Dzikir Khafîy Metode Dzikir yang Berkembang

34 segenap perhatian tercurah untuk menyebut nama Allah, segalanya hilang dari orbit persepsi dan imajinasi. 60 Hal di atas sama dengan pengertian dzikir yang dijelaskan oleh guru penulis, Syaikh Ɩbdul Mâlik al-Dien, selaku mursyid dari Tarekat Naqsyabandiyyah Husainiyyah, Madura. Ia menjelaskan bahwa, “hakikat dzikir adalah lupa, lupa akan sesuatu yang lain selain yang diingat, dalam hal ini adalah Dzat Allah yang Maha Suci. 61 Dalam aliran spiritual, pengingatan berkaitan dengan apa yang ada di alam batin adalah pengingatan kepada sumber dari segala perwujudan dan segala sifat- sifat.

B. Metode Dzikir yang Berkembang

Telah diketahui oleh masyarakat pada umumnya, di Indonesia terdapat berbagai macam forum-forum perkumpulan dzikir dan tarekat dengan berbagai macam metodenya. Jika dilihat dari bentuk dzikir, sebagian ulama mengklarifikasikan dzikir kepada dua metode, yaitu dzikir bil khaf î y tersembunyi, dan bil jahr keras. Mereka memperdebatkan mana yang lebih utama antara dzikir bil khafîy dan bil jahr

