Dari ke empat edisi terpilih mengangkat beberapa tema atau Issue utama. Hal itu dapat diketahui tentang pengumpulan data tentang Issue utamatema dalam
Majalah Tabligh dalam lembar koding sebagai berikut:
A. Analisis Perangkat Pembingkai Teks Rubrik Laporan Utama
Dibawah ini adalah hasil analisis perangkat pembingkai terhadap teks Rubrik Utama Majalah Tabligh.
1. Volume 1 No. 04November 2002
Judul Sindroma Hantu, Klenik, dan Mistik
Visual Images: Gambar rumah Pondok Indah Analisis: Melalui gambar ini, Majalah Tabligh ingin menjelaskan bahwa
rumah pondok indah yang dianggap banyak orang berhantu dan menjadi populer pada saat itu adalah bagian dari perbuatan musyrik jika mempercayainya dan
menjadi kewajiban Majalah Tabligh untuk menyadarkan masyarakat dengan tujuan untuk menjaga tauhid umat Islam.
Depiction: Sampai-sampai menteri agamapun mempercayai klenik dunia irrasional yang naïf lagi dungu ini. Paragraf 1 baris 15-18
Analisis: Label naïf lagi dungu secara vulgar dilekatkan pada kepercayaan klenik yang diyakini oleh Menteri Agama, hal ini dimaksudkan agar masyarakat
menjauhi kepercayaan pada klenik meskipun dicontohkan oleh Menteri Agama Cactchphrases: Apalagi kasus lain yang menerpa menteri agama Said Agil
Husain Munawar dalam kaitannya heboh pembongkaran situs purbakala batu tulis
bogor yang sarat dengan nuansa klenik, dukun, paranormal, dukun, takhayyul, dan kemusyrikan yang ironinya justru diprakarsai oleh seorang menteri agama RI,
seorang yang hafidz Qur’an alumnus ummul Quran Mekkah. Paragraf 5 Baris 11- 23
Analsis: Majalah tabligh berusaha membingkai realitas seorang Menteri Agama yang percaya terhadap hal mistis dengan membenturkannya pada sejarah
pendidikan Menteri Agama, menurut majalah Tabligh, seorang alumnus Ummul Quro Mekkah tidak sepatutnya percaya pada hal-hal yang berbau mistis, hal ini
dianggap sangat kontradiktif. Exemplar: September 2002 lalu muncul lagi kasis klenik yang juga
irasional yakni geboh rumah hantu pondok indah Jakarta Selatan Paragraf 6 baris 4-8
Analisis: kisah rumah di pondok indah yang dipercaya berhantu dijadikan contoh oleh Majalah Tabligh mengenai salah satu kepercayaan masyarakat
Indonesia terhadap hal-hal mistis. Expemplar: Sub Judul : Daftar Lokasi Angker
Analisis: melalui daftar tersebut Majalah tabligh memberikan contoh kepada pembaca mengenai daerah-daerah yang selama ini dianggap angker oleh
kalangan yang percaya mengenai hal-hal mistis. Depiction: Sebagai orang beragama yang waras kita tidak usah ikut-ikutan
meyakini hal-hal angker. Paragraf 13 baris 1-2
Analisis: dalam pernyataan diatas, majalah Tabligh bermaksud melebeli tidak waras “gila” pada orang –orang yang percaya hal-hal angker, dan umat
beragama seharusnya tidak memeprcayai hal tersebut. Depiction: Dosa besar lainnya masih berpeluang diampuni oleh Allah tapi
dosa syirik ini diancam tidak akan diampuni dengan cara apapun. Paragraf 7 baris 13-18
Analisis: pernyataan tersebut adalah intisari dari Al-quran surat Ibrahim ayat 7, menjelaskan bahwa musyrik adalah dosa besar dan Allah akan
menurunkan azab bagi orang-orang musyrik.
2. Volume 1 No.10 Mei 2003
Judul, Gerilya Kristen di sekolah
Depicition: “mereka telah melakukan rekayasa yang sistematis, agar semua murid yang non Kristen harus mengimani kepercayaan kristiani” Paragraf
1 baris 15 -17 Analisis: Pada kalimat diatas majalah tabligh mecoba membingkai wacana
pembaca dengan mengkontruksi adanya rekayasa terencana dari pihak kristiani untuk melakukan pemurtadan dengan terus menerus meberikan mata pelajaran
agama kristiani pada siswa beragama non Kristen terutama Islam sebagai upaya mengkristenkan siswa tersebut.
