persahabatan dan pernikahan dan mulai membentuk keluarga sendiri Atwater Duffy, 2005.
B. Analisis Univariat
1. Gambaran Tingkat Harga Diri Mahasiswa dalam Proses Belajar Metode
Seven Jump di PSIK UIN Jakarta
Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga diri individu. Intelegensi berkaitan erat dengan kemampuan akademik seseorang,
kemampuan akademik seseorang dapat dilihat dalam proses belajar. biasanya individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung memiliki intelegensi yang
lebih baik, taraf aspirasi yang lebih baik, dan selalu berusaha keras Coopersmith 1967 dalam Ghufron, 2010.
Hasil penelitian ini menunjukkan responden memiliki skor harga diri dengan nilai minimun 11, nilai maksimum 29, rata-rata 19.89 dan standar
deviasi 3.346. Hal ini menggambarkan bahwa dari 10 pernyataan dengan skor 30, didapatkan nilai skor harga diri tertinggi 29 dan nilai skor harga diri
terendah 11 dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Berdasarkan jawaban item pernyataan responden terkait harga diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump pernyataan dengan skor
tertinggi yang menjawab sangat setuju terdapat pada item pernyataan no 7 yaitu,
”Saya merasa bahwa diri saya beharga, setidaknya sama beharga dengan orang lain”sebanyak 32.0, dan pernyataan dengan skor tertinggi yang
menyatakan setuju terdapat pada item no 3 yaitu, “Saya rasa saya memiliki
sejumlah kualitas yang baik dari diri saya” sebanyak 80.6 , Hasil wawancara peneliti dengan 5 orang responden terkait item
pernyataan “Saya merasa bahwa diri saya beharga, setidaknya sama beharga
dengan orang lain”, responden mengatakan dirinya dengan teman-temannya sama-sama memiliki kesempatan untuk belajar, kesempatan untuk mengeluarkan
pendapat, kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan yang baru, dimana dengan merasa beharga mahasiswa akan lebih percaya diri dalam menyampaikan
pendapat-pendapatnya. Hal ini sesuai dengan rumusan tujuan utama dari metode seven jump menurut wahuningsih 2013yaitu menuntut setiap mahasiswa untuk
actif sharing mengenai informasi yang diberikan. Sedangkan untuk item pernyataan
“Saya rasa saya memiliki sejumlah kualitas yang baik dari diri saya” responden mengatakan selalu bertanggung
jawab atas tugas yang diberikan, menyiapkan pembelajaran, mampu untuk aktif berdiskusi, mampu menganalisis masalah secara kritis, mampu menyampaikan
pendapat sendiri, kreatif, dan mampu mengandalkan dirinya sendiri dalam proses belajar, ini yang membuat mahasiswa merasa memiliki kualitas yang baik dari
diri mereka, karena mereka tentu akan mempersiapkan diri sebaik mungkin ketika diskusi kelompok berlangsung. Hal ini sesuai dengan rumusan tujuan
belajar seven jump menurut Wahuningsih 2013 yaitu proses belajar seven jump melatih mahasiswa untuk aktif berdiskusi, mengembangkan kemampuan berfikir
secara sistematis, mengembangkan kemampuan berpendapat, kemampuan mengatasi masalah secara kritis, menuntut mahasiswa untuk actif sharing, dan
membantu mahasiswa agar menjadi mandiri. Hal ini juga terdapat dalam langkah ketiga metode seven jump menurut Patria 2011 yaitu mahasiswa dituntut untuk
mampu menyampaikan pendapat sebagai dasar pemikiran tanpa asumsi benar atau salah. Setiap langkah-langkah metode seven jump mahasiswa dituntut untuk
bisa menentukan target mencapai tujuan belajar sendiri dan target mencapai tujuan belajar dari skenario yang diberikan. Untuk memenuhi setiap tuntutan
pada langkah-langkah metode seven jump ini akan membuat mahasiswa untuk berusaha memenuhi tuntutan tersebut. Hal ini akan mempengaruhi mahasiswa
untuk menilai harga dirinya. Jika dia mampu memenuhi tuntutan itu dia akan menilai harga dirinya baik, namun jika mahasiswa tidak bisa memenuhi tuntutan
itu, harga dirinya akan rendah karena merasa tidak bisa. Karakteristik harga diri dibagi menjadi dua yaitu harga diri tinggi dan
harga diri rendah. Menurut Resonberg 1965 dalam Wahyuni, 2014 karakteristik individu dengan harga diri tinggi yaitu: merasa bahwa dirinya
berharga, merasa banyak hal-hal baik yang dimiliki, merasa mampu dengan kemampuan yang dimiliki, dapat menghormati dirinya sendiri apa adanya, tidak
memiliki sikap sombong, memiliki sikap positif terhadap berbagai hal dan dapat mengatasi segala kekurangannya dengan baik, dan merasa puas dengan
dirinya sendiri, sedangkan karakteristik individu dengan harga diri rendah yaitu menilai dirinya sendiri secara negatif, meragukan kemampuan dirinya, merasa
tidak dihargai dan dihormati, merasa orang yang gagal, tidak bahagia, tertekan, dan merasa bahwa dirinya tidak dapat dibanggakan, serta merasa tidak berguna.
Penelitian tentang harga diri dalam belajar juga pernah diteliti oleh Dewi 2013 dalam penelitiannya yaitu
“Hubungan antara harga diri dan motivasi berprestasi dengan kematangan karir pada siswa kelas XI SMK Negeri
Surakarta” bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dan motivasi berprestasi dengan kematangan karir pada siswa kelas XI SMK Negeri
3 Surakarta. Dimana, siswa yang memiliki harga diri tinggi akan menilai dirinya secara positif, sehingga merekaakan merasa bahwa dirinya berharga,
bernilai,dan berarti, serta mendapatkan penerimaan, dukungan, dan kasih sayang dariorang lain. Ketika hal tersebut didukung oleh adanya motivasi
berprestasi tinggi yang ditunjukkan dengan kemampuan untuk menetapkan tujuan, mampu mengambil keputusan secara mandiri, berorientasi ke masa
depan, serta berusaha mencapai keberhasilan.
2. Kemampuan Aktualisasi Diri Mahasiswa dalam Proses Belajar Metode