7. Kelompok berbagi hasil belajar mandiri mahasiswa mengidentifikasi
sumber belajar dan berbagai hasilnya. Tutor memeriksa pembelajaran dan menilai kriteria kelompok.
Menurut Patria 2011 tujuh langkah metode seven jump yaitu :
1. Mengklarifikasi istilah asing
a.
Mahasiswa mengidentifikasi kata-kata yang artinya kurang jelas.
b. Mahasiswa mengutarakan secara jujur tentang apa yang belum
diketahuinya.
c.
Kata-kata yang masih diperdebatkan dikelompok ditulis. 2.
Mendefenisikan Masalah
a. Problem masalah, bisa berupa istilah, fakta, fenomena, yang
kemudian didefenisikan oleh kelompok.
b. Tutor mendorong seluruh anggota kelompok untuk memberi pendapat
dan argumen dalam diskusi.
c.
Sangat mungkin ada perbedaan perspektif dalam menilai masalah.
d. Membandingkan dan mengelompokkan pendapat akan meluaskan
horizon intelektual.
e. Mencatat seluruh isu, argumen dan pendapat yang telah dijelaskan oleh
kelompok. 3.
Curah pendapat berdasarkan hipotesis
a. Hipotesis sebagai dasar pemikiran tanpa asumsi benar salah, atau
sebagai langkah awal untuk mencari informasi lebih lanjut.
b. Mahasiswa mencoba membuat formulasi, berdiskusi tentang berbagai
kemungkinan yang sesuai dengan masalah.
c. Diskusi tetap dalam tingkat hipotesis, tidak terlalu cepat masuk ke hal-
hal rinci.
d.
Mencatat seluruh hipotesis yang ada. 4.
Menyusun hipotesa
a. Mahasiswa mencoba merinci masalah dan membandingkannya dengan
hipotesis yang sudah dikembangkan apakah sudah cocok atau belum.
b. Tahap ini merupakan proses aktif dan restrukturisasi pengetahuan yang
ada, dan juga merupakan tahap identifikasi perbedaan pemahaman.
c. Hasil diskusi berisi: pengorganisasian penjelasan terhadap masalah
ditulis secara skematik, menghubungkan ide baru yang muncul dari
anggota kelompok dengan pengetahuan yang ada. 5.
Mendefenisikan tujuan belajar
a.
Kelompok menyusun beberapa tujuan belajar.
b. Tutor mendorong mahasiswa agar inti tujuan belajar menjadi lebih
focus, tidak terlalu lebar atau superficial serta dapat diselesaikan
dalam waktu yang tersedia.
c. Beberapa mahasiswa mungkin mempunyai tujuan belajar sendiri
ekstra karena kebutuhan atau kepentingan mereka sendiri.
6. Belajar Mandiri
a. Dapat berupa kegiatan mencari informasi di buku, internet, literarure
review, jurnal, specimen patologis fisiologis, bertanya kepada pakar,
dsb.
b. Hasil kegiatan tersebut dicatat oleh masing-masing anggota
kelompok
c.
Hasil tersebut didiskusikan pada langkah ketujuh. 7.
Pelaporan
a. Masing-masing anggota sudah siap berdiskusi setelah belajar
beberapa literatur maupun sumber belajar lainnya. b.
Tujuannnya mensintesis apa yang telah dipelajari, kemudian mendiskusikan kembali.
c. Mahasiswa bisa beragumen dan menyampaikan pendapat untuk
menambahkan, menyanggah, bertanya, dan berkomentar terhadap referensi.
d. Kelompok membuat analisis lengkap tentang masalah yang ada dan
membuat laporan tertulis. e.
Bila ada kesulitan yang tidak bisa terpecahkan dicatat dan ditanyakan dalam diskusi dengan pakar narasumber.
2.5 Kurikulum Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta
Kurikulum di Prodi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berlaku saat ini terdiri dari 2 macam, yaitu kurikulum berbasis isi
kurikulum lama dan kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum lama berlaku sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2011, dimana kurikulum lama ini
mengalami revisi dan perbaikan PSIK UIN Jakarta, 2012. Pada tahun 2006, dilakukan peninjauan secara internal Program Studi
yang menghasilkan perubahan distribusi mata kuliah. Kemudian pada Juni tahun 2007 dilakukan workshop pengembangan kurikulum dengan hasil berupa
perubahan kurikulum pada semester I untuk seluruh program studi yang ada di Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan dalam bentuk model integrasi yang
bertujuan menyamakan kompetensi dasar mahasiswa Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan pada
tahun 2009 kurikulum tersebut ditinjau kembali PSIK UIN Jakarta, 2012. Sedangkan kurikulum berbasis kompetensi mulai diberlakukan sejak
tahun ajaran 2012, kurikulum berbasis kompetensi yang dikembangkan Program Studi Ilmu Keperawatan pada tahun 2012 merujuk pada panduan yang
dirumuskan oleh tim Kurikulum Berbasis Kompetensi Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia tahun 2009-2013 yang diterbitkan tahun 2010 PSIK
UIN Jakarta, 2012.
2.6 KERANGKA TEORI
Aktualisasi Diri
Metode belajar seven jump
Harga diri
Sosial
Keamanan
Fisiologi
Bagan 2.1 Kerangka teori penelitian modifikasi teori motivasi Maslow 1943
Sumber : Maslow 1943 dalam Asmadi, 2008 ; Rosenberg 1965 dalam Wahyuni, 2014.
Faktor penghambat
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Karakteristik seseorang mencapai aktualisasi diri
Aspek-aspek harga diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi
Karateristik harga diri
Keterangan : :
: Variabel yang tidak diteliti : Variabel yang diteliti
Kerangka teori dalam penelitian ini dibuat berdasarkan teori motivasi menurut Maslow 1943 dalam Asmadi, 2008 yang mengatakan bahwa
aktualisasi diri akan tercapai ketika kebutuhan harga diri, sosial, keamanan, dan kebutuhan fisiologi terpuaskan, sehingga teori ini dikenal dengan hierarki
kebutuhan manusia atau piramida kebutuhan manusia. Pada penelitian ini peneliti ingin melihat aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar
menggunakaan metode seven jump.
34
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFENISI OPERASIONAL DAN HIPOTESA
3.1 Kerangka Konsep
Pe nelitian ini meneliti tentang “Hubungan harga diri mahasiswa
dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu
Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Kerangka konsep penelitian ini disusun berdasarkan variabel bebas
independen dan variabel terikat dependen agar mudah dipahami dan menjadi acuan dalam penelitian. Variabel bebas independen adalah
variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen terikat. Sedangkan variabel terikat dependen adalah variabel yang
disebabkandipengaruhi adanya variabel bebas Riwidikdo, 2013. Dalam penelitian ini, variabel bebas independen adalah harga diri mahasiswa dan
aktualisasi diri sebagai variabel terikatnya dependen.
.
3.2 Defenisi Operasional
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel harga diri sebagai variabel independen dan aktualisasi diri sebagai variabel dependen.
Variabel dependen Variabel independen
Harga Diri
Aktualisasi diri
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
No Variabel
Defenisi operasional Cara ukur
Alat ukur Hasil ukur Skala
1. Harga diri
Penilaian seseorang terhadap penerimaan dirinya
kelemahan, kekuatan diri, dan kepuasaan terhadap apa
yang dilakukanya serta usaha-usaha individu untuk
mencapai prestasi. Item pernyataan dalam
kuesioner Rosenberg Self- Esteem RSE yang
dikembangkan oleh Rosenberg 1965 terdiri
dari 10 item pernyataanmenggunakan
skala likert, dengan penilaian untuk
pertanyaan sangat setuju 3, setuju 2, tidak
setuju 1, dan sangat tidak setuju 0
Kuisioner Semakin tinggi skor
semakin tinggi harga diri
Numerik
No Variabel
Defenisi Operasional Cara ukur
Alat ukur Hasil ukur
Skala
2 Aktualisasi
diri Kebutuhan manusia untuk
menjadi orang yang sesuai dengan keinginan dan
potensi yang dimiliki atau hasrat dari individu untuk
menyempurnakan dirinya melalui pengungkapan
segenap potensi yang dimilikinya.
Item pernyataan dalam kuesioner aktualisasi diri
Peak Experiences Self- Actualization inventori
PASAI yang dikembangkan oleh
Wilsow and Kneisl 1983 sejumlah 28
pernyataan menggunakan skala likert dengan
scoring yang berbeda menurut Wilsow
Kneisl 1983. Kuisioner
150 – 200 :
aktualisasi diri tinggi 112 -149:
aktualisasi diri sedang 80
– 111: mendekati aktualisasi
diri. 0-79 :
aktualisasi diri rendah Wilsow Kneisl,
1983 Kategorik
3.3 Hipotesa
Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat, maka hipotesis penelitian yang muncul adalah :
Ha : Ada hubungan antara harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi
Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
38
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Bab IV ini akan menjelaskan lebih rinci tentang metode yang digunakan. Diantaranya mengenai desain penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, instrumen penelitian, populasi dan sampel, tekhnik pengumpulan data, uji validitas dan reabilitas instrumen penelitian, tekhnik pengolahan data,
dan analisa data yang digunakan, penyajian data, dan etika penelitian.
4.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menggunakan desain correlative study dengan pendekatan cross-
sectional. Menurut Sugiyono 2013 menjelaskan penelitian korelatif yaitu penelitian yang didesain untuk menguji hubungan antara dua atau lebih
veriabel, sedangkan defenisi pendekatan cross-sectional adalah suatu pendekatan penelitian berupa observasi atau pengumpulan data yang dilakukan
pada satu titik waktu atau selama satu periode pengumpulan data Siswanto, 2013. Dalam penelitian ini, digunakan untuk meneliti bagaimana hubungan
harga diri mahasiswa dengan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dimana pengumpulan data dilakukan pada satu waktu.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penelitian dilakukan di lokasi perkuliahan mahasiswa PSIK UIN Jakarta angkatan 2012, 2013 dan 2014. Waktu penelitian dilaksanakan setelah
berlangsungnya seminar proposal, pada tanggal 6 April 2015.
4.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan pernyataan tertutup, kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan dalam rangka
wawancara terstruktur oleh peneliti kepada responden, daftar pertanyaan atau pernyataan telah disusun sedemikian rupa, sehingga responden hanya
memberikan jawaban dengan memberikan tanda-tanda atau simbol atau menceklis dari pilihan jawaban yang telah disediakan Siregar, 2013.
Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 2 kelompok pernyataan, yaitu:
a. Kuesioner A, berisi mengenai pernyataan harga diri mahasiswa terhadap
penerapan metode belajar seven jump. Peneliti mengadopsi kuesioner Rosenberg Self- Esteem RSE yang dikembangkan oleh Rosenberg
1965, terdiri dari 10 item pernyataan dan menggunakan skala Likert dengan penilaian untuk pertanyaan favourable apabila jawaban sangat
setuju 3, setuju 2, tidak setuju 1, dan sangat tidak setuju 0, dan penilaian untuk unfavourable apabila jawaban sangat setuju 0, setuju
1, tidak setuju 2, dan sangat tidak setuju 3. Kemudian peneliti
menguji validitas reliabelitas kuesioner, didapatkan semua item pernyataan valid dan realibel
b. Kuesioner B, berisi mengenai pernyataan kemampuan aktualisasi diri
mahasiswa terhadap penerapan metode belajar seven jump. Peneliti mengadopsi kuesioner Peak Experience Self-Actualization Inventori
PESAI yang dikembangkan oleh Wilsow and Kneisl 1983 sejumlah 28 pernyataan, menggunakan skala likert dengan penilaian yang berbeda
berdasarkan scoring yang sudah ditentukan Wilsow Kneisl 1983. Kemudian peneliti menguji validitas reliabelitas kuesioner,
didapatkan semua item pernyataan valid dan realibel Penilaian kuesioner A adalah menggunakan skala likert, yang mana
skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena tertentu Sujarweni, 2014 yang
dalam penelitian ini berupa karakteristik harga diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan skala likert yang pemberian skoringnya dengan sangat setuju = 3, setuju = 2, tidak setuju = 1, sangat tidak
setuju = 0. Sedangkan untuk penilaian kuesioner B, yaitu untuk melihat
kemampuan aktualisasi diri mahasiswa dalam proses belajar metode seven jump di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta menggunakan skala likert yang pemberian skoringnya Yaitu sangat sering 5 sering 3, kadang-kadang 1, dan tidak pernah 0
terdapat pada item no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 26, 27, sedangkan item penilaian sangat sering 10, sering 7, kadang-
kadang 3, dan tidak pernah 0 terdapat pada item no 8, 9, 21, 23, 24, 28, dan item penilaian sangat sering 15, sering 10, kadang-kadang 4, dan tidak
pernah 0 terdapat pada no 7, 11, 25. Scoring berbeda-beda dikarenakan menurut Wilsow dan Kneisl 1983
scoring
yang tinggi lebih berpengaruh terhadap aktualisasi diri pada individu.
4.5 Populasi dan Sampel
a.
Populasi
Populasi penelitian merupakan keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti Notoatmodjo, 2010. Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Jakarta angkatan 2014, 2013 dan 2012 yang telah menggunakan
metode belajar seven jump. Mahasiswa yang menggunakan metode belajar seven jump di PSIK UIN Jakarta yaitu angkatan 2012, 2013, dan 2014.
Peneliti mengambil 30 orang angkatan 2014 untuk dijadikan uji validitas dan reabilitas. Sedangkan untuk objek penelitian peneliti mengambil 18
orang angkatan 2014 yang merupakan sisa dari uji validitas karena angkatan 2014 terdiri atas 48 orang, 48 orang angkatan 2013, dan 37 orang angkatan
2012.
b.
Sampel
Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian Imron Munif, 2010. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah total sampling. Total sampling adalah tekhnik pengambilan sampel dimana sampel sama dengan populasi Sugiyono,
2007. Pengambilan sampel berpedoman pada kriteria inklusi yang telah
ditentukan peneliti, menurut Nursalam 2008 kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi target yang
terjangkau dan akan diteliti. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 103 orang mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Jakarta
yang sedang menjalani proses metode belajar seven jump, yaitu angkatan 2012 terdiri dari 37 orang, angkatan 2013 terdiri dari 48 orang, dan angkatan
2014 terdiri dari 18 orang. Kriteria inklusi sampel yang diambil dari populasi adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa aktif di PSIK UIN Jakarta tahap akademik angkatan 2012,
2013, dan 2014 yang sedang menjalani proses belajar metode belajar seven jump.
b. Bersedia menjadi responden tanpa paksaan.
4.6 Pengumpulan Data
Proses-proses dalam pengumpulan data pada penelitian ini melalui beberapa tahap, yaitu :
1. Melakukan uji validitas dan uji reabilitas kuesioner yang telah disetujui oleh
penguji dan pembimbing setelah seminar proposal. 2.
Setelah proposal penelitian dan uji validitas serta uji reliabilitas disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan permohonan izin penelitian di PSIK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. 3.
Setelah izin penelitian disetujui, peneliti mendatangi calon responden yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, peneliti datang ke Program
Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2012, 2013, dan 2014 kemudian koordinasi dengan pengurus kelas untuk mengumpulkan calon responden.
Kemudian peneliti membagikan kuisioner sebagai data primer, kuesioner dibagikan kepada 37 mahasiswa angkatan 2012, 48 mahasiswa angkatan
2013 dan 18 mahasiswa angkatan 2014. Total kuesioner yang dibagikan oleh peneliti adalah 103 kuesioner dengan jumlah pernyataan 38 item.
4. Menjelaskan kepada calon responden terkait penelitian, kemudian
memberikan lembar persetujuan Informed consent dan kuesioner dan menjelaskan prosedur pengisian kuesioner.
5. Memberikan waktu pengisian kuesioner kepada responden ± 15 menit
6. Kemudian responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi untuk
diperiksa dan selanjutnya kuesioner diolah serta dianalisa oleh peneliti.
4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
4.7.1 Hasil Uji Validitas
Validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur Siregar, 2013. Untuk mengetahui validitas
suatu instrumen dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor masing- masing variabel dengan skor totalnya.
Perhitungan validitas dilakukan dengan rumus teknik korelasi product moment seperti berikut ini.
√ Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y N : Jumlah responden
X : Jumlah skor tiap butir Y : Skor total seluruh butir
Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan software komputer menggunakan metode Pearson Correlation Korelasi Product
Moment dengan menghitung r atau koefisien korelasi. Apabila r hitu ng ≥ r
tabel 0,05, maka pertanyaan tersebut valid. Apabila r hitung ≤ r tabel maka
pertanyaan tersebut tidak valid Arikunto, 2010. Pada penelitian ini, uji coba instrumen dilakukan pada 21 April tahun
2015. Uji coba dilakukan pada 30 mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2014. Menurut Siswanto 2013 jumlah responden untuk uji
coba minimal 30 orang. Mahasiswa yang diikutsertakan dalam uji coba instrumen ini tidak termasuk dalam responden penelitian. Hasil korelasi tiap-
tiap item pernyataan kuisioner harga diri Rosenberg Self- Esteem berkisar antara 0,477 sampai 0,877. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan r tabel
pada signifikasi 5 dengan n=30, yaitu sebesar 0,361. Karena seluruh item memiliki nilai r hitung ≥ nilai r tabel, maka dapat dinyatakan kuisioner
pernyataan no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan10 valid dan layak digunakan untuk penelitian.
Sedangkan hasil korelasi tiap-tiap item pernyataan kuisioner aktualisasi diri Peak Experience Self-Actualization Inventori berkisar antara
0,369 sampai 0,779 kemudian dibandingkan dengan r tabel pada signifikasi 5 dengan n=30, yaitu sebesar 0,361. Karena seluruh item memiliki nilai r
hitung ≥ nilai r tabel, maka dapat dinyatakan kuisioner pernyataan no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26,
27, 28 ini valid dan layak digunakan untuk penelitian.
4.7.2 Hasil Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Jenis pengujian reliabilitas instrumen yang digunakan adalah dengan Alpha
Cronbach, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, hasil uji reliabilitas dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach 0.6
Siregar, 2013.
Pada penelitian ini, reliabilitas kuesioner harga diri menghasilkan nilai a= 0,877 dan kuesioner aktualisasi diri menghasilkan nilai a= 0,919, angka
tersebut lebih besar dari nilai konstanta 0,6 sehingga instrumen ini dianggap reliabel dan dapat dipercaya.
4.8 Pengolahan Data
Pengolahan data yang dilakukan terdiri dari 3 tahap Imron Munif, 2010: a.
Editing
Proses editing adalah memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar peranyataan, kartu, buku register dan lain-lain. Kegiatan dalam
memeriksa data meliputi:
1. Perhitungan dan penjumlahan
Menghitung banyaknya lembaran-lembaran kuisioner atau daftar pertanyaan yang telah diisi dan kembali. Kegiatan ini untuk mengetahui
apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang disebarkan atau ditentukan.
2. Koreksi
Kegiatan ketika koreksi adalah untuk melihat dan memeriksa kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data, memeriksa
keseragaman data. b.
Coding Coding adalah tindakan untuk memudahkan pengolahan data, maka semua
jawaban atau data hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan. Salah satu cara menyederhanakan data hasil penelitian
adalah dengan memberikan simbol-simbol atau kode tertentu, dalam memberi simbol-simbol atau kode, tahapan kegiatan yang dilalui adalah:
1 Untuk jawaban dari pertanyaan tertutup
Cara yang ditempuh adalah memberikan simbol-simbol atau kode tertentu, biasanya dalam bentuk angka untuk setiap jawaban yang
diberikan oleh responden. 2
Jawaban dari pertanyaan terbuka Cara yang ditempuh ialah mengambil intisari dari jawaban yang
diberikan, kemudian dikelompokkan menurut kategori tertentu dan setelah itu tiap kategori diberikan simbol-simbol atau kode berupa
angka. 3
Pemindahan data Setelah pemberian simbol atau kode pada jawaban kuisioner yang
dibagikan kepada responden selesai, maka data yang sudah diberi kode dipindahkan ke dalam suatu media yang mudah ditangani untuk
pengolahan data selanjutnya. Pengolahan data dapat dilakukan dengan cara mekanis, manual atau elektronis.
c. Tabulating
Tabulating, yakni menyusun dan mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan penjumlahan, disusun
dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Pelakasanaan tabulating dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan elektronis.
4.9 Teknik Analisis data
Setelah dilakukan proses pengolahanmanajemen data, langkah selanjutnya adalah melakukan proses analisis data. Tujuan analisis data adalah
agar data yang dikumpulkan memiliki artimakna yang dapat berguna untuk mengatasi masalah kesehatan. Adapun analisis data yang dilakukan dalam
penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu: 1.
Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan suatu analisis untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yang diteliti Arikunto, 2010. Analisa univariat
digunakan untuk mengetahui gambaran data yang dikumpulkan, yaitu gambaran karakteristik harga diri mahasiswa dengan menghitung nilai
mean, standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum, selanjutnya melihat gambaran kemampuan aktualisasi diri mahasiswa secara deskriptif
dengan menghitung distribusi frekuensi dari masing-masing variabel.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat berguna untuk melihat hubungan dua variabel Arikunto, 2010. Dalam peneiltian ini untuk melihat hubungan variabel
harga diri dengan aktualisasi diri. Analisa bivariat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji Korelasi Spearman Rank Rho. Menurut Sofyan
2013 uji Korelasi Spearman Rank Rho merupakan uji yang ditujukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel berskala ordinal dengan
ordinal, dimana asumsi uji Korelasi Spearman Rank Rho adalah: 1 Data tidak berdistribusi normal dan 2 Data diukur dalam skala Ordinal.
Pada uji Korelasi Spearman Rank Rho ini tingkat kemaknaan yang digunakan adalah α= 5 Riwidikdo, 2013. Untuk mengetahui
terdapat hubungan atau tidak dapat dilihat dari nilai signifikan, yaitu jika Sig 0,05 maka Ho diterima, dan jika Sig 0,05 maka Ho ditolak.
Sedangkan untuk mengetahui seberapa besar hubungannya dapat dilihat dengan nilai koefisien korelasi atau nilai r. Koefisien korelasi memiliki
sifat antara -1 hingga +1 dan sifat nilai koefisien korelasi antara plus + atau minus -, yang mana jika korelasi positif + berarti jika variabel 1
mengalami kenaikan maka variabel 2 juga akan mengalami kenaikan, begitu sebaliknya dan jika korelasi negatif - berarti jika variabel 1
mengalami penurunan maka variabel 2 akan mengalami kenaikan, begitu sebaliknya, dan keeratan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut :
0.00-0.20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah, 0.21-0.40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah, 0.41-0.70 berarti korelasi
memiliki keeratan kuat, 0.71-0.90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat, 0.91-0.99 berarti korelasi memiliki keeratan kuat sekali, dan
1 berarti korelasi sempurna Sujarweni, 2014.
4.10 Penyajian Data
Dalam penelitian ini, data disajikan dalam bentuk tabulasi yang kemudian dijabarkan dalam bentuk tulisan.
4.11 Etika Penelitian
Peneliti dalam melakukan penelitian ini menerapkan prinsip etis Siswanto, 2013, sebagai berikut:
1. Memperlakukan partisipan secara terhormat.
Proses penelitian menyangkut orang dan kehidupannya. Bagi beberapa orang,
menjadi partisipan
penelitian adalah
suatu hal
yang menyenangkan, namun ada juga yang tidak suka terlibat dalam penelitian,
baik sebagai responden maupun informan. Ada juga yang terlibat karena terpaksa. Apapun bentuk keterlibatan orang lain, peneliti tidak boleh
mengganggu kepentingan mereka sedikitpun. 2.
Menjaga kerahasiaan identitas dan informasi dari partisipan. Peneliti wajib menjaga kerahasiaan partisipan penelitian dan informasi
yang diperoleh. 3.
Menentukan apakah penelitian dilakukan secara terbuka atau tertutup.
73
BAB V HASIL PENELITIAN
Bab ini peneliti akan menjabarkan beberapa temuan selama melakukan penelitian yang dibahas dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat. Hasil
penelitian ini telah menjawab permasalahan yang telah dihipotesiskan.
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Program Studi Ilmu Keperawatan mendapatkan izin penyelenggaraan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional RI Nomor:1356DT2005 tanggal 10 Mei 2005 dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI
Nomor:Dj.II1232005 tanggal 17 Mei 2005, yang diperpanjang izin penyelenggaraannya sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI Nomor: Dj.I382010 tanggal 29 Januari 2010. Lulusan PSIK bergelar Sarjana Keperawatan S.Kep dan lulusan pendidikan profesinya
mendapat sebutan Ners Ns. Pada tahun 2012 Program Studi Ilmu Keperawatan terjadi perubahan
kurikulum dari kurikulum conventional ke student center learning dengan menggunakan metode problem base learning, salah satu metode digunakan yaitu
metode seven jump. Pada semester ganjil 20122013 PSIK UIN Jakarta melaksanakan implementasi perubahan kurikulum dengan metode pembelajaran
sistem modul. Pada tahun 20142015 PSIK melaksanakan dua kurikulum dan
metode pembelajaran yang berbeda, dimana mahasiswa angkatan 2014, angkatan 2013, dan angkatan 2012 menggunakan kurikulum 2012 dengan metode
pembelajaran modul yang berorientasi Student Centered Learning, sedangkan mahasiswa angkatan 2011 menggunakan kurikulum 2008 dengan metode
pembelajaran conventional yang berorientasi Teacher Centered Learning.
B. Karakteristik Responden
Penelitian ini dilakukan pada 103 mahasiswa, dengan jumlah responden pada masing-masing angkatan yaitu angkatan 2014 sebanyak 18
orang, yang merupakan jumlah sisa dari uji validitas sebanyak 30 orang, dimana jumlah mahasiswa angkatan 2014 keseluruhan yaitu 48 orang, kemudian
angkatan 2013 sebanyak 48 orang dan angkatan 2012 sebanyak 37 orang. Jumlah ini sesuai dengan metode pengambilan sampel yaitu total sampling, data
didapatkan dari bagian akademik Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tabel 5.1 menunjukkan distribusi
frekuensi responden mahasiswa keperawatan berdasarkan angkatan
Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Responden Mahasiswa Keperawatan Berdasarkan Angkatan
No Angkatan Frekuensi
Persentase
1 2012
37 35,9
2 2013
48 46,6
3 2014
18 17,5
Total 103
100
Tabel 5.1 diatas menunjukkan angkatan 2013 merupakan responden yang paling banyak yaitu berjumlah 48 orang 46,6.
C. Hasil Uji Normalitas
Sebelum dilakukan analisis univariat maupun bivariat, kenormalan data terlebih dahulu diuji. Uji normalitas ini digunakan untuk melihat apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai Kolmogorov Smirnov 0.05 maka data diasumsikan tidak berdistribusi normal, begitu sebaliknya. Tabel 5.2 berikut ini
adalah hasil uji normalitas pada masing-masing variabel penelitian:
Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas Data Variabel
Kolmogorov SmirnovKS Distribusi Data
Harga Diri 0.000
Tidak normal Aktualisasi Diri
0.002 Tidak normal
Dari tabel 5.2 di atas, data dari semua variabel diasumsikan tidak berdistribusi normal karena KS0.05 sehingga analisis selanjutnya menggunakan
uji statistik non parametrik. Pada penelitian ini, variabel yang dihubungkan adalah variabel aktualisasi diri dependen dan harga diri independen. Kedua
variabel tersebut merupakan data numerik dan kategorik sehingga uji nonparametrik yang digunakan untuk analisis bivariat adalah uji Rank Spearmen.
D. Hasil Analisa Univariat
Analisa univariat menjelaskan karakeristik harga diri dan kemampuan aktualisasi diri dalam proses belajar metode seven jump. Untuk harga diri
ditampilkan dengan menghitung mean, standar deviasi, nilai minimal, dan nilai maksimal. Sedangkan nilai aktualisasi diri dihitung dengan frekuensi dan
persentasi.
1. Gambaran Karakteristik Harga Diri Mahasiswa
Distribusi skor karakteristik harga diri mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam proses
belajar metode seven jump dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut; Tabel 5.3: Distribusi Skor Karakteristik Harga Diri Mahasiswa Program
Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Proses Belajar Metode Seven Jump
Responden Mean
S. deviasi Min- maks
Harga diri 19.89
3.346 11-29
Berdasarkan Tabel 5.3 diatas maka diperoleh nilai mean 19.89, standar deviasi 3.346, dan nilai minimun 11, serta nilai maksimum 29.
Persentase item pertanyaan harga diri yang dijawab oleh responden dapat dilihat pada tabel 5.4:
Tabel 5.4 Persentase Jawaban Item PertanyaanHarga Diri Responden No
Item pernyataan SS
S TS
STS
1 Secara keseluruhan, saya merasa puas
dengan diri saya sendiri 21.4
64.1 14.6
2 Kadang-kadang saya pikir saya orang yang
tidak baik sama sekali 20.4
56.3 22.3
1 3
Saya rasa saya memiliki sejumlah kualitas yang baik dari diri saya
12.6 80.6
6.8 4
Saya mampu melakukan banyak hal, sebaik sebagian besar yang dilakukan orang lain
15.5 73.8
10.7 5
Saya merasa tidak memiliki banyak hal yang bisa saya banggakan pada diri saya
16.5 69.9
13.6 6
Saya kadang-kadang merasa sangat tidak berguna pada saat memecahkan masalah
dalam proses belajar 10.7
69.9 19.4
7 Saya merasa bahwa diri saya beharga,
setidaknya sama beharga dengan orang lain
32
60.2 7.8
8 Saya merasa saya tidak dihargai dalam
proses belajar seven jump , saya berharap saya dapat lebih dihormati
2.9 27.2
52.4 17.5
9 Secara umum, saya merasa saya orang yang
gagal dalam memecahkan masalah saat proses belajar metode seven jump
22.3 68.9
7.8 1
10 Saya memiliki sikap yang positif terhadap
diri saya sendiri 35
60.2 3.9
1
Pada tabel 5.4 diatas terlihat pernyataan sangat setuju banyak dijawab oleh responden pada item no 7 sebesar 32 , dan pernyataan setuju banyak
dijawab oleh responden pada item no3 sebesar 80.6.
2. Gambaran Kemampuan Aktualisasi Diri mahasiswa Keperawatan UIN
Hasil ukur untuk aktualisasi diri yaitu berdasarkan nilai skor dalam kuesioner aktualisasi diri peak experience self-actualization inventory oleh
Wilsow dan Kneisl 1983 yaitu jika nilai skor 0-79: Aktualisasi diri rendah, 80- 111: Mendekati aktualisasi diri, 112-149: Aktualisasi diri sedang, dan 150-200:
Aktualisasi diri tinggi. Distibusi frekuensi responden berdasarkan kemampuan aktualisasi diri
mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dilihat pada tabel 5.5;
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kemampuan Aktualisasi Diri Mahasiswa PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Aktualisasi diri Frekuensi n Persentase
Aktualisasi diri rendah 29
28.2 Mendekati Aktualisasi diri
26 25.2.0
Aktualisasi diri sedang 29
28.2 Aktualisasi diri tinggi
19 18.4
Total 103
100
Data yang ada pada tabel 5.5 diatas terlihat bahwa dari 103 responden, mayoritas responden memiliki kemampuan aktualisasi diri sedang yaitu sebanyak
29 orang 28.2 dan memiliki kemampuan aktualisasi diri rendah berjumlah 29 orang 28.2.
Karakteristik aktualisasi diri responden berdasarkan angkatan dapat dilihat pada tabel 5.6
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Aktualisasi Diri Berdasarkan Angkatan di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Aktualisasidiri Total
Rendah Mendekati Sedang
Tinggi Angkatan 2012
9 9
10 9
37 2013
15 12
14 7
48 2014
5 5
5 3
18
Total 29
26 29
19 103
Berdasarkan tabel 5.6 diatas terlihat bahwa dari 103 responden, Angkatan yang memiliki aktualisasi diri tinggi terbanyak yaitu angkatan 2012.
Selanjutnya persentase item pertanyaan aktualisasi diri yang dijawab oleh responden dapat dilihat pada tabel 5.7;
Tabel 5.7 Persentase Jawaban Item Pernyataan Aktualisasi Diri Responden No
Item Pernyataan SS
S KK
TP
1 Menilai orang lain dengan akurat dalam
proses belajar 4.9
49.5 45.6
2 Mencari kesalahan orang lain dalam proses
belajar 38.8
57.3
3.9 3
Menerima ketidakpastian dalam proses belajar
1 41.7
55.3 1.9
4 Mudah menerima kelebihan dan kekurangan
diri sendiri 11.7
57.3 31.1
No Item Pernyataan
SS S
KK TP
5 Menerima pendapat orang lain, meskipun
tidak setuju dengan pendapatnya 6.8
50.5 41.7
1 6
Memiliki ide-ide kreatif dalam proses belajar 5.8
45.6 48.5
7 Menyukai melakukan kegiatan yang tidak
terencana dan tidak dipersiapkan 7.8
38.8 44.7
8.7 8
Melibatkan diri dalam masalah orang lain 4.9
14.6 70.9
9.7
9 Mampu mengemukakan pendapat pendapat
sendiri dan tidak tergantung pada orang lain 3.9
38.8 56.3
1 10
Mampu berkata jujur dalam mengemukakan pendapat
13.6 62.1
24.3 11
Mempertahankan kebiasaan-kebiasaan dan tradisi lokal dalam proses belajar
2.9 48.5
42.7 5.8
12 Mendapatkan dukungan dari teman sebelum
membuat keputusan dalam proses belajar 8.7
55.3 33
2.9 13
Mampu untuk membuat keputusan sendiri 12.6
50.5 36.9
14 Mendapatkan kesenangan ketika berdiskusi
memecahkan masalah dan bersosialisasi dengan orang lain dalam proses belajar
20.4 55.3
24.3
15 Menyukai setiap proses pembelajaran dalam
metode seven jump 13.6
49.5 36.9
16 Merasa terinspirasi setelah melihat atau
mendengar orang lain mengemukakan pendapatnya dalam proses belajar metode
seven jump 22.3
56.3 20.4
1
17 Memiliki empati sikap tenggang rasa
terhadap apa yang dirasakan orang lain 21.4
50.5 28.2
18 Membantu orang lain untuk berkembang dan
menjadi lebih baik 15.5
42.7 41.7
19 Memiliki hubungan yang dalam dan
bermakna dengan beberapa teman 22.3
46.6 31.1
20 Merasa bahwa diberi tugas berdasarkan
kemampuan dan kompetensinya dalam proses belajar metode seven jump
12.6 49.5
36.9 1
21 Melakukan hal-hal yang disukai
31.1 39.8
29.1 22
Merasa bahwa menyampaikan pendapat dalam proses belajar adalah penting
21.4 63.1
15.5
No Item Pernyataan
SS S
KK TP
23 Mudah tertawa terhadap humor yang
manusiawi, menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Tidak tertawa
terhadap humor yang menghina, merendahkan, atau bahkan menjelekkan orang
lain. 20.4
47.6 32
24 Menantikan saat-saat mendapatkan
pengalaman-pengalaman baru 23.3
45.6 31.1
25 Menyukai pengalaman puncak pengalaman
tanpa dibatasi ketakutan, keraguan,dll dan pengalaman yang tidak biasa
21.4 41.7
35.9 1
26 Meyakini bahwa kejujuran adalah sikap yang
baik dalam proses belajar
39.3
57.3 2.9
27 Percaya bahwa harus selalu berkata benar
dalam proses belajar 37.9
55.3 5.8
1 28
Memiliki dedikasi rasa pengorbanan yang tinggi dalam proses belajar untuk kehidupan
atau tujuan sosial 18.4
50.5 31.1
Pada tabel 5.7diatas terlihat pernyataan sangat sering banyak dijawab oleh responden pada item no 26 sebesar 39.3 , pernyataan sering banyak dijawab
oleh responden pada item no 22 sebesar 63,1 .
E. Hasil Analisa Bivariat
1. Hubungan Harga Diri Mahasiwa dengan Kemampuan Aktualisasi Diri