Depicition: “Menurut pimpinan pondok pesantren modern gontor K.H
Abdullah Sarkasih “ada pemaksaan agama secara terselubung di sekolah-sekolah Kristen dan katolik. Paragraf 6 baris 4-7.
Analisis: Dengan mengutip statement seorang tokoh agama, Majalah Tabligh berupaya menggiring pembaca untuk meyakini adanya “penipuan” yang
dilakukan oleh institusi pendidikan Kristen sehingga membuat orang yang beragama Islam takut untuk bersekolah disana karena khawatir dipaksa pindah
agama. Exemplar: menurut pengakuannya banyak anak-anak muslim yang
bersekolah disekolah katolik atau Kristen, iman dan islamnya goyang bahkan tidak sedikit yang murtad atau pindah menjadi Kristen. Paragraf 7 baris 1-5
Analisis: Melalui kalimat tersebut, Majalah Tabligh mecoba memberikan contok nyata kepada pembaca bahwa terdapat bukti-bukti adanya kristenisasi atau
pemurtadan yang dilakukan oleh institusi sekolah yang diakibatkan oleh tidak adanya pendidikan agama selain Kristen bahkan kepada siswa yang beragama non
kristenpun.
Sub Judul Laporan Utama: Lagu Lama Orang Kristen Depiction: Bagi kalangan politisi islam di parlemen sejak zaman orde
baru, ihwal ‘nyeleneh’ orang-orang Kristen yang memperjuangkan aspirasinya yang sangat tidak logis itu sudah menjadi langganan. Paragraf 3 baris 6-11
Analisis: Pada baris tersebut Majalah Tabligh menggunakan sebuah kata yang berkonotasi pada hal negative, selain itu kata “nyeleneh” diperkuat dengan
adanya kalimat yang menjelaskan bahwa orang Kristen tidak logis dalam hal penyampaian aspirasinya. Majalah Tabligh berupaya menyangkal bahwa setiap
warga negara, terlepas dari apapun agamanya memiliki hak yang sama dalam menyalurkan aspirasi tanpa boleh dilebeli hal-hal yang bersifat negative.
Metaphors: Bagai macan yang terluka, orang-orang PDIP itu dengan garang menentang agar dibatalkan. Paragraf 4 Baris 23-26
Analisis: Macan yang terluka diatas adalah ditujukan kepada para politisi PDIP yang berupaya untuk melakukan usulan tinjau ulang atas RUU SISDIKNAS
yang hampir disahkan. Majalah Tabligh menggunakan konotasi binatang yang terluka pada PDIP untuk mengkonstruksi bahwa politisi PDIP melakukan
tindakan yang diluar batas kewajaran manusia. Deciption: Pihak Kristen tetap berkeras melanggar UU berkaitan dengan
penyediaan guru agama islam di sekolah Kristen. Begitu gamblang untuk di tebak pihak Kristen menentang ketentuan itu, karena mereka tidak mau menyediakan
guru agama islam di sekolah Kristen dimana muridnya mayoritas justru beragama islam.mereka berkepentingan untuk tetap dan terus memaksakan murid beragama
islam yang bersekoalah di lembaga pendidikan Kristen di beri pelajaran agama Kristen. Dengan kata lain proyek kristenisasi melalui sekolah Kristen yang
hasilnya sangat ampuh ini tidak ingin dihapuskan. Paragraf 5 baris 9-30. Analisis: Majalah Tabligh tengah merekonstruksi realitas bahwa sekolah
Kristen yang tidka mau menyediakan guru agama selain guru agaman Kristen secara otomatis dapat terlihat memiliki motif untuk melakukan kristenisasi pada
siswai-nya.
Deciption: Argumentasi pihak Kristen ini niscaya sangat semberono, tidak logis, bahkan main menang-menangan yang tak berdasar. Paragraf 6 baris 29-33.
Analisis: kalimat diatas adalah kesimpulan dari statement dari tokoh Kristen mengenai penolakan penyediaan guru agama non Kristen di skeolah
Kristen, statement tersebut adalah “ibarat orang masuk warung soto, niscaya hidangan yang ada hanya soto, dan jika minta gudeg tentu saja tidak akan
dilayani”. Kalimat tersebut dikonstruksi dan disuguhkan kepada pembaca sebagai sebuah statement yang sangat negative dan tidak beralasan.
