Kromatografi Kolom Rekristalisasi TINJAUAN PUSTAKA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semakin efektif suatu molekul menyerap cahaya dari panjang gelombang yang diberikan, semakin besar perluasan absorpsi cahaya Pavia et al., 2001. Komponen spektrofotometri UV-Vis terdiri dari sumber cahaya, monokromator, dan detektor. Sumber cahaya yang biasa digunakan adalah lampu deuterium dan lampu tungsten. Monokromator merupakan diffraction grating yang berperan untuk menyebarkan sinar beam ke komponen panjang gelombang. Cahaya yang melalui sampel mencapai detektor yang merekam intensitas cahaya transmisi. Detektor yang sering digunakan untuk instrumen modern adalah fotoioda Pavia et al., 2001.

2.6.3. High Perfomance Liquid Chromatography HPLC

High Perfomance Liquid Chromatography HPLC dapat digunakan untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif Harborne, 1987. HPLC mampu memisahkan makromolekul dan ion, bahan alam yang tidak stabil, bahan polimer, dan kelompok bahan dengan berat molekul yang besar. Pemisahan dalam HPLC merupakan hasil interaksi spesifik antara molekul sampel dengan fase diam dan fase gerak Willard et al., 1988. Komponen HPLC terdiri dari kolom sebagai fase diam, eluen sebagai fase gerak, pompa, injektor, dan detektor. Kolom untuk pemisahan pada HPLC dibentuk oleh dinding yang berat, glass-lined metal tubing atau stainless steel tubing yang mampu menahan tekanan hingga 680 atm dan kerja kimia dari fase gerak. Interior tubing harus halus dengan diameter yang sangat seragam. Umumnya panjang kolom bervariasi dari 10 hingga 30 cm. Pompa harus dapat dioperasikan sedikitnya 100 atm 1500 psi, namun 400 atm 6000 psi merupakan batas tekanan yang lebih diinginkan. Untuk injektor, microsampling injector valves adalah yang paling luas digunakan. Sedangkan detektor yang banyak digunakan adalah spektrofotometer UV-Vis Willard et al., 1988. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.6.4. Spektroskopi Nuclear Magnetic Resonance NMR

Nuclear Magnetic Resonance NMR merupakan metode spektroskopi yang lebih penting dalam kimia organik dibandingkan spektroskopi inframerah. Banyak inti dapat dipelajari dengan teknik NMR, namun hidrogen dan karbon yang paling banyak tersedia. NMR memberikan informasi tentang jumlah atom magnetik yang jelas. Ketika atom hidrogen proton dipelajari, sesorang dapat menentukan jumlah dari tiap tipe yang jelas dari inti hidrogen. Informasi yang sama juga dapat ditentukan untuk inti karbon. Kombinasi data NMR dan spektroskopi inframerah sering digunakan untuk menentukan struktur molekul yang belum diketahui Pavia, et al., 2001. Dalam spektroskopi NMR, karakteristik absorpsi energi oleh perputaran inti dalam medan magnet yang kuat, ketika diiradiasi oleh medan yang lebih lemah dan singkat, memungkinkan identifikasi atom dalam molekul. Absorpsi terjadi ketika inti tersebut bertransisi dari satu garis sejajar dalam medan ke garis sejajar lain Willard et al., 1988. Prinsip dasar spektroskopi NMR yakni inti dari setiap isotop tertentu memiliki gerakan berputar di sekeliling sumbunya. Perputaran partikel berenergi atau sirkulasinya, menimbulkan kejadian magnetis sepanjang sumbu perputaran. Jika inti diletakkan di luar medan magnet maka momen magnetisnya dapat sejajar atau melawan medan magnet Willard et al., 1988. Instrumen NMR terdiri dari magnet untuk memisahkan ketetapan energi perputaran inti, sedikitnya dua rf channels dimana satu untuk medan atau stabilisasi frekuensi dan satu untuk melengkapi energi iradiasi rf, sampel probe yang mengandung kumparan untuk coupling sampel dengan medan rf, detektor untuk memproses sinyal NMR, generator sapuan untuk menyapu baik medan magnet maupun medan rf melalui frekuensi resonansi sampel,