Sebagai bawahan, penentangan tokoh Ryutaro terhadap atasannya merupakan suatu hal yang bertentangan dengan etika moral. Namun, sebagai seorang dokter
yang memiliki status sosial lebih tinggi dari pada pasien, Ryutaro berkewajiban untuk melindungi dan selalu mengutamakan nyawa pasien. Oleh karena itu,
tindakan Ryutaro tidak dapat sepenuhnya dikatakan bertentangan dengan etika moral di Jepang.
b. Konflik Sosial yang Dialami Tokoh Dr. Akira Satou Cuplikan 5
Profesor Takeo yang licik mengatakan bahwa sejak awal ia sebenarnya tidak pernah berniat merekomendasikan Akira sebagai profesor. Ia juga
mengatakan bahwa Akira bukanlah sosok pemimpin yang baik. Prof. Takeo mengibaratkan Akira sebagai nahkoda yang dapat membahayakan keselamatan
seluruh penumpang. Hal tersebut membuat Akira marah, ia pun membantah ucapan atasannya tersebut.
Akira : Selama ini, anda sendiri sudah membiarkan banyak pasien
tersebut mati, bukan? Prof. Takeo
: Daripada harus kehilangan sekoci, bukankah lebih baik begitu? Akira
: Sepertinya profesor salah paham.......Yang saat ini menggerakkan saya bukan keyakinan, tapi keinginan terakhir dari pasien yang
telah meninggal Mulai sekarang, dendam mereka akan memegang kemudi rumah sakit
Vol. 8 Karte 65
Universitas Sumatera Utara
Analisis
Berdasarkan cuplikan di atas dapat kita lihat adanya konflik sosial dimana tokoh Dr. Akira merasa tersinggung dan marah terhadap penghinaan yang dilontarkan
oleh atasannya, padahal atasannya sendiri adalah sosok yang tega mengorbankan siapa pun demi kepentingan pribadinya. Kemarahan Akira tersebut mendorong
dirinya melakukan pembalasan dendam. Hal ini sama dengan melakukan pemberontakan terhadap atasan.
Tindakan pemberontakan Akira menunjukkan bahwa Akira tidak menjalankan fungsinya sebagai bawahan yang baik. Ia tidak mau menghormati dan mematuhi
atasannya. Tetapi, hal tersebut dilakukannya karena ia merasa benci melihat ulah atasannya yang jahat dan tega mengorbankan apa pun demi kepentingan pribadi.
Hal ini berarti bahwa Prof. Takeo selaku atasan juga tidak menjalankan fungsinya dengan baik, ia telah melewati batasan yang ditetapkan karena tidak dapat
mengontrol nafsu duniawinya. Tindakan yang dicontohkan oleh kedua tokoh tersebut merupakan hal yang sangat bertentangan dengan etika moral yang
berlaku di Jepang.
c. Konflik Sosial yang Dialami Tokoh Noboru Ijuuin Cuplikan 6
Dr. Kihara dan beberapa senior lainnya mengajak Noboru selaku dokter trainee untuk pergi minum-minum. Namun Noboru menolaknya dengan alasan
masih banyak pekerjaan. Penolakan Noboru membuat atasan dan seniornya marah. Atasan : “....Dasar gak berguna”
Universitas Sumatera Utara
Senior : “Dokter trainee maupun Ryutaro adalah sampah buat acara minum- minum, kan? Jangan banyak omong”
Vol. 3 Karte 22
Analisis
Pada cuplikan di atas terlihat adanya konflik antara tokoh Noboru dengan seniornya. Noboru sebagai junior berani menolak ajakan seniornya. Penolakan ini
membuat seniornya marah. Mereka pun mengeluarkan kata-kata kasar kepada Noboru. Perkataan kasar yang dikeluarkan oleh senior Noboru tersebut
merupakan sebuah tindakan yang tidak bermoral. Prilaku yang ditunjukkan oleh senior Noboru di atas tidak sesuai dengan etika
moral yang berlaku di Jepang. Senior yang pada dasarnya memiliki status sosial lebih tinggi seharusnya memperlakukan junior yang berada di bawahnya dengan
sikap mengayomi, seperti yang diajarkan dalam pemikiran gorin maupun wu-lun. Termasuk ketika memarahi junior, tidak dibenarkan untuk menggunakan kata-kata
yang kasar karena hal tersebut dapat menyakiti hati mereka.
Cuplikan 7
Noboru menegur Terabuchi, sesama rekan dokter magang di rumah sakit, yang telah bertindak seenaknya menangani pasien gawat darurat tanpa memanggil
dokter ahli. Tindakan ceroboh Terabuchi tersebut dapat membahayakan nyawa pasien.
Noboru : “Kenapa tidak manggil dokter Nakata? Kenapa kau berbuat
seenaknya begitu?”
Universitas Sumatera Utara
Terabuchi : “Dokter Nakata sih, nggak masalah. Tapi aku gak mau ditegur olehmu, sendirinya dibenci orang”
Noboru : “HAAH?”
Terabuchi : “Semua benci kamu,tahu Dokter Kihara serta Dokter Okashima” Ketika Noboru mengatakan bahwa tindakan ceroboh Terabuchi dapat
membahayakan nyawa pasien, Terabuchi malah mengejek Noboru sebagai penakut. Ejekan temannya tersebut membuat Noboru marah
Terabuchi : “Kalau takut begitu, tidak akan bisa mengobati dengan tenang,kan? Kau tidak cocok jadi dokter”
Noboru : geram sambil berkata dalam hatiApa katamu? Dasar brengsek
Beraninya kau bicara sejauh itu? Vol. 9 Karte 71
Analisis
Pada cuplikan di atas kita dapat melihat adanya konflik antara sesama rekan kerja yang dialami oleh tokoh Noboru. Tokoh Terabuchi, teman sesama dokter magang,
menolak untuk ditegur oleh Noboru. Pada dialog semua benci kamu,tahu Dokter Kihara serta Dokter Okashima mengindikasikan bahwa tokoh Noboru tidak hanya
dibenci oleh sesama rekan kerjanya, tetapi juga dibenci oleh atasan serta seniornya. Seringnya Noboru menolak ajakan seniornya ditambah
keikutsertaannya pada tim Batista yang dipimpin oleh Ryutaro seperti yang dipaparkan pada cuplikan sebelumnya menjadi alasan dirinya dibenci dan
dikucilkan oleh lingkungan kerjanya. Selain dibenci, tokoh Noboru pun kerap menerima ejekan dan hinaan dari temannya sendiri, seperti pada cuplikan
Universitas Sumatera Utara
dilaog kau tidak cocok jadi dokter
Tindakan yang dilakukan oleh rekan Noboru tersebut tidak sesuai dengan etika moral yang berlaku di Jepang. Dalam pemikiran gorin, terdapat etika moral yang
mengatur hubungan sesama rekan sederajat. Walaupun sederajat, kita tetap harus berprilaku sopan, ramah, dan saling menghormati sesama. Tetapi apa yang
dilakukan oleh teman Noboru tersebut justru sebaliknya. Ia malah membenci Noboru dan menghinanya dengan kata-kata yang kasar.
. Ucapan kasar temannya tersebut membuat Noboru marah dan tersinggung.
d. Konflik Sosial yang Dialami Tokoh Dr. Keisuke Fujiyoshi Cuplikan 8