Metaphors: Rosihan menggambarkan 2 tokoh Kristen itu melawan bagai singa yang terluka menghadapi lawan-lawannya Paragraf 13 baris 35-38
Analisis: kalimat diatas adalah perumpaan untuk mejelaskan upaya yang dilakukan oleh tokoh Kristen dalam memperjuangkan penolakan RUU
SISDIKNAS. Dalam konteks sebenarnya singa yang terluka biasanya akan mengamuk ketika terluka saat pertarungan.
Depiction: Itulah fakta pendirian mereka yang amat gigih kalau tidak mau dikatakan amat busuk Paragraf 14 baris 1-4
Analisis: Lagi-lagi Majalah Tabligh menggunakan kalimat yang bersifat konotasi dalam menggambarkan Kristen tokoh Kristen dalam situasi pro kontra
RUU SISDIKNAS. Kata “busuk” tersebut berupaya menciptakan kesan negative sehingga muncul kebencian terhadap mereka.
Depiction: Termasuk berbagai ide-ide sinting yang dilepas orang-orang intelek, tapi sesungguhnya amat keblinger Paragraf 17 baris 24-27
Analisis: label “sinting” dan keblinger dilekatkan oleh Majalah tabligh kepada tokoh-tokoh yang berupaya untuk mengesahkan peraturan yang
diperbolehkannya pelajaran semua agama diberikan kepada siswa disekolah. Majalah Tabligh membingkai ketidak setujuannya dengan menjelaskan bahwa ide
itu seolah-olah sangat tidak masuk akal dan menyimpang. Depiction: Syukur ide professor terlalu maju berhasil ditepis oleh
kalangan islam setelah habis-habisan menangkal. Paragraf 17 baris 48-51 Analisis: kata “terlalu maju” diatas adalah sebuah sindiran kepada Prof.
Dr. Harsya W. Bachtiar atas usulannya mengenai pembubaran departemen agama karena selama ini dianggap tidak adil pada agama-agama yang lain. Majalah
tabligh membingkai realitas tersebut dengan menjelaskan bahwa hal tersebut dangat tidak mungkin diterapkan.
Exemplar: Satu hal yang pasti, kini orang-orang Kristen semakin radikal dan berani menentang orang islam, bahkan berani berperang habis-habisan di
ambon dan di poso. Ummat islam telah ditantang dan dilecehkan, maka sudah saatnya mereka untuk bangkit untuk menghadapi. Paragraf 19 baris 23-33
Analisis: Majalah Tabligh merekonstruksi konflik ambon dan poso merupakan contoh tindakan Kristen yang semakin radikal dan berani, selain itu
contoh tersebut direkontsruksi untuk menyulut emosi dan kemarahan umat Islam untuk melawan umat Kristen. Majalah Tabligh secara sengaja memacing
kemarahan umat Islam tanpa pernah mempertimbangkan terjadinya perang saudara di Indonesia.
Exemplar: Kristenisasi lewat sekolah semakin Nampak kika kita memperhatikan surat konggergasi pendidikan katolik di sekolah-sekolah katolik.
Dalam surat itu ditegaskan bahwa tujuan sekolah-sekolah katolik adalah untuk menjadikan muridnya Kristen seutuhnya. Paragraf ke 8 baris 1-6
Analisis: Melalui kalimat ini Majalah Tabligh ingin meyakinkan pembaca dengan mengaitkannya pada fakta konggrgasi Pendidikan katolik di sekolah-
sekolah katolik. Exemplar: Untuk itu, sanksi bagi sekolah yang menolak memberi
pelajaran agama sesuai agama muridnya harus tetap dicantumkan dalam RUU Sisdiknas. Jika sanksi itu dihilangkan maka pembangkangan akan terus terjadi.
Paragraf 10 baris 7-11 Analisis: Majalah tabligh mengaitkan wajibnya penerapan RUU
SISDIKNAS dengan bahaya yang akan terjadi jika RUU tersebut tidak dipatuhi dan dilaksanakan oleh institusi pendidikan.
Methapors: Bila sudah seperti itu, jangan disalahkan jika ummat islam sampai pada batas kesabaran yang terakhir, jangan salahkan pula jika sebuah
gereja tiba-tiba dibakar. Paragraf 11 baris 1-6 Analisis: pengandaian situasi pembakaran gereja digunakan gara Kristen
mau menerima dan menerapkan RUU SISDIKNAS di institusi mereka serta mengandaikan kemarahan yang akan muncul dari ummat Islam jika Kristen tidak
bersedia mematuhinya.
Depiction: Walaupun mereka berjumlah kecil, tidak lebih dari 7, tetapi sepanjang kekuasaan di era orde baru cukup menunggangi mesin politik Suharto
dan menguasai pos strategis. Paragraf 16 baris 1-7 Analisis: Majalah Tabligh membingkai sedikitnya jumlah umat Kristen
tidak seimbang dengan posisi dan perlakuan yang istimewa yang mereka dapatkan dengan mendapat jabatan-jabatan diposisi strategis.
3. Volume 2 No. 09 April 2004
Judul, Laisa minna, Liberalisme, pluralisme, inklusivisme Depiction: Judul : Laisa Minna Liberalisme, Pluralisme, Inklusifisme
Analisis : bingkai yang dilakukan majalah tabligh adalah dengan
memasang jargon yang menjelaskan bahwa kelompok liberalis adalah bukan bagian dari Islam dan harus ditentang atau dimusuhi.
Depiction: Gerakan Liberalisme berwajah Islam semakin merajalela, Muhammadiyah bangkit melawan. Bagaimana jika liberalisme Islam juga
melanda oknum Muhammadiyah? Analisis: Majalah tabligh menggunakan leksikok “oknum” kepada kader
muhammadiyah yang memiliki cara pandang liberal. Oknum adalah lebel yang biasanya digunakan untuk seseorang yang menyimpang dari yang seharusnya, dan
Majalah tabligh dengan lebel tersebut tengah mengkategorikan kader muhammadiyah yang berfikiran liberal sebagai kelompok yang menyimpang dan
melanggar.
Catchphrases : Muhammadiyah didirikan dengan idealism untuk
mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya, yaitu islam yang murni, bersumber dari Al’quran dan As-Sunnah, bersih dari segala hal yang
mengotorinya: Takhayyul, bid’ah dan Khurafat TBC. Paragraf 1 Baris 1-11 Analisis: penolakan Majalah tabligh atas perilaku TBC adalah merupakan
sebuah perilaku yang bertentangan dengan tujuan Muhammadiyah yang terdapat dapat matan dan keyakinan serta cita-cita hidup Muhammadiyah.
Depiction: Tetapi Pemikiran para liberalis kini semakin bebas dan kebebasan dalam mensosialisasikan berbagai tradisi aneh yang lahir dari rahim
Kristen. Beberapa pemikiran liberali yang diasong dari Kristen itu antara lain: Faham Pluralisme agama, Inklusivisme, Sekulerisme dan metode hermeneutika
untuk menafsirkan al’quran.Paragraf 5 baris 1-12 Analisis: pembingkai yang digunakan pada kalimat diatas adalah dengan
melebeli seorang liberalis dalam konotasi yang negatif. Kata “aneh” serta asosiasi seorang muslim terhadap agama lain adalah merupakan teguran keras dan
peringatan dari Majalah tabligh Depiction: Untuk mengetahui orang-orang yang telah terinfeksi virus
liberal itu.Paragraf 6 baris 1-3. Analisis: kata “virus” yang diperparah dengan kata “ terinfeksi” ditujukan
pada para liberalis yang kemudian menampilkan kesan bahwa para liberalis adalah penyakit yang berbahaya dan perlu disembuhkan.
Depiction: Umumnya para liberalis itu alergi dengan klaim kebenaran truth claim.Paragraf 7 baris 1-3
Analisis: pembingkaian dilakukan dengan menggunakan leksikon “alergi” dimana seperti halnya virus, alergi adalah sebuah jenis penyakit yang perlu
disembuhkan. Exemplar: Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan
telah Kucukupkan nikmat-ku dan telah Kuridhoi islam itu sebagai agamamu Al’Maidah : 3 Paragraf 12 bar is 1-6
Analisis: mengaitkan sebuah ayat dalam menyampaikan sebuah pesan adalah merupakan strategi efektif karena hal tersebut akan dianggap sebuah
landasan yang tidak dapat dibantahkan. Exemplar: Islam merupakan satu-satunya dinullah yang diridhoiNya juga
satu-satunya petunjuk hidup yang akan membawa manusia kepada keselamat dan kebahagiaan dunia dan akhirat lihat Muqaddimag AD Muhammadiyah,
Kepribadian Muhammadiyah dan MKCH. Paragraf 14 baris 1-10 Analisis: dalam kontek menguraikan sebuah argumentasi maka Majalah
Tabligh selain menggunakan ayat dalam al-quran, Majalah tabligh juga menggunakan nilai-nilai yang telah diyakini oleh Muhammadiyah yang telah
didogmakan kepada anggotanya. Exemplar: Surah Al’Imran ayat 19 dan 85. Paragraf 15
Analisis : Majalah tabligh dalam semua hal meyakini bahwa teori atau uraian dengan berlandaskan al-quran dan assunnah adalah argumentasi yang tidak
dapat dibantahkan oleh siapapun.
Catchphrases : Berawal dari keprihatinan dan keresahan warga
Muhammadiyah itu, maka para pengawal islam yang dimotori oleh MTDK muhammadiyah dan UMS mengadakan seminar. Paragraf 17 baris 1-5
Analisis : penggunaan pengawal Islam merupakan sebuah jargon yang menarik dengan mengklaim dirinya sebagai kelompok paling benar dan
pelingdung agama Islam. Depiction : Dia hanya berkilah, “waktu yang diberikan untuk menjawab
tidak mencukupi” Paragraf 27 baris 3-5 Analisis
: melalui kalimat ini Majalah Tabligh sedang membingkai maksud dari statment Yunan Yusuf mengenai semua orang bebas menafsirkan
Al’Quran dan Hadits seliberal mungkin agar tidak keluar dari batasannya. Paragraf 23 baris 1-5 tanpa memberitakan secara komperhensif dalam konteks
apa Yunana Yusuf menyampaikan hal tersebut. Depiction : Sub Judul : Para penganut tafsir hermeneutika menghakimi
pemikiran para mufasir salafussalih yang telah teruji paliditasnya selam 13 abad lamanya Paragraf 11 baris 1-7
Analisis : upaya pembingkai yang dilakukan majalah tabligh kepada para pemikir liberal adalah dengan menyatakan ketidak kompetensiannya dalam
melakukan tafsir atas nilai-nilai agama.
4. Volume 3 No. 07 April 2005
Judul, Syir’ah, musuh Islam berlebel Islam Catchphrases: Judul: Syir’ah Musuh Islam berlebel Islam
Analisis: jargon ini dugunakan untuk membingkai realitas dan menempatkan Majalah Syir’ah sebagai majalah yang bertolak belakang dengan
islam atas pemberitaannya yang selalu berpihak pada nilai-nilai pluralism dan liberalism.
Depiction: Yang paling parah lagi, bila itu dilakukan oleh orang yang memakai label Islam. Salahsatunya adalah majalah syir’ah, yang didanai oleh The
Asia Foundation TAF. Mendengan nama TAF, tentu tidak heran lagi di telinga kita, pastilah lembaga yang didanai bersenyawa dengankelompok liberalis
bekedok islam lainnya. Sebab, hamper smeua LSM yang didanai oleh TAF
produknya sama, yaitu mengerogoti akidah islam. Paragraf 3 baris 1-10
Analisis: dalam kalimat ini sangat jelas penggunaan lebel atau leksikon bagi TAF dengan menunding TAF dan Majalah Syir’ah berkedok Islam dan
memiliki tujuan untuk menghancurkan Islam. Exemplar: Tapi akhlaknya buruk tidak seindah motonya, misinya kotor,
tak seterang namanya, setiap edisi yang diterbitkan tiap bulan, selalu ada racun yang ditebarkan kepada pembaca di negara muslin terbesar didunia ini. Topic
racunnyapun moton yakni mencitranegatifkan umat islam, mencitrapositifkan yahudi dan nasrani, serta melegalisasi pemurtadan umat islam. Pargaraf 5, baris
1-9
Analisis: Majalah tabligh mengangkat penggalan contoh Majalah syirah mengenai pemberitaan yang tidak sesuai dengan fakta mengenai Islam dan
yahudi. Dan pesan-pesan dalam majalah syirah menunjukan bahwa majalah
Syir’ah adalah majalah yang ingin merusak Islam walaupun nama Syir’ah itu sendri berasal dari bahasa arab baca Islam.
Depiction: Ternyata syirah tidak mengurai fakta menenggang beda, tapi
mengurai fitnah menenggang pemurtadan. Paragraf 6 baris 1-3
Analisis: kalimat tersebut adalah pembingkai realitas mengenai tujuan dan keberadaan majalah itu sendiri untuk mempromosikan nilai-nilai pluralism untuk
kerukunan umat beragama. Depiction: Sub judul: awas propaganda Pemurtadan berlabel Islam
Analisis : Propaganda biasanya digunakan untuk mengkampanyekan hal negatif, dan ini ditujukan kepada majalah syir’ah yang selama ini dianggap sebagai
majalag yang bertujuan untuk melakukan pemurtadan Depiction : Dengan label dan moto islam yang disadangnya, secara rutin
majalah syirah menanamkan propaganda pemurtadan dan mempromosikan berbagai aktifitas dan gerakan kelompok liberal berkedok islam Paragraf 1 baris
1-9 Analisis : Leksikon berkedok islam adalah makna yang konotatif yang
digunakan untuk membingkai realitas pesan-pesan yang disampaikan oleh majalah syir’ah.
Depiction : Memang begitulah keyakinan syirah. Rusak Orang masuk islam dengan orang islam MURTAD sama-sama dikatakan mendapatkan
petunjuk hidayah ilahi” isyarat langit menjelang pindah agama, mereka pindah agama bukan karena disogok mie instan, bagi yang murtad maupun yang mualaf
sama-sama berangkat dari petunjuk ilahi. Pargaraf 18 baris 1-13
Analisis : dengan mengatakan bahwa keyakinan Syir’ah itu rusak, maka Majalah Tabligh telah melukiskan bahwa apa yang diyakini oleh majalah syir’ah
itu sudah pasti sesat. Depiction : Anehnya, sampai sekarang piet hizbullah tak menggunakan
hak jawabnya dengan memberikan bantahan kepada syirah tentang pemurtadan dirinya, ketika masyhud dan abu mumtaz dari Surabaya mewawancarai mujtaba
hamdi, pemimpin redaksi syirah dengan tenang menjelaskan bahwa sampai sekarang kami belum pernah menerima complain dari yang bersangkutan, kalo
berita kami salah kami tunggu sanggahan dan hak jawab fiet haidir”, tentangnya. Paragraf 21 baris 1-18
Analisis : Tabligh menyimpulkan bahwa dengan menyatakan piet tidak melakukan complain maka diasumsikan piet mengakui isu yang ditulis Syirah
bahwa piet sudah murtad. Ini tentu mendiskreditkan, karena seharusnya yang bersangkutan, piet juga dikonfirmasi masalah ini.
Catchprhases : Propaganda “Mesum” Majalah syir’ah Paragraf 31 Analisis : Majalah Tabligh sudah melakukan justifikasi dengan menggunakan
judul ini. Kata mesum yang digunakan jelas menyampaikan sebuah pesan. Seolah-olah apa yang dilakukan oleh majalah syirah berbau mesum semuanya.
Exemplar : Perwajahan syir’ah yang seronokpun tak pantas menyandang label islam, dari capture foto didalamnya lebih tepat kalau syirah dikategorikan
sebagai media “biru” sejajar dengan tabloid hot, pop, lipstick, lelaki, dll. Paragraf 36 baris 1-8
Analisis : Tabligh menyejajarkan syirah dengan majalah lain yang tentunya kontennya sangat berbeda. Ini perumpamaan yang tidak seimbang.
Dengan asumsi tabligh mencoba untuk mengaitkan semua isi majalah syirah dengan majalah lain.
Depiction : Uang memang bisa merubah segalanya jadi kejam karena uang, sahabar bisa jadi musuh, bahkan tak jarang berujung pada dendam dan
pembunuhan. Gara-gara uang pula, orang memusuhi agama dan keyakinannya bahkan tak jarang berujung pada fitnah dan pemurtadan. Paragraf 42 baris 1-10
Analisis : Majalah tabligh menyimpulkan secara konotatif bahwa smua kerjasama lembaga tersebut dengan TAF adalah hanya karena uang. Ia tidak
melihat ada alasan lain yang bisa melatarbelakangi kerjasama itu seperti pemberdayaan masyarakat atau kesamaan nilai-nilai universal yang ingin
diperjuangkan.
B. Analisis Perangkat Penalaran Teks Rubrik Laporan Utama