High Perfomance Liquid Chromatography HPLC

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta molekul dan untuk menentukan informasi struktural dari suatu molekul. Absorpsi dari tiap tipe ikatan N-H, C-H, O-H, C-X, C=O, C-O, C-C, C=C, dan sebagainya umumnya ditemukan hanya dalam porsi yang sedikit dari area vibrasi inframerah. Rentang kecil dari absorpsi dapat didefinisikan untuk tiap ikatan Pavia et al., 2001. Instrumen yang menentukan spektrum absorpsi dari suatu senyawa disebut spektrometer infra merah. Ada dua tipe spetrometer inframerah yang umum digunakan di laboratorium organik, yakni instrumen dispersif dan Fourier Transform FT. Kedua tipe instrumen tersebut menyediakan spektrum senyawa dalam area umum 4000 hingga 400 cm -1 . Meskipun kedunya menyediakan spektrum yang nyaris identik dari senyawa yang diuji, FT Infrared FTIR memberikan spektrum IR yang lebih cepat dari instrumen dispersif Pavia et al., 2001. Untuk menentukan spektrum IR dari suatu senyawa, senyawa harus ditempatkan di sampel holder atau sel. Sel harus terbuat dari bahan ionik seperti natrium klorida atau kalium bromida. Plat kalium bromida KBr lebih mahal dan memiliki kelebihan dalam penggunaan di rentang 4000 hingga 400 cm -1 . Natrium klorida luas digunakan karena murah, penggunaannya dalam rentang 4000 hingga 650 cm -1 Pavia et al., 2001.

2.7. Pengujian Toksisitas dengan Metode

Brine Shrimp Lethality Test BSLT Bioassay umum yang mampu mendeteksi spektrum luas dari bioaktifitas yang terdapat pada ekstrak mentah adalah Brine Shrimp Lethality Test BSLT. Teknik ini mudah, murah, dan menggunakan bahan uji yang sedikit. Tujuan metode ini untuk menyediakan penapisan awal yang dapat didukung dengan bioassay yang lebih spesifik dan mahal setelah senyawa aktif telah diisolasi. BSLT mampu memprediksikan aktifitas sitotoksisitas dan pestisidal Ghisalberti, 1993 dalam Hamid et al., 2011. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Salah satu metode awal yang sering dipakai untuk mengamati toksisitas senyawa serta merupakan metode penapisan untuk aktivitas antikanker senyawa kimia dalam ekstrak tanaman adalah Brine Shrimp Lethality Test BSLT dengan menggunakan cara Meyer. Metode ini ditujukan terhadap tingkat mortalitas larva udang Artemia salina L. yang disebabkan oleh ekstrak uji. Hasil yang diperoleh dihitung sebagai nilai LC 50 Letha1 Concentration 50 ekstrak uji, yaitu jumlah dosis atau konsentrasi ekstrak uji yang dapat menyebabkan kematian larva udang sejumlah 50 setelah masa inkubasi 24 jam. LC 50 100 ppm dianggap aktif Gupta et al., 1996 dalam Olowa, Lilybeth F dan Olga M. Nufieza, 2013. Menurut Meyer dan lainnya, senyawa dengan LC 50 1000 µ grnl dapat dianggap sebagai suatu senyawa aktif Meyer et al, 1982; Olowa dan Nufieza, 2013. Aktifitas ekstrak dipertimbangkan signifikan jika LC 50 30 µgrnl Meyer et al., 1982. Tahapan yang dilakukan dalam pengujian toksisitas dengan Brine Shrimp Lethality Test BSLT meliputi penyiapan sampel, penetasan larva udang, bioassay, dan penentuan nilai LC 50 Meyer et al., 1982; Olowa dan Nufieza, 2013.