1. Dzikir Khafîy

Dzikir khafîy atau dzikir diam. Ini adalah visi cahaya keindahan kesatuan. Dzikir diam yang lembut, nikmat dan sangat manis. Dinamakan juga dengan 60 Sudirman Tebba. Meditasi Sufistik, Bandung: Pustaka Hidayah, 2004, h. 77. Lihat juga, Abi al-Q â sim Abdul Kar î m bin Haw â zin al-Qusyairi. Ris â lah al-Qusyairiyyah Beirut: D â r Kutub al-‘Ilmiyyah, 2001, h. 257. 61 Wawancara Pribadi dengan Syaikh Abdul M â lik al-Dien, via chating jaringan sosial Facebook, pada tanggal 18 Februari 2011. 35 dzikir tidak bersuara, hanya hati yang mengucapkan lafaz ismu dzat “Allah.” Pada awalnya mulut berdzikir diikuti hati, kemudian lidah berdzikir sendiri sampai lancar, akal pikiran diikuti rasa kenikmatan, sehingga cahaya Ilâhi masuk ke dalam hati, ingatan semata-mata hanya kepada Allah, dan akhirnya seakan-akan seluruh badan dipenuhi oleh dzikir. Dzikir khafîy biasa dipraktekkan pada Tarekat Naqsyabandi, dengan alasan dzikir khafîy terelatak di dalam hati, tidak mudah diganggu oleh kesibukan-kesibukan, dan juga mengingat perasaan hati dalam kehidupan sangat menentukan. 62 Telah disebutkan di dalam Mak â nat al-Dzikr baina al-Ib â d â t karya ‘Utsm â n Sa’ î d al-Syarq â wi, “…orang-orang arif di jalan Allah mengatakan tentang dzikir khafîy , bahwa dzikir khafîy lebih utama...” 63 Firman Allah: ˱Δ˴ϔϴ˶Χ˴ϭ Ύ˱ϋ͊ή˴π˴Η ˴Ϛ˶δ˸ϔ˴ϧ ϲ˶ϓ ˴Ϛ͉Α˴έ ˸ή˵ϛ˸Ϋ΍˴ϭ “Sebutlah nama Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut.” QS. Al-A’r â f [7]: 205. Sabda Nabi Muhammad saw.: ˴Δ˴ϳ˶ϭΎ˴ό˵ϣ Ϯ˵Α˴΃ Ύ˴Ϩ˴Λ͉Ϊ˴Σ Ύ˴ϟΎ˴ϗ ˳ΐ˸ϳ˴ή˵ϛ ϲ˶Α˴΄˶ϟ ˵φ˸ϔ͉Ϡϟ΍˴ϭ ˳ΐ˸ϳ˴ή˵ϛ Ϯ˵Α˴΃˴ϭ ˴Δ˴Β˸ϴ˴η ϲ˶Α˴΃ ˵Ϧ˸Α ˶ή˸Ϝ˴Α Ϯ˵Α˴΃ Ύ˴Ϩ˴Λ͉Ϊ˴Σ ˸Ϧ˴ϋ ˴ϝΎ˴ϗ ˴Γ˴ή˸ϳ˴ή˵ϫ ϲ˶Α˴΃ ˸Ϧ˴ϋ ˳΢˶ϟΎ˴λ ϲ˶Α˴΃ ˸Ϧ˴ϋ ˶ζ˴Ϥ˸ϋ˴΄˸ϟ΍ ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˵Ϫ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ˶Ϫ͉Ϡϟ΍ ˵ϝϮ˵γ˴έ ˴ϝΎ˴ϗ ˵Ϫ͉Ϡϟ΍ ˵ϝϮ˵Ϙ˴ϳ ˴Ϣ͉Ϡ ϱ˶Ϊ˸Β˴ϋ ͋Ϧ˴χ ˴Ϊ˸Ϩ˶ϋ Ύ˴ϧ˴΃ ͉Ϟ˴Ο˴ϭ ͉ΰ˴ϋ Ύ˴ϧ˴΃˴ϭ ˸ϥ˶·˴ϭ ϲ˶δ˸ϔ˴ϧ ϲ˶ϓ ˵Ϫ˵Η˸ή˴ϛ˴Ϋ ˶Ϫ˶δ˸ϔ˴ϧ ϲ˶ϓ ϲ˶ϧ˴ή˴ϛ˴Ϋ ˸ϥ˶Έ˴ϓ ϲ˶ϧ˵ή˵ϛ˸ά˴ϳ ˴Ϧϴ˶Σ ˵Ϫ˴ό˴ϣ ˵Ϫ˸Ϩ˶ϣ ˳ή˸ϴ˴Χ ˳Έ˴Ϡ˴ϣ ϲ˶ϓ ˵Ϫ˵Η˸ή˴ϛ˴Ϋ ˳Έ˴Ϡ˴ϣ ϲ˶ϓ ϲ˶ϧ˴ή˴ϛ˴Ϋ “Allah berfirman, ‘Aku sesuai dengan keyakinan hamba-Ku tentang Aku, dan Aku bersamanya apabila dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku 62 Totok Jumantoro, dan Samsul Munir Amin, “Dzikir” dalam Kamus Ilmu Tasawuf T. tp: Amzah., 2005, h. 42-43. 63 ‘Utsman Sa’îd al-Syarqâwi. Makânat al-Dzikr baina al-‘Ibâdât Kairo: al-Hai’ât al- Misriyyah li al-Kitâb, 1993, h. 55. 36 di dalam hatinya, maka Aku akan mengingatnya dalam hati. Jika dia mengingat-Ku di hadapan para makhluk, maka Aku akan mengingatnya di hadapan para makhluk yang lebih baik dari mereka.” 64 \ Diriwayatkan pula oleh Sa’ad bin M â lik, bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda: ˵Ϊ͉Ϥ˴Τ˵ϣ ϲ˶Ϩ˴Λ͉Ϊ˴Σ ˳Ϊ˸ϳ˴ί ˶Ϧ˸Α ˴Δ˴ϣΎ˴γ˵΃ ˸Ϧ˴ϋ ˳Ϊϴ˶ό˴γ ˵Ϧ˸Α ϰ˴ϴ˸Τ˴ϳ Ύ˴Ϩ˴Λ͉Ϊ˴Σ ˵Ϧ˸Α ˶Ϊ˸Β˴ϋ ˸Ϧ˴ϋ ˴Δ˴Βϴ˶Β˴ϟ ˶Ϧ˸Α΍ ˶Ϧ˴Ϥ˸Σ͉ήϟ΍ ˶Ϧ˸Α ˶Ϊ˸ό˴γ ˳Ϛ˶ϟΎ˴ϣ ϲ˶ϔ˸Ϝ˴ϳ Ύ˴ϣ ˶ϕ˸ί͋ήϟ΍ ˵ή˸ϴ˴Χ˴ϭ ͊ϲ˶ϔ˴Ψ˸ϟ΍ ˶ή˸ϛ͋άϟ΍ ˵ή˸ϴ˴Χ ˴ϝΎ˴ϗ ˴Ϣ͉Ϡ˴γ˴ϭ ˶Ϫ˸ϴ˴Ϡ˴ϋ ˵Ϫ͉Ϡϟ΍ ϰ͉Ϡ˴λ ͋ϲ˶Β͉Ϩϟ΍ ˸Ϧ˴ϋ “Sebaik-baik dzikir adalah yang tersembunyi khafîy, dan sebaik-baik rezeki itu adalah yang mencukupi.” 65 Karena dengan dengan dzikir bil khafîy lebih dapat membangkitkan keikhlasan, lebih jauh dari sifat riya, lebih banyak mengandung faedah, lebih sempurnanya tingkatan, lebih dekatnya derajat, lebih murninya kesucian, dan lebih berlimpahnya ma’rifah. 66 Hati adalah tempat iman, sumber-sumber cahaya dan penuh dengan rahasia. Dalam aplikasinya, dzikir ini mempertimbangkan tarikan nafas, dengan selalu menyebut “Lâ Ilâha Illall â h” dengan diam, yang berbicara hanya hatinya, hal ini dikenal dengan D â s al-Anf â s dzikir berupa menjaga pernafasan. Sebab, keluar masuknya pernafasan yang dibarengi dengan kesadaran tentang kehadiran Allah merupakan pertanda bahwa kalbu itu hidup serta berkomunikasi langsung 64 Sahih Muslîm, Beirut: Dâr al-Kitâb al-Arabiy, 2004, kitab. al-Dzikr wa al-Du’â, bab. fadhl al-Dzikr wa al-Du’â wa al-Taqarrub ilallâh. Lihat juga, Imam al-Bukhâri di dalam kitab at- Tauhîd, bab. wa yuhadzdzirukumullâh nafsah, Sunan al-Tirmîdzi, kitab. al-Da’awât bab. Fi Husn al-Dz â n billah Azza wa Jalla, Sunan Ibnu Majah, kitab. Ad â b, bab. Fadhl al-‘Amal, dan Musnad Ahmad bin Hanbal, bab. Musnad Abi Hurairah radhiyallâh ‘anhu. 65 Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari hadis Sa’ad bin Abi Waqq â s. Lihat, Abû ‘Abdull â h Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilâl bin As â d al-Syaibânî. Musnad Ahmad bin Hanbal, bab Musnad Abi Ishâq Sa’ad bin Waqq â s, Beirut: Dâr al-Hadits, 1995, juz. 4, hadis no. 1559, h. 260. 66 ‘Utsman Sa’îd al-Syarqâwi. Makânat al-Dzikr baina al-‘Ibâdât, Kairo: al-Hai’ât al- Misriyyah li al-Kit â b, 1993, h. 55. 37 dengan Allah Sebaliknya, seorang yang lupa mengingat Allah pertanda bahwa kalbunya mati, karena tidak ada komunikasi dengan Yang Maha Hidup. Dalam al-Qur’ân disebutkan, Yang Maha Hidup itu digambarkan sebagai cahaya langit dan bumi. Ketika tidaka ada hubungan denga sumber cahaya itu, kalbu pun tidak mendapatkan pancaran cahaya, sehingga gelap dan mati. Untuk mencapai dzikir ini diperlukan latihan yang teratur dan disiplin; namun, menurut para ahli tasawuf cara termudah untuk mengefektifkan dzikir khafîy ini adalah dengan cara berguru kepada seorang mursyid 67 atau pembimbing yang sudah mencapai ma’rifah 68 kepada Allah. Dzikir ini dipraktekkan untuk menghilangkan sifat munafik dan menjaga agar terhindar dari bisikan jahat.

2. Dzikir Jahr Keras