Ideologi adalah cara manusia melakukan persepsi terhadap dunia dan dirinya sendiri dan menjadikan ideologi sebagai kontrol terhadap sesuatu untuk
dikatakan bahwa sesuatu itu memang benar. Seperti ungkapan Samuel Backer yang dikutip Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, Governs the way we
perceive our world and ourselves; it control what we see as natural or obvius”
27
. Secara tegas, ideologi menjadi suatu referensi dalam melihat berbagai
fenomena dan menjadi referensi bagi pembentukan suatu pemahaman dan kebenaran. Ideologi menjadi sangat penting dalam menentukan solusi dan
penyimpulan terhadap kebenaran dari berbagai persoalan atau permasalahan, termasuk cara pandang terhadap pengetahuan.
Pada Kajian tentang Ideologi, juga muncul berbagai pendapat terkemuka tentang ideologi yang tidak netral seperti pendapat - pendapat sebelumnya dalam
tulisan ini. Bahwa ideologi tidak hanya suatu sistem berpikir tapi juga menjadi arah dari tindakan dan refleksi suatu kesadaran.
Dalam penelitian ini, Ideologi akan dipandang sebagai suatu sistem berfikir dan keyakinan. Suatu sistem berpikir tentang tatanan, norma dan nilai
yang kemudian diyakini sebagai jalan hidup dan cara pandang terhadap dunia yang menentukan benar dan salah.
b. Ideologi dan Media Massa
Ideologi menjadi nilai dan kepercayaan yang turut serta dalam membangun sistem dalam media massa. Menentukan tujuan, tata kerja, dan tentu
saja isi media massa.
27
Ibid, h. 222
Pengaruh ideologi terhadap media berbeda dengan pengaruh-pengaruh lainnya terhadap media. Dalam pola pengaruh terhadap media yang diungkapkan
oleh Shoemaker dan Reese, digambarkan bahwa ideologi menempati level paling luar namun melingkupi semua pengaruh yang lainnya. Lebih jelasnya, ideologi
memberikan pengaruh terhadap individu pekerja media, rutinitas kerja media, organisasi media, dan pengaruh kekuatan eksternal media.
Perbedaan ideologi membentuk terjadinya perbedaan isi media. Dengan kata lain, perbedaan ideologi merepresentasikan perbedaan ketertarikan dan
kepentingan dengan ketidaksamaan. Semuanya ditumpahkan dalam pertarungan teks media. Maka teks media menjadi pusat dari peperangan budaya yang
ditimbulkan karena perbedaan ideologi tersebut. Hal ini tentu saja tidak hanya berbicara tentang ideologi, tetapi juga masuk pada wilayah sejauh mana
penerimaan masyarakat terhadap penyebaran image media massa bersangkutan. Majalah yang berbasis ideologi kapitalis tentunya jauh berbeda dengan
majalah yang bebasis sosialis dalam melakukan eksplorasi tentang fenomena sosial dan ekonomi karena keduanya memiliki perbedaan yang mendasar tentang
nilai, norma, dan keyakinanan tentang bagaimana dunia harus membangun kehidupan sosial dan ekonomi.
Shoemaker dan Reese menyampaikan bahwa transmisi media adalah cara kerja ideologi itu sendiri. Idelologi bekerja melaui media massa. Media adalah
pengatur dari propaganda ideologi itu sendiri
28
.
28
Ibid, h. 222
Media adalah pusat penyebaran ideologi dan budaya. Media adalah pusat berbagai fenomena yang disebut pertarungan ideologi dan pertarungan budaya.
Media menjadi suatu panggung perdebatan tentang ideologi dan budaya. Menurut David Croteau dan William Hoyness tentang posisi media dalam
pertarungan ideologi dan budaya, bahwa teks media dapat dilihat sebagai kata kunci tempat dasar norma sosial diartikulasikan
29
. Media memberikan gambaran tentang interaksi sosial dan institusi sosial.
30
Jelasnya media menajadi penentu tentang sesuatu realitas sebagai hal yang dianggap normal atau tidak normal.
Maka media menjadi alat bingkai dari suatu cara pandang tertentu atau lebih jelasnya suatu ideologi tertentu. Dengan cara pandang media yang berdasar
suatu cara pandang atau ideologi tertentu tersebut, media membingkai berbagai isu dan menetukan keberpihakan dirinya terhadap isu tersebut.
Dalam penelitian ini, berbagai analisis terhadap isi media majalah Syirah dan Sabili dilakukan dengan suatu asumsi bahwa isi dari teks - teks yang
ditampilkan oleh majalah Sabili dan Syirah tidak lepas dari pengaruh ideologi tertentu. Pemahaman tentang pluralisme dalam Islam menjadi suatu isu yang
dibingkai oleh media berdasarkan sudut cara pandang media yang dipengaruhi oleh sistem berpikir media itu sendiri.
c. Ideologi Media dan Isu Tentang Pemahaman Pluralisme dalam Islam