Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sel MCF-7 dengan waktu inkubasi selama 24 jam dengan nilai IC 50 yang diperoleh sebesar 91,52 µgmL Sitorus, 2013.

2.1.4. Kandungan Kimia

Kandungan kimia yang terkandung dalam ekstrak metanol daun Angiopteris palmiformis Cav. C. Chr. adalah triterpenoid, yakni dua triterpenoid fernane baru, 7a-hydroxyfern-8-en-11-one dan 11b -hydroxyfern-8-en-7-one, dua triterpenoid filicane baru 3b -hydroxyfilic-423-ene dan filicenol, serta satu triterpenoid filicane yang telah diketahui 3a-hydroxyfilic-423-ene Chen et al, 2010. 2.2. Simplisia 2.2.1. Pengertian Simplisia Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia hewani, simplisia pelikan, atau mineral Depkes, 1979. a. Simplisia nabati Simplisia nabati adalah simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman dan eksudat tanaman. Eksudat tanaman adalah isi yang spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dikeluarkan dari selnya dengan cara tertentu yang masih belum berupa zat kimia murni Depkes, 1979. b. Simplisia hewani Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh, bagian hewan, atau sel yang dihasilkan hewan yang masih belum berupa zat kimia murni Depkes, 1979. c. Simplisia mineral Simplisia mineral adalah simplisia berasal dari bumi, baik yang telah diolah atau belum, tidak berupa zat kimia murni Depkes, 1979. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Simplisia sebagai produk hasil pertanian atau pengumpulan tumbuhan liar wild crop tentu saja kandungan kimianya tidak dapat dijamin selalu ajeg konstan karena disadari adanya variabel bibit, tempat tumbuh, iklim, kondisi umur dan cara panen, serta proses pasca panen dan preparasi akhir. Usaha untuk mengajegkan variabel tersebut dapat dianggap sebagai usaha untuk menjaga keajegan mutu simplisia Depkes, 2000.

2.2.2. Tahapan Pembuatan Simplisia

Pada umumnya pembuatan simplisia melalui tahapan seperti berikut Hargono, Djoko. dkk., 1985 : a. Pengumpulan bahan baku Pengumpulan bahan baku atau waktu pemanenan yang tepat adalah pada saat bagian tanaman tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah terbesar. b. Sortasi basah Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran-kotoran atau bahan asing lainnya dari bahan simplisia. c. Pencucian Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotor lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih. d. Perajangan Perajangan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan, dan penggilingan. e. Pengeringan Tujuan pengeringan adalah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. f. Sortasi kering Sortasi setelah pengeringan merupakan tahap akhir pembuatan simplisia. Tujuannya adalah untuk memisahkan