Pembuatan Ekstrak HASIL DAN PEMBAHASAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Chr. Kromatografi kolom merupakan metode pemisahan senyawa dalam jumlah besar. Pada pemisahan senyawa yang terkandung dalam ekstrak etil asetat daun Angiopteris palmiformis Cav. C. Chr., fase diam yang digunakan adalah silika gel sedangkan fase geraknya dimulai dari pelarut non polar yakni n-heksan, kemudian ditingkatkan kepolarannya secara bertahap dengan kombinasi pelarut n-heksan dan etil asetat serta etil asetat dan metanol. Pada pembuatan kolom, silika gel yang digunakan sebanyak 140 gram dan ekstrak yang digunakan sebanyak 14 gram. Selanjutnya dibuat bubur silika dengan mendispersikan silika gel dengan n-heksan. Setelah bubur silika terbentuk, bubur silika dimasukkan perlahan-lahan ke dalam kolom kromatografi sambil diketuk-diketuk agar diperoleh susunan yang rata. Kemudian dialiri eluen n-heksan dengan posisi kran terbuka sambil diketuk-ketuk sehingga susunan silika dalam kolom rata dan mampat. Selanjutnya ekstrak kental etil asetat daun Angiopteris palmiformis Cav. C. Chr. digerus bersama dengan silika gel sebanyak 12 gram sehingga diperoleh ekstrak kering, kemudian ekstrak tersebut dimasukkan perlahan ke dalam kolom. Setelah kolom siap, maka eluen dimasukkan perlahan-lahan dimulai dari n-heksan 100 dan ditingkatkan kepolarannya menjadi n- heksan : etil asetat = 9:1 hingga etil setat 100 kemudian dilanjutkan dengan perbandingan etil asetat : metanol = 9:1 hingga metanol 100. Adapun jumlah pelarut yang digunakan yakni 100 mL untuk tiap perbandingan. Hasil pemisahan ditampung dalam vial-vial yang sebelumnya telah ditimbang dalam keadaan kosong dan diberi nomor. Vial yang telah terisi kemudian ditutup dengan kertas aluminium foil dan diberi lubang-lubang kecil. Proses pemisahan dengan kromatografi kolom menghasilkan fraksi sebanyak 204 fraksi. Selanjutnya dilakukan pengujian kromatografi lapis tipis terhadap fraksi-fraksi yang yang dihasilkan dari kromatografi kolom. Fase diam yang digunakan adalah plat silika gel 60 GF 254 , sedangkan fase gerak yang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta digunakan yaitu campuran pelarut yang dapat memberikan pemisahan yang baik dimulai dari n-heksan 100 . Jika tidak terpisah maka ditingkatkan polaritasnya dengan menggunakan perbandingan n- heksan:etil asetat. Proses elusi dilakukan di dalam chamber yang diisi eluen yang akan digunakan sebanyak 5 mL, selanjutnya dilakukan penjenuhan dengan menggunakan kertas saring sambil chamber ditutup. Kondisi jenuh dalam chamber mencegah penguapan pelarut. Kemudian dilakukan penyiapan sampel dengan menggunakan plat KLT berukuran 5x5 cm dengan garis batas awal dan akhir masing-masing 0,5 cm. Fraksi kemudian ditotolkan di plat klt menggunakan pipa kapiler. Adapun jarak antara totolan satu fraksi dengan fraksi lainnya adalah 0,5 cm. Setelah totolan mengering, plat KLT dimasukkan ke dalam chamber yang berisi eluen. Setelah eluen mencapai garis akhir elusi, plat KLT dikeluarkan dan dikeringanginkan. Kemudian dilakukan pengamatan di bawah lampu UV 254 nm dan 365 nm, jika pola pemisahan tidak nampak jelas maka diberi pereaksi godyns dan H 2 SO 4 dilanjutkan dengan pemanasan. Fraksi-fraksi yang memiliki pola kromatogram yang sama digabung kemudian pelarutnya diuapkan sehingga diperoleh 10 fraksi. Adapun fraksi A merupakan gabungan fraksi 1-30, fraksi B merupakan gabungan fraksi 31-49, fraksi C merupakan gabungan fraksi 50-58, fraksi D merupakan gabungan fraksi 59-65, fraksi E merupakan gabungan fraksi 66-73, fraksi F merupakan gabungan fraksi 74-81, fraksi G merupakan gabungan fraksi 82-94, fraksi H merupakan gabungan fraksi 95-147, fraksi I merupakan gabungan fraksi 148-166, serta fraksi J merupakan gabungan fraksi 167-204 lampiran 5. Selanjutnya 10 fraksi tersebut dilakukan KLT kembali untuk melihat pola pemisahannya Lampiran 3. Dari proses isolasi dengan kromatografi kolom pertama, fraksi A berupa kristal. Pada fraksi A ini dilakukan rekristalisasi dengan menggunakan pelarut n-heksan dan metanol sehingga pengotornya hilang dan diperoleh kristal yang berwarna putih jernih berbentuk jarum. Kristal yang diperoleh yakni 0,1172 g dengan nilai Rf 0,125. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Setelah itu dilakukan uji Brine Shrimp Lethality Test BSLT terhadap fraksi hasil kromatografi kolom pertama dan diperoleh hasil tertinggi untuk fraksi D yakni sebesar 76,6667 .sehingga dilakukan isolasi lebih lanjut terhadap fraksi D dengan menggunakan kromatografi kolom. Adapun silika gel yang digunakan sebanyak 15 gram yang dibuat bubur silika dan dilakukan penyiapan kolom kedua seperti kolom pertama. Sebanyak 0,6 gram fraksi D dimasukkan ke dalam kolom yang telah berisi bubur silika yang telah dimampatkan, kemudian dialiri eluen n-heksan 100 hingga hasil isolasi yang ditampung dalam vial berwarna bening. Kemudian dilanjutkan dengan eluen n-heksan:etil asetat=9:1 hingga hasil isolasi yang ditampung dalam vial berwarna bening. Kemudian dilanjutkan dengan eluen n-heksan:etil asetat = 8:2 hingga eluen n-heksan:etil asetat = 4:6 hingga hasil isolasi yang ditampung dalam vial berwarna bening. Setelah itu, kolom dibilas dengan menggunakan etil asetat 100 sebanyak 120 mL. Hasil pemisahan ditampung dalam vial-vial yang sebelumnya telah ditimbang dalam keadaan kosong dan diberi nomor. Vial yang telah terisi kemudian ditutup dengan kertas aluminium foil dan diberi lubang-lubang kecil. Proses pemisahan dengan kromatografi kolom menghasilkan fraksi sebanyak 279 fraksi Selanjutnya dilakukan pengujian kromatografi lapis tipis terhadap fraksi-fraksi yang yang dihasilkan dari kromatografi kolom kedua. Proses KLT sama dengan KLT pada fraksi hasil isolasi kolom kromatografi pertama. Fraksi-fraksi yang memiliki pola kromatogram yang sama digabung kemudian pelarutnya diuapkan sehingga diperoleh 14 fraksi. Fraksi D1 merupakan gabungan fraksi 1-7, fraksi D2 merupakan gabungan fraksi 8-16, fraksi D3 merupakan gabungan fraksi 17-18, fraksi D4 merupakan gabungan fraksi 19-22, fraksi D5 merupakan gabungan fraksi 23-24, fraksi D6 merupakan gabungan fraksi 25-37, fraksi D7 merupakan gabungan fraksi 38-55, fraksi D8 merupakan gabungan gabungan fraksi 56-63, fraksi D9 merupakan gabungan fraksi 64-91, fraksi