak lengkap, banyak yang rusak, dan jumlahnya sedikit Universitas Sumatera Utara d. Metode kerja kurang terencana, kurang dipahami oleh operator itu sendiri, tidak jelas dan tidak sistematis Langkah 3. Menentukan sumber penyebab yang berpengaruh. Sumber penyebab yang paling berpengaruh adalah operator yang tidak memiliki ketrampilan, bahan baku yang tersedia kurang baik, mesin dan peralatan yang terbatas, serta metode kerja yang tidak memiliki prosedur yang teratur. Sumber penyebab lainnya dapat dilihat pada diagram sebab akibat. Langkah 4. Rencana Penanggulangan. Dari Diagram Sebab Akibat dapat dibuat rencana penanggulangan seperti pada Tabel 6.2. Tabel 6.2. Rencana Penanggulangan Jenis Kerusakan RSS 1 FAKTOR PENYEBAB TINDAKAN WAKTU PELAKSANA Lingkungan • Panas • Bising • Bau • Melengkapi lingkungan kerja dengan exhaust fan • Memasang peredam suara pada sumber suara mesin- mesin produksi Setiap bekerja Maintenance Perusahaan Manusia operator • Tidak konsentrasi. • Kurang teliti. • Kurang serius. • Kelelahan. • Dianjurkan untuk melatih operator. • Agar berhati-hati dalam bekerja. • Dianjurkan pada operator agar minum secukupnya agar tidak berkeringatan • Dianjurkan pada operator agar betul-betul memanfaatkan waktu istirahat dengan sebaik- baiknya Setiap bekerja dan waktu istirahat Operator Metode kerja • Kurang terencana • Tidak rapi • Tidak sistematis • Metode kerja harus sudah dibakukan lebih dulu dan lebih sistematis • Metode kerja yang dibuat harus betul-betul dipahami oleh operator Sebelum bekerja Operator Universitas Sumatera Utara Tabel 6.2. Rencana Penanggulangan Jenis Kerusakan RSS 1 Lanjutan FAKTOR PENYEBAB TINDAKAN WAKTU PELAKSANA Mesin dan peralatan • Tradisional • Banyak yang rusak • berkarat • Jumlah mesin dan peralatan hendaknya sesuai dengan kebutuhan • Peralatan harus selalu di cek dan diservis dirawat secara berkala • Peralatan hendaknya dilengkapi Sebelum bekerja Maintenance perusahaan Bahan baku • Kurang baik. • Kualitas rendah. • Hendaknya dilakukan pemeriksaan material Ketika hendak menerima material tersebut Bagian quality control Langkah 5. Pelaksanaan penanggulangan Setelah perencanaan penanggulangan disusun rencana dilaksanakan, . pelaksanaan penanggulangan dapat dilihat pada Tabel 6.3. Tabel 6.3. Pelaksanaan Penanggulangan Jenis Kerusakan RSS 1 MASALAH TINDAKAN KAPANWAKTU DIMANA PELAKSANA Lingkungan kerja panas, sempit, bising, dan bau • Melengkapi ruangan Filter atau exhaust fan untuk kebersihan udara di lingkungan kerja • Mengatur sirkulasi udara dalam ruangan • Mengurangi agar tidak terlalu banyak memberikan polusi suara • Memasang peredam suara pada sumber suara mesin- mesin produksi Sebelum dan saat bekerja Lantai produksi Petugas maintenance Perusahaan Manusia yang unskill, tidak konsentrasi, dan lelah dan tidak berpengalaman • Dilakukan pelatihan dan pengawasan • Dianjurkan pada operator agar betul-betul memanfaatkan waktu istirahat. • Dianjurkan pada operator agar makan secukupnya agar berenergi dalam bekerja Sebelum dan Setiap bekerja Lantai produksi Operator Metode kerja yang kurang terencana, tidak sistematis, tidak jelas, dan tidak dipahami • Metode kerja direncanakan lebih dulu dan lebih sistematis • Metode kerja yang dibuat harus betul-betul dipahami oleh operator Sebelum bekerja Di luar laboratorium Operator Universitas Sumatera Utara Tabel 6.3. Pelaksanaan Penanggulangan Jenis Kerusakan RSS 1 Lanjutan MASALAH TINDAKAN KAPANWAKTU DIMANA PELAKSANA Peralatan dan mesin tidak lengkap, banyak yang rusak, dan sedikit • Jumlah peralatan hendaknya sesuai dengan kebutuhan • Peralatan harus selalu di cek dan diservis dirawat secara berkala • Peralatan hendaknya dilengkapi Sebelum bekerja Laboratorium Maintenance perusahaan Bahan baku kurang baik dan berkualitas rendah. • Setiap penerimaan bahan baku dilakukan pemeriksaan • Sebelum bekerja • Pada saat bekerja saat istirahat Diluar laboratorium Bagian Quality Control Perusahaan Langkah 6. Meneliti memeriksa hasil perbaikan Perbaikan yang kita lakukan diperiksa apakah hasilnya sudah baik, apabila hasilnya belum baik, ulangi kembali langkah-langkah mulai dari permulaan lagi sampai tercapai hasil yang memuaskan. Tiap kali dibuat diagram pareto, histogram dan diagram sebab akibat untuk mengetahui perbaikan yang telah dicapai. Langkah 7. Membuat standard Untuk mempertahankan hasil yang telah dicapai dan untuk mencegah terulangnya masalah yang sama maka perlu dibuat suatu peraturan- peraturan dan tata cara kerja serta suatu standard, yaitu : a. Kondisi lingkungan kerja dibuat lebih mendukung kegiatan kerja b. Operator diharuskan untuk makan sebelum memulai pekerjaannya agar tidak kehabisan tenaga saat beraktivitas. c. Pemeriksaan materialbahan baku dilakukan pada saat material diterima Universitas Sumatera Utara d. Metode kerja direncanakan lebih dulu dan dibuat lebih sistematis e. Menggunakan peralatan yang lengkap dan layak pakai. Langkah 8. Memecahkan masalah selanjutnya Setelah selesai masalah pertama, bagian Quality Control PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para Spesial selanjutnya beralih membahas masalah selanjutnya yang belum terpecahkan jika ada.

6.5. Penerapan 5 S di Lingkungan Pabrik 1. Seiri Ringkas

Pada lingkungan pabrik pemisahan barang yang berguna dan tidak berguna tidak tampak begitu jelas, karena semua bendaperalatan proses produksi tidak terletak pada tempatnya, misalnya: pada lantai pabrik, sekat-sekat seng pada bak koagulum hendaknya disimpan di dalam kotak dan diletakkan di dekat bak koagulum, sehingga akan mempermudah pelaksanaan proses produksi. Selama ini sekat-sekat tersebut sembarangan diletakkan di dekat bak koagulum, tidak ada penempatan khusus untuk tiap-tiap sekat tersebut.

2. Seiton Rapi

Tingkat kerapian di lantai produksi sudah baik, misalnya pada lantai pabrik susunan metal box yang tertata rapi dan sudah pada tempatnya, metal box untuk produk jadi ditempatkan pada satu tempat dan dibagi untuk tiap jenis produk jadi dan bak penerimaan bahan baku juga ditempatkan pada satu area yang sama hal ini akan memudahkan operator dalam pemberian kode untuk produk dan bahan Universitas Sumatera Utara baku. Pada bengkel pabrik juga kerapian tampak jelas, perlengkapan bengkel disusun rapi sesuai jenisnya dan diletakkan didalam bengkel sehingga mempermudah pemilihan alat yang perlu digunakan untuk memperbaiki atau memeriksa mesin-mesin produksi.

3. Seiso Resik

Kebersihan di lantai produksi lantai satu cukup diperhatikan dan terjaga. Hal ini tampak tingginya frekuensi membersihkan lantai produksi oleh pekerja yang bertugas sebagai penjaga kebersihan pabrik tukang sapu. Dan para operator juga mendukung kebersihan di pabrik, mereka lebih berhati-hati ketika melakukan pemasukan bahan-bahan baku ke dalam mesin produksi agar bahan-bahan baku tidak berserakan di lantai pabrik. Sedangkan di tangga untuk naik ke lantai dua tidak begitu bersih dan agak licin, sebaiknya kebersihan tangga lebih di perhatikan lagi agar keselamatan operator lebih terjamin. Lateks yang menempel di tangga dikerok dan dibersihkan secara rutin sehingga kebersihannya tetap terjaga.

4. Seiketsu Rawat Para pekerja PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para selalu

berupaya menjaga kebersihan diri pribadi dan lingkungan kerjanya. Hal ini tampak dari adanya kegiatan bersih-bersih sebelum jam istirahat tiba dan letak kamar mandi tidak terlalu jauh dari lingkungan kerja. Misalnya saja lantai produksi hanya berjarak ±30 Meter dari kamar mandi. Hal ini mempermudah pekerja menjaga kebersihan pribadi dan lingkungannya. Universitas Sumatera Utara

5. Shitsuke Disiplin Diri

Penerapan disiplin diri pada PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para sudah cukup bagus mengingat para pekerja sudah memiliki kesadaran untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mungkin sering dilakukan dan menjadikan kesalahan-kesalahan tersebut sebagai tolak ukur untuk melakukan perbaikan ke depannya. Penandaan jam masuk dan keluar kerja dilakukan dengan sistem kartu dari gerbang masuk pabrik. Pemeriksaan terhadap pekerja yang membawa bungkusan juga tetap dilakukan untuk mencegah terjadinya pencurian bahan baku maupun produk jadi pabrik. Dengan demikian kedisiplinan yang terbentuk di perusahaan sudah tergolong baik.

6.6. Penghapusan